Anda di halaman 1dari 10

KASUS PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR

Nama :1. Nadya Salsabila (183124330050017)


2. Intishar Linur R (183124330050019)
3. Miftahul Jannah (183124330050080)
4. Diana Rosemalya S (183124330050016)
5. Fierdaus
6. Farras Auzan H (183124330050041)
7. Gusta Narendra I (

Kelas : B – Hukum Reguler

Mata Kuliah : Hukum Lingkungan

Dosen : Charles Daniel Leonard Pardede SH., MH

UNIVERSITAS MPU TANTULAR

FAKULTAS ILMU HUKUM

TAHUN AJARAN 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang sebagian hidup tidak dapat dipenuhi karena tidak mempunyai
pekerjaan dan lain-lain, karena hal tersebut sebagian dari masyarakat menggunakan hutan
sebagai jalan pintu untuk memenuhi kebutuhan hidup, yaitu dengan cara menebang pohon
secara liar dan masyarakat tidak sadar atau pekerjaan yang dilakukan itu. Karena pekerjaan
itu dapat mengakibatkan hal-hal buruk diantaranya, terjadi banjir, longsor dan lain-lain, tapi
kalau mereka sadar akan hal itu mungkin penebangan pohon secara liar tidak akan mereka
lakukan pasti tidak akan mengakibatkan hal-hal yang buruk.
Penebangan hutan merupakan usaha menebang atau memotong kayu yang ada di dalam
kawasan hutan, baik yang dilakukan oleh orang perorang maupun oleh badan usaha.
Penebangan hutan ini bisa dibenarkan apabila pelaku pebangan hutan mempunyai ijin
menebang pohon di hutan. hutan merupakan kumpulan pohon-pohon dan hewan yang
berada dalam suatu kawasan yang saling berinteraksi, mereka hidup di atas tanah yang hidup
dalam keseimbangan. Hutan ini akan tetap lestari bila kita mau melestarikannya. Namun,
apabila tidak dilestarikan maka akan timbul kepunahan terhadap ekosistem hutan tersebut.
Kepunahan atau kerusakan hutan ini salah satunya bisa disebabkan oleh penebangan hutan
secara liar, dan oleh sebab itu Fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah juga akan terganggu
akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan berdampak pada
semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir serta tanah longsor di
musim penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak serius terhadap kondisi
perekonomian masyarakat.
Maka dari sekarang kita semua harus sadar bahwa penebangan pohon itu sangat berakibat
patal kalau hutan tidak dijaga penebangan liar pasti akan lebih banyak dan hutan akan
menjadi gundul. Maka dari sekarang kita harus menjaga hutan untuk anak cucu kita di masa
yang akan datang.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk:
1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
2. Menganalisis kasus penebangan hutan secara liar
3. Mengetahui dampak yang akan timbul akibat penebangan hutan secara liar.
4. Mencegah penebangan hutan secara liar menjadi kebiasaan bagi masyarakat.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa sebab akibat masyarakat menebang hutan secara liar?
2. Apa dampak yang ditimbulkan akibat penebangan hutan secara liar?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam masalah penebagan hutan secara liar?
4. Mengapa masalah penebangan hutan secara liar sulit dihentikan?

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan
menggunakan metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah ini
penulis melakukan penelusuran dari data-data yang diperoleh dari internet
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Analisis Kasus


Putusan Nomor 100/Pid.B/LH/2019/PN Rbg
A. Identitas Terdakwa
Nama Lengkap : MUNDI Bin KASMANI.
Tempat Lahir : Rembang.
Umur/Tanggal Lahir : 39 Tahun / 08 April 1980.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Desa Lodan Kulon RT.06 RW.01, Kec. Sarang, Rembang
Agama : Islam.
Pekerjaan : Petani

B. Kronologi Kasus
Bahwa ia Terdakwa MUNDI bin KASMANI pada hari Minggu tanggal 4 Agustus
2019 sekira pukul 19.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam Tahun
2019 bertempat di Kawasan Hutan Negara Petak 31 d Bagian Hutan Gunung
Lasem RPH Gandrirojo BKPH Gunung Lasem KPH Kebonharjo Desa Candimulyo
Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Rembang, yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara
tersebut, telah melakukan tindak pidana yang dengan sengaja melakukan
penebangan pohon dalam kawasan hutan tanpa memiliki izin yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang, perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara
sebagai berikut :
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, berawal pada pukul
17.00 Wib terdakwa MUNDI bin KASMANI bersama Sdr. HASIM dan Sdr.
SAMUDI (masing-masing DPO) bertemu di Warung Kopi Desa Lodan Kulon
Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang, kemudian Sdr. SAMUDI mengajak
terdakwa dan Sdr. HASIM untuk menebang pohon Sonokeling di Hutan
Gandrirojo Sedan, lalu terdakwa dan Sdr. HASIM menerima ajakan Sdr. SAMUDI
tersebut, selanjutnya terdakwa, Sdr. SAMUDI dan Sdr. HASIM pulang ke rumah
masing-masing untuk mengambil alat yang akan digunakan untuk menebang
pohon, selanjutnya terdakwa mengendarai 1 (satu) unit Sepeda Motor Honda Revo
warna hitam tanpa plat nomor sambil membawa 1 (satu) buah Bendo, Sdr. HASIM
mengendarai 1 (satu) unit Sepeda Motor Supra warna hitam tanpa plat nomor
sambil membawa 1 (satu) buah kapak dan Sdr. SAMUDI mengendarai 1 (satu) unit
Sepeda Motor KTM warna hitam tanpa plat nomor sambil membawa 1 (satu) buah
gergaji kayu, selanjutnya mereka berangkat menuju Hutan Negara petak 31 d
Bagian Hutan Gunung Lasem RPH Gandrirojo BKPH Gunung Lasem KPH
Kebonharjo Desa Candimulyo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang,
sesampainya di tempat tersebut terdakwa, Sdr. HASIM dan Sdr. SAMUDI
memarkirkan sepeda motor dan berjalan kaki mencari kayu Sonokeling, setelah
berjalan kira-kira 200 meter terdakwa melihat ada pohon Sonokeling yang berdiri
tegak. Kemudian terdakwa, Sdr. HASIM dan Sdr. SAMUDI melakukan
penebangan 1 (satu) pohon Sonokeling tersebut dengan cara bergantian
menggergaji menggunakan gergaji kayu milik Sdr. SAMUDI, setelah pohon
Sonokeling tersebut roboh, terdakwa, Sdr. HASIM dan Sdr. SAMUDI memotong
ranting dan daun kayu Sonokeling menggunakan Bendo, selanjutnya memotong
Batang kayu Sonokeling menggunakan kapak. Setelah itu Sdr. HASIM dan Sdr.
SAMUDI mengangkat 1 (satu) batang kayu Sonokeling dengan panjang 130 cm,
diameter 31 cm dan volume 0,100 cm³ tersebut menuju tempat parkir Sepeda
Motor, sedangkan terdakwa bertugas membawa alat-alat berupa Gergaji, Bendo dan
Kapak. Bahwa sekira pukul 19.00 wib pada saat saksi SUWIKO bin DASIRIN
(alm) dan saksi KASMU’IN bin TASRIP (alm) yang merupakan Petugas Polter
KPH Kebonharjo sedang melaksanakan patroli di kawasan hutan Negara Petak 31 d
Bagian Hutan Gunung Lasem RPH Gandrirojo BKPH Gunung Lasem KPH
Kebonharjo Desa Candimulyo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang melihat
terdakwa, Sdr. HASIM dan Sdr. SAMUDI sedang memanggul atau memikul kayu
Sonokeling sambil membawa alat berupa Gergaji kayu, Bendo dan Kapak, lalu
saksi SUWIKO bin DASIRIN (alm) dan saksi KASMU’IN bin TASRIP
mengamankan terdakwa, namun Sdr. HASIM dan Sdr. SAMUDI berhasil
melarikan diri dan Barang bukti berupa 1 (satu) buah Gergaji dan 1 (satu) buah
Bendo hilang di tempat kejadian. Selanjutnya saksi SUWIKO bin DASIRIN (alm)
dan saksi KASMU’IN bin TASRIP (alm) melaporkan kejadian tersebut kepada
saksi SUGIYANA bin RESO SUMARTO (alm) dan membawa terdakwa beserta
barang bukti ke Polres Rembang. Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pejabat
yang berwenang untuk menebang pohon di dalam kawasan hutan Negara Petak 31
d Bagian Hutan Gunung Lasem RPH Gandrirojo BKPH Gunung Lasem KPH
Kebonharjo Desa Candimulyo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Bahwa
barang bukti berupa : 1 (satu) batang kayu Sonokeling dengan ukuran panjang 130
cm diameter 31 cm, kayu Sonokeling tersebut benar merupakan kayu Sonokeling
hasil hutan Negara dengan total kubikasi / volume : 0,100 m. Bahwa atas kejadian
tersebut KPH Kebonharjo mengalami kerugian Tunggak sebesar Rp3.268.000,-
(tiga juta dua ratus enam puluh delapan ribu rupiah) dan kerugian kayu sebesar
Rp417.480,- (empat ratus tujuh belas ribu empat ratus delapan puluh rupiah),
sehingga kerugian total sebesar Rp3.675.480,- (tiga juta enam ratus tujuh puluh
lima ribu empat ratus delapan puluh rupiah). Perbuatan terdakwa sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 ayat (1) huruf b Jo. Pasal 12 huruf b UU
R.I. Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
Hutan.
MENGADILI :
1. Menyatakan MUNDI Bin KASMANI telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menebang Pohon Dalam
Kawasan Hutan Tanpa Memiliki Izin dari Pejabat Yang Berwenang “
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 1 (satu) tahun dan 1 (satu) bulan dan denda sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tidak dibayar maka dapat diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu)
bulan
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan
5. Menetapkan barang bukti berupa: -1 (satu) batang kayu sono keling ukuran
P:130 cm x L:31 cm = 0.100 M3 Dikembalikan kepada KPH Kebonharjo
melalui saksi SUGIYONO Bin RESO SUMARTO; -1 (satu) buah kapak;
Dirampas untuk dimusnahkan; -1 (satu) unit SPM Merk Honda Revo warna
hitam tanpa plat nomor; -1 (satu) unit SPM Merk Honda Supra warna hitam
tanpa plat nomor; -1 (satu) unit SPM Merk KTM warna hitam tanpa plat
nomor; Dirampas untuk Negara
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp5000,00 (lima ribu rupiah)

2.2. Dampak Penebangan Hutan Secara Liar

a) Hilangnya kesuburan tanah


Ketika hutan di babat pohon-pohonnya, hal ini mengakibatkan tanah menyerap sinar
matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi
dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa nutrisi dari
tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi
menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak memungkinkan

b) Turunnya sumber daya air


Pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air, melalui akar pohon menyerap air
yang kemudian di alirkan ke daun dan kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan
atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang, maka tak
ada lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian, akhirnya
menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.

c) Punahnya keaneka ragaman hayati


Meskipun hutan hujan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi, tetapi sekitar 80-
90% dari spesies ada di dalamnya. Akibat penebangan liar pohon secara besar-besaran,
ada sekitar 100 spesies hewan menurun setiap hari, keanekaragaman hayati dari
berbagai daerah hilang dalam skala besar, banyak mahluk hidup, baik hewan maupun
tumbuhan telah lenyap dari muka bumi.

d) Mengakibatkan banjir
Salah satu fungsi hutan adalah menyerap dengan cepat dan menyimpan air dalam
jumlah yang banyak ketika hujan lebat terjadi. Namun ketika hutan digunduli, hal ini
tentu saja membuat aliran air terganggu dan menyebabkan air menggenang dan banjir
yang mengalir ke pemukiman penduduk. (baca : penyebab banjir )

e) Global Warming
Deforestasi juga berdampak pada pemanasan global. Pohon berperan dalam
menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon, dalam biologi proses ini
disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak pepohonan yang dibakar,
ditebang, yang mengakibatkan lepasnya karbondioksida di dalamnya, hal ini
menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan melihat
dampaknya yang sangat mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan Harus segera
dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi, berlangsung sejak dahulu
hingga sekarang tanpa dibarengi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan
hutan menjadi rusak.

2.3. Upaya-upaya Mencegah dan Menanggulangi Penebangan Hutan


Departemen Kehutanan telah menetapkan 5 (lima) kebijakan pokok, yaitu:
a. Pemberantasan penebangan liar
b. Penanggulangan kebakaran hutan
c. Rektrukturisasi sektor kehutanan
d. Rehabilitas dan konservasi alam
e. Desentralisasi sektor kehutanan

Sedangkan kita sendiri juga dapat membantu guna mencegah datangnya bencana-
bencana lainnya yang timbul akibat penebangan hutan secara liar, yaitu dengan cara:
a. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang sudah gundul
b. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan
c. Meminimalisir pemakaian barang-barang yang berbahan dasar kayu seperti kertas
d. Menerapkan program menanam seribu pohon secara missal dan merawatnya
e. Menjaga hutan dari para penebang pohon liar dengan cara menjadikan hutan sebagai
hutan lindung
f. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.

2.4. Faktor-Faktor
Adapun faktor-faktor terjadinya penebangan liar antara lain
a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan nilai-nilai masyarakat dan situasi penduduk desa
yang berdekatan dengan hutan dipengaruhi oleh unsur-unsur:
1) Kebutuhan lapangan kerja dan pendapatan.
2) Pengaruh tenaga kerja lain yang sudah berkerja secara illegal.
3) Ketidakpuasan lokal atas kebijakan kehutanan pusat.
b. Faktor-faktor ekonomi yang suplai dan permintaan normal berkaitan dengan industri
penebangan hutan dipengaruhi oleh unsure-unsur:
1) Kebutuhan kapasitas industri kayu dalam negeri dan permintaan kayu dari luar negeri.
2) Tingginya laba dari perusahaan industri kayu.
c. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pengusaha, politisi, dan pemimpin dipengaruhi oleh
unsur-unsur:
1) Keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha kayu.
2) Besarnya pengaruh pengusaha kayu terhadap penjabat lokal.
3) Besarnya partisipasi penjabat lokal dalam kegiatan penebangan hutan secara liar.
4) Banyaknya kerja sama illegal yang dilakukan oleh pengusaha dengan pengusaha atau
penjabat lokal.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kerusakan hutan disebabkan banyaknya penebangan liar yang sudah banyak dilakukan oleh
masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Penebangan liar dan pencurian kayu sudah sejak
lama menjadi perhatian pemerintah, dan belum pernah ada indikasi bahwa pencurian kayu
dari hutan-hutan di Indonesia akan dapat dieliminir. Sudah menjadi semacam penyakit yang
kronis. Penebangan hutan secara liar dan pencurian kayu sangat pantas menjadi keprihatinan
kita semua. Perilaku tersebut bisa diibaratkan seperti merampok hak anak-cucu kita. Ini
sekali lagi merupakan contoh bahwa sangat banyak orang yang hanya bisa melihat jangka
pendek, mengabaikan dampak jangka panjang. Ini juga mencerminkan lemahnya rasa
tanggung jawab sosial pada diri banyak warga negara Indonesia.

3.2. Saran
Hutan akan tetap lestari bila kita melestarikannya. Namun, apabila hutan tidak kita lestarikan
maka akan timbul kerusakan terhadap ekosistem hutan tersebut. Oleh karena itu sebaikanya
kita sebagai anak bangsa dan juga sebagai penerus bangsa harus peduli dengan keadaan
sekitar dan juga ikut aktif dalam melestarikan hutan mengingat bahwa keadaan hutan di
Indonesia sangat menyedihkan. Dan juga pemerintah harus tegas dalam menghadapi para
penebang liar yang tak bertanggung jawab dan member sanksi seberat-beratnya agar para
penebang liar jera dan tidak melakukannya kembali.

Anda mungkin juga menyukai