Anda di halaman 1dari 9

Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Modul PERKEMBANGAN POROS MARITIM INDONESIA

5
2 JP (90 menit)

Pengantar

Dalam bagian ini dibahas tentang latar belakang poros maritime


Indonesia, pengertian Negara maritim, pengaruh lingkungan strategis.
Kondisi keamanan perairan Indonesia, perkembangan poros maritime di
Indonesia dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan poros
maritime Indonesia.
Tujuan diberikan materi ini agar peserta didik dapat memahami
perkembangan poros maritime indonesia.

Kompetensi Dasar

Memahami Perkembangan Poros Maritim Indonesia

Indikator hasil belajar :

1. Menjelaskan Latar belakang poros maritim Indonesia;


2. Menjelaskan Pengertian negara maritim;
3. Menjelaskan Pengaruh lingkungan strategis;
4. Menjelaskan Kondisi keamanan perairan di Indonesia;
5. Menjelaskan Perkembangan poros maritim di Indonesia;
6. Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan poros
Maritim di Indonesia

Materi Pokok

1. Latar belakang poros maritime Indonesia,


2. Pengertian negara maritim,
3. Pengaruh lingkungan strategis.
4. Kondisi keamanan perairan Indonesia,
5. Perkembangan poros maritime di Indonesia dan
6. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan poros maritime
Indonesia.

BELA NEGARA 114


Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Metode Pembelajaran

1. Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang :


a. latar belakang poros maritime Indonesia, pengertian negara
maritim.
b. Pengaruh lingkungan strategis. kondisi keamanan perairan
Indonesia.
c. Perkembangan poros maritime di Indonesia dan factor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan poros maritime
Indonesia.

2. Tanya jawab dengan peserta didik berkaitan materi yang di


sampaikan oleh Gadik.

Bahan dan Alat

1. Bahan :

BELA NEGARA 114


Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

a. Naskah / bahan ajaran.

b. ARMAWI, ARMAEDI, 2006, Geostrategi Indonesia, makalah


pelatihan dosen kewarganegaraan, Dikti, Surabaya.

c. H. KAELAN dan H. ACHMAD ZUBAIDI, 2010, pendidikan


kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, Paradigma,
Yogyakarta.

d. MAYASARI, MEIKE, 2005, persengketaan daerah


perbatasan di wilayah ambalat kaitannya dengan konsep dan
implementasi wawasan nusantara, makalah, UGM,
Yogyakarta.

2. Alat :

a. Intranet.
b. Lap Top
c. LCD / Proyektor dan Screen

d. White Board
e. Flichart
f. Alat tulis dan penghapus
g. Flashdisc
h. Lasser point

Proses Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

BELA NEGARA 114


Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

a. Gadik memperkenalkan diri kepada para peserta didik.


b. Gadik melakukan pencairan suasana kelas agar tercipta
interaksi antara gadik dan peserta didik.
c. Gadik melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada
peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.

2. Tahap inti : 70 menit

a. Gadik menjelaskan materi tentang :


1) Latar belakang poros maritime Indonesia, pengertian
Negara maritim.
2) pengaruh lingkungan strategis. Kondisi keamanan
perairan Indonesia.
3) perkembangan poros maritime di Indonesia dan factor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan poros
maritime Indonesia

b. Gadik melakukan tanya jawab dengan peserta didik berkaitan


dengan materi yang di sampaikan.

3. Tahap akhir : 10 menit

a. Penguatan materi :
Gadik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
materi pembelajaran yang diberikan.

b. Cek penguasaan materi :


Gadik mengecek penguasaan materi pelatihan dengan cara
bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

Tagihan / Tugas

1. Peserta didik mengumpulkan resume materi pelajaran yang telah


diterima.
2. Laporan hasil tugas diserahkan kepada gadik pada saat
pertemuan berikutnya.

Lembar Kegiatan

BELA NEGARA 114


Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Resume materi pelajaran yang telah diterima peserta didik

Bahan Bacaan

PERKEMBANGAN POROS MARITIM INDONESIA

BELA NEGARA 114


Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

1. Latar Belakang Poros Maritim Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang


memiliki luas laut sebesar 5,8 Juta Km² yang terdiri dari laut territorial
dengan luas 0.8 juta KM2, laut nusantara 2.3 juta Km² dan Zona
Ekonomi Eksklusif 2,7 juta Km². Di samping itu Indonesia memiliki
pulau sebanyak ± 13.466 pulau dan garis pantai sepanjang 99.093
KM. Secara geografis, maka Indonesia yang terletak di antara dua
benua dan dua samudera yang menjadikan perairan Indonesia
sebagai Sea Lane Of Communication (SLOC) dan Sea Lane Of
Trade (SLOT) yang memiliki nilai strategis baik nasional maupun
internasional. Kondisi tersebut di atas sangatlah signifikan dan harus
dilihat bukan saja sebagai aset nasional namun juga merupakan
tantangan nyata dalam mengelola dan menjaga keamanannya bagi
kepentingan nasional maupun kepentingan internasional.

Hingga saat ini, ancaman gangguan keamanan di perairan masih


relatif tinggi baik yang bersifat konvensional, transnasional maupun
kejahatan terhadap kekayaan negara. Kejahatan pencurian di kapal
(curas/curat) masih tinggi terutama di anchorage area di wilayah
Belawan, Nipah, Tanjung Berakit, Tanjung Priok, Kalimatan Selatan
dan Kalimantan Timur. Kejahatan lintas negara yang berupa sea
piracy ,armed robbery, illegal fishing, penyelundupan narkotika,
penyelundupan barang dan sembako, penyelundupan senpi dan
handak maupun people smuggling masih relatif tinggi. Beberapa
ancaman gangguan keamanan di perairan Indonesia tersebut akan
berpengaruh terhadap pandangan dunia internasional kepada
keamanan perairan Indonesia. Hal tersebut akan berdampak kepada
terhambatnya cita-cita besar Presiden RI dalam rangka mewujudkan
Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Aspek keamanan perairan merupakan satu aspek yang cukup vital
dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sistem
keamanan di wilayah perairan yang handal dan modern bukanlah
suatu kemewahan melainkan suatu kebutuhan (Conditio Sine
Quanon). Apalagi dewasa ini perkembangan ekonomi global telah
mengalami pergeseran pusat pertumbuhan ekonomi dari kawasan
Atlantik Eropa ke kawasan Asia Pasifik. Tidak berlebihan jika ada
pendapat yang mengatakan abad XXI adalah milik kawasan Asia
Pasifik atau “The Pasific Century” ( Maritim Indonesia, Dasril Munir,
2011).

2. Pengertian Negara Maritim

a. Pengertian Kemaritiman.
Istilah maritim berasal dari bahasa Inggris yaitu
BELA NEGARA 114
Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Rangkuman

BELA NEGARA 114


Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

1. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang


memiliki luas laut sebesar 5,8 Juta Km² yang terdiri dari laut
territorial dengan luas 0.8 juta KM2, laut nusantara 2.3 juta Km²
dan Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta Km². Berpotensi adanya
ancaman gangguan keamanan di perairan masih relatif tinggi baik
yang bersifat konvensional, transnasional maupun kejahatan
terhadap kekayaan negara.

2. Negara maritim adalah sebuah konsep yang mengedepankan


untuk memanfaatkan semua sumber daya alam diwilayah laut
untuk kepentingan rakyat dan memakmurkan sebuah negara.

3. Dinamika lingkungan strategis internasional selalu membawa


implikasi baik positif maupun negatif pada sisi lain secara
bersamaan, yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi perkembangan nasional. Implikasi positif
membawa manfaat dalam mendukung cita-cita, tujuan nasional
dan kepentingan nasional, sedangkan implikasi negatif
menyebabkan meningkatkan potensi ancaman bagi kelangsungan
hidup negara. Situasi dan kecenderungan lingkungan strategis
pada awal abad 21 sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan
periode satu dekade terakhir dalam abad 20.

Letak geografi dan kondisi wilayah NKRI menjadi dasar


pertimbangan utama dalam menyusun konsep strategi maritim
(kalau mau menyebut strategi Angkatan Laut) serta konsep
operasionalnya. Dari fakta statis dan dinamis di atas, akan ikut
menjadi pertimbangan pelengkap yaitu pengaruh lingkungan
strategis baik dalam dan luar negeri, ancaman yang dihadapi,
serta faktor-faktor lain. Pembagian wilayah nasional menjadi 3
(tiga) komando wilayah laut akan lebih efektif dalam menjawab
tantangan masa kini serta perkembangan lingkungan strategis
yang berkembang

4. Gangguan Kamtibmas di wilayah perairan Indonesia periode 2010


sampai dengan Oktober 2014 sangat beragam, baik kejahatan
konvensional, transnational crimes, kejahatan terhadap kekayaan
negara, kejahatan yang berimplikasi kontijensi serta laka laut.
Kasus yang menonjol pada aspek kejahatan konvensional adalah
kasus pelayaran dan kasus curas/curat di perairan. Kasus yang
menonjol pada aspek transnational crimes adalah kasus-kasus
illegal logging, illegal fishing dan penyalahgunaan BBM,
sedangkan kasus yang menonjol pada aspek kejahatan lintas
negara adalah kasus perompakan dan penyelundupan

5. Poros maritim merupakan satu isu yang senantiasa terus ada,


namun terkadang timbul dan tenggelam. Angkatan Laut Indonesia
masih sangat lemah, padahal Indonesia memiliki laut yang sangat
luas. Melihat sejarah maritim Indonesia, posisi strategis Sunda
Kelapa dan betapa pentingnya kemaritiman Indonesia di mata
dunia, yang menorehkan sejarah yang panjang.
BELA NEGARA 114
Modul SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Latihan

1. Jelaskan Latar belakang poros maritim Indonesia;


2. Jelaskan Pengertian negara maritim;
3. Jelaskan Pengaruh lingkungan strategis;
4. Jelaskan Kondisi keamanan perairan di Indonesia;
5. Jelaskan Perkembangan poros maritim di Indonesia;
6. menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
poros maritim di Indonesia

BELA NEGARA 114

Anda mungkin juga menyukai