Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

DIABETES MELITUS TIPE II

Pembimbing: Penguji:

dr. Derliana Simanjuntak dr. A.Baktiansyah, MKK, Sp.OK

Disusun Oleh:

Fanny Destiara

2014730026

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKT II

PUSKESMAS SITU GINTUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia
dan rahmat-Nya, sehingga dapat diselesaikannya laporan kasus keluarga dengan judul
“Laporan Kasus Diabetes Melitus tipe II”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat selesai berkat bantuan dan kerja sama
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih pada dr. Derliana Simanjuntak
sebagai dokter pembimbing pada Stase Kedokteran Komunitas ini di Puskesmas Situ
Gintung Tangerang Selatan yang telah membimbing penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan penulis.
Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
setiap pembaca pada umumnya. Terima kasih.

Tangerang Selatan, Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB 1 ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

BAB II ....................................................................................................................................... 4

STATUS PASIEN .................................................................................................................. 4

BAB III ................................................................................................................................... 10

ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA ........................................................................ 10

BAB IV .................................................................................................................................... 23

PENUTUP ........................................................................................................................... 23

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah,
beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, sebagai tempat bergaul
dengan keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya, sebagai lambang
status sosial, tempat menyimpan kekayaan (Azwar, 1996). Rumah adalah struktur fisik
atau bangunan sebagai tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut
berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk
kesehatan keluarga dan individu (WHO dalam Keman, 2005). Rumah sehat
merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang
memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Depkes RI, 2003).

Dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar rumah
(Azwar, 1996):

1) Lingkungan di mana masyarakat itu berada, baik fisik, biologis, sosial. Suatu
daerah dengan lingkungan fisik pegunungan, tentu saja perumahannya berbeda
dengan perumahan di daerah pantai. Selanjutnya masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah lingkungan biologis yang banyak hewan buasnya tentu saja
mempunyai bentuk rumah yang lebih terlindung, dibanding dengan perumahan
di lingkungan biologis yang tidak ada hewan buasnya. Demikian pula
lingkungan sosial, seperti adat, kepercayaan dan lainnya, banyak memberikan
pengaruh pada bentuk rumah yang didirikan.

2) Tingkat sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan yang dipunyai,


tersedianya bahan-bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan dan atau dibeli
dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur,

4
secara relatif akan mempunyai perumahan yang lebih baik, dibanding dengan
masyarakat miskin.

3) Tingkat kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi bangunan.


Masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu membangun perumahan yang
lebih komplek dibandingkan dengan masyarakat yang masih sederhana.

4) Kebijaksanaan pemerintah tentang perumahan menyangkut tata-guna tanah,


program pembangunan perumahan (RumahSederhana, Rumah Susun (Rusun),
Rumah Toko (Ruko), Rumah Kantor (Rukan))

Saat ini umumnya masih banyak gaya hidup masyarakat yang masih belum
memahami tentang pentingnya kesehatan. Mereka pada umumnya mengkonsumsi segala
jenis makanan, seperti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi dengan
olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang salah yang
dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Diantara masalah kesehatan
tersebut akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit seperti diantaranya Diabetes
Mellitus, Jantung, Hipertensi, Ginjal dan sebagainya.
Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Diabetes Mellitus mempunyai
dua tipe yang pertama Diabetes Mellitus tipe I (IDDM) yaitu diabetes mellitus yang
tergantung insulin dan yang kedua Diabetes mellitus tipe II (NIDDM) yaitu diabetes
mellitus yang tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I biasanya terjadi pada usia
kurang dari 30 tahun dengan persentase 5% - 10% dari seluruh penderita diabetes
mellitus. Sedangkan pada kasus diabetes mellitus tipe II sering ditemukan pada usia lebih
dari 30 tahun dengan persentase 90% - 95% seluruh penderita diabetes mellitus, obesitas
80% dan non obesitas 20%.
Dengan pendekatan dokter keluarga, maka pemeliharaan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, dapat dilakukan dengan mengkaji masalah
kesehatan keluarga dan individu dalam keluarga dengan mempelajari riwayat penyakit
secara komprehensif sehingga pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan.

5
B. Tujuan Penulisan
Setelah melakukan pengamatan ini dokter muda diharapkan mampu
menangani kesehatan keluarga secara menyeluruh dengan menerapkan sifat dokter
keluarga yaitu Holistik, komprehensif, terpadu, berkesinambungan, proaktif, dan
pendekatan keluarga.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk Puskesmas
Sebagai sarana kerja sama yang saling menguntungkan untuk dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan umpan balik dari hasil
evaluasi dokter muda dalam rangka mengoptimalkan peran Puskesmas.
2. Manfaat untuk dokter muda
Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan kesehatan
dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.

D. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan yaitu dengan wawancara dan kunjungan langsung pada
penderita diabetes melitus yang mendatangi puskesmas Situ Gintung Tangerang
Selatan. Penulis melakukan wawancara dan pengamatan terhadap suatu keluarga
ditinjau dari struktur dan fungsi keluarga tersebut serta analisis masalah kesehatan
dalam keluarga berdasarkan genogram keluarga.

6
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 65 tahun

Pekerjaan : Wirausaha

Pendidikan : SMA

Suku : Sumatera

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Vila Dago Tol blok D5 No.9, Serua

No. CM : 755x

Tanggal Berobat : 8 Januari 2020

ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Merasa lemas sudah selama satu minggu SMRS
B. Keluhan tambahan
Kesemutan,dan sakit kepala
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Situ Gintung, dengan keluhan badan terasa lemas
sudah selama satu minggu SMRS. Pasien juga sering merasa kesemutan pada kedua
telapak tangan, kaki dan sakit kepala sejak seminggu yang lalu. Keluhan pandangan
buram, disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan sejak lima bulan yang lalu pasien sering merasa lemas disertai
lapar dan haus, serta sering buang air kecil kurang lebih lima kali di malam hari
sehingga mengganggu tidur dimalam hari. Lalu pasien ke dokter Puskesmas Situ
Gintung dan dilakukan pemeriksaan gula darah untuk pertama kalinya, dan

7
didapatkan hasil gula darah sewaktu 350 mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh
dokter terkena penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan
obat-obatan untuk mengurangi kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk
mengubah pola makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol berobat
setiap bulannya. Tetapi pasien tidak melakukannya, pasien mengatakan hanya berobat
jika badannya mulai terasa lemas dan mulai mengganggu aktivitas kerjanya. Terakhir
kali pasien kontrol penyakitnya sekitar tiga bulan yang lalu.
Pasien juga mengaku sering lupa minum obat, Pasien mengatakan obat yang
sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu glibenklamid. Pasien juga mengatakan jika
pasien lupa minum obat,keluarga pasien tidak serta-merta mengingatkannya. Hal
tersebut juga diakui oleh pasien bahwa ia sedih karena minimnya dukungan dan
perhatian dari anggota keluarganya.
Menurut pengakuan, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat berolahraga
minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak mengerjakannya dengan
alasan sibuk berdagang kue dan malas jika hanya berolahraga sendiri. Dokter juga
memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan untuk
konsultasi ke bagian gizi yang ada di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian
gizi untuk konsultasi, dan pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang sudah
dianjurkan dalam praktek sehari-hari, seperti contoh pasien mulai mengurangi porsi
makan nasi. Namun, pasien mengaku masih sulit dalam mengatur pola makan. Hal
tersebut diakui pasien berkaitan juga dengan motivasinya yang masih kurang untuk
sembuh.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit kuning : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu dan kakak pasien menderita DM tipe 2

F. Riwayat Psikososial
8
Pasien tinggal bersama istri dan tiga orang cucunya. Kebutuhan pasien dan keluarga
dicukupi dari usaha berdagang penghasilan kurang lebih Rp 500.000 - 1.000.000,-
/bulan. Pasien mulai bekerja di Pasar sebagai pedagang kue dari pukul 04:00 WIB
hingga dagangan kuenya habis terjual, biasanya hingga jam 13:00 WIB.
Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien dalam sehari
adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan yang manis seperti minum kopi dua
gelas sehari dan kue jajanan pasar seperti kue putu mayang, kebiasaan ini diakui oleh
pasien sudah lebih dari lima tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena
ia beranggapan bahwa pekerjaannya sebagai pedagang kue pasar juga sudah cukup
menguras tenaga dan keringat dan dianggap oleh pasien sama saja dengan olah raga.
G. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke puskesmas namun jarang kontrol untuk penyakit Diabetes
mellitus, hanya terdapat keluhan pasien kontrol ke puskesmas.

H. Genogram Keluarga

Laki-laki Penderita

Perempuan DM 2

Meninggal

9
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
TD : 140/90 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 37 ºC
Status Generalis
 Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata
 Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Refleks cahaya
langsung , tidak langsung (+/+)
 Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)
 Telinga : Normotia, serumen (-/-)
 Mulut : Faring tidak hiperemis, T1/T1
 Leher : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-), Pembesaran KGB (-)
 Thorax :
Paru-paru
 Inspeksi: tidak tampak retraksi intercostalis, normochest
 Palpasi : pergerakan dada simteris, vokal fremitus simetris
 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.
 Auskultasi : Vesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di LMCS ICS V
 Perkusi : Batas Jantung normal
 Auskultasi : BJ I dan II murni regular, Murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
 Inspeksi : distensi abdomen (-)
 Auskultasi : Bising usus 10x/ menit
 Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
 Palpasi : supel , nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba

10
 Ekstremitas
 Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
 Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 8 Januari 2020
GDS : 345 mg/dL

DIAGNOSIS PENYAKIT :
Diabetes melitus tipe II

ANJURAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT :


a. Promotif :
 Meningkatkan kesadaran pasien terhadap kesehatannya, dengan memotivasi
pasien untuk dapat mengubah pola makan pasien.
 Mendorong keluarga pasien untuk mendukung pengobatan yang dijalani
pasien.
 Memberikan pengertian pada pasien bahwa penyakit yang diderita dapat
dikontrol untuk mencegah timbulnya komplikasi.
b. Preventif :
 `Mengupayakan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang
mengandung kadar gula dan garam yang tinggi atau makanan yang
mengandung banyak lemak, dan memperbanyak makan serat, seperti buah
dan sayuran.
c. Kuratif :
 Obat yang diberikan adalah Glibenclamid 1x1 (30 menit sebelum makan
pagi dan metformin 1x1 setelah makan pagi) yang berfungsi untuk
menurunkan kadar gula darah.
 Diberikan tambahan vitamin B12 dosis 1x1 untuk keluhan kesemutan.
d. Rehabilitatif :
 Menggunakan alas kaki seteiap hari
 Selalu memperhatikan kaki setiap malam.
 Jaga kebersihan kaki

11
 Hindari kelembaban pada kaki
 Potong kuku secara teratut
 kontrol kedokter bila terdapat luka atau infeksi
I. PROGNOSIS :
a. Quo Ad Vitam : Ad Bonam
b. Quo Ad Functionam : Ad Bonam
c. Quo Ad Sanationam : Ad Bonam

12
BAB III

ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

IDENTITAS KELUARGA

No. Keterangan I. Kepala Keluarga II. Pasangan

1. Nama Tn. I Ny. M


2. Umur 65 tahun 62 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

4. Status
Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Sumatera Jawa
7. Pendidikan SMA SMA
8. Pekerjaan Wirausaha IRT

9. Alamat
Vila Dago tol blok D5 No. 9, Serua, Tangerang Selatan
lengkap

ANGGOTA KELUARGA

Anggota Hub. Stt. Serumah


No. Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg. Nikah Ya Tdk Kdg

1. Tn. I
65 th Wirausaha Ayah Menikah 
(Pasien)
2. Ny. M 62 th IRT Ibu Menikah 

3. Pegawai
Ny. S 30 th Anak Menikah 
Swasta
4. Pegawai
Tn. M 24 th Anak Menikah 
Swasta
5 Ny. K 16 th Pelajar Anak Menikah 
6 Tn. S 10 th Pelajar Anak Menikah 

13
STATUS KELUARGA

No. Ekonomi Keluarga Keterangan

1. Luas tanah 12 x 14 meter.

2. Luas Bangunan 9 x 11 meter

3. Pembagian ruangan Rumah ialah rumah pribadi pasien dengan

pembagian ruangan 1 ruang keluarga,2 kamar tidur,

kamar mandi, tempat mencuci dan dapur didalam.

4. Besarnya daya listrik 1000 Watt

No. Perilaku Kesehatan Keterangan

1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas

2. Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas dan Rumah Sakit

lain

3. Pelayanan pengobatan Puskesmas dan Rumah Sakit

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS

No Aktivitas Keluarga Keterangan

1. Aktivitas fisik

a. Ayah Wirausaha

b. Ibu (pasien) IRT

c. Anak Bekerja

2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga selalu

melaksanakan ibadah sholat 5 waktu.

14
No Pola Makan Keluarga Keterangan

1. Kebiasaan Makan Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi.


Menu makanan yang biasa dihidangkan Ny. M terdiri
dari nasi, sayur, dan lauk. Cita rasa makanan yang
paling sering dihidangkan adalah manis. Hampir setiap
makan harus didampingi dengan kecap manis.Sayur
yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain
sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang
dihidangkan bervariasi seperti ayam, Ikan asin, telur,
tahu maupun tempe. Sedangkan untuk buah-buahan
jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola makan
keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi,
makan siang dan makan malam, diantaranya terkadang
keluarga ini mengkonsumsi gorengan dan kue pasar
sebagai cemilan. Di dalam sehari, Ny.M, sebagai
penjual kue, memiliki kebiasaan makan sebanyak dua
sampai tiga kali sehari. Begitu juga teh manis,
merupakan jenis minuman yang paling sering
dikonsumsi, bisa lebih dari tiga gelas dalam sehari dan
ditambah kebiasaannya yang suka mengkonsumsi kue-
kue manis seperti putu mayang. Setelah terdiagnosis
diabetes mellitus, dalam lima bulan terakhir ini Ny. M,
mulai diet makanan yang manis-manis dan mulai
mengurangi porsi makannya.
2. Pola Gizi Seimbang Dalam tiga bulan terakhir, Keluarga Ny. M kurang

memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang

mereka konsumsi, misalnya penggunaan gula yang masih

cukup tinggi dalam hidangan makanannya dan porsinya

lebih banyak daripada buah dan sayur, konsumsi buah

juga jarang sekali. Hal ini mungkin dikarenakan

15
pengetahuan dan minat yang kurang mengenai

pentingnya pola makan gizi seimbang terkait dengan

penyakit yang diderita pasien.

No Lingkungan Keterangan

1 Sosial Hubungan dengan lingkungan sekitar baik.

2 Fisik dan Biologik :

Perumahan dan fasilitas Sederhana

Luas tanah 12 x 14 meter

Luas bangunan 9 x 11 meter

Sumber penerangan utama Lampu listrik

Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan WC dan

tempat mencuci pakaian.

Sarana Pembuangan Air Limbah Melalui saluran air ke parit

Sumber air sehari-hari Air sumur gali yang di tampung ke tandon

Air galon isi ulang

Sumber air minum Sampah dikumpulkan menjadi satu plastik

Pembuangan sampah kemudian dibuang ke tempat pembuangan

sampah di daerah tersebut.

3 Lingkungan Kerja

- Ayah Di luar dan dalam rumah

- Ibu (Pasien) Di luar dan dalam rumah

- Anak Di luar dan dalam rumah

16
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak

A. Perilaku Sehat
Tidak merokok
1 Ada yang memiliki kebiasaan pasien memiliki

merokok kebiasaan merokok
Persalinan
2 Dimana ibu melakukan Persalian ditolong oleh √
persalinan bidan di puskesmas
Imunisasi
3 Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak √
imunisasi lengkap lengkap
Balita di timbang
4 Apakah balita ibu sering √
Di timbang di Posyandu
ditimbang? Dimana?
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota
5 Semua anggota memiliki √
keluarga memiliki kebiasaan
kebiasaan sarapan pagi.
sarapan pagi?
Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi
6 √
peserta jaminan kesehatan BPJS

Cuci tangan
Apakah seluruh anggota
Seluruh keluarga tidak
keluarga mempunyai
selalu mencuci tangan
7 kebiasaan mencuci tangan √
dengan air dan sabun
menggunakan sabun sebelum
sebelum makan dan
makan dan sesudah buang air
setelah buang air besar.
besar ?

Sikat gigi
Seluruh anggota keluarga
Apakah anggota keluarga
8 melakukan kebiasaan √
memiliki kebiasaan gosok
menggosok gigi dengan
gigi menggunakan odol
odol.
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Semua anggota keluarga
9 √
melakukan aktivitas fisik atau tidak memiliki kebiasaan
olah raga teratur melakukan aktivitas fisik

17
ataupun berolahraga raga
sehari-harinya.
B. Lingkungan Sehat

Jamban Rumah memiliki 1 buah


Apakah di rumah tersedia kloset (WC) yang
1
jamban dan seluruh keluarga terdapat di dalam kamar √
menggunakannya mandi.

Di rumah menggunakan
Air bersih dan bebas jentik sumber air berasal dari air
Apakah dirumah tersedia air sumur yang dipompa
2
bersih dengan tempat/tendon kedalam tandon. Air √
air tidak ada jentik ? bersih namun menjadi
keruh bila hujan.
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat
3 tempat sampah? Dan di bersih/bebas sampah dan √
lingkungan sekitar rumah tersedia tempat sampah
tidak ada sampah berserakan? didalam/diluar rumah

SPAL
Lingkungan yang bersih
4 Apakah ada/tersedia SPAL di
tidak ada air limbah yang √
sekitar rumah
menggenang

Ventilasi
Baik , terdapat jedela dan √
5 Apakah ada pertukaran udara
pintu yang sering terbuka
didalam rumah
saat pagi hari.

Kepadatan Pengukuran kepadatan


Apakah ada kesesuaian dimana 1 orang penghuni
6
rumah dengan jumlah membutuhkan 2 x2 x 2 √
anggota keluarga? meter

Lantai
7 Apakah lantai bukan dari Lantai rumah adalah

tanah? keramik
C. Indikator tambahan
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Semua anaknya
1 bulan hanya mendapat ASI
mendapatkan asi √
saja sejak lahir sampai 6
eksklusif.
bulan

18
Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu Semua anggota keluarga
2 terakhir anggota keluarga tidak mengkonsumsi

mengkonsumsi buah dan sayur dan buah dalam 1
sayur? minggu terakhir.
Jumlah 16 2

Klasifikasi :

SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (Merah)

SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)

SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)

SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :

Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 16 pertanyaan yang berarti

identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam

klasifikasi SEHAT IV

19
POTENSIAL TERJADINYA PENYAKIT

GAYA HIDUP
- Asupan makanan tidak
seimbang.

PERILAKU KESEHATAN LINGKUNGAN


- Pola mkan pribadi dan PSIKOSOSIO-EKONOMI
latihan fisik. FAMILY - Dukungan keluarga
- Berobat hanya jika rendah
keluhan yang dirasa tidak - Kehidupan sosial
tertahankan. dengan lingkungan baik
-

Tn. K
- DM tipe 2, 5 bulan
terakhir.
LINGKUNGAN KERJA
PELAYANAN KESEHATAN Paien berjualan
- Jarak rumah ke
pelayanuan kesehatan kue di pasar
cukup jauh

LINGKUNGAN FISIK
FAKTOR BIOLOGI  Membantu pasien
- Pasien berusia 57 tahun mengubah pola makan
menderita DM tipe 2 pada
orang dewasa yang baik / rendah gula

 menganjurkan untuk

KOMUNITAS berolah raga


Tidak ada

MANDALA OF HEALTH

20
DIAGNOSIS KELUARGA
INPUT  PROSES OUTPUT OUTCOME

 Keluarga inti  Perhatian untuk  Penyakit tidak Terjadi


dengan empat anak diri sendiri dan terkontrol komplikasi .
dan memiliki keluarga kurang Perjalanan
riwayat keluarga  Pola makan gizi  Penyakit menjadi penyakit terjadi
sekandung seimbang dan kronis dengan cepat.
Diabetes mellitus latihan fisik tidak
teratur

Resume Faktor Risiko Keluarga

Faktor Resiko

 Dalam struktur keluarga kepala keluarga yang masih aktif bekerja


sebagai pegawai swasta dan istri pasien juga bekerja sebagai
pedagang dan lebih fokus terhadap pekerjaannya. Empat orang anak
yang tinggal serumah dengan pasien, yaitu satu bekerja dan tiga
Fisik orang anak yang masih bersekolah yang salah satunya merupakan
anak remaja yang seringkali pergi bersama teman-temannya dan
kurang memberi perhatian kepada keluarga.
 Kebiasaan keluarga yang sering mengkonsumsi makan dan minuman
manis.
Terdapat penyakit serupa dengan pasien yaitu kakak dan bapak
Biologi
pasien.
▪ Memiliki kartu jaminan kesehatan berupa E-KTP Tangsel.
▪ Sumber dana keluarga adalah menggunakan hasil kerja
kepala keluarga
Psiko-sosio-
▪ Pendapatan keluarga prioritas untuk kebutuhan sandang dan
ekonomi
pangan, kehidupan sosial dengan sekitar cukup baik.
▪ Pasien tidak merasa di kucilkan karena penyakit yang
dimilikinya

21
▪ Pola hidup pribadi kurang.
Perilaku
▪ Pemeliharaan kesehatan di sarana kesehatan puskesmas atau
Kesehatan
rumah sakit.
▪ Pemenuhan kebutuhan primer adalah prioritas utama, dan
untuk alokasi dana kesehatan pasien menggunakan E-KTP
Tanggerang Selatan.
Gaya hidup
▪ Pasien sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis.
▪ Pasien dan keluarga jarang mengkonsumsi sayur, buah dan
jarang berolahraga.

3.8 DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan biaya pengobatan yang gratis dengan

harapan penyakitnya dapat sembuh. Pasien khawatir jika penyakitnya tidak kunjung

sembuh.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan Diabetes Mellitus tipe II
yang tidak terkontrol.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus, yaitu Ayah kandung
pasien dan kakak kandung pasien. Pasien sering lupa untuk minum obat dan malas
untuk kontrol gula darahnya. Pasien juga masih sulit mengontrol dan membantasi
mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula tinggi (tidak menjaga pola makan
sesuai diet penderita diabetes mellitus). Di samping itu, pasien juga malas
berolahraga, karena ia beranggapan pekerjaannya sebagai pedagang makanan sudah
cukup menguras tenaga dan keringatnya dan sama saja seperti berolah raga.

22
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien).

Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga pasien

kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien, kurangnya komunikasi antara pasien

dan anggota keluarga dikarenakan kesibukan masing-masing sehingga tidak

mengingatkan untuk berobat, kontrol gula darah atau minum obat, dan kurang

memperhatikan pola diet pasien.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik

didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Derajat 1 , mampu melakukan pekerjaan seperti saat tidak sakit

23
RENCANA PENATALAKSANAAN

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan

Aspek Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pemahaman pasien Bersedia


personal pasien tentang penyakit dan kunjungan tentang penyakit
DM. keluarga ke yang dideritanya
puskesmas

Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien rutin Bersedia


klinik kencing manis kunjungan menggunakan obat
(Diabetes Mellitus),dan ke yang telah
menjelaskan fungsi obat puskesmas diberikan hingga
dan cara konsumsinya gula darah pasien
yaitu :glibenklamid 1x1 stabil
(30 menit sebelum
makan pagi dan
metformin 1x1 setelah
makan pagi) yang
berfungsi untuk
menurunkan kadar gula
darah.dan diberikan
tambahan vitamin B12
dosis 1x1 untuk keluhan
kesemutan.

Aspek - Membantu pasien Pasien Pada saat Sehingga penyakit Bersedia


risiko mengubah pola makan dan kunjungan dapat di kendalikan
internal yang baik / rendah gula keluarga ke rumah dengan pola hidup
pasien sehat dengan
menjaga makan dan
- menganjurkan untuk berolah raga.
berolah raga

Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Penyakit pasien Bersedia


psikososial keluarga memberi dan kunjungan dapat terkontrol
keluarga dukungan kepada pasien keluarga ke rumah dan terhindar dari
agar rajin dalam pasien komplikasi

24
pengobatan dan selalu (1x1
menjaga pola makan minggu)
pasien serta olah raga.

Aspek Menyarankan pasien Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia


fungsional untuk menjaga pola dan kunjungan pasien lebih sehat
makan keluarga ke rumah
pasien

25
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini diabetes mellitus tipe II. Keberhasilan dalam
penatalaksanaan penyakit sangat bergantung pada motivasi dan perhatian keluarga terhadap
penyakit pasien.

5.2 Saran
a) Puskesmas
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat
khususnya penyakit yang tergolong kronis dan berat.

b) Pasien
 Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya, sehingga
mengurangi beban pikirannya.
 Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya dan tetap menjaga
kesehatan melalui pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.
 Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat.

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai