Modul Perkembangan Bahasa
Modul Perkembangan Bahasa
Latar belakang
Bahasa merupakan suatu sistem yang meliputi berbagai simbol untuk menyampaikan,
memahami dan menyimpan ataupun bertukar informasi. Perkembangan bahasa pada bayi
secara normal menggunakan sarana pendengaran dan visual. Berbahasa lebih luas artinya
dibanding berbicara, oleh karena berbicara, oleh karena berbicara hanya merupakan salah
satu perkembangan bahasa.
Perkembangan Bahasa
Bahasa Ekspresif Auditors
Bahasa Visual
Kehilangan pendengaran
1/1000 anak lahir dengan ketulian bilateral berat (tuli)
3/1000 anak sangat terganggu pada masa anak-anak
Anak dengan tuli parsial permanen (ringan – sedang, unilateral,atau ketulian
pada frekwensi tinggi) tidak diketahui (10/1000 à konservatif)
Pendengaran Ekspresif
∑ perbendaharaan X X X X
kata X X X X
Kompleksitas bahasa X Xa Xb X Xb
Kepandaian Xb Xb
Suara X Xb
Persajakan X
Pragmatik X X Xb X
Pendengaran Reseptif X X
Visual
Penyebab Contoh
organik
RETARDASI MENTAL
Fungsi intelektual umum dibawah rata-rata & keterlambatan perilaku adaptif,
selama periode perkembangan otak
Sekitar 3% anak mengalami retardasi mental.
Penilaian: pengukuran standar bahasa & kemampuan pemecahan masalah
Ketrampilan adaptif: makan, toileting, berpakaian & manjaga diri sendiri.
Periode perkembangan dari lahir - 5 thn (periode perkembangan otak cepat)
Semua kemampuan bahasa akan terlambat, kepandaian juga kurang.
Bahasa reseptif juga terlambat meskipun tidak jelas.
Orang tua à memaksakan anak untuk memahami segala sesuatu
Pengertian kepada orang tua à sangat penting
Tabel 1.3. Gambaran ketulian
• NICU
• Berat lahir < 2500g: semua kasus
• Berat lahir > 2500g: dengan komplikasi (asfiksia, kejang, sirkulasi fetal
persisten, perdarahan intrakranial, bantuan ventilasi, hiperbilirubinemi,
obat ototoksik)
• Infeksi intrauteri yang masih suspek atau sudah terbukti
• Meningitis bakterial
• Anomali dari cabang pertama dan kedua dari arkus brakialis
( mikrotia, displasia aurikular, mikrognatia)
• Anomali neural crest / ektoderm (jarak kedua mata melebar, defek
pigmentasi)
• Riwayat keluarga dengan ketulian menurun atau tanpa sebab yang jelas
• Kepedulian orang tua tanpa memandang adanya ketulian
• Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa
• Kelainan perkembangan lain (mental retardasi, CP, autisme, kebutaan)
Tabel 1.5. Hubungan berbagai diagnosis perkembangan pada 76 anak dengan
gangguan perkembangan bicara yang dirujuk untuk dilakukan penilaian.
DLD 41 (54)
Gangguan belajar 20 (26)
Retardasi mental 18 (24)
Ketulian 7 ( 9)
Autisme 4 (5)
Kejang 3 (4)
AUTISME
Gangguan perkembangan neurologis, ditandai keterlambatan & deviasi
bahasa, gangguan hubungan interpersonal dan sikap pengulangan dan
sereotipik (< 36 bulan)
Prevalensi autisme: sekitar 2 – 4 / 10000
Klinikus seharusnya lebih jeli dalam deteksi autisme ringan
Autisme ringan à “hiperaktivitas” / ketidakpatuhan, kenyataannya tidak
dimengerti apa yang diharapkan anak
Gangguan bahasa pada autisme kadang overlap dengan bentuk tertentu
dari DLD
Ciri khas: gangguan fungsi pragmatik, disertai defisit kemampuan sosial
Berefek pada semua aspek perkembangan bahasa
Pola bahasa autisme tidak ada, manifestasi dengan distorsi fungsi bahasa
yang abnormal pada semua usia.
Autisme berat à mutisme.
Bisa terjadi ekolalia & ekolalia tunda
Gangguan fungsi pragmatik sangat umum
Ocehan bisa benar secara tata bahasa dan jelas pengucapannya meskipun
relevansi sosialnya kurang.
Orang tua sering mengeluh “Anak saya bisa bicara, tetapi tidak dapat
berkomunikasi”.
DISARTRIA
Kecacatan fisik dari otot-otot bicara; aspek simbolik fungsi bahasa intak
Tampak sebagai satu komponen umum, statik, ensefalopati motor neuron
atasà disebut palsi serebral (CP)
Prevalensi sekitar 3/1000
>> bukan disebabkan oleh kerusakan otak, tetapi oleh faktor prenatal
(infeksi intrauterin atau malformasi kongenital SSP)
Gejala: pengeluaran air liur, menyeringai, dan gerakan wajah involunter
Bisa diikuti disfagia / pengeluaran sekret hidung selama makan akibat
(inkopetensi velofaringeal)
Intelegensia dan kemampuan bicara à berkurang sampai nol, tetapi
perkembangan bahasa mungkin intak bila tanpa gangguan kognitif /
ketulian
Sayangnya 50% anak CP juga mengalami retardasi mental
15% anak CP juga mengalami ketulian sensorineural
Keterlambatan bicara CP disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
gangguan motorik, kognitif dan pendengaran.
GAGAP
Gangguan kelancaran (kecepatan dan ritme bicara)
Normal pada usia 21/2 – 4 tahun.
Harus dibedakan gagap yang dapat hilang sendiri / patologis
Semakin pendek segmen à semakin baik
Sering terjadi bloking à sulit memulai berbicara
Etiologi: faktor genetik atau disfungsi otak
Harus segera dirujuk bila:
Gagap berlangsung lebih dari 6 bulan
Usia > 48 bulan
Riwayat gagap persisten pada keluarga
Stres pada anak akibat gangguan kelacaran bicara
Kepedulian orang tua
Tekanan orang tua yang tidak benar pada anak.
Gangguan Bersuara / Abnormalitas Anatomi
Getaran pita suara yang tidak benar di laring (kotak suara)
Aspek simbolik bahasa masih intak
Gejala: suara berat atau menagis lemah atau suara “bernafas”
Kondisi yang menyebabkan gangguan bersuara kronis:
Abnormalitas anatomi laring (web neck, laringomalasia, nodul
pita suara)
Kelainan neurologis (nervus laringeal, tumor batang otak,
disfonia spastik)
Abnormalitas anatomis traktus suara seperti sumbing, sumbing
submukosa, inkompetensi velofaringeal atau hipertrofi adenoid dapat
mengganggu bicara secara independen.
Pengikatan lidah (frenulum lidah diperpanjang sampai bibir) jarang
berhasil bila diakibatkan oleh kelainan lain.
Pemotongan kedua frenulum cukup membantu untuk terapi wicara.
Ditetapkan skor2 numerik (skor-skor kasar) utk AE,AR,V & bahasa global.
Skor2 kasar diubah ® nilai2 presentil usia, ekuivalen2 skor standar, ekuivalen
usia
Metode skoring poin memberikan gradasi yang > baik dalam menggambarkan
perkembangan bahasa global
Subyek menerima 1 poin utk per bagian item yang berhasil dilewati (Gambar
2.13)
Selain menentukan level dasar, metoda skoring poin mengharuskan menentukan
level tertinggi masing2 divisi (Gambar 2.14)
Item 2 multipoin
Ada 5 item :
- AE 18 : 8 poin ®memberi nama & kegunaan 4 obyek
- AR 10 : 3 poin ®mengikuti perintah 3 langkah
- AR 11 : 3 poin ®menunjuk 3 obyek
- AR 12 : 4 poin ®menunjuk 4 obyek
- AR 13 : 4 poin ®mengikuti 4 perintah preposisional
4 item (AE 18, AR 11, AR 12, AR 13) periksa dgn testing (T)
AR 10 diperiksa dgn H,T,O
- H berhasil ® poin 3 ® nilai penuh
- T berhasil ® 2 langkah dilakukan (maksimal 3 poin)
- O berhasil ® 2 langkah dilakukan (maksimal 3 poin)
Level tertinggi
Melibatkan item yg berada diatas level usia subyek
Kegagalan item level tertinggi ® tdk selalu indikasi terlambat
perkembangan.
Cara : - mulai dari level dasar subyek pd AE®sesuai skoring Pass/fail
- kembali ke garis usia subyek & periksa ke arah kanan/arah
usia> tua
- 3 item berturut-turut gagal ® level tertinggi subyek (Gambar 2.14)
Bila satu item dalam 1 kelompok berhasil dilewati saat memeriksa ke bawah
garis usia, maka semua item yang lebih rendah otomatis berhasil dilewati.
(Gambar 2.15)
Item item di sebelah kanan garis usia biasanya akan diperiksa untuk
menentukan level atap, namun tidak diberikan poin untuk item tersebut
( Gambar 2.16)
Kelompok-kelompok item
- Kel. intelegibilitas (item2 AE 15, AE 19 & AE 20)® diperiksa pd anak 18 bln/>
Pd divisi AE tentukan level dasar & level tertinggi secara terpisah dari performa
anak pd kelompok Intelegibilitas.
Divisi-divisi
- Divisi visual tdk diperiksa bila:
1.Subyek usia 18 bulan/> DAN
2.Subyek telah melewati divisi-divisi AE&AR dari ELM skala-2 DAN
3.Subyek resiko rendah ggn. perkembangan
Jika subyek berusia 13 bulan atau lebih dan perkembangannya normal, jangan
mengubah skor poin visual ke nilai persentil, St Eq, Eq usia
- Divisi visual dihitung pd skor bahasa global (AE,AR&V)
- Divisi visual diperiksa bila AE & AR gagal /curiga ada keterlambatan perkembangan
tanpa memandang usia.
- Konvensi2 skor divisi visual :
Usia periksa pd skoring
0-12 bln semua subyek skor kasar, peringkat persentil, ekuivalen skor
standar, ekuivalen usia
12-18 bln semua subyek hanya skor kasar, kecuali berfungsi pd/di
bawah level 12 bln, dimana kita harus
memasukkan peringkat persentil, ekuivalen skor
standar&ekuivalen usia.
>18 bln hanya bila subyek skor kasar bila berfungsi pd level 12 bln
alami keterlambatan /di bawah, harus memasukan peringkat
persentil, ekuivalen skor standar,
& ekuivalen usia
Interpretasi Skor
- Level dasar & level tertinggi ditetapkan
- Terdapat 4 skor kasar (AE, AR, V & Bhs global)
- Subyek dapat poin penuh utk item di bawah level dasar & item diantara level
dasar & level tertinggi.
- Subyek tdk dapat poin utk item diatas level tertinggi
- Skor2 kasar dari AE,AR,V= jumlah poin yg diberikan pd AE,AR,V
- Skor bahasa global= AE+AR+V
- Sudut kanan bawah lembar skoring utk mencatat skor2 kasar, nilai2 persentil,
ekuivalen skor standar& ekuivalen usia
- Kel. intelegibilitas (AE 15, AE 19 & AE 20)® skor terpisah dari item AE lain
- AE 15, AE 19 & AE 20 hanya dilaporkan lulus/gagal saja
- Kel. intelegibilitas tdk berperan dlm skor kasar subyek (Gambar 2.19)
- Skor2 kasar ® nilai2 persentil, ekuivalen skor standar, ekuivalen usia ~ tabel
B1-B6
- Tabel B1-B4 ®skor-skor persentil pd interval 5 poin (persentil 5,10,15,20 dst)
(Gambar 2.20)
- Skor poin diantara interval 5 poin ®dibulatkan ke nilai utuh yg terdekat
(Gambar 2.21)
- Persentil ke-2 & ke-98 = 2 SD di atas & di bawah rata-rata (Gambar 2.22)
- Pemeriksaan diulang bbrp hari bila utk skrining masal atau sbg bagian pemeriksaan
rutin/resiko rendah keterlambatan.
- Strategi alternatif : lanjut ke metode skoring poin® estimasi minimal kemampuan
subyek