PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelajaran sejarah di SD & SMP, kita pernah belajar tentang kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan
Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12, tepatnya pada tahun
1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya
terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang
ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota
Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat makalah ini dengan tujuan agar pembaca
dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri, masa pemerintahan Kerajaan
Kediri, aspek kehidupan di Kerajaan Kediri, dan masa kehancuran atau kemunduran Kerajaan
Kediri.
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia mengenai materi kelas X
PEMBAHASAN
Letak Kerajaan Kediri terdapat di Jawa Timur, berada di sebelah selatan sungai Brantas,
Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
1). Prasasti
v Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa
v Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono yang berisi masalah keagamaan,
v Prasasti Ngantang (1135), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah
kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
v Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama-nama hewan
v Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Kertajaya,
Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di Katang-
katang.
2). Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita cina ini
merupakan kumpulan berita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di
kerajaan Kediri. Seperti Kronik Cina bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M).
buku ini banyak mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei.
Kedua buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M.
AIRLANGGA
Airlangga (Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga, adalah
pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah 1009-1042 dengan gelar abhiseka Sri Maharaja
menjadi Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Janggala bagi kedua putranya. Nama Airlangga sampai
saat ini masih terkenal dalam berbagai cerita rakyat, dan sering diabadikan di berbagai tempat di
Indonesia.
a. SAMARAWIJAYA (1042)
Kerajaan Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti berlangsung berapa lama masa
pemisahan Kerajaan oleh Airlangga, yaitu sekitar tahun 1042. Tahun itu merupakan tahun yang
Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut dalam Prasasti Sirah
Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti langsung Samarawijaya atau bukan.
Ia merupakan Raja yang sangat giat memajukan sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra
c. BAMESWARA (1115-1135)
Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut dalam Prasasti
Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan Prasasti Tangkilan (1130).
d. JAYABHAYA (1135-1157)
Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri Jayabhaya yang
disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha
(1157). Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi kenangan bagi rakyatnya, karena pada masa
pemerintahnnya Kerajaan Kediri berhasil menaklukan Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai
e. SARWESWARA (1159-1169)
Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang disebutkan dalam Prasasti Pandegelan
Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan dalam Prasasti Meleri
Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah Sri Gandhra yang disebutkan dalam Prasasti Jaring (1181),
h. KAMESWARA (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang disebutkan dalam Prasasti Ceker
(1182) dan dalam Kakawin Smaradhana. Dalam Kakawin dikisahkan tentang perkawinan antara
i. KERTAJAYA (1194-1222)
Raja kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya yang disebut dalam
Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates
Kulon (1205), dan Kakawin Negarakertagama serta Kakawin Pararaton. Dalam Kakawin
dikisahkan tentang perang Ganter saat masa akhir pemerintahan Raja Kertajaya. Raja ini
Digjayattunggadewanama”.
Dalam tahun 1122 M Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Dengan kekalahan Kertajaya itu
Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun kembali Kerajaan Kediri setelah
keberhasilannya hanya bertahan setahun akibat serangan menantu Kertanegara dan pasukan
§ Pendiri Kerajaan Kediri adalah Airlangga, dengan Raja Pertamanya adalah Samarawijaya.
§ Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya, namun berhasil dibangun kembali oleh
Jayakatwang meskipun hanya bertahan satu tahun saja. Jadi bisa dikatakan juga bahwa raja
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang berdiri pada abad XI Masehi dan merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang didirikan oleh Mpu Sindok dari Dinasti Isyana.
Kerajaan ini terletak di wilayah pedalaman Jawa Timur. Kerajaan ini merupakan hasil dari
pembagian wilayah Kerajaan Medang Kamulan yang dibagi menjadi dua yakni Panjalu dan
Jenggala.
Adapun kehidupan politik, agama, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Kerajaan Kediri
Raja pertama Kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi Raja Kediri, Samarawijaya
selalu berrselisih paham dengan saudaranya, Mapanji Garasakan yag berkuasa di Jenggala.
Keduanya merasa berhak atas seluruh takhta Raja Airlangga (Kerajaan Medang Kamulan) yang
meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Akhirnya perselisihan
tersebut menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Peperangan tersebut
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Jayabaya. Saat
itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah Kerajaan Medang Kamulan.
Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil kembali menaklukan Jenggala yanga sempat
memberontak ingin memisahkan diri dari Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalu jayati yang artinya Panjalu menang.
Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah dari Jayabaya untuk
penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selam perang melawan Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan dalam kitab Bharatayuda.
Kitab ini merupakn kitab yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Bharatayuda memuat
kisah perang perbutan takhta Hastinapura antara keluarga Pandhawa daan Kurawa. Sejarah
pertikaian anatar Panjalu dan Jenggala mirip dengan kisah tersebut sehingga kitab Bharatayuda
dianggap sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk memperkuat kekuasaannya atas seluruh
menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan Dewa Wisnu. Selanjutnya ia
Pada masa pemerintahan Ketajaya Kerajaan Kediri mulai mengalami kemunduran. Raja
Kertajaya membuat kebijakan yang tidak populer dengan mengurangi hak-hak brahmana.
Kondisi ini menyebabkan banyak brahmana yang mengungsi ke wilayah Tumapel yang dkuasai
oleh Ken Arok. Melihat kejadian ini Kertajaya memutuskan untuk menyerang Tumapel. Akan
tetapi pertempuran di Desa Ganter, pasukan Kediri mengalami kekalahan dan Kertajaya
terbunuh. Sejak saat itu Kerajaan Kediri berakhir dan kedudukannya digantikan oleh Singasari.
b. Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat religius. Mereka menganut
ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai peninggalan arkeolog yang ditemukan
di wilayah Kediri yakni berupa arca-arca di candi Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca
tersebut menunjukkan latar belakang agama Hindu Syiwa. Para penganut agama Hindu Syiwa
menyembah Dewa Syiwa, karena merekaa mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma
menjadi Syiwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah satu pemujaan
yang dilakukan pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut Mantra Catur Dasa
c. Kehidupan Ekonomi
kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar Sungai Brantas. Pertanian
perdagangan Kediri dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras, barang-
barang yang diperdagangkan di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah,
dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah Asia. Mereka
sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-
rempah dibawa ke India, Teluk Persia, Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh
kapal-kapal Venesia menuju Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai
Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan Kediri sudah
1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja
2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat
Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra berkembang pesat. Pada
masa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasrayaa. Selanjutnya
pada masa pemerintahan Kameswara muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh Mpu
Dharmaja serta kirab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung. Pada masa
pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis kitab
e. Hasil Budaya
1. Candi Penataran
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di
sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi
diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200
Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan
2. Candi Gurah
Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957 pernah ditemukan
sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi
Gurah namun karena kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur kembali
3. Candi Tondowongso
Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada awal tahun 2007 di
Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik
sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya),
meskipun Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957.
Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata
setempat.
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai
peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat politik
dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah
karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil
pahatan.
Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan sekarang
5. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini
dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau
1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri
6. Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar bawah 75 cm.
terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang
masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran
rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah
lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa pengabulan permohonan
penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum
terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya
dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan
Macan Kuning.
8. Candi Tuban
Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu
aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi
Mirigambar luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang merusak candi
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi ini terletak di Dukuh
Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak
sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya.
Setelah dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang kambing, ayam
dan bebek.
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira – kira setengah sampai
satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh.
Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh
laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki – laki dihancurkan,
Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan prasasti Panumbangan tentang
permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar
ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa Panumbangan sebagai sima
swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini berangka tahun
1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian
atas prasasti dalam bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi
prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah
Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha
yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan
menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak
sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan
Narasingha.
Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang amat sangat
terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.
Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton dan
Nagarakertagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum Brahmana,
perselisihan ini terjadi karena Raja Kertajaya memerintahkan kaum Brahmana untuk menyembah
dia sebagai raja, namun para kaum Brahmana menolak dan kemudian meminta perlindungan
Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang
merupakan daerah bawahan Kediri. Perang antara Kediri dan Tumapel terjadi dekat Desa Ganter.
Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah
masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan
Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai bupati Kediri. Tahun 1258
Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sstrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan
Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam
masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh
Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu
tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/PurnaSenda/kerajaan-kediri-15219260?related=1
http://kumsej.blogspot.com/2012/11/dinasti-kediri_18.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:iLha9ZnvvHsJ:macheda.blog.uns.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/kerajaan_panjalu_ciamis
http://taniacaroline.wordpress.com/2010/08/18/kerajaan-medang-kamulan/
http://tatkalam.blogspot.com
http://ilhamblogindonesia.blogspot.com/2013/08/10-benda-benda-dan-bangunan-
peningalan.html#ixzz3Jec3BzxC
http://id.wikipedia.org/wiki/Airlangga
http://sejarahn.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://okkybrawid.blogspot.com/
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html
http://www.google.co.id/image
http://www.materisma.com/2014/08/sejarah-kerajaan-kediri-kehidupan.html?m=1
http://juragansejarah.blogspot.in/2012/05/sejarah-kerajaan-kediri.html?m=1
http://pendidikan4sejarah.blogspot.in/2011/01/kerajaan-kediri.html?m=1
https://prezi.com/ojv9wlodr9sp/sejarah-kerajaan-kediri/
https://indriblb.wordpress.com/2013/06/26/raja-raja-di-kerajaan-kediri/comment-page-1/
http://www.eastjava.com/tourism/kediri/ina/history.html
http://sejarahn.blogspot.in/2012/05/normal-0-false--false-false-in-x-none-x.html?m=1
http://jaluherlambang.blogspot.in/2012/11/makalah-kerajaan-kediri.html?m=1