Anda di halaman 1dari 15

2020

Universitas Cenderawasih
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Kimia

Milka Wanma
NIM : 2018 0111 054 019

Dosen Pengampuh :
Catur Fathonah Djarwo, S.Pd., M.Pd.
Frans Pither Kafiar, S.Pd., M.Si.

MAKALAH
“Reaksi-Reaksi Kimia, Hidrogen,
dan Larutan Asam-Basa”
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I : PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang..................................................................................................................................... 2
B. Tujuan ................................................................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah............................................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Reaksi-Reaksi Kimia............................................................................................................................. 3
1. Reaksi Dasar (Sintesis, Dekomposisisi, Penggantian tunggal, Penggantian ganda) ................. 3
2. Oksidasi dan Reduksi ................................................................................................................ 4
3. Reaksi Asam-Basa ..................................................................................................................... 4
4. Presipitasi ................................................................................................................................. 5
5. Reaksi pada zat padat ............................................................................................................... 5
6. Reaksi Fotokimia....................................................................................................................... 5
B. Hidrogen ............................................................................................................................................. 6
C. Larutan Asam-Basa ............................................................................................................................. 7
1. Larutan...................................................................................................................................... 7
2. Jenis Larutan ............................................................................................................................. 8
3. Sifat Larutan ............................................................................................................................. 8
BAB III : PEMBAHASAN 9
A. Hidrogen ............................................................................................................................................. 9
1. Hidrogenasi ............................................................................................................................... 9
2. Dehidrogenasi........................................................................................................................... 9
3. Hidrogenolisis ......................................................................................................................... 10
B. Asam Basa ......................................................................................................................................... 10
1. Reaksi penetralan ................................................................................................................... 10
2. Reaksi Hidrolisis ...................................................................................................................... 11
C. Kesetimbangan Reaksi Larutan Asam Basa ...................................................................................... 11
1. Reaksi asam kuat dan basa kuat ............................................................................................. 11
2. Reaksi asam kuat dan basa lemah .......................................................................................... 12
3. Reaksi asam lemah dan basa kuat .......................................................................................... 12
4. Reaksi asam lemah dan basa lemah ....................................................................................... 12
BAB IV : PENUTUP 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA 14

1
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi kimia sangat sering digunakan oleh para ahli teknik kimia untuk mensintesis senyawa baru
dari sumber daya alam mentah di alam, seperti minyak bumi dan bijih-bijih mineral. Merupakan
suatu hal yang penting untuk membuat reaksi yang seefisien mungkin, memaksimalkan hasil yang
bisa diperoleh dan meminimalkan reagen yang dipakai, energi masuk dan energi keluar. Katalis
biasanya digunakan untuk mengurangi energi aktivasi sehingga meningkatkan laju reaksinya.
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar perubahan senyawa kimia.
Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi
kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau
lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan
ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada
transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.

Di Bumi, sumber Hidrogen yang paling umum adalah Air, yang molekulnya terdiri dari dua atom
Hidrogen dan satu atom Oksigen. Hidrogen merupakan unsur utama (berdasarkan jumlah atom) dari
semua makhluk hidup, bersama-sama dengan karbon di semua senyawa organik. Sebagai contoh,
10% massa tubuh manusia merupakan atom hidrogen dengan jumlah 63 atom Hidrogen (David,
2006).

Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi asam-basa dan
reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi
tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada
reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks.

Uraian luas tentang teori dan pemakaian reaksi-reaksi kimia dalam pemeriksaan senyawa kimia
sangatlah dibutuhkan untuk dipelajari, sehingga dapat membantu proses-proses yang mendukung
elemen dasar kehidupan.

B. Tujuan
1. Mempelajari Reaksi-Reaksi Kimia
2. Mempelajari Unsur Hidrogen
3. Mempelajari Larutan Asam-Basa

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang di kaji adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Reaksi-Reaksi Kimia, Unsur Hidrogen, dan larutan Asam-Basa.
2. Mengidentifikasi Reaksi kimia pada Hidrogen dan
3. Mengidentifikasi Reaksi kimia pada Asam-Basa

2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Reaksi-Reaksi Kimia
Reaksi Kimia: dimana satu atau atau lebih zat berubah menjadi zat-zat baru yang sifat-sifatnya
berbeda dibandingkan dengan zat-zat penyusun sebelumnya.
Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam
mempelajarinya, mengakibatkan banyaknya cara untuk mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut,
yang sering kali tumpang tindih. Di bawah ini adalah contoh-contoh klasifikasi reaksi kimia yang
biasanya digunakan.

1. Reaksi Dasar (Sintesis, Dekomposisisi, Penggantian tunggal, Penggantian ganda)


 Sintesis
Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis, dua atau lebih senyawa sederhana bergabung
membentuk senyawa baru yang lebih kompleks. Dua reaktan atau lebih yang bereaksi
menghasilkan satu produk juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi
sintesis. Contoh dari reaksi ini adalah gas hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang
hasilnya adalah air. Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung dengan gas hidrogen akan
membentuk amoniak, dengan persamaan reaksi: N2 + 3 H2 → 2 NH3

 Dekomposisisi
Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah senyawa yang
lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Contohnya adalah
molekul air yang dipecah menjadi gas oksigen dan gas hidrogen, dengan persamaan reaksi: 2
H2O → 2 H2 + O2

 Penggantian tunggal
Dalam reaksi penggantian tunggal atau substitusi, sebuah elemen tunggal menggantikan
elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya adalah logam natrium yang bereaksi
dengan asam klorida akan menghasilkan natrium klorida atau garam dapur, dengan
persamaaan reaksi:
2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)

 Penggantian ganda
Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk
membentuk senyawa baru yang berbeda. Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2
senyawa yang berbeda saling berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru. Rumus
umum dari reaksi ini adalah: AB + CD → AD + CB
Contoh dari reaksi penggantian ganda adalah timbal(II) nitrat bereaksi dengan kalium iodida
untuk membentuk timbal (II) iodida dan kalium nitrat, dengan persamaan reaksi:Pb(NO3)2 + 2
KI → PbI2 + 2 KNO3
Contoh lainnya adalah natrium klorida (garam dapur) bereaksi dengan perak nitrat
membentuk natrium nitrat dan perak klorida, dengan persamaan reaksi: NaCl(aq) + AgNO3(aq)
→ NaNO3(aq) + AgCl(s)

3
2. Oksidasi dan Reduksi
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut
reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan
teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu disebut redoks. Oksidasi
sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan
oksidasi. Dalam praktiknya, transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan
oksidasinya, tetapi banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun
sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).
Contoh reaksi redoks adalah:
2 S 2O (aq) + I2(aq) → S4O (aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I− dan 2 S2O
(anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi
agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen
teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan
elemen tersebut. Elemen yang mempunyai nilai
keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan
unsur logam, maka akan dengan mudah
memberikan elektron mereka dan teroksidasi -
elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak
ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti
H2O2, MnO−4 , CrO3, Cr2O , OsO4, dapat
memperoleh satu atau lebih tambahan elektron,
sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada
reaksi redoks dapat diketahui dari konfigurasi
elektronn elemen reaktannya. Setiap elemen akan
berusaha untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas
mulia. Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas
alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.
Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia, di mana elektron
dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor. Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-
elemen kimia, seperti klorin atau aluminium. Proses kebalikan di mana reaksi redoks
digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.

3. Reaksi Asam-Basa
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul asam ke
molekul basa. Disini, asam berperan sebagai donor proton dan basa berperan sebagai
akseptor proton.

Reaksi asam basa, HA: asam, B: Basa, A–: basa konjugasi, HB+: asam konjugasi

Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi. Reaksi kesetimbangan
(bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam
kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam

4
dan basa (Ka dan Kb) dari setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa
adalah netralisasi di mana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam
yang sifatnya netral.
Reaksi asam-basa memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam-basa yang
digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
+
Definisi Arrhenius : asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O ;
-
basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH .

+
Definisi Brønsted-Lowry : Asam adalah pendonor proton (H ) donors; basa adalah penerima
(akseptor) proton.
Melingkupi definisi Arrhenius

Definisi Lewis : Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor
pasangan elektron.
Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.

4. Presipitasi
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan)
di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia.
Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang
larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah
membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan
menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya.
Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu
mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal
tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi
dari garam mikrokristalin.

5. Reaksi pada zat padat


Reaksi dapat terjadi di antara dua benda padat. Meski begitu, karena tingkat difusi pada zat
padat sangat rendah, maka reaksi kimia yang berlangsung terjadi sangat lambat. Reaksi dapat
dipercepat dengan cara meningkatkan suhu sehingga akan memecah reaktan, sehingga luas
permukaan kontak menjadi lebih besar.

6. Reaksi Fotokimia
Dalam reaksi fotokimia, atom dan molekul akan menyerap
energi (foton) dari cahaya dan mengubahnya ke eksitasi.
Atom dan molekul ini lalu dapat melepaskan energi dengan
memecahkan ikatan kimia, maka menghasilkan radikal.
Reaksi ang termasuk ke dalam reaksi fotokimia di antaranya
reaksi hidrogen-oksigen, polimerisasi radikal, reaksi
berantai dan reaksi penataan ulang.
Banyak proses-proses penting menggunakan fotokimia.
Contoh yang paling umum adalah fotosintesis, di mana
tanaman menggunakan energi matahari untuk mengubah

5
karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen sebagai hasil samping. Manusia
mengandalkan fotokimia dalam pembentukan vitamin D, dan persepsi visual dihasilkan dari
reaksi fotokimia di rhodopsin.[10] Pada kunang-kunang, sebuah enzim pada abdomen
mengkatalisasi reaksi yang menghasilkan bioluminesensi. Banyak reaksi fotokimia, seperti
pembentukan ozon, terjadi di atmosfer bumi yang merupakan bagian dari kimia atmosfer.

B. Hidrogen
Hidrogen adalah unsur kimia nomor atom 1, simbol H. Hidrogen yang ada di Bumi hampir seluruhnya
isotop stabil 1-H (proton, nol neutron) tetapi mengandung sekitar 0,01%
dari 2-H (satu neutron), juga permanen. Isotop ketiga 3-H (dua neutron),
radioaktif, diproduksi dalam xplosi nuklir. (Simpson dan Weiner, 1989)
Hidrogen adalah komponen utama Matahari dan sebagian besar
bintang (yang energinya berasal dari fusi nuklir hidrogen) dan materi
antarbintang dan intergalaksi. Ini adalah komponen utama dari planet-
planet raksasa, metalik membentuk jantung Jupiter dan Saturnus dan
dalam bentuk dihidrogen padat, cair atau gas di lapisan terluar mereka
dan planet-planet raksasa lainnya. Di Bumi itu terutama hadir dalam air
(cair), padat (es) atau gas (uap air), tetapi juga dalam bentuk hidrogen
metana H2 dan CH4 dari beberapa gunung berapi (Chaplin, 2008). Di
kerak bumi, hidrogen hanya mewakili 0,22% karbon, oksigen jauh di
belakang (47%) dan silikon (27%). Ini juga jarang terjadi di atmosfer
Gambar 1B. Keterangan Hidrogen
bumi karena dihydrogen mewakili volume lebih dari 0,55 ppm gas
atmosfer. Di Bumi, sumber hidrogen yang paling umum adalah air, yang molekulnya terdiri dari dua atom
hidrogen dan atom oksigen (Chaplin, 2008); Hidrogen terutama merupakan unsur utama (berdasarkan jumlah
atom) dari semua makhluk hidup, bersama-sama dengan karbon di semua senyawa organik. Sebagai contoh,
atom hidrogen adalah 63 dan 10% dari massa tubuh manusia (David, 2006).
Di bawah tekanan yang sangat rendah, seperti yang ditemukan di ruang angkasa, hidrogen cenderung ada
sebagai atom individu, hanya karena sangat tidak mungkin mereka bertabrakan. Awan dihydrogen adalah
dasar dari proses pembentukan bintang.
Hidrogen adalah unsur kimia paling sederhana; isotopnya yang paling umum hanya terdiri dari satu proton
dan satu elektron. Hidrogen dengan demikian adalah atom yang ada paling ringan. Karena hanya memiliki satu
elektron, ia dapat membentuk ikatan kovalen: Ini adalah atom monovalen. Namun, hidrogen padat mungkin
bersifat logam jika berada di bawah tekanan yang sangat tinggi. Ini mengkristal dengan ikatan logam (lihat
hidrogen metalik). Dalam tabel periodik unsur, unsur ini ada di kolom logam alkali. Namun tidak hadir dalam
keadaan ini di Bumi, itu tidak dianggap sebagai kimia logam (Simpson dan Weiner, 1989).
Proses industri yang paling ekonomis untuk menghasilkan hidrogen adalah reformasi hidrokarbon. Dalam
praktiknya, metode yang paling umum adalah pembentukan kembali uap gas alam terutama terdiri dari
metana. Pada suhu antara 700 dan 1100 ° C, uapnya bereaksi dengan metana untuk menghasilkan karbon
monoksida dan hidrogen. Pemurnian hidrogen lebih mudah di bawah reformasi tekanan tinggi dilakukan di
bawah tekanan dua puluh atmosfer. Hidrogen/ karbon monoksida biasanya disebut sebagai gas sintesis. Jika
reaksi dilakukan dengan adanya uap air berlebih, karbon monoksida dioksidasi menjadi oksidasi yang lebih
tinggi tingkat, mengarah ke karbon dioksida, yang meningkatkan produksi hidrogen (Simpson dan Weiner,
1989).

6
Gambar 2B. Keterangan Hidrogen

C. Larutan Asam-Basa

1. Larutan
Larutan Asam
Dalam kimia, asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam juga dapat diartikan zat yang dapat memberi proton
(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa.Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya cuka mengandung asam
asetat, jeruk mengandung asam sitrat, anggur mangandung asam tartrat, apel mengandung asam
malat, vitamin C mengandung asam askorbat, dan obat tetes mata mengandung asam borat.

Larutan Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidroksil (OH–)
dan ion positif logam (tapi tidak selalu). Oleh karena itu, suatu basa dapat menghantarkan arus
listrik.
Contoh basa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya seperti obat maag
mengandung magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3); sabun mandi
mengandung natrium hidroksida (NaOH); sabun mandi bayi mengandung kalium
hidroksida(KOH); deodorant mengandung aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan pembersih lantai
mengandung ammonium hidroksida (NH4OH).

7
2. Jenis Larutan
Jenis Larutan Asam
Terdapat dua jenis larutan asam yaitu asam kuat dan asam lemah. Adanya karat pada besi
merupakan salah satu ciri yang menunjukkan bahwa asam bersifat korosif terhadap logam.
Jika suatu asam dilarutkan hingga hampir seluruh ion H+ dilepaskan maka asam ini disebut asam
kuat. Jika ion H+ yang dilepaskan hanya sebagian kecil saja maka asam ini disebut asam lemah.
Asam kuat dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan asam lemah hampir tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Contoh zat yang termasuk Asam Kuat, diantaranya: asam lambung (asam klorida = HCl), asam
sulfat (H2SO4), asam sulfit (H2SO3), asam bromida (HBr), asam nitrat (HNO3) dan asam nitrit
(HNO2).
Contoh zat yang termasuk Asam Lemah, diantaranya: asam karbonat (H2CO3), asam asetat
(CH3COOH), asam sulfida (H2S), asam sianida (HCN) dan asam fosfat (H3PO4).

Jenis Larutan Basa


Jika saat basa dilarutkan dan hampir seluruh ion (OH–) dilepaskan maka basa itu disebut basa
kuat. Contoh basa kuat, diantaranya sepeti natrium hidroksida (NaOH), kalsium hidroksida (KOH),
barium hidroksida(Ba(OH)2).
Namun, jika hanya sebagian kecil OH- yang dilepaskan maka basa itu disebut basa lemah. Contoh
basa lemah, diantaranya seperti ammonium hidroksida (NH4(OH) dan aluminium hidroksida
(Al(OH)3).

3. Sifat Larutan
Sifat Larutan Asam
Adapun sifat-sifat larutan asam, diantaranya yaitu:
 Memiliki rasa masam (Namun jangan mencicipinya)
 Dapat mengubah lakmus biru menjadi merah
 Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)
 Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
 Bersifat korosif terhadap logam
 Dapat menetralkan basa

Sifat Larutan Basa


Adapun sifat-sifat basa diantaranya yaitu:
 Terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit, berbahaya)
 Dapat mengubah lakmus merah menjadi biru
 Dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat)
 Apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH–)
 Dapat menetralkan asam

8
BAB III : PEMBAHASAN
A. Hidrogen
1. Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi
hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah
molekul. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat
digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang
sangat tinggi. Hidrogen beradisi ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon.

Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan
untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2), namun ada
pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut
hidrogenasi transfer. Reaksi balik atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut
dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai
hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi,
produk yang dihasilkan mempunyai muatan yang sama dengan reaktan.

Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam
suksinat seperti gambar di samping. Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan
dalam bidang petrokimia, farmasi, dan industri makanan. Hidrogenasi lemak tak jenuh
menghasilkan lemak jenuh.

2. Dehidrogenasi
Dehidrogenasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penghilangan hidrogen dari molekul
organik. Ini adalah kebalikan dari hidrogenasi. Dehidrogenasi merupakan reaksi penting
karena mengubah alkana, yang relatif inert dan bernilai rendah, menjadi olefin, yang
reaktif dan lebih berharga. Alkena adalah prekursor untuk aldehida, alkohol, polimer, dan
aromatik. Proses dehidrogenasi digunakan secara ekstensif untuk menghasilkan aromatik
dan stirena di industri petrokimia. Proses seperti itu sangat endotermik sehingga
membutuhkan suhu minimal 500 °C. Dehidrogenasi juga mengubah lemak jenuh menjadi
lemak tak jenuh. Enzim yang mengkatalisis dehidrogenasi disebut dehidrogenase.

Contoh, Salah satu reaksi dehidrogenasi skala terbesar adalah produksi stirena melalui
dehidrogenasi etilbenzena. Katalis dehidrogenasi tipikal berbasis besi(III) oksida,
menggunakan beberapa persen kalium oksida atau kalium karbonat.

Formaldehida diproduksi secara industri melalui oksidasi katalitik metanol, yang juga dapat
dipandang sebagai dehidrogenasi dengan menggunakan O2 sebagai akseptor. Katalis yang
paling umum adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum atau
vanadium. Dalam proses formoks yang biasa digunakan, metanol dan oksigen bereaksi

9
pada kira-kira 250–400 °C dengan adanya oksida besi dalam kombinasi dengan
molibdenum dan/atau vanadium untuk menghasilkan formaldehida sesuai dengan
persamaan kimia:

Pentingnya dehidrogenasi katalitik hidrokarbon parafin menjadi olefin telah berkembang


dengan mantap dalam beberapa tahun terakhir. Olefin ringan, seperti butena, adalah
bahan baku penting untuk sintesis polimer, aditif bensin dan berbagai produk petrokimia
lainnya. Proses perengkahan terutama perengkahan katalitik cairan dan perengkah uap
menghasilkan mono-olefin berkemurnian tinggi, seperti 1-butena atau butadiena.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut difokuskan pada pengembangan alternatif
seperti dehidrogenasi oksidatif (ODH) untuk dua alasan:
(1) reaksi yang tidak diinginkan yang terjadi pada suhu tinggi yang menyebabkan
penonaktifan katalis, yang membuat regenerasi katalis yang sering tidak dapat dihindari,
(2) konsumsi sejumlah besar panas dan membutuhkan suhu reaksi yang tinggi.
Dehidrogenasi oksidatif (ODH) n-butana adalah alternatif untuk dehidrogenasi klasik,
proses perengkahan uap dan perengkahan katalitik cair.

3. Hidrogenolisis
Hidrogenolisis adalah suatu reaksi kimia dimana suatu ikatan tunggal karbon–karbon atau
karbon–heteroatom mengalami pembelahan atau mengalami lisis (pemecahan) oleh
hidrogen. Heteroatom dapat bervariasi, tetapi biasanya adalah oksigen, nitrogen, atau
belerang. Reaksi yang terkait adalah hidrogenasi, di mana hidrogen ditambahkan ke
molekul, tanpa mengikat ikatan. Biasanya hidrogenolisis dilakukan secara katalitik dengan
menggunakan gas hidrogen.
Hidrogenolisis adalah suatu metode pembelahan ikatan tunggal organik melalui adisi
hidrogen. Reaksi tersebut berlangsung secara katalitik menurut persamaan reaksi:

Katalis yang dapat digunakan diantaranya paladium pada karbon, platina pada karbon,
nikel Raney, kromit tembaga (katalis Adkins) atau kromium(III) fluorida.

B. Asam Basa
Teori Bronsted-Lowry yang lazim digunakan untuk menjelaskan kesetimbangan asam-basa. Di
samping itu, teori asam basa tersebut dapat pula dipakai untuk menerangkan kekuatan asam dan
basa, yaitu kemudahan asam memberikan proton atau basa menerima proton. Karena itu,
pembahasan ini dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai reaksi asam dengan basa (reaksi
penetralan) dan reaksi air dengan garam yang berasal dari asam atau basa lemah (reaksi hidrolisis).
larutan.

1. Reaksi penetralan
merupakan reaksi yang terjadi antara asam dan basa. Reaksi asam-basa dalam medium air
biasanya menghasilkan garam dan air, yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari
2-
suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH‑ atau O

10
Asam + basa → garam + air
Semua garam merupakan elektrolit kuat yang berasal dari reaksi antara asam dan basa,
karena baik asam maupun basa keduanya merupakan elektrolit kuat, senyawa ini
terionisasi sempurna di dalam larutan.

Contoh reaksi antara asam dan basa yang senyawanya terionisasi secara sempurna yaitu :

2. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen
(H+) dan anion hidroksida (OH−). Kata "hidrolisis" berasal dari bahasa Yunani hydro "air" +
lysis "pemisahan". Ketika dalam larutan air terurai menjadi kation hidrogen (H+) dan anion
hidroksida (OH−) yang selanjutnya akan bereaksi dengan ion senyawa lain yang
menyebabkan tertinggal atau berlebihnya kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−)
sehingga larutan bersifat asam atau basa. Jika ion-ion air tidak bereaksi dengan senyawa
pada larutan tertentu, larutan tersebut tetap bersifat netral (masih merupakan pH air).
Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat
melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization).

Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi dua
senyawa baru. Biasa nya hidrolisis terjadi saat proses pencernaan karbohidrat

Biasanya hidrolisis merupakan proses kimia yaitu penambahan satu molekul air ke zat
kimia. Kadang-kadang penambahan ini menyebabkan zat kimia dan molekul air berpisah
menjadi dua bagian. Pada reaksi semacam ini, satu pecahan dari molekul target (atau
molekul induk) mendapat sebuah ion hidrogen.
 Garam
 Ester dan amida
 ATP
 Polisakarida
 Ion logam dalam air

C. Kesetimbangan Reaksi Larutan Asam Basa


Selanjutnya, kesetimbangan asam-basa disajikan untuk menjelaskan landasan pemeriksaan kimia
yang berdasarkan pada reaksi asam-basa. Sajian ini akan menerangkan reaksi-reaksi kesetimbangan
asam-basa kuat, asam-basa lemah. Kesetimbangan kimia tersebut mudah ditafsirkan bila disajikan
dalam bentuk grafik.

1. Reaksi asam kuat dan basa kuat


Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan pH larutan yang dihasilkan
bersifat netral atau pH = 7.
Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH netral:

11
2. Reaksi asam kuat dan basa lemah
Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah akan menghasilkan pH larutan yang
dihasilkan bersifat asam atau pH < 7.
Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH asam:

3. Reaksi asam lemah dan basa kuat


Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan pH larutan yang di
hasilkan bersifat basa atau pH > 7.
Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH basa:

4. Reaksi asam lemah dan basa lemah


Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah akan mengahasilkan pH larutan yang di
hasilkan bersifat netral atau pH = 7[2].
Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH netral:

Reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya,akan menghasilkan larutan netral, baik
yang reaksi antara asam dan basa yang keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi
asam dan basa dengan kekuatan yang berlainan akan menghasilkan larutan asam lemah
atau basa basa lemah. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat daripada basa yang
dihasilkan, maka diperoleh larutan asam lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih
kuat dari asam yang dihasilkan, maka di peroleh larutan basa lemah. Terlepas dari
kekuatan relative asam dan basa yang terlibatsemua reaksi sam-basa ini merupakan reaksi
penetralan

Gambar 1C. Contoh grafik kesetimbangan reaksi Asam Basa

12
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia, mulai dari potensi ledakan
dan kebakaran ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang
menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen. Selain itu, hidrogen
cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat rendah. Hidrogen larut
dalam beberapa logam dan selain berpotensi kebocoran, juga dapat menyebabkan perapuhan
hidrogen. Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala dengan spontan. Selain itu api
hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga dapat
menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga. Namun sebuah kesimpulan juga untuk unsur
Hidrogen, yaitu :“Hidrogen berpartisipasi dengan oksigen untuk menghasilkan air, tanpanya hidup
tidak akan mungkin terjadi.”

Jika larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan membentuksenyawa garam. Jika kita
melarutkan suatu garam ke dalam air, makaakan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:1. Ion-ion
yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO – , CN – , dan S2 – ) atau ion-ion yang berasal dari
basa lemah (misalnya NH4+ ,Fe2+, dan Al3+) akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan airinilah
yang disebut hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis disebabkanadanya kecenderungan ion-ion tersebut
untuk membentuk asam atau basa asalnya.2. Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl– , NO3–
, dan SO42 – ) atau ion-ion yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi
dengan air atau tidak terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut tidak mempunyai
kecenderungan untuk membentuk asam atau basa asalnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Simpson, J.A., Weiner, E.S.C. (1989). "Hydrogen". Oxford English Dictionary 7 (edisi ke-2nd).
Clarendon Press.

 Aversa, R., Petrescu, R. V., Apicella, A., & Petrescu, F. I. (2016). The basic elements of
life's. American Journal of Engineering and Applied Sciences, 9(4), 1189-1197.

 Kontributor Wikipedia. "Reaksi asam-basa." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,


Ensiklopedia Bebas, 26 Mar. 2019. Web. 26 Mar. 2019.

 Kontributor Wikipedia. "Hidrogen." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,


15 Nov. 2019. Web. 15 Nov. 2019.

 Kontributor Wikipedia. "Reaksi kimia." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia, Ensiklopedia


Bebas, 15 Ags. 2019. Web. 15 Ags. 2019.

 Kontributor Wikipedia. "Kesetimbangan kimia." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,


Ensiklopedia Bebas, 12 Des. 2019. Web. 12 Des. 2019.

 Kontributor Wikipedia. "Kesetimbangan kelarutan." Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Wikipedia,


Ensiklopedia Bebas, 24 Nov. 2018. Web. 24 Nov. 2018.

14

Anda mungkin juga menyukai