Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Hipertensi
Definisi hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95
mmHg, sementara itu Smelttzer & Bare mengemukakan bahwa hipertensi
merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi
batas normal dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastole
diatas 90 mmHg.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan kondisi ketika


seorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau
mendadak (akut). Hipertensi menetap (tekanan darah itnggi yang tidak
menurun) merupakan faktor resiko terjadinya stroke, penyakit jantung
koroner (PJK), gagal jantung, gagal ginjal, dan aneurisma arteri (penyakit
pembuluh darah).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdidri dari berbagai factor, di
antaranya Reevers dan Lockhart(2001;114) mengemukakan bahwa factor-
factor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu :

1) Faktor Keturunan atau Faktor Genetik

Apabila kedua orang tua terserang hipertensi maka kemungkinan


besar beresiko terserang hipertensi. Halini juga terjadi pada kembar
sel telur apabila saudara kembar kita terkena penyakit hipertensi
kemungkinan besar kita juga akan menderita hal yang sama.

2) Merokok

3) Hipernatriumia

4) Retensi air dan garam yang tidak normal


Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan hypertensi.
Badan kesehatan dunia menganjurkan kita menkomsumsi garam
kurang dari 6 gram setip harinya.

5) Sensitifitas terhadap angiotensin

6) Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah sangat tidak baik buat kesehatan kita.
Orang yang menderita obesitas akan mudah terserang berbagai macam
penyakit dan salah satunya adalah penyakit hipertensi. Hal ini terjadi
karena pada pasien yang kegemukan seluruh organ akan bekerja
ekstra keras, jantung akan bekerja ekstra keras untuk mengalirkan
darah keseluruh tubuh. Hal ini mengakibatkan terjadinya hipertensi

7) Usia dan Tingkat Stres

Semakin bertambah usia kita tekanan darah semakin meningkat.


Demikian juga dengan stress, semakin tinggi stress yang kita alami
semakin meningkatkan resiko terkena hypertensi.

8) Jenis kelamin.

Penelitian klinik membuktikan bahwa perempuan lebih banyak


terkena penyakit hypertensi dari pada laki-laki. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa perempuan lebih tahan dalam hal kerusakan
jantung.

9) Kebiasaan Buruk

Hindarilah kebiasaan buruks

C. Manifestasi Klinis
Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita menegemukakan manifestasi
klinis penyakit hipertensi yaitu :

a. Sakit kepala
b. Pusing

c. Lemas

d. Sesak nafas

e. Kelelahan

f. Kesadaran menurun

g. Mual

h. Gelisah

i. Muntah

j. Kelemahan otot

Sedangkan menurut FKUI dan Dr. Budhi Setianto manifestasi klinisnya


yaitu :

a. Sakit kepala

b. Epitaksis
D. Pathway
E. Klasifikasi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi
sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik
(isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa
diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia
lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri
apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan
tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan
darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan


tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi
apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga
memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara
dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan
sistolik dan diastolik.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:


1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 %
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor
yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia.

2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.


Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.

F. Pencegahan
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial),
dapat dikurangi dengan cara :
a) Memeriksa tekanan darah secara teratur
b) Menjaga berat badan ideal
c) Mengurangi konsumsi garam
d) Jangan merokok
e) Berolahraga secara teratur
f) Hidup secara teratur.
g) Mengurangi stress.
h) Jangan terburu-buru.
i) Menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer :
a) Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
b) Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik
untuk mengurangi berat badan.
c) Kurangi konsumsi alkohol
d) Konsumsi minyak ikan
e) Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah
tapi kalsium juga cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
a) Pola makanan yamg sehat.
b) Mengurangi garam dan natrium
c) Fisik aktif
d) Mengurangi Akohol intake
e) Berhenti merokok
Pencegahan Tersier
a) Pengontrolan darah secara rutin
b) Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
G. Penatalaksanaan
Terdapat dua cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI yaitu
dengan non farmakologis dan dengan farmakologis. Cara non farmakologis
dengan cara :
a) Menurunkan berat badan pada penderita yang gemuk
b) Diet rendah garam dan rendah lemak
c) Mengubah kebiasaan hidup
d) Olah raga secara teratur dan kontrol tekanan darah secara teratur
Penanggulangan secara farmakologis yaitu :
a) Memberikan obat-obatan anti hipertensi seperti diuretic obat-obatan
anti hipertensi seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix.
b) Beta bloker seperti propanolol.
c) Alfa bloker seperti phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril.
Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium
seperti nefedipine (adalat).
Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsip menurut
FKUI (1990) yaitu pengobatan hipertensi sekunder harus lebih mendahulukan
pengobatan kausal, pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk
menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan
mengurangi timbulnya komplikasi, upaya menurunkan tekanan darah dicapai
dengan menggunakan obat anti hipertensi, pengobatan hipertensi adalah
pengobatan jangka panjang bahkan mungkin seumur hidup, pengobatan
dengan menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar
pengobatan hipertensi.

H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi
menurut TIM POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto
(Depkes, 2007) adalah diantaranya : penyakit pembuluh darah otak seperti
stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA). Penyakit jantung
seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA). Penyakit
ginjal seperti gagal ginjal. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan
retina, oedema pupil.

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas
kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi pemeriksaan laboratorium
rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya
kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium,
natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL dan
pemeriksaan EKG sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti
klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan ekordiografi.
Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal),
glucose (DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang
meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi:
kolesterol dan tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid
(menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan
disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi) EKG (pembesaran
jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi).
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI DENGAN HIPERTENSI

1) Pengkajian

o Aktivitas/ Istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,


takipnea.

o Sirkulasi

Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung


koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,


jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

o Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress


multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue


perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.

o Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau


riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).

o Makanan/cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

Tanda : Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema,


glikosuria.

o Neurosensori

Gejala : Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit


kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara
spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).

Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi


bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

o Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan


jantung),sakitkepala.

o Pernafasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja


takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.

Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan


bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

o Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.


2) Diagnosa Keperawatan yang Muncul

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan


dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard,
hipertropi ventricular.

Tujuan :

Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak


terjadi iskemia miokard.

Kriteria Hasil :

Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan


darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang
individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi
jantung stabil dalam rentangnormal pasien.

Intervensi :

1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan


tehnik yang tepat.

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian


kapiler.

5. Catat edema umum.

6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt


tidur/kursi

8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan


9. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan
leher

10. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas


pengalihan

11. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan


darah

12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

13. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

b. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan


peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan :

Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.

Kriteria Hasil :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak


nyaman.

Intervensi :

1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit


penerangan

2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

3. Batasi aktivitas.

4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.

5. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

6. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti


kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan
imajinasi, hindari konstipasi.
c. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

Tujuan :

Sirkulasi tubuh tidak terganggu.

Kriteria Hasil :

Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti


ditunjukkan dengan TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas
normal.

Intervensi :

1. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

2. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur,


duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.

3. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

4. Amati adanya hipotensi mendadak.

5. Ukur masukan dan pengeluaran.

6. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.

7. Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.


DAFTAR PUSTAKA

Ode, Sarif La. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Yogyakarta : Nuha Medika

Agoes, Azwar & Agoes, Achdiat & Agoes, Arizal. 2009. Penyakit Di Usia Tua.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai