Modul Perkembangan Bahasa1
Modul Perkembangan Bahasa1
PANDUAN PEMERIKSA
1. Latar belakang
Early Language Milestone Scale Edisi-2 ( ELMS-2 )
Tujuan yang diharapkan
2. Modul 1. Konsep Dasar Perkembangan Anak ........................................... 1
Reliabilitas .......................................................................................... 99
2
3
Latar belakang
Bahasa merupakan suatu sistem yang meliputi berbagai simbol untuk
menyampaikan, memahami dan menyimpan ataupun bertukar informasi.
Perkembangan bahasa pada bayi secara normal menggunakan sarana
pendengaran dan visual. Berbahasa lebih luas artinya dibanding berbicara, oleh
karena berbicara hanya merupakan salah satu perkembangan bahasa.
4
Modul 1
5
Bahasa Pendengaran Reseptif
Bahasa Visual
6
Modul 2
Kehilangan Pendengaran
1/1000 anak lahir dengan ketulian bilateral berat (tuli)
3/1000 anak sangat terganggu pada masa anak-anak
Anak dengan tuli parsial permanen (ringan – sedang, unilateral,atau ketulian
pada frekwensi tinggi) tidak diketahui (10/1000 à konservatif)
Pendengaran Ekspresif
∑ perbendaharaan X X X X
kata X X X X
Kompleksitas bahasa X Xa Xb X Xb
Kepandaian Xb Xb
Suara X Xb
Persajakan X
Pragmatik X X Xb X
Pendengaran Reseptif X X
Visual
7
Ketulian berakibat gangguan kepandaian, komprehensif & penurunan verbal
Bahasa visual, biasanya normal.
Efek ketulian bervariasi tergantung dari usia onset, keparahan,
keterlambatan diagnosis, adanya gangguan intelektual dan faktor lainnya
Sulit membedakan apakah gangguan perkembangan terjadi akibat kelainan
otak atau efek ketulian
Ketulian > 90dB & frekwensi < 1000Hz à gangguan berat bicara &
pendengaran à kelainan permanen sistem pendengaran (tuli perseptif)
1/3 ketulian sementara à komplikasi otitis media & efusi telinga tengah
( ketulian pada 25dB ± 10dB )
Mengganggu perkembangan bicara & bahasa bila disertai gangguan
perkembangan susunan syaraf pusat pada usia 12 bulan pertama
Retardasi Mental
Fungsi intelektual umum dibawah rata-rata & keterlambatan perilaku adaptif,
selama periode perkembangan otak
Sekitar 3% anak mengalami retardasi mental.
Penilaian: pengukuran standar bahasa & kemampuan pemecahan masalah
Ketrampilan adaptif: makan, toileting, berpakaian & manjaga diri sendiri.
Periode perkembangan dari lahir - 5 thn (periode perkembangan otak cepat)
Semua kemampuan bahasa akan terlambat, kepandaian juga kurang.
Bahasa reseptif juga terlambat meskipun tidak jelas.
8
Tabel 1.3. Gambaran ketulian
9
Tabel 1.5. Hubungan berbagai diagnosis perkembangan pada 76 anak
dengan gangguan perkembangan bicara yang dirujuk untuk dilakukan
penilaian.
DLD 41 (54)
Gangguan belajar 20 (26)
Retardasi mental 18 (24)
Ketulian 7 ( 9)
Autisme 4 (5)
Kejang 3 (4)
Autisme
Gangguan perkembangan neurologis, ditandai keterlambatan & deviasi
bahasa, gangguan hubungan interpersonal dan sikap pengulangan dan
sereotipik (< 36 bulan)
Prevalensi autisme: sekitar 2 – 4 / 10000
Klinikus seharusnya lebih jeli dalam deteksi autisme ringan
Autisme ringan à “hiperaktivitas” / ketidakpatuhan
Gangguan bahasa pada autisme kadang overlap dengan bentuk
tertentu dari KPB
Ciri khas: gangguan fungsi pragmatik, disertai defisit kemampuan sosial
Berefek pada semua aspek perkembangan bahasa
Pola bahasa autisme tidak ada, manifestasi dengan distorsi fungsi
bahasa yang abnormal pada semua usia.
Autisme berat à mutisme.
10
Bisa terjadi ekolalia & ekolalia tunda
Gangguan fungsi pragmatik sangat umum
Ocehan bisa benar secara tata bahasa dan jelas pengucapannya
meskipun relevansi sosialnya kurang.
Orang tua sering mengeluh “Anak saya bisa bicara, tetapi tidak dapat
berkomunikasi”.
Disartria
Kecacatan fisik dari otot-otot bicara; aspek simbolik fungsi bahasa intak
Tampak sebagai satu komponen umum, statik, ensefalopati motor
neuron atas disebut sebagai palsi serebral (CP)
Prevalensi sekitar 3/1000
Sebagian besar bukan disebabkan oleh kerusakan otak, tetapi oleh
faktor prenatal (infeksi intrauterin atau malformasi kongenital SSP)
Gejala: pengeluaran air liur, menyeringai, dan gerakan wajah involunter
Bisa diikuti disfagia / pengeluaran sekret hidung selama makan akibat
(inkopetensi velofaringeal)
Intelegensia dan kemampuan bicara à berkurang sampai nol, tetapi
perkembangan bahasa mungkin utuh bila tanpa gangguan kognitif /
ketulian
50% anak CP juga mengalami retardasi mental
15% anak CP juga mengalami ketulian sensorineural
Keterlambatan bicara CP disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
gangguan motorik, kognitif dan pendengaran.
Gagap
Gangguan kelancaran (kecepatan dan ritme bicara)
Normal pada usia 21/2 – 4 tahun.
Harus dibedakan gagap yang dapat hilang sendiri atau patologis
Semakin pendek segmen akan semakin baik
Seringnya terjadi bloking akan sulit memulai berbicara
Etiologi: faktor genetik atau disfungsi otak
Harus segera dirujuk bila:
Gagap berlangsung lebih dari 6 bulan
Usia > 48 bulan
Riwayat gagap persisten pada keluarga
Stres pada anak akibat gangguan kelacaran bicara
Kepedulian orang tua
Tekanan orang tua yang tidak benar pada anak.
11
Gangguan Bersuara / Abnormalitas Anatomi
Getaran pita suara yang tidak benar di laring (kotak suara)
Aspek simbolik bahasa masih utuh
Gejala: suara berat atau menagis lemah atau suara “bernafas”
Kondisi yang menyebabkan gangguan bersuara kronis:
Abnormalitas anatomi laring (web neck, laringomalasia, nodul
pita suara)
Kelainan neurologis (nervus laringeal, tumor batang otak,
disfonia spastik)
Abnormalitas anatomis traktus suara seperti sumbing, sumbing
submukosa, inkompetensi velofaringeal atau hipertrofi adenoid dapat
mengganggu bicara secara independen.
Pengikatan lidah (frenulum lidah diperpanjang sampai bibir) jarang
berhasil bila diakibatkan oleh kelainan lain.
Pemotongan kedua frenulum cukup membantu untuk terapi wicara.
12
Modul 3
PELAKSANAAN SKORING
13
Cara mengisi :
o Mencatat data
Mencatat nama subyek
Lokasi / tempat tes
Nama pemeriksa
Tanggal pelaksanaan tes
Tanggal lahir subyek dan usia subyek
o Menarik garis vertikal ke bawah pada titik sesuai usia subyek
o Usia dalam bulan :
DOT – DOB YY MM DD
contoh 1 : DOT 18 Mei 1992 : 92 / 05 / 18
DOB 10 januari 1990 : 90 / 01 / 10
usia : 2 tahun 4 bulan 8 hari
atau 28 bulan 8 hari
Skala sumbu horizontal
Berubah saat usia 12 bulan :
Saat lahir – 12 bulan : 1 unit sumbu horizontal = 1 bulan.
Diatas 12 bulan : 1 unit sumbu horisontal = 2 bulan.
14
Sasaran metoda skoring pass / fail
• Memisahkan anak menjadi 2 kelompok :
− 10 % anak paling lambat dalam hal perkembangan dan
percakapan.
− 90 % anak sisanya.
Metode pass / fail dianjurkan
• Pada subyek yang berisiko rendah.
Metode skoring poin: anak yg berisiko mengalami disabilitas
perkembangan, anak yg sudah alami / dicurigai alami keterlambatan
perkembangan, untuk penelitian
15
− Divisi Visual membantu dlm membedakan anak dengan
disabilitas perkembangan:
Anak yg kurang pendengaran, kelainan perkembangan
bhs, disartria® bhs Visual normal
Anak dng retardasi mental & autisme ® bhs Visual
terlambat
− Divisi visual tetap diperiksa bila :
Keterlambatan perkembangan.
Subyek gagal AE dan AR.
• Bila item tertinggi lulus → otomatis subyek mendapat nilai pada item
yang lebih rendah dan tidak perlu diperiksa (Gambar 2.9)
• Bila item tertinggi belum berhasil → periksa ke item > rendah sampai
subyek berhasil (Gambar 2.10)
Gambar 2.11 : Pertama memeriksa item yang terpotong garis usia subyek pd batang
yang diarsir tipis atau hitam.
Pemeriksa memiliki pilihan : memeriksa item dari yang paling atas ( terletak di
sebelah kanan garis subyek atau yang terpotong pada batang yang tidak diwarnai ).
Gambar 2.12 : Jika menguji cluster 2 (orientasi bel) dan cluster 7 (intelligibility) ,
ciptakan informasi yang cukup untuk memberi skor ketiga item tadi.
Penjelasan mengenai kelompok item dibicarakan di Bab 3
16
Modul 4
Metode Skoring
Ditetapkan skor numerik (skor-skor kasar) utk AE,AR,V & bahasa global.
Skor kasar diubah ® nilai presentil usia, ekuivalen skor standar, ekuivalen usia
Metode skoring poin memberikan gradasi yang lebih baik dalam
menggambarkan perkembangan bahasa global
Subyek menerima 1 poin untuk per bagian item yang berhasil dilewati (Gambar
2.13)
Selain menentukan level dasar, metoda skoring poin mengharuskan menentukan
level tertinggi masing-masing divisi (Gambar 2.14)
Item-item multipoin
Ada 5 item :
- AE 18 : 8 poin ®memberi nama & kegunaan 4 obyek
- AR 10 : 3 poin ®mengikuti perintah 3 langkah
- AR 11 : 3 poin ®menunjuk 3 obyek
- AR 12 : 4 poin ®menunjuk 4 obyek
- AR 13 : 4 poin ®mengikuti 4 perintah preposisional
4 item (AE 18, AR 11, AR 12, AR 13) periksa dgn testing (T)
AR 10 diperiksa dgn H,T,O
- H berhasil ® poin 3 ® nilai penuh
- T berhasil ® 2 langkah dilakukan (maksimal 3 poin)
- O berhasil ® 2 langkah dilakukan (maksimal 3 poin)
Level tertinggi
Melibatkan item yang berada diatas level usia subyek
Kegagalan item level tertinggi ® tidak selalu indikasi terlambat
perkembangan.
Cara : - mulai dari level dasar subyek pd AE®sesuai skoring Pass/fail
- kembali ke garis usia subyek & periksa ke arah kanan/arah
Usia lebih tua
- 3 item berturut-turut gagal ® level tertinggi subyek (Gambar 2.14)
Bila satu item dalam 1 kelompok berhasil dilewati saat memeriksa ke bawah
garis usia, maka semua item yang lebih rendah otomatis berhasil dilewati.
(Gambar 2.15)
Item item di sebelah kanan garis usia biasanya akan diperiksa untuk
menentukan level atap, namun tidak diberikan poin untuk item tersebut
( Gambar 2.16)
Kelompok-kelompok item
- Kelompok intelegibilitas (item AE 15, AE 19 & AE 20)® diperiksa pd anak 18
bln atau lebih
Pada divisi AE tentukan level dasar & level tertinggi secara terpisah dari
performa anak pd kelompok Intelegibilitas.
17
Divisi-divisi
- Divisi visual tdk diperiksa bila:
1.Subyek usia 18 bulan/> DAN
2.Subyek telah melewati divisi-divisi AE&AR dari ELM skala-2 DAN
3.Subyek resiko rendah ggn. perkembangan
Jika subyek berusia 13 bulan atau lebih dan perkembangannya normal, jangan
mengubah skor poin visual ke nilai persentil, St Eq, Eq usia
- Divisi visual dihitung pd skor bahasa global (AE,AR&V)
- Divisi visual diperiksa bila AE & AR gagal /curiga ada keterlambatan perkembangan
tanpa memandang usia.
- Konvensi skor divisi visual :
Usia periksa pd skoring
0-12 bln semua subyek skor kasar, peringkat persentil, ekuivalen skor
standar, ekuivalen usia
12-18 bln semua subyek hanya skor kasar, kecuali berfungsi pd/di
bawah level 12 bln, dimana kita harus
memasukkan peringkat persentil, ekuivalen skor
standar&ekuivalen usia.
>18 bln hanya bila subyek skor kasar bila berfungsi pd level 12 bln
alami keterlambatan /di bawah, harus memasukan peringkat
persentil, ekuivalen skor standar,
& ekuivalen usia
Interpretasi Skor
- Level dasar & level tertinggi ditetapkan
- Terdapat 4 skor kasar (AE, AR, V & Bhs global)
- Subyek dapat poin penuh utk item di bawah level dasar & item diantara level
dasar & level tertinggi.
- Subyek tdk dapat poin utk item diatas level tertinggi
- Skor2 kasar dari AE,AR,V= jumlah poin yg diberikan pd AE,AR,V
- Skor bahasa global= AE+AR+V
- Sudut kanan bawah lembar skoring utk mencatat skor2 kasar, nilai2 persentil,
ekuivalen skor standar& ekuivalen usia
- Kel. intelegibilitas (AE 15, AE 19 & AE 20)® skor terpisah dari item AE lain
- AE 15, AE 19 & AE 20 hanya dilaporkan lulus/gagal saja
- Kel. intelegibilitas tdk berperan dlm skor kasar subyek (Gambar 2.19)
- Skor2 kasar ® nilai2 persentil, ekuivalen skor standar, ekuivalen usia ~ tabel
B1-B6
- Tabel B1-B4 ®skor-skor persentil pd interval 5 poin (persentil 5,10,15,20 dst)
(Gambar 2.20)
- Skor poin diantara interval 5 poin ®dibulatkan ke nilai utuh yg terdekat
(Gambar 2.21)
- Persentil ke-2 & ke-98 = 2 SD di atas & di bawah rata-rata (Gambar 2.22)
18
- Pemeriksaan diulang bbrp hari bila utk skrining masal atau sbg bagian pemeriksaan
rutin/resiko rendah keterlambatan.
- Strategi alternatif : lanjut ke metode skoring poin® estimasi minimal kemampuan
subyek
19
4. Subyek2 dgn keterlambatan perkembangan dengan usia <36 bulan
- Subyek yg alami keterlambatan ~nilai tertinggi & terendah jatuh di bawah garis
usia anak.
- Nilai tertinggi & nilai terendah subyek dpt diperoleh dgn memeriksa ke arah
bawah dari usia anak (Gambar 2.30)
- Skor2 poin dpt ditentukan dari jumlah item antara level terendah&tertinggi yg
berhasil dilewati & nilai item yg terletak di bawah level terendah subyek.
- Tdk diberikan poin utk item2 yg terletak diatas level tertinggi yg mungkin dpt
dilewati anak saat kita periksa ke arah bawah utk menentukan level tertinggi
subyek.
- Pd anak dgn keterlambatan ~ item diperiksa dari yg > rendah dari usia anak
sebelum kita berhasil mencapai level terendah ~ utk menghindari kegagalan item
yg terlalu banyak (Gambar 2.31)
- Kita dpt periksa di bawah level fungsi subyek utk menentukan nilai terendah &
tertinggi subyek dgn periksa ke arah atas® utk menghindari stress akibat
kegagalan
- Pd subyek yg sangat terlambat perkembangannya ~ sulit tentukan nilai dasar
sebenarnya.
- Bila dgn metode pass/fail, subyek gagal bila ada kegagalan pd 1 item kritikal
- Bila dgn metode skoring poin ~ skor kasar ditentukan dgn menjumlah semua item
di bawah persentil tertinggi subyek,ekuivalen2 skor standar, ekuivalen usia&
persentil2 dpt kita tentukan ~cara biasa~tabel konversi
20
- Skor2 kasar msh dpt diubah ke ekuivalen usia.
Pengganti utk persentil /ekuivalen2 skor standar~dpt dilaporkan dgn
nilai2 quotient:
1. Auditory Expressive Quotient(AEQ) =
(ekuivalen usia AE/CA) x 100
2. Auditory Receptive Quotient (ARQ) =
(ekuivalen usia AR/CA) x 100
3. Global language Quotient (GLQ) =
( ekuivalen usia bahasa global /CA) x 100
- Quotient 69 atau kurang = skor pd persentil ke-2 atau
ekuivalen skor standar 69.
- Quotient digunakan utk usia2 > 36 bln, namun dpt digunakan pd subyek
yg sangat terlambat di bawah 36 bln.
- Usia 0-36 bln® dipakai persentil & ekuivalen skor standar
- Anak dng keterlambatan perkembangan mungkin masih melampaui
nilai
tertinggi utk anak usia 36 bln pd ELM Skala-2
- Skor kasar sempurna pd AE & AR pd subyek usia >36 bln dilaporkan
sbg “Sama/> dari persentil 50 utk anak usia 36 bln”
21
Modul 5
22