Disusun oleh:
Perceptor:
Dr. Aryanti Ibrahim, Sp.M
I. IDENTITAS
Nama : Ny.Turniati
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pakuan Ratu, Way Kanan
Tanggal Pemeriksaan : 19 Desember 2019
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Penglihatan buram berkabut pada mata kanan dan kiri sejak 20 tahun lalu dan
memberat sejak 3 tahun ini tanpa disertai mata merah
Status Generalis:
A. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,6oC
Status Generalis
Kepala
Muka : Simetris, normochepal, oedem (-)
Rambut : Hitam, pertumbuhan merata
Mata : Simetris
Telinga : Simetris, sekret (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Kesan : Dalam batas normal
Leher
Trakea : Deviasi trachea (-), letak normal
KGB : Tidak pembesaran pada KGB leher
Kesan : Dalam batas normal
Thoraks
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Systolic thrill tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : SI/SII reguler, murmur (-), gallop (-)
Kesan : Pemeriksaan jantung dalam batas normal
Paru
Anterior Posterior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Inspeksi Normochest, Normochest, Normochest, Normochest,
pergerakan dada pergerakan dada pergerakan dada pergerakan dada
simetris simetris simetris simetris
Palpasi Fremitus taktil Fremitus taktil Fremitus taktil, Fremitus taktil,
dan ekspansi dada dan ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada
dextra = sinistra dextra = sinistra dextra = sinistra dextra = sinistra
Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (N), Vesikuler (N), Vesikuler (N), Vesikuler (N),
ronki -/-, ronki -/- ronki -/-, ronki -/-,
wheezing -/- wheezing -/- wheezing -/- wheezing -/-
Ekstremitas
Superior : Lengkap, cacat (-), oedem (-/-)
Infrerior : Lengkap, cacat (-), oedem (-/-)
Kesan : Dalam batas normal
STATUS OFTALMOLOGIS
Lensa keruh
OD OS
½ /60 VISUS 1/60
Normal GERAK BOLA MATA Normal
Tidak dilakukan skiaskopi SKIASKOPI Tidak dilakukan skiaskopi
Eksoftalmus (-), Eksoftalmus (-),
endoftalmus (-), deviasi (-), BULBUS OCULI endoftalmus (-), deviasi (-),
strabismus (-), nistagmus (-) strabismus (-), nistagmus (-)
Dalam batas normal SUPERSILIA Dalam batas normal
Parese (-), paralise (-) PARESE/PARALISE Parese (-), paralise (-)
Edem (-), hiperemis (-) PALPEBRA SUPERIOR Edem (-), hiperemis (-)
Edem (-), hiperemis (-) PALPEBRA INFERIOR Edem (-), hiperemis (+)
Injeksi (-), sekret (-) KONJUNGTIVA PALPEBRA Injeksi (-), sekret (-)
Injeksi (-) KONJUNGTIVA FORNIKS Injeksi (-)
Injeksi (-), Sekret (-) KONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-), sekret (-)
Ikterik (-), injeksi (-) SKLERA Ikterik (-), injeksi (-)
Keruh, sikatrik (+) KORNEA Keruh, sikatrik (+)
Dalam, hipopion (-), CAMERA OCULI Sulit dinilai
hifema (-) ANTERIOR
Coklat, kripta sulit dinilai IRIS Sulit dinilai
Bulat, Regular, Refleks Bulat, Regular
PUPIL
Cahaya (+)
Kekeruhan sebagian LENSA Kekeruhan sebagian
Refleks (+) SHADOW TEST Sulit dinilai
IV. RESUME
Pasien wanita berusia 43 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Abdul Moeloek dengan
keluhan penglihatan buram berkabut pada mata kanan dan kiri sejak 20 tahun lalu dan
memberat sejak 3 tahun ini tanpa disertai mata merah. 20 tahun yang lalu, pasien mengaku
kelilipan namun tidak dilakukan pengobatan hingga terjadi mata merah, belek lengket yang
keluar terus menerus disertai pandangan buram dan terlihat seperti ada bintik putih.
Sekarang keluhan mata merah disangkal, namun pandangan buram berkabut semakin
memberat sejak ± 3 tahun yang lalu. Keluhan serupa dirasakan pada mata kanan beberapa
bulan setelahnya dan semakin memberat seiring berjalan nya waktu. Hipertensi (+), DM (-
). Hasil pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal, VOD ½ /60, VOS 1/60,
kornea ODS keruh dan tampak sikatrik, COA OD dalam, iris OD sulit dinilai, reflek pupil
OD (+), lensa OD keruh sebagian, shadow test OD (+). COA OS sulit dinilai, iris OS sulit
dinilai, reflek pupil dan shadow test OS sulit dinilai.
V. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Slit lamp
- Pemeriksaan Biometri
VIII. PENATALAKSANAAN
- Fakoemulsifikasi dan implantasi lensa intraokular (IOL)
IX. PROGNOSA
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam : Dubia
Quo ad Sanationam : Dubia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Katarak senilis, terjadi pada orang berusia lanjut yang dicirikan dengan
kekeruhan pada lensa, yang berlanjut menjadi pembengkakan lensa, dan penyusutan
dengan hilangnya kejernihan lensa secara total. Lebih lanjut lagi, korteks akan
mencair untuk membentuk cairan putih (katarak Morgagni) yang akan menyebabkan
peradangan berat jika kapsul lensa pecah dan bocor. Katarak yang sangat lanjut
dengan zonula yang lemah rentan terhadap dislokasi ke anterior atau posterior.
2.2.3 Epidemiologi
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada
sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk
mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk
mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Pada tahun 2010, prevalensi katarak di
Amerika Serikat adalah 17,1%. Menurut Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa
katarak ditemukan lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada penelitian lain oleh
Nishikori dan Yamomoto, rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien
wanita yang berusia lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi katarak.
2.2.6 Penatalaksanaan
Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan
dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata
untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa
penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan
kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar. Jika katarak
tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan katarak
terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
A. Pengangkatan Lensa
Macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) atau ekstraksi intrakapsular
- Jenis pembedahan yang sudah jarang dilakukan ini adalah mengangkat lensa in
toto, yakni mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya, melalui insisi limbus
superior 140 hingga 160 derajat.
- Pembedahan ini dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau
berdegenerasi dan mudah putus. Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak
sekunder.
2. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) atau ekstraksi ekstrakapsular.
- Ekstraksi ini adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior
sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
- Jenis pembedahan ini sejak beberapa tahun silam telah menjadi operasi
pembedahan katarak yang paling sering dilakukan karena apabila kapsul
posterior utuh, maka lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kamera posterior.
Insidensi komplikasi pasca-operatif lebih kecil terjadi jika kapsul posteriornya
utuh.
3. Fakoemulsifikasi
- Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik
ekstrakapsular yang menggunakan getaran - getaran ultrasonik untuk
mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm),
sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.
2.6 Komplikasi
Glaukoma dikatakan sebagai komplikasi katarak. Glaukoma ini dapat timbul
akibat intumesenensi atau pembengkakan lensa. Jika katarak ini muncul dengan
komplikasi glaukoma maka diindikasikan ekstraksi lensa secara bedah. Selain itu
Uveitis kronik yang terjadi setelah adanya operasi katarak telah banyak dilaporkan.
Hal ini berhubungan dengan terdapatnya bakteri patogen termasuk
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis.
2.7 Prognosis
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan
tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-
kadang anomali saraf optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan
pada kelompok pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah
operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak
kongenital bilateral inkomplit yang progesif lambat.
2.8 Pencegahan
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak
dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui
adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun.
Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:
- Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas
dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah
- Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
- Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada
mata
- Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya
Nutrisi lensa berasal dari aquous humor. Pemberian nutrisi organ avascular dan
tidak mengandung saraf ini terjdi secara difusi dari aquous humor. Dalam hal ini
lensa bertindak sepenuhnya sebagai membrane semi permeable yang mengalirkan zat
nutrisi. Kerusakan kapsul akan merubah permeabilitas yang dapat menyebabkan
kekeruhan korteks lensa.
Lensa memiliki kadar protein tinggi yaitu 30% dari berat lensa. Kristialin
merupakan protein spesifik yang terdapat pada lensa. Pembentukannya dimulai pada
saat awal diferensiasi lensa dan selanjutnya pembentukannya terbatas. Ada dua
bentuk protein lensa yaitu water soluble dan water insoluble. Protein water soluble
terdiri dari kristalin α, β, γ yang dibedakan berdasarkan titik isoelektrik dan berat
molekulnya. Fungsinya sebagai penentu tingginya index refraksi lensa, penentu
factor genetic, dan sebagai antioksidan. Sedangkan water insoluble terdiri dari
albuminoid, protein membrane, yang berfungsi sebagai media transport melalui
membrane dan cytoskeletal protein yang merupakan elemen protein yang terdapat
pada kapsul lensa yang berfungsi pada saat akomodasi.
Pada inflamasi terjadi reaksi berupa lepasnya radikal bebas. Respons sel epitel
terhadap lepasnya radikal bebas pada proses inflamasi intraokuler dimulai dari
lepasnya sel fagositik (neutrophil dan marofag). Sel-sel ini akan menghasilkan
superoxide, hydrogen peroxide dan hipoclorit. Primernya produk-produk ini
merupakan salah satu dari mekanisme anti bacterial killing tetapi jika dalam jumlah
banyak dapat berpotensi merusak jaringan local termasuk epitel lensa, sehingga
terjadi kekeruhan di epitel dan subscapular.
Secara histologis, sel epitel akan menjadi lebih gepeng, multilayered, rapuh,
mudah rusak dan keruh. Bersamaan dengan terjadinya perubahan-perubahan di
bagian anterior, korteks mengalami degenerasi sitoplasma dan menjadi encer. Secara
klinis, setelah serangan akut glaucoma akibat tekanan intraocular yang sangat tinggi
terlihat bercak ireguler di kapsul anterior, berwarna keputihan di area pupil.
2.3.3 Mekanisme Pembentukan Katarak pada Myopia Tinggi dan Hereditary Vitreo
Retinal Disorders
Pada myopia berat, sering terjadi komplikasi katarak sub kapsuler posterior.
Mekanisme terjadinya disebabkan oleh penyakit di bagian posterior sel-sel lensa
seperti inflamasi vitritis, myopia degenerasi, degenerasi di retina termasuk retinitis
pigmentosa yang mengakibatkan migrasi dan degenerasi sel-sel ekuator ke posterior
pole.
Proses migrasi ini tidak cukup dengan satu stimulus. Pada cataractogenesis
yang berperan adalah proses degenerasi, seperti pada retinitis pigmentosa katarak
terjadi karena factor degenerasi retina
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien wanita berusia 43 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Abdul Moeloek
dengan keluhan penglihatan buram berkabut pada mata kanan dan kiri sejak 20 tahun lalu
dan memberat sejak 3 tahun ini tanpa disertai mata merah. 20 tahun yang lalu, pasien
mengaku kelilipan namun tidak dilakukan pengobatan hingga terjadi mata merah, belek
lengket yang keluar terus menerus disertai pandangan buram dan terlihat seperti ada bintik
putih. Sekarang keluhan mata merah disangkal, namun pandangan buram berkabut
semakin memberat sejak ± 3 tahun yang lalu. Keluhan serupa dirasakan pada mata kanan
beberapa bulan setelahnya dan semakin memberat seiring berjalan nya waktu. Hipertensi
(+), DM (-). Hasil pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal, VOD ½ /60,
VOS 1/60, kornea ODS keruh dan tampak sikatrik, COA OD dalam, iris OD sulit dinilai,
reflek pupil OD (+), lensa OD keruh sebagian, shadow test OD (+). COA OS sulit dinilai,
iris OS sulit dinilai, reflek pupil dan shadow test OS sulit dinilai.
Katarak adalah kekeruhan lensa mata yang dapat diakibatkan oleh sebab apapun dan
menimbulkan penurunan fungsi penglihatan berupa penurunan senstivitas kontras dan
tajam penglihatan. Kekeruhan pada lensa menyebabkan penurunan kemampuan tajam
penglihatan oleh karena lensa memiliki fungsi optik untuk memfokuskan sinar yang
masuk ke dalam mata dapat jatuh tepat pada retina. Penyebab katarak dapat disebabkan
oleh banyak faktor, namun yang terutama ialah akibat proses penuaan. Proses percepatan
timbulnya katarak biasanya berhubungan dengan adanya penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus dan juga pemakaian obat-obatan seperti steroid. Selain itu katarak juga dapat
disebabkan oleh penyakit intraokuler lainnya sehingga disebut sebagai katarak komplikata
Pada kasus ini, pasien berusia 43 tahun, mengalami pandangan buram berkabut sejak
20 tahun yang lalu. Sebelum muncul keluhan, ada riwayat trauma yang menyebabkan mata
pasien nyeri, merah, belek lengket yang keluar terus menerus, dan pandangan yang buram,
dan muncul bintik putih di pinggir limbus pasien. tetapi pasien tidak berobat hingga
pandangan buram semakin bertambah seiring berjalan nya waktu. Tidak ada riwayat
penggunaan obat steroid jangka panjang. Selain usia, penyebab lain yang dapat
menyebabkan katarak ialah adanya peradangan intraokular yang biasanya berhubungan
dengan uveitis dan glaukoma akut. Faktor lingkungan seperti kebiasaan merokok dan
pajanan ultraviolet ternyata juga berkorelasi signifikan dengan pravalensi katarak.Pasien
memiliki riwayat hipertensi. Menurut beberapa sumber, hipertensi tidak menyebabkan
secara langsung terjadinya katarak pada lansia, tetapi hipertensi menjadi salah satu factor
predisposisi penyakit katarak yang disebabkan proses metabolism darah tidak optimal,
sehingga dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa.
Pada hasil pemeriksaan ophtalmologi, didapatkan hasil, VOD ½ /60, VOS 1/60,
kornea ODS keruh dan tampak sikatrik, COA OD dalam, iris OD sulit dinilai, reflek pupil
OD (+), lensa OD keruh sebagian, shadow test OD (+). COA OS sulit dinilai, iris OS sulit
dinilai, reflek pupil dan shadow test OS sulit dinilai. Menunjukkan pasien mengalami
katarak stadium immature.
Pada penatalaksanaan direncanakan tindakan fakoemulsifikasi dan IOL.
Fakoemulsifikasi merupakan teknik ekstraksi katarak ekstrakapsular yang paling sering
digunakan saat ini. Teknik ini menggunakan vibrator ultrasonik genggam untuk
menghancurkan nukleus yang keras hingga substansi nukleu dan korteks dapat diaspirasi
melalui suatu insisi berukuran sekitar 3 mm untuk memasukkan lensa intraokular yang
dapat dilipat (foldable intraocular lens). Teknik ini digunakan karena didapatkan kondisi
intraoperasi lebih terkendali, perbaikan luka yang lebih cepat dengan derajat distorsi
kornea yang lebih rendah, dan mengurangi peradangan pascaoperasi, sehingga berakibat
pada rehabilitasi penglihatan yang lebih singkat.
DAFTAR PUSTAKA