Anda di halaman 1dari 8

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXIII, Nomor 1, 1998 :19 - 26 ISSN 0216- 1877

MIKROALGAE : ALTERNATE PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI


DIMASA MENDATANG
oleh

Lily M. G. Panggabean 1)

ABSTRACT

MICROALGAE : ALTERNATIVE SOURCE OF FOOD AND INDUSTRY.


Microalgae contain up to 60% of their dry weight as protein (including essential
amino acids); up to 76% as lipid (rich in essential fatty acids and up to 57% as
carbohydrate. as well as vitamins, pigments etc. Biomass d microalgae have been
considered as an alternative source of food or nutritional supplementation,
particularly for humans and domestic animals. Microalgae have also been
considered as potential sources for a variety of materials. Biomass d microalgae,
i.e. non conventional agricultural crop could be obtained from large scale cuture of
microalgae grown in arid lands where water and solar energy are available.

PENDAHULUAN menanam kedele daripada harus impor.


Alternatif lain, mungkin miktoalgae dapat
Krisis moneter telah melanda seluruh mengganti sebagian dari kebutuhan kedelai.
aspek kehidupan masyarakal Indonesia. Mikroalgae adalah jasad renik yang
Naiknya harga-harga sembilan bahan pokok termasuk tumbuhan bersel tunggal.
tidak dapat dihindari. Sumber protein yang berkembang-biak sangat cepat dengan daur
murah untuk masyarakat Indonesia, yaitu tahu hidup relatif pendek. Mikroalgae dapat
dan tempe. harganya naik 100 persen. bersaing dengan produk pertanian dalam
Demikian pula harga ayam potong. Kenaikan mengatasi kebutuhan lahan yang semakin
harga rersebut disebabkan karena bahan terbalas. Lahan produksi mikroalgae lebih
kedelai sebagai bahan utama tempe dan kecil daripada tanaman tinggi dan biomassa
bahan campuran dalam pakan ayam harus yang dihasilkan per satuan waktu lebih banyak.
diimpor dengan kenaikan kurs rupiah dari Rp. karena daur hidup mikroalgae singkat.
2.400,- menjadi sekitar Rp. 10.000,-. Untuk Misalnya Chlarella pyrenoidosa, dengan
mengendalikan harga, mungkin perlu perlakuan khusus (38-40 ºC, 32,3 klux),

1) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Laut. Puslitbang Oseanologi-LIPI.

19

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

mempunyai konstanta pertumbuhan k = 14. Dimasa mendatang mikroalgae


artinya dalam sehari setiap sel sudah menjadi 2 mungkin dapat dimanfaatkan sebagal alternatif
sel kali 14 = 28 sel. (SOROKIN & KRAUSS pangan atau makanan tambahan. Bila
1962). Lahan tidak subur dapat dimanfaatkan dibandingkan dengan sumber bahan makanan
untuk produksi jasad renik tersebut, asalkan lain, komposisi biokimia beberapa jenis
sumber air dan matahari cukup. mikroalgae mungkin dapat bersaing dengan
tepung kedelai (Tabel 1).

Tabel 1. Perbandingan komposisi biokimia mikroalgae dengan bahan lain

Sumber : ARONSON et al. (1980)

20

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

MIKROALGAE SEBAGAI SUMBER dengan baik oleh mamalia dan nilainya lebih
PROTEIN DAN VITAMIN tinggi dari protein nabati, yaitu sebesar 80%
casein (BECKER, 1994). makanan dari
Kecuali methinonin dan lysin ganggang hijau dan biru tersebut gizinya
(LEVEILLE. et al. 1962). mikroalgae dapat lebih baik dari sayuran hijau karena
diandalkan sebagai sumber protein karena mengandung vitamin B12. Sayuran hijau
mengandung asam-asam amino cukup lengkap biasanya tidak mengandung vitamin B12. Vi-
(Tabel 2). Tidak hanya sebagai sumber pro- tamin ini sebenarnya juga tidak disintesa oleh
tein sel tunggal (single cell protein), bahan alga hijau. Alga tersebut menyerap vitamin
makanan dari mikroalgae kualitasnya lebih B12 yang dikeluarkan oleh bakteri di perairan.
baik dari bahan protein nabati, karena Spirulina termasuk ganggang biru atau
mengandung hampir semua vitamin. cyanobakteri, sifat-sifatnya lebih mendekati
Kandungan vitamin dari beberapa mikroalgae bakteri dan dapat mensintesa vitamin B12.
dan hati sapi serta bayam disajikan pada Tabel Spirulina adalah protein sel tunggal yang baik
3. Alga hijau (ChIorophyceae) seperti Chlo- dan sangat baik sebagai sumber vitamin B12.
rella pyrenoidosa dan Scenedesmus serta "Sun Chlorella" adalah salah satu produk yang
ganggang biru (Cyanobakteria) Spirulina telah dipasarkan ke manca negara dan
adalah sumber protein sel tunggal yang baik. dikonsumsi sebagai makanan kesehatan.
Bila diproses dengan baik, dapat dicerna

Tabel 2. Komposisi asam-asam amino pada mikroalgae dan sumber-sumber lain (g/16 a N) (Lajur 1, 2,
3, dst. Berturut-turut mewakili reference protein FAO/WHO, 1973; telur, kedele; Spirulina
maxima; S. Maxima; Scenedesmus obliquus; Chlorella ellipsoidae; C. Pyrenoidosa; C. Vulgaris;
Dunaliella bardawil)

Sumber : BECKER (1994).

21

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 3 RDI (Recommended Daily Intake, adults) dan Komposisi vitamin pada algae dan sumber vitamin
hati sapid an bayam (mg/kg berat kering) (Lajur 1, 2, dst. Berturut-turut mewakili Spirulina
platensis; S. maxima; Spirulina sp.; Scenedesmus obliquus; S. quadricanda dan Chlorella
plyrenoidosa).

Sumber : BECKER (1994).

Masih dalam penelitian, mikroalgae mengakibatkan peningkatan asam urat dalam


mungkin dapat dicampur dengan makanan serum darah, kemudian akan terjadi batu ginjal,
pokok seperti beras, jagung dan biji-bijian dan nephropathy dan komplikasi yang lain. Sebagai
dapat menambah nilai nutrisi biji-bijian 'protein sel tunggal' (single cell protein atau
tersebut. Misalnya beras dengan protein 5% SCP), dan dari persentase asam nukleatnya.
dan 'protein efficiency ratio (PER)' 2,05/ bila mikroalgae (6%) masih lebih baik
dicampur dengan Scenedesmus 1 : 1, dibandingkan dengan yeast (8 - 12%) atau
kandungan protein meningkat menjadi 9.3% bakteri (20%). Menurur Protein Advisory
dan PER menjadi 2.46, mendekati standar PER Group (1975), batas masukan asam nukleat
untuk casein sebesar 2,50 (Venkatamaran et al. yang diperbolehkan dalam mengkonsumsi
1977). makanan dari sumber lain yang 'unconven-
Sebagai makanan suplemen, tional' adalah 2 g per hari dan total dengan
mikroalgae memang sangat baik dalam sumber lain tidak melebihi 4 g. Bila
perbaikan gizi, namun jumlahnya harus diasumsikan bahwa algae mengandung asam
dibatasi karena mikroalgae mengandung asam nukleat 6%, maka batas konsumsi 'Sun Chlo-
nukleat yang berbahaya untuk kesehatan. rella' untuk orang dewasa adalah 30 g dan
Sistim enzim pada manusia tidak dapat untuk menghindari bahaya laten dari
melakukan metabolisme untuk ikatan purin hyuperuricemic baras konsumsi sebaiknya
dari asam nukleat, sehingga asam urat tidak dikurangi menjadi 20 g per hari.
dapat diuraikan lebih lanjut. Penambahan asam Mikroalgae mungkin lebih baik
nukleat yang terlalu banyak (RNA dan DNA) digunakan sebagai sumber protein yang murah

22

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

untuk pakan ayam penganti kedele. Uji pakan Minyak alga mengandung asam-asam lemak
terhadap unggas menunjukkan bahwa 25 % esensial seperti C18 linoleat (l8:2ω 6) dan γ-
kedele atau 7,5 % dari 22 % protein dalam 1inolenat (18:3ω 3) dan derivate dari C20, asam
ransum pakan dapat digantikan dengan Chlo- eicosapenlanoat (EPA : 20 : 5ω 3) dan asam
rella, Scenedesmus, Euglena, Spirulina atau arachidonat (AA: 20: 4ω 6). Asam asam lemak
mikroalgae darat lainnya (BECKER, 1992). tersebut tidak dapat disintesa oleh tubuh
Feed conversion ratio pada beberapa manusia dan merupakan komponen penting
percobaan tersebut tidak berbeda nyata dalam rnakanan manusia dan hewan. Bila asam
dengan kontrol yang menggunakan sumber lemak esensial tidak ada dalarn makanan, atau
protein dari kedele. Mikroalgae tersebut dengan kata lain keseimbangan ω3 dan ω6
langsung diberikan kepada unggas dalam dalam tubuh terganggu, maka akan terjadi
campuran pakan unggas tanpa diolah. penyakit-penyakit seperti schizophrenia
BRUNE & WALZ (1978) memisahkan lipid sampai ke thrombosis.
pada Scenedesrnus dan mengganti seluruh Asam-asam lemak esensial ber-
protein kedele dengan 24 % Scenedesmus. hubungan dengan pembentukan senyawa pros-
Dengan menambah 0.l % methionin, feed taglandin dalam tubuh. Asam eicosapentaenoat
conversion ratio (5.20) jauh lebih baik dari (EPA : 20:5ω3) dan asam arachidonat (AA :
kontrol (2,00) yaitu mengandung 22 % 20 :4ω6) berperanan sebagai precursor
kedele dan 0.1 % methionin. protaglandin prostacyclin, thromboxan dan
leucotrien. Prostaglandin juga dapat diturunkan
MIKROALGAE SEBAGAI SUMBER dari senyawa dihomo-γ linoleat. Dengan
ASAM LEMAK ESENSIAL bantuan enzim dalam tubuh, asam linoleat dari
makanan diubah menjadi dihomo-γ-linoleat (8,
Mikroalgae mengandung lilpid dalam 1 1 . 14- eicosatrioneat). Metabolik yang
jumlah cukup besar dengan komposisi seperti dihasilkan adalah AA yang kemudian diubah
pada minyak nabati. Pada kondisi tertentu, menjadi prostaglandin E-2.
kandungan minyak pada mikroalgae dapat Golongan eicosanoid tersebut
mencapai 85 % berat kering, jauh melebihi berperanan sangat penting, dalam mengatur
kandungan minyak nabati dari tumbuhan darat. keseimbangan metabolik dalam tubuh dan
Minyak alga (mikroalga) dapat digunakan fungsi fisiologis. Aktivitas biologis dari pros-
sebagai pengganti minyak nabati. taglandin sebagai hormon lokal dan pengatur
Kebutuhan akan minyak nabati di dunia fisiologis tubuh seperti pengaturan tekanan
dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada darah, sodium pada ginjal, pelepasan insulin,
Tahun 1982 produksi minyak dunia mencapai sekresi asam lambung, dan lain-lain. Didalam
59,9 juta ton dan kebutuhannya akan terus industri farmasi, golongan prostanoid
bertambah. Dari produk tersebut. 73 % berasal digunakan untuk mengobati tekanan darah
dari minyak nabati kedele. Minyak nabati tinggi, asma, sakit pada menstruasi, menambah
selain dikonsumsi manusia (80 %), juga tenaga dan menginduksi siklus estrus pada
diperlukan dalam industri seperti surfactant mamalia.
(sabun, deterjen) karet, tekstil, plastik, Sumber EPA pada makanan biasanya
kosmetik, penyamak dan lain-lain. Minyak diperoleh dari minyak ikan, dan EPA tersebut
nabati lebih banyak diperlukan dari pada sebenarnya berasal dari mikroalgae melalui
minyak binatang dan minyak bumi Eropa rantai makanan. Daftar asam lemak pada
adalah pasar terbesar dari minyak nabati mikroalgae disajikan pada Tabel 4.
(RATLEDGE. 1982).

23

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 4. Komposisi relatif asam-asam lemak pada Ganggan biru (lajur 1). Chrysophyceae (2). Haptophyceae
(3). Cryptophyceac (4). Xanthophyceae (5). Rhodophyceae (6). Dinophyceae (7). Bacillariophyceae
(8) Chloroplhyceae (9) dan Eughlenophyceae (10).

(Nilai relatif 10%, 20% dst. dinyatakan dengan angka 1, 2, dst; - berarti kosong, Tr berarti sangat sedikit dan
( ) berarti hanya pada beberapa ’strain’).

Sumber : BOROWITZKA (1992)

24

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Spirulina dapat diandalkan sebagai methylglucuronic acid (0,2) dan pada P.


sumber γ-linoleal, sedangkan mikroalga aerugineum yaitu 2,4-di-O-methylgalactosa
merah, Porphyridium cruenrum dan P. (0,5). Polisakharida pada P. aerugineum dapat
aerugineum adalah sumber AA yang baik. dipisahkan dengan metoda pengendapan oleh
Sintesis prostaglandin E2 dan prostaglandin cetylpyridium khlorida, kemudian ditambah
F2 dari AA (5, 8, 11, 14-eicosatetraenoic acid) ethanol untuk membentuk garam kalsium.
dari alga merah tersebut dapat dilakukan Hasil produk murni polisakharida tersebut
dengan menambahkan enzim yang diambil mempunyai viskositas stabil pada kisaran pH
dari scrotum tikus yang sudah dibekukan dan suhu yang lebar. Polisakharida yang
(AHERN dalam BOROWITZKA 1992). diperoleh dari P. aerugineum digunakan untuk
Mikroalga mengandung sumber utama mengikat air dalam proses pemisahan minyak
ω3 yang sangat diperlukan dalam rantai bumi dan sudah dipatenkan (SAVIN, 1978)
makanan, karena ω3 ini tidak dapat disintesa
oleh biota akuatik. Dalam akuakultur, beberapa MIKROALGAE SEBAGAI SUMBER
"strain" mikroalgae telah diseleksi untuk pakan PIGMEN
larva dalam usaha pembenihan moluska.
udang, teripang dan lain-lain. Beberapa Phycoerythrin (PE) adalah pigmen dari
"strain" pakan alami mikroalgae antara lain : ganggang merah dan phycocyanin (PC) adalah
Tetraselmis. Isochrysis. Chlamydomonas, pigmen dari ganggang biru dapat dipakai
Chlorella, Skeletonema, Phaeodactylum, sebagai pewarna makanan yang aman
Chaetoceros, Thalassiosira, Cyclotella. Dalam pengganti pewarna makanan syntetik yang
campuran pelet udang dalam tambak, mungkin berbahaya (karsinogenik) bagi kesehatan.
mikroalgae dapat ditambahkan seperti yang Spirulina adalah sumber PC yang baik.
telah dilakukan terhadap unggas. Mikroalgae DaiNippon Ink Co., di Jepang mengekstrak
tersebut perlu diuji apakah dapat mengurangi pigmen tersebut dan memberi nama patent dari
biaya dalam pembuatan pelet seperti produknya yaitu "Linablue". Pigmen lain yaitu
kebutuhan akan bahan minyak ikan (asam karotenoid yang termasuk β-karoten dapat
lemak esensial), kedele (protein) dan vitamin. diekstrak dari Dunaliella bardawil. Dalam
kondisi pertumbuhan tertentu. β-karoten yang
MIKROALGAE SEBAGAI SUMBER dapat diekstrak dari chloroplast dari
KARBOHIDRAT Dumliella bardawil berkisar antara 2-14 %.

Mikroalgae yang termasuk ganggang MIKROALGAE SEBAGAI SUMBER


merah mengeluarkan lendir ekstraselular yang BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
mengandung polisaccharida yang larut dalam
air. Polisakharida dari Porphyridium cruentum Botryococcus braunii mengandung
dan P. aerugineum mengandung D-xylosa, D- hidrokarbon C17-C34 dalam jumlah yang
glucosa, D-dan L-galactosa. 3-O- cukup dan berpotensi sebagai BBM yang
methylxylosa, 3-O-methylgalactosa dan D- terbarukan. Alga tersebut mempunyai
glumonic acid dalam molar sebanyak 3; l; 2.5; kemampuan untuk mengubah sebagian hasil
0,13; 0,13; 0,8 pada jenis yang pertama dan fotosintesanya menjadi hidrokarbon C34H58
1,7; 1; 1,1; 0,3; 0,6; 0,5 pada jenis yang kedua yang dinamai botryococcene. Dalam kondisi
(Percival & Foyle. 1979). Masih ada pertumbuhan eksponensial, Botryococcus
karbohidrat yang lain pada P. cruentum, yaitu menghasilkan 20% hidrokarbon C27 dan C31
2-O-methylheksosa (0,13) dan 2-O- Bila dibiarkan sampai fase pertumbuhan

25

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

stasioner, kandungan hidrokarbon BECKER, E.W. 1994. Microalgae Biotechnol-


Botryococcus meningkat menjadi 90 % dan ogy and Microbiology. Cambridge
rantai karbon menjadi lebih panjang, yaitu Univ. Press : 293 pp.
C35- (botryococcene dan cis-botryococcene). BOROWITZKA, M.A. 1992. Fats, oils and
Dunaliella salina bila dikondisikan hydrocarbon. In : Microalgal Biotech-
dalam suhu dan intensitas cahaya tertentu, nology (BOROWITZKAM N,A, & K,
mengandung lipid 50% yang terdiri dari H, BIRIWUTZJA Eds.). Cambridge
hidrokarbon cyclic dan acyclic. Anacystis Univ. Press : 257-287.
montana mengandung hidrokarbon yang lebih BRUNE, H. and O.P., WALZ 1978. Studies
berat, yaitu C21 hingga C36 on some nutritive effects of the green
Bila sumber minyak bumi sudah habis, alga Scenedesmus acutus with pigs and
orang mungkin akan beralih pada sumber- broilers. Arch. Hydrobiologie, Beihefte
sumber yang lain seperti misalnya mikroalgae. Ergebnisse der Limnologie 11 : 79-88.
LEVEILLE, G.A., J.W. SAUBERLICH and
KESIMPULAN DAN SARAN J.W. SHOCKLEY 1962. Protein value
and the amino acid deficiencies of vari-
Potensi mikroalgae sebagai bahan ous algae for growth of rats and chichs.
kebutuhan pangan dan industri masih perlu J. Nutrition 76 : 423-428.
terus digali. Mikroalgae dapat bersaing dengan PERCIVAL, E. and R.A.J. FOYLE 1979. The
pertanian dalam produksi biomassa. Lahan extra cellular polysaccharides of
yang tidak produktif dapat dijadikan kolam- Porphyridium cruentum and
kolam untuk budidaya masal jasad renik Porphyridium aerugineum. Carbohy-
tersebut asalkan tersedia sumber air (tawar atau drate Research 72 : 165 - 176.
air laut) dan sumber cahaya untuk fotosintesa. Protein Advisory Group 1975. PAG ad hoc
Mungkin limbah domestik atau pertanian yang Working Group meeting on clinical
mengandung nutrien dapat digunakan untuk evaluation and acceptable nucleic acid
produksi mikroalgae sekaligus membersihkan levels of SCP for human consumption.
limbah tersebut. PAG Bulletin 5 : 17-26.
RATLEDGE, C. 1982. Microbial oil and fats :
an asseement of their commercial value.
DAFTAR PUSTAKA Progress in Industrial Microbiology 16
: 119-206.
AARONSON, S., T. BERNER, and Z. SAVINS, J.G. 1978. Oil recovery process
DUBINSKY 1980. Microalgae as a employing thickened aqueous driving
source of chemicals and natural prod- fluid. US patent no. 4079544.
ucts. In : Algae Biomass (SHELEF, G. SOROKIN, C. and R. W. KRAUSS 1962.
and C.J. SOEDER, Eds.). Elsevier/ Effects of temperature and illuminance
Noth-Holland Biomedical Press : 576- on Chlorella growth uncoupled from cell
600. division. Plant Physiology 37 : 36-42.
BECKER, E.W. 1992. Microalgae for VENKATAMARAN L.V., E.W. BECKER and
human and animal consumption. P.M. KHANUM 1977. Short term feed-
In : Microalgal Biotechnology ing of alga Scenedesmus acutus pro-
(BOROWITZKA, M.A. & L. cesses by different methods. Growth
BOROWITZKA Eds.). Cambridge patern and histopathological studies.
Univ. Press : 222-256. Nutrition Reports International 15 :
231-240.

26

Oseana, Volume XXIII no. 1, 1998

Anda mungkin juga menyukai