I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Barat
meliputi areal seluas 20,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
wilayah Nusa Tenggara Barat meliputi areal persawahan sekitar
199.113 ha atau 9,9%, areal perkebunan negara dan swasta se-
kitar 18.682 ha atau 0,9%, areal tegalan, kebun, ladang dan
huma sekitar 182.114 ha atau 9,0%, areal tanah yang ditumbuhi
kayu-kayuan sekitar 321.415 ha atau 16,0%, areal kehutanan
sekitar 1.064.000 ha atau 52,8% dan areal pemukiman dan budi
daya lainnya sekitar 229.991 ha atau 11,4% dari seluruh luas
wilayah.
807
gara Barat diperkirakan berjumlah 3.232.400 jiwa. Kepadatan-
nya rata-rata pada tahun 1988 diperkirakan 160 jiwa per km2
(kepadatan rata-rata penduduk Indonesia pada tahun yang sama
91 jiwa per km2). Kabupaten Lombok Timur diperkirakan merupa-
kan kabupaten dengan kepadatan penduduk tertinggi di Propinsi
Nusa Tenggara Barat, yaitu 530 jiwa per km2. Sedangkan Kabu-
paten Sumbawa merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk
terendah, yaitu 43 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk
Propinsi Nusa Tenggara Barat yang tinggal di daerah perkotaan
meliputi 18,1% dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat
menjadi 19,2%. Sebagian besar penduduk (72%) berdiam di pulau
Lombok dan sisanya (28%) berdiam di pulau Sumbawa yang luas
wilayahnya sekitar 3 kali luas wilayah pulau Lombok.
808
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah
di luar minyak dan gas bumi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara
Barat cukup tinggi, yaitu rata-rata 6,4% per tahun. Dalam pe-
riode tersebut sektor pertanian per tahun tumbuh dengan laju
pertumbuhan rata-rata 6,8%, sedangkan industri 10,4%. Pada
tahun 1986 sektor pertanian telah memberikan sumbangan terbe-
sar kepada PDRB, yaitu 52,6% dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran memberikan sumbangan terbesar kedua, yaitu
14,3%. Dalam pada itu sektor industri pada tahun 1986 baru
memberikan sumbangan sebesar 2,6%, namun dengan laju pertum-
buhannya yang cukup tinggi dalam periode 1983-1986, yaitu ra-
ta-rata 10,4% per tahun, sektor ini diharapkan dapat segera
mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian daerah Nusa
Tenggara Barat.
809
darat. Pada tahun 1986 seluruh jaringan jalan panjangnya
4.047 km yang meliputi 491 km jalan nasional, 446 km jalan
propinsi, dan 3.110 km jalan kabupaten. Keadaan jalan nasio-
nal pada umumnya cukup baik, demikian pula jalan propinsi,
tetapi sekitar 44,2% dari jalan kabupaten masih dalam kondisi
rusak.
810
Praya, Dompu dan S kota kecamatan lainnya seluruhnya berkapa-
sitas 2.400 SS.
Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 34,5 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985, dan berhasil menaikkan persentase anak umur
7 - 12 tahun yang masuk sekolah SD dari 96,0% pada akhir Re-
pelita III menjadi 99,2% pada akhir Repelita IV.
2. Masalah-masalah
811
pembangunan propinsi Nusa Tenggara Barat yang cukup berarti.
Sebagian besar kegiatan pertanian pangan berlokasi di Pulau
Lombok yang luas wilayahnya hanya 23,6% luas wilayah Nusa
Tenggara Barat. Pulau ini juga didiami oleh 71,7% jumlah
penduduk propinsi. Dengan jumlah penduduk sebesar itu kepa-
datan penduduk pulau Lombok mencapai 453 jiwa per km2, se-
dangkan kepadatan penduduk pulau Sumbawa hanya 55 jiwa per
km2. Kepadatan penduduk yang tinggi dan terpusatnya kegiatan
pertanian tanaman pangan di pulau Lombok, menyebabkan rata-
rata pemilikan tanah di pulau ini amat sempit.
812
penyediaan sarana pendukungnya seperti dermaga, gudang dan
fasilitas keselamatan pelayaran. Masalah yang sama dihadapi
pula oleh perhubungan udara. Fasilitas perhubungan udara, se-
perti fasilitas landasan, terminal dan keselamatan penerbang-
an, masih perlu ditingkatkan.
813
pembangunan, pengendalian penggunaan ruang dan pengendalian
pemanfaatan sumber daya alam Rencana Umum Tata Ruang kabupa-
ten, kotamadya dan kawasan-kawasan pengembangan industri dan
pariwisata masih belum tersedia sebagaimana mestinya. Meka-
nisme dan pengendalian penggunaan ruang terutama di daerah
perkotaan masih belum mantap.
814
katan produksi dan perubahan teknologi di sektor pertanian
dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara
keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di
berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan yang
telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan di-
tingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kese-
jahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh masyara-
kat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di daerah Nusa
Tenggara Barat serta antara daerah Nusa Tenggara Barat dan
daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.
81
5
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang-
kutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-
sertakan dan mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.
816
agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendi-
dikan dan keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai
kegiatan pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang di-
arahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja
yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan akan lebih
mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju dan agar seba-
gian dari mereka akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di lu-
ar sektor pertanian.
817
lalui program transmigrasi lokal. Sejalan dengan itu akan
dilaksanakan secara selektif pengembangan daerah berpotensi
yang terisolasi, baik yang berlokasi di wilayah pedalaman
maupun di wilayah pantai.
818
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ru-
ang di daerah Nusa Tenggara Barat akan ditingkatkan agar pe-
merintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang
dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per-
tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah.
819
Repelita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pu-
la peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian
bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dart 98,9 bayi pada
akhir Repelita IV menjadi 84,5 bayi pada akhir Repelita V.
Bersamaan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik
dari 54,1 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 57 tahun pada
akhir Repelita V.
820
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi-
nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.
821
Sejalan dengan usaha peningkatan produksi dan kualitas
komoditi non migas, akan dilanjutkan usaha peningkatan pro-
duksi perkebunan, intensifikasi kapas, tembakau dan jambu me-
de. Di samping itu diusahakan juga rehabilitasi, peremajaan
dan perluasan tanaman kelapa, cengkeh, kopi, dan kapuk di
samping usaha pengembangan tanaman perkebunan baru seperti
coklat dan vanili. Usaha peningkatan produksi tersebut akan
diikuti dengan peningkatan mutu serta perbaikan tata niaga
dengan mengikutsertakan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP/
PTY), perkebunan besar, lembaga swasta lainnya dan koperasi.
822
laut yang selama ini telah berhasil dengan baik akan terus
didorong dan dikembangkan.
823
Tano - Taliwang, Sumbawa Besar - Batu Dulang, Banggo - Kempo,
Bima - Wera dan Sila Donggo. Bersamaan dengan itu akan di-
tingkatkan kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan. Se-
jalan dengan itu peningkatan perhubungan darat akan dilanjut-
kan dengan mengembangkan fasilitas dan pengawasan lalu lintas
jalan, dan menambah jumlah lampu lalu lintas dan rambu-rambu
jalan. Sementara itu peningkatan pelayanan angkutan sungai
dan penyeberangan akan dilanjutkan dengan menyelesaikan pem-
bangunan fasilitas dermaga penyeberangan dan fasilitas penu-
njangnya di Labuhan Lombok, serta penyempurnaan fasilitas pe-
nunjang pelabuhan penyeberangan di Poto Tano, Sape dan Labuh-
an Lembar.
824
Di bidang perhubungan laut akan dilaksanakan peningkatan
fasilitas pelabuhan yang mencakup pembangunan dermaga pela-
buhan, gudang pelabuhan dan lapangan penumpukan di pelabuhan
utama dan pelabuhan perintis. Demikian pula penyediaan fasi-
litas kesyahbandaran dan keselamatan pelayaran akan dilanjut-
kan.
825
industri, maka bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan
diarahkan pada peningkatan kemampuan berproduksi dengan peng-
gunaan teknologi tepat guna, dan peningkatan kemampuan mana-
jemen pemasaran.
826
penanaman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar.
Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih
efisiensi juga akan ditempuh dengan meningkatkan pelaksanaan
pengendalian dengan instansi terkait.
827
struktur pedesaan yang berorientasi pada perluasan lapangan
kerja 3ebesar mungkin untuk mendorong peningkatan pertumbuhan
ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam usaha mengatasi masa-
lah melimpahnya angkatan kerja usia muda terdidik akan dise-
barkan dan ditugaskan tenaga kerja sukarela terdidik sebagai
konsultan koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di
sektor-sektor pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran
tenaga kerja melalui mekanisme AKAD dan AKAN akan dilanjutkan.
828
Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan
ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lain-
nya bagi setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu ju-
ga ditingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku baca-
an. Selanjutnya dalam rangka memantapkan perluasan dan peme-
rataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan SMTA,
penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang laboratorium
dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan SMTP dan SMTA
yang telah ada. Pada tingkat SD akan ditingkatkan usaha reha-
bilitasi gedung SD agar tetap layak ditempati sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar.
829
giatan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah seba-
gai warisan budaya bangsa.
830
naan obat, makanan, kosmetik dan bahan lain yang berbahaya,
pengawasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk
itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan maka-
nan yang ada di Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk menjamin
kelancaran distribusi dan pengadaan obat-obatan di unit-unit
pelayanan kesehatan, akan dilanjutkan pembangunan sarana pe-
nyimpanan obat, alat dan perbekalan di kabupaten atau kotama-
dya yang belum memilikinya. Sementara itu dalam rangka me-
ningkatkan derajat kesehatan rakyat di kawasan pemukiman pe-
desaan yang kekurangan persediaan air bersih dan rawan pe-
nyakit menular kegiatan peningkatan penyediaan air bersih dan
penyehatan lingkungan pemukiman akan dilanjutkan.
831
ngan itu peranan dan fungsi wanita akan lebih ditingkatkan
dalam menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pence-
gahan timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah pelayan-
an sosial lainnya.
832
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Di samping
itu akan diusahakan untuk meningkatkan kapasitas penyediaan-
nya dengan jalan merehabilitasi instalasi, mengurangi kebo-
coran dan membangun instalasi baru. Kegiatan ini akan dilak-
sanakan antara lain di kota Mataram, Raba, Sumbawa Besar,
Praya, Aikmel, Selong dan Lembar. Dalam program ini juga ter-
masuk usaha untuk menyediakan air bersih bagi penduduk pede-
saan, baik dengan sistem perpipaan maupun nonperpipaan. Se-
jalan dengan itu usaha-usaha di, bidang penyehatan lingkungan
pemukiman akan ditingkatkan. Sasarannya meningkatkan pemeli-
haraan dan perbaikan penanganan air limbah, drainase, dan.
persampahan. Program ini akan dilaksanakan di kota Bima, Ma-
taram, Raba, Sumbawa Besar dan Selong.
833
luasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah
Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah pada IAIN
Sunan Ampel (Fakultas Tarbiyah Mataram), dan penyediaan ban-
tuan bagi perguruan tinggi agama swasta.
834
annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (0$P)
jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian
Jembatan digunakan untuk menangani peningkatan jalan propinsi
dan peningkatan jembatan-jembatannya agar sesuai dengan me-
ningkatnya arus lalu lintas dan muatan.
835
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai kegi-
atan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan swa-
daya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT) da-
lam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.
836
terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya mencakup
penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Tingkat I dan
Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II. Di samping itu ju-
ga dilaksanakan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan
beserta rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis
ataupun kritis.
837
TABEL
WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PE DUDUK
DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT
Kabupaten:
838
839