Anda di halaman 1dari 36

23.

DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT


23. DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Barat
meliputi areal seluas 20,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
wilayah Nusa Tenggara Barat meliputi areal persawahan sekitar
199.113 ha atau 9,9%, areal perkebunan negara dan swasta se-
kitar 18.682 ha atau 0,9%, areal tegalan, kebun, ladang dan
huma sekitar 182.114 ha atau 9,0%, areal tanah yang ditumbuhi
kayu-kayuan sekitar 321.415 ha atau 16,0%, areal kehutanan
sekitar 1.064.000 ha atau 52,8% dan areal pemukiman dan budi
daya lainnya sekitar 229.991 ha atau 11,4% dari seluruh luas
wilayah.

Secara administratif Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Ba-


rat terdiri dari 6 Kabupaten/Daerah Tingkat II. Keenam Daerah
Tingkat II tersebut sebagai keseluruhan meliputi kota admi-
nistratif Mataram, 59 buah kecamatan serta 564 buah desa dan
kelurahan. Dalam periode Repelita IV telah terjadi pemekaran
wilayah administratif yang meliputi tambahan 3 kecamatan.

Dengan perkiraan angka pertambahan penduduk rata-rata 2,6%


per tahun, pada tahun 1988 penduduk Propinsi Nusa Teng-

807
gara Barat diperkirakan berjumlah 3.232.400 jiwa. Kepadatan-
nya rata-rata pada tahun 1988 diperkirakan 160 jiwa per km2
(kepadatan rata-rata penduduk Indonesia pada tahun yang sama
91 jiwa per km2). Kabupaten Lombok Timur diperkirakan merupa-
kan kabupaten dengan kepadatan penduduk tertinggi di Propinsi
Nusa Tenggara Barat, yaitu 530 jiwa per km2. Sedangkan Kabu-
paten Sumbawa merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk
terendah, yaitu 43 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk
Propinsi Nusa Tenggara Barat yang tinggal di daerah perkotaan
meliputi 18,1% dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat
menjadi 19,2%. Sebagian besar penduduk (72%) berdiam di pulau
Lombok dan sisanya (28%) berdiam di pulau Sumbawa yang luas
wilayahnya sekitar 3 kali luas wilayah pulau Lombok.

Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun keatas) di


Propinsi Nusa Tenggara Barat berjumlah 2.078.483 orang. Dari
jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak
1.071.873 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
1.052.815 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan
kerja adalah 51,6%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan
kerja yang ada terbagi dalam 70% tidak atau belum pernah ta-
mat Sekolah Dasar (SD), 18% tamat SD, 3,6% tamat Sekolah Me-
nengah Tingkat Pertama (SMTP), 2,6% tamat Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SMTA), 5% tamat Sekolah Kejuruan dan 0,8% tamat
Perguruan Tinggi atau yang setingkat. Pada tahun 1985 angkat-
an kerja yang bekerja di sektor pertanian 58,5%, di sektor
industri 7,6%, di sektor perdagangan 16,1%, dan di sektor-
sektor lain 17,8%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sektor
pertanian masih memegang peranan yang sangat dominan dalam
penyerapan tenaga kerja, sedang tingkat penyerapan tenaga
kerja di sektor-sektor lainnya masih rendah.

808
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah
di luar minyak dan gas bumi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara
Barat cukup tinggi, yaitu rata-rata 6,4% per tahun. Dalam pe-
riode tersebut sektor pertanian per tahun tumbuh dengan laju
pertumbuhan rata-rata 6,8%, sedangkan industri 10,4%. Pada
tahun 1986 sektor pertanian telah memberikan sumbangan terbe-
sar kepada PDRB, yaitu 52,6% dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran memberikan sumbangan terbesar kedua, yaitu
14,3%. Dalam pada itu sektor industri pada tahun 1986 baru
memberikan sumbangan sebesar 2,6%, namun dengan laju pertum-
buhannya yang cukup tinggi dalam periode 1983-1986, yaitu ra-
ta-rata 10,4% per tahun, sektor ini diharapkan dapat segera
mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian daerah Nusa
Tenggara Barat.

Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai


tingkat penyediaan 208,0 kg produksi beras per kapita. Kegi-
atan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa, kopi, tembakau,
cengkeh, kapas, jambu mete dan panili. Di samping itu propinsi
Nusa Tenggara Barat juga memproduksi hasil hutan ikutan,
terutama rotan, asam, kemiri, kapuk, melinjo, dan ma- du, yang
semuanya merupakan komoditi perdagangan yang cukup berarti.

Prasarana pengairan yang ada dapat mengairi areal sawah


seluas 164.127 ha. Namun di sebagian kecil persawahan di pu-
lau Lombok bagian Selatan dan di sebagian besar pulau Sumbawa
penyediaan air irigasinya hanya dapat mencukupi kebutuhan di
musim hujan.

Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-


majuan yang berarti. Seluruh ibu kota kecamatan di pulau Lom-
bok dan di pulau Sumbawa telah dapat dihubungi melalui jalan

809
darat. Pada tahun 1986 seluruh jaringan jalan panjangnya
4.047 km yang meliputi 491 km jalan nasional, 446 km jalan
propinsi, dan 3.110 km jalan kabupaten. Keadaan jalan nasio-
nal pada umumnya cukup baik, demikian pula jalan propinsi,
tetapi sekitar 44,2% dari jalan kabupaten masih dalam kondisi
rusak.

Hubungan antara kedua pulau di propinsi Nusa Tenggara


Barat dan hubungan Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan pro-
pinsi-propinsi yang lain telah mencapai kemajuan yang berar-
ti. Pelabuhan Lembar yang terletak di pantai barat pulau Lom-
bok merupakan pelabuhan laut yang dapat melayani kapal-kapal
pelayaran samudera. Pelabuhan yang lebih kecil, seperti pela-
buhan Bima dan Badas di pulau Sumbawa, serta pelabuhan penye-
berangan dan pelabuhan perintis yang menghubungkan pulau Lom-
bok dan pulau Sumbawa, seperti Labuhan Lombok, Labuhan Tano,
Labuhan Alas, Labuhan Haji, Labuhan Lalar dan Labuhan Sape
pada umumnya masih memerlukan peningkatan, terutama fasilitas
dermaganya.

Bandar Udara Selaparang di Mataram telah dapat didarati


oleh pesawat jenis F-28 dengan kapasitas terbatas, bandar
udara Brangbiji di Sumbawa Besar dan bandar udara Salahudin
di Bima, masing-masing telah dapat didarati oleh pesawat je-
nis F-27 dengan kapasitas terbatas.

Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-


jangkau hampir seluruh desa melalui 6 buah Kantor Pos besar,
51 buah Kantor Pos Pembantu dan 63 Rumah Pos maupun fasilitas
Pos Keliling Desa. Fasilitas sentral telepon otomat di Mata-
ram berkapasitas 3.000 SS, di kota Sumbawa Besar berkapasitas
1.000 SS dan sentral telepon manual di kota Bima, Selong,

810
Praya, Dompu dan S kota kecamatan lainnya seluruhnya berkapa-
sitas 2.400 SS.
Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 34,5 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985, dan berhasil menaikkan persentase anak umur
7 - 12 tahun yang masuk sekolah SD dari 96,0% pada akhir Re-
pelita III menjadi 99,2% pada akhir Repelita IV.

Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah


semakin merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki 6 buah
lembaga pendidikan dasar (SD dan Madrasah Ibtidaiyah). Di se-
luruh propinsi telah terdapat 2.724 SD, 233 Sekolah Menengah
Tingkat Pertama, 120 Sekolah Menengah Tingkat Atas, 1 Pergu-
ruan Tinggi Negeri dan 20 Perguruan Tinggi Swasta.

Pada tahun 1988 tingkat kelahiran kasar mencapai 36,8


bayi per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka ke-
matian kasar adalah 12,2 orang per 1.000 penduduk (rata-rata
nasional 7,9 orang); Tingkat kematian bayi mencapai 98,9 bayi
per 1.000 kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,04). Harapan
hidup rata-rata penduduk adalah 54,1 tahun (rata-rata nasio-
nal 62,8 tahun).

2. Masalah-masalah

Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah


menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-
sih ada masalah-masalah yang masih memerlukan perhatian.

Persebaran penduduk yang belum seimbang merupakan masalah

811
pembangunan propinsi Nusa Tenggara Barat yang cukup berarti.
Sebagian besar kegiatan pertanian pangan berlokasi di Pulau
Lombok yang luas wilayahnya hanya 23,6% luas wilayah Nusa
Tenggara Barat. Pulau ini juga didiami oleh 71,7% jumlah
penduduk propinsi. Dengan jumlah penduduk sebesar itu kepa-
datan penduduk pulau Lombok mencapai 453 jiwa per km2, se-
dangkan kepadatan penduduk pulau Sumbawa hanya 55 jiwa per
km2. Kepadatan penduduk yang tinggi dan terpusatnya kegiatan
pertanian tanaman pangan di pulau Lombok, menyebabkan rata-
rata pemilikan tanah di pulau ini amat sempit.

Untuk perluasan kegiatan pertanian di pulau Sumbawa, de-


ngan iklimnya yang relatif kering, sistem pengairan yang ada
perlu sekali ditingkatkan. Hal ini kurang membantu usaha un-
tuk mengurangi kepadatan penduduk pulau Lombok.

Pada tahun 1985 diperkirakan 14,8% angkatan kerja berada


di daerah perkotaan dan 85,2% berada di pedesaan. Persebaran
ini telah menimbulkan permasalahan, antara lain berupa menga-
lirnya kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian ke kota-ko-
ta. Dalam pada itu tingkat pengangguran terbuka, meskipun me-
nunjukkan kecenderungan menurun, masih cukup berarti. Pada
tahun 1985 diperkirakan jumlah pengangguran terbuka adalah
19.058 orang atau 1,8%.

Prasarana dan sarana perhubungan yang sudah banyak meng-


alami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi me-
ningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat meningkatnya
kegiatan-kegiatan perdagangan antar daerah, kegiatan ekspor
dan kegiatan pariwisata.

Tingkat pelayanan perhubungan laut masih perlu diting-


katkan, terutama dengan peningkatan pembangunan prasarana dan

812
penyediaan sarana pendukungnya seperti dermaga, gudang dan
fasilitas keselamatan pelayaran. Masalah yang sama dihadapi
pula oleh perhubungan udara. Fasilitas perhubungan udara, se-
perti fasilitas landasan, terminal dan keselamatan penerbang-
an, masih perlu ditingkatkan.

Pengembangan kegiatan kepariwisataan di daerah Nusa


Tenggara Barat juga masih memerlukan peningkatan sarana dan
prasarana pendukung kegiatan pariwisata seperti sarana dan
prasarana perhubungan, akomodasi dan telekomunikasi.

Di bidang pendidikan sarana dan prasarana pendidikan,


seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, per-
pustakaan, buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau-
pun Perguruan Tinggi masih perlu ditingkatkan untuk mengha-
dapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan
untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.

Dalam bidang kesehatan masih diperlukan peningkatan pe-


layanan kesehatan, khususnya dalam pengadaan vaksinasi, pem-
berantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan
puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis
dan paramedis.

Hal lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan pe-


ran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lain-
nya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Di samping itu
juga masih perlunya usaha perkoperasian didorong agar dapat
lebih mandiri dan makin berperan dalam pembangunan perekono-
mian daerah terutama di pedesaan.

Penataan ruang dan pertanahan di Propinsi Nusa Tenggara


Barat masih menghadapi berbagai masalah yang menimbulkan kesu-
litan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan koordinasi

813
pembangunan, pengendalian penggunaan ruang dan pengendalian
pemanfaatan sumber daya alam Rencana Umum Tata Ruang kabupa-
ten, kotamadya dan kawasan-kawasan pengembangan industri dan
pariwisata masih belum tersedia sebagaimana mestinya. Meka-
nisme dan pengendalian penggunaan ruang terutama di daerah
perkotaan masih belum mantap.

II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah Nusa Tenggara Barat merupakan ba-


gian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada
Trilogi Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin
nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan
pemantapan perwujudan Wawasan Nusantara.

Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V,


pembangunan daerah Nusa Tenggara Barat diarahkan pada pening-
katan perkembangan sektor pertanian dan sektor industri di-
sertai peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi, sehing-
ga dapat memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan
produksi daerah, peningkatan mutu produksi, ekspor dan peme-
rataan hasil-hasil pembangunan di daerah tersebut. Di samping
itu pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lain-
nya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam
rangka pembangunan wilayah, juga diarahkan kepada peningkatan
kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal, perluasan
kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan pendapatan nyata,
kesejahteraan serta taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah Nusa Tenggara Barat selama


Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui pening-

814
katan produksi dan perubahan teknologi di sektor pertanian
dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara
keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di
berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan yang
telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan di-
tingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kese-
jahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh masyara-
kat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di daerah Nusa
Tenggara Barat serta antara daerah Nusa Tenggara Barat dan
daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.

Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-


perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Nusa Tenggara Barat yang akan dikembangkan dalam Repe-
lita V pada pokoknya sebagai berikut.

Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas


akan dilanjutkan dengan tujuan meningkatkan produksi dan me-
mantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan para pe-
tani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan indus-
tri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan ekspor.
Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara indus-
tri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha pem-
bangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agro-
industri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih men-
dorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan di-
usahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan kemu-
dahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promo-
si untuk merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan in-
vestasi di daerah Nusa Tenggara Barat.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-

81
5
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang-
kutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-
sertakan dan mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.

Dalam rangka memperluas lapangan kerja juga akan diusa-


hakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan
pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping
itu juga akan diarahkan agar dalam kegiatan-kegiatan mengolah
sumber daya alam tetap dipenuhi persyaratan kelestarian ling-
kungan.

Bersamaan dengan itu usaha koperasi akan terus didorong


agar dapat makin mandiri dan dapat lebih berperan dalam pem-
bangunan di daerah. Begitu pula dalam pembangunan di daerah
ini akan terus dikembangkan iklim yang dapat mendorong lemba-
ga swadaya masyarakat untuk lebih banyak berpartisipasi.

Kegiatan pariwisata, terutama di pulau Lombok, selama


Repelita V akan terus ditingkatkan agar dapat berkembang se-
bagai daerah tujuan wisata yang lebih menarik dan mampu mena-
rik wisatawan yang akan atau sedang berkunjung di pulau Bali.
Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pengangkutan dan te-
lekomunikasi ke lokasi daerah wisata tersebut akan terus di-
kembangkan dan ditingkatkan.

Upaya untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan masya-


rakat Nusa Tenggara Barat akan dilanjutkan. Sejalan dengan
itu peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas
pelayanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang
kesehatan maupun di bidang sosial lainnya, akan diusahakan

816
agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendi-
dikan dan keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai
kegiatan pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang di-
arahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja
yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan akan lebih
mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju dan agar seba-
gian dari mereka akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di lu-
ar sektor pertanian.

Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-


tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-
giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam
hubungan ini partisipasi masyarakat akan ditingkatkan antara
lain melalui pembayaran iuran pemakaian air irigasi dan ge-
rakan gotong royong.

Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan,


perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif
tertinggal, daerah kritis dan daerah padat penduduk. Sejalan
dengan itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkat-
kan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula seca-
ra terencana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan
penduduk dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkung-
an yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pem-
bangunan yang serasi antara desa dan kota maka diharapkan
arus urbanisasi dapat dikendalikan.

Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseim-


bangan kepadatan penduduk di daerah Nusa Tenggara Barat akan
ditempuh berbagai kebijaksanaan seperti peningkatan program
keluarga berencana dan langkah-langkah yang dapat mendorong
perpindahan penduduk antara lain melalui pembangunan perta-
nian di kabupaten-kabupaten yang kurang penduduk terutama me-

817
lalui program transmigrasi lokal. Sejalan dengan itu akan
dilaksanakan secara selektif pengembangan daerah berpotensi
yang terisolasi, baik yang berlokasi di wilayah pedalaman
maupun di wilayah pantai.

Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-


tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat
mengurangi derasnya arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pe-
ngembangan kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk mem-
bantu mengurangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar.
Sementara itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertum-
buhan sektor informal di kota akan ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah


dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan pula lang-
kah-langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain
meliputi upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.
Upaya ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan poten-
si sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan du-
nia usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan meka-
nisme perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan
aparat pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribu-
si daerah, dan peningkatan hasil pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendo-
rong agar swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiat-
an pembangunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping
itu akan dilanjutkan pula program pendidikan dan pelatihan
pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, kerja
sama, koordinasi, dan penyederhanaan prosedural. Langkah-
langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan usaha un-
tuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan ber-
tanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada Daerah
Tingkat II.

818
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ru-
ang di daerah Nusa Tenggara Barat akan ditingkatkan agar pe-
merintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang
dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per-
tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah.

Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam


Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
4,8i rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan
per kapita dan penciptaan lapangan kerja yang dapat menyerap
tambahan angkatan kerja yang terjadi di daerah itu selama li-
ma tahun yang akan datang. Sedangkan laju pertumbuhan sektor
yang dapat dicapai per tahun diperkirakan masing-masing seba-
gai berikut. Sektor pertanian dan sektor industri masing-ma-
sing rata-rata akan tumbuh 3,7% dan 9,0% per tahun. Sedangkan
pertumbuhan per tahun sektor pertambangan 1,7%, sektor ba-
ngunan 4,6%, sektor perdagangan 6,0%, sektor pengangkutan dan
komunikasi 6,0% serta sektor lain-lain 6,4%.

Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi


Nusa Tenggara Barat diharapkan akan turun menjadi rata-rata
2,1% per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi
Nusa Tenggara Barat diperkirakan akan berjumlah 3,6 juta ji-
wa. Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan
diusahakan penurunan angka kelahiran kasar dari 36,8 bayi per
1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 32,0 pada akhir
Repelita V, dan angka kematian kasar dari 12,2 orang per
1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 10,5 pada akhir

819
Repelita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pu-
la peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian
bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dart 98,9 bayi pada
akhir Repelita IV menjadi 84,5 bayi pada akhir Repelita V.
Bersamaan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik
dari 54,1 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 57 tahun pada
akhir Repelita V.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan


diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
ditingkatkan dart 99,2% pada akhir Repelita IV menjadi 99,4%
pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang da-
pat ditampung di SMTP ditingkatkan dart 64,3% pada akhir Re-
pelita IV menjadi 88,8% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP
yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dart 96,0%
pada akhir Repelita IV menjadi 98,2% pada akhir Repelita V.
Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan pe-
ningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui
peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan
buku-buku dan penataran guru-guru.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diuraikan di atas di-


perkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja
yang terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata
meningkat dengan 3,6% per tahun, atau diperkirakan akan ber-
jumlah 1,7 juta jiwa pada akhir Repelita V.

Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang daerah akan dilanjut-


kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang menjamin

820
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi-
nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN

Pembangunan pertanian di daerah Nusa Tenggara Barat akan


dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, diversifikasi,
rehabilitasi dan ekstensifikasi. Peningkatan produksi tanaman
pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi dan ekstensi-
fikasi tanaman path, palawija, sayuran dan hortikultura. Un-
tuk menunjang usaha-usaha peningkatan, produksi, tanaman pangan
akan ditingkatkan pengadaan benih padi, palawija dan horti-
kultura melalui balai-balai benih dan penangkar benih yang
diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu untuk
memperoleh benih yang baik dan tahan hama akan diketatkan pe-
ngawasan mutu dan sertifikasi benih untuk mengatasi kemung-
kinan timbulnya jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan ke-
giatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pengen-
dalian hama terpadu. Usaha pencetakan sawah akan dilaksanakan
di areal irigasi sederhana dan sedang kecil yang tersebar di
beberapa kabupaten. Bersamaan dengan itu usaha pemanfaatan
lahan kering dan padang alang-alang untuk perluasan tanaman
pangan akan terus diupayakan.

Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan


petani palawija akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi
tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos
dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.

821
Sejalan dengan usaha peningkatan produksi dan kualitas
komoditi non migas, akan dilanjutkan usaha peningkatan pro-
duksi perkebunan, intensifikasi kapas, tembakau dan jambu me-
de. Di samping itu diusahakan juga rehabilitasi, peremajaan
dan perluasan tanaman kelapa, cengkeh, kopi, dan kapuk di
samping usaha pengembangan tanaman perkebunan baru seperti
coklat dan vanili. Usaha peningkatan produksi tersebut akan
diikuti dengan peningkatan mutu serta perbaikan tata niaga
dengan mengikutsertakan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP/
PTY), perkebunan besar, lembaga swasta lainnya dan koperasi.

Dalam bidang produksi peternakan jenis-jenis ternak yang


akan dikembangkan adalah sapi, kerbau, kambing dan unggas.
Usaha ini didukung dengan kegiatan pengamanan ternak, pening-
katan mutu ternak, pengadaan hijauan makanan ternak, redis-
tribusi ternak, pembibitan sapi Bali, penyidikan penyakit he-
wan, inseminasi buatan, serta penyediaan bibit unggul dan pe-
nyuluhan. Di samping itu akan diusahakan untuk mengurangi
tingkat kematian ternak dan mencegah berjangkitnya penyakit
ternak dengan mengembangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan
hewan dan penyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani peternak, pe-
nyuluhan akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun freku-
ensinya. Peningkatan itu akan dilakukan antara lain melalui
pemberian latihan-latihan kepada para kontak tani.

Di bidang perikanan usaha peningkatan produksi dan pe-


ngembangan perikanan laut, perikanan air tawar dan tambak
udang akan dilanjutkan melalui penyuluhan, latihan keteram-
pilan dan pembinaan di samping pengadaan prasarana dan sarana
perikanan, pembangunan saluran tambak, dan pengembangan tek-
nik produksi. Demikian pula usaha budi daya mutiara dan rumput

822
laut yang selama ini telah berhasil dengan baik akan terus
didorong dan dikembangkan.

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan


pengukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu dilaksanakan
inventarisasi hutan produksi yang terdiri dari yang dapat di-
konversi dan khusus non kayu. Selanjutnya dilakukan pengadaan
peta dasar, rehabilitasi hutan rusak dan pembangunan hutan
industri.

Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian, terutama


tanaman pangan, pembangunan embung-embung dan usaha rehabili-
tasi, pembangunan serta penyelesaian jaringan irigasi yang
belum dapat berfungsi, baik di pulau Lombok maupun di pulau
Sumbawa, akan dilanjutkan. Di samping itu akan dilaksanakan
pula pemeliharaan berat dan rehabilitasi irigasi yang meng-
airi areal seluas 77.800 ha, pembangunan irigasi sedang dan
kecil yang mencakup areal seluas 7.200 ha, pembangunan iriga-
si air tanah di (kawasan petani rawan air, dan pengembangan
daerah rawa Taliwang untuk budi daya ikan dan rekreasi. Seja-
lan dengan itu akan ditingkatkan pula upaya peningkatan ke-
mampuan operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi
yang ada dengan meningkatkan partisipasi masyarakat pemakai
air agar jaringan yang ada dapat lebih berfungsi dengan baik.
Dalam Repelita V akan diprioritaskan pembangunan baru irigasi
berukuran sedang dan kecil.

Untuk memperlancar arus barang dan penumpang, pembangun-


an jalan akan dilanjutkan dan pelaksanaannya diprioritaskan
pada peningkatan jalan dan rehabilitasi serta pemeliharaan
jalan dan jembatan. Peningkatan jalan akan dilanjutkan ter-
utama untuk jalan arteri dan kolektor dalam kota Mataram, Ma-
taram - Tanjung, Kediri - Rumak Lembar, Mantang - Praya – Ke-
ruak - Pancor, Praya - Sengkol - Kute, Sumbawa Besar - Poto

823
Tano - Taliwang, Sumbawa Besar - Batu Dulang, Banggo - Kempo,
Bima - Wera dan Sila Donggo. Bersamaan dengan itu akan di-
tingkatkan kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan. Se-
jalan dengan itu peningkatan perhubungan darat akan dilanjut-
kan dengan mengembangkan fasilitas dan pengawasan lalu lintas
jalan, dan menambah jumlah lampu lalu lintas dan rambu-rambu
jalan. Sementara itu peningkatan pelayanan angkutan sungai
dan penyeberangan akan dilanjutkan dengan menyelesaikan pem-
bangunan fasilitas dermaga penyeberangan dan fasilitas penu-
njangnya di Labuhan Lombok, serta penyempurnaan fasilitas pe-
nunjang pelabuhan penyeberangan di Poto Tano, Sape dan Labuh-
an Lembar.

Dalam rangka penyelamatan hutan, tanah, dan air akan di-


laksanakan pembinaan kawasan konversi, rehabilitasi Daerah
Aliran Sungai, penanggulangan bencana alam serta peningkatan
peran serta masyarakat secara swadaya dalam penyelamatan hu-
tan, tanah dan air di DAS Dodokan dan Moyosari.

Usaha rehabilitasi tanah kritis akan dilakukan melalui


reboisasi dan penghijauan di DAS terpenting yang meliputi
areal lahan kering dan lahan kritis dengan sasaran 80.000 ha
penghijauan dan 40.000 ha reboisasi. Di samping itu akan di-
lakukan kegiatan konservasi tanah usaha tani yang kemiringan-
nya diatas 40%, perencanaan rehabilitasi lahan kritis dalam
pola terpadu DAS, pengembangan hutan tanaman industri di dae-
rah alang-alang, pengembangan hutan rakyat, penyuluhan dan
rehabilitasi hutan rusak dalam wilayah HPH seluas 11.000 ha,
pembangunan hutan tanaman industri seluas 23.000 ha, serta
pemukiman kembali peladang sejumlah 6.000 kepala keluarga. Di
samping itu dalam rangka pengembangan fungsi meteorologi dan
geofisika akan dikembangkan sebuah stasiun meteorologi.

824
Di bidang perhubungan laut akan dilaksanakan peningkatan
fasilitas pelabuhan yang mencakup pembangunan dermaga pela-
buhan, gudang pelabuhan dan lapangan penumpukan di pelabuhan
utama dan pelabuhan perintis. Demikian pula penyediaan fasi-
litas kesyahbandaran dan keselamatan pelayaran akan dilanjut-
kan.

Di bidang perhubungan udara, fasilitas bandar udara Se-


laparang Mataram akan ditingkatkan agar mampu menampung pesa-
wat jenis F-28 dengan kapasitas penuh, sedang bandar udara M.
Salahuddin Bima dan Brang Biji Sumbawa Besar akan ditingkat-
kan agar mampu didarati pesawat jenis F-27 dengan kapasitas
penuh. Demikian pula fasilitas keselamatan penerbangan akan
ditingkatkan pengelolaannya.

Di bidang pos dan giro. akan dibangun beberapa buah ge-


dung kantor pos pembantu di ibukota Kecamatan, kantor pos
tambahan, dan pendirian 35 buah bis Surat.

Untuk menampung peningkatan arus wisatawan yang sangat


tinggi akan dikembangkan fasilitas kepariwisataan di obyek-
obyek wisata Senggigi, Sire, Gili Air dan sekitarnya, pantai
Putri Nyale-Aan dan sekitarnya, desa-desa wisata, taman suaka
gunung Rinjani, Segara Anak, taman buru pulau Moyo serta
obyek-obyek wisata lainnya yang tersebar di seluruh propinsi.
Sejalan dengan itu akan ditingkatkan penyediaan fasilitas
akomodasi, air bersih, listrik dan telekomunikasi di obyek-
obyek wisata tersebut.

Di bidang industri akan dilanjutkan pembangunan serta


industri yang berorientasi ekspor. Pembangunan aneka industri
terutama akan diarahkan pada industri pengolah hasil sektor
pertanian dan kerajinan. Untuk memperbaiki mutu produksi

825
industri, maka bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan
diarahkan pada peningkatan kemampuan berproduksi dengan peng-
gunaan teknologi tepat guna, dan peningkatan kemampuan mana-
jemen pemasaran.

Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan


usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Penyelidikan umum mengenai mineral
industri (bentonit, did) dan eksplorasi bahan-bahan tersebut
di daerah ini akan dilanjutkan. Di samping itu, beberapa je-
nis hasil tambang terutama hasil galian mineral industri yang
saat ini berada dalam tahap awal eksploitasi terus didorong
untuk dapat dimanfaatkan setepat-tepatnya. Dalam hubungan ini
akan dilanjutkan bimbingan dan pembinaan pengusahaan bahan-
bahan galian golongan C.

Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan terus diting-


katkan melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga
listrik, baik untuk kebutuhan pengembangan industri maupun
untuk konsumsi rumah tangga. PLTD I dengan kapasitas 3 MW di-
usahakan selesai pada tahun 1990/1991. Di samping itu akan
dilaksanakan peningkatan jaringan transmisi dan gardu induk
PLN, peningkatan sarana distribusi sebanyak 1.867, gardu dis-
tribusi untuk 168.200 pelanggan dan pengembangan tenaga lis-
trik untuk sebanyak 80 desa untuk memenuhi kebutuhan 16.126
pelanggan baru.

Dalam rangka mendorong peningkatan iklim penanam modal


dan untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para pena-
nam modal, maka akan dilaksanakan penyederhanaan dalam sistem
perizinan serta peraturan-peraturan daerah yang lain. Demiki-
an Pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan pe-
nyebarluasan data dan informasi penanaman modal, profil proyek

826
penanaman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar.
Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih
efisiensi juga akan ditempuh dengan meningkatkan pelaksanaan
pengendalian dengan instansi terkait.

Di bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan or-


ganisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan agar kope-
rasi dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang
mandiri. Upaya peningkatan kemampuan organisasi, tata laksana
dan usaha diprioritaskan pada koperasi primer, khususnya Ko-
perasi Unit Desa (KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang
pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan rakyat, perke-
bunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan
atau simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkutan pedesaan
dan berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi masyarakat
pedesaan. Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan
pengelola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Un-
tuk itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode,
materi dan penyelenggaraan pendidikan, penataran Ian latihan
keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan
koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga
manajemen yang terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap ma-
sih memerlukan bantuan. Untuk menciptakan iklim yang mendu-
kung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan
dan penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat akan dilanjut-
kan dan ditingkatkan.

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja


terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk, dan daerah
yang relatif tertinggal akan dilaksanakan kegiatan Proyek Pa-
dat Karya Gaya Baru (PPKGB) secara tersebar diberbagai keca-
matan dan pedesaan. PPKGB ditujukan pada pembangunan infra-

827
struktur pedesaan yang berorientasi pada perluasan lapangan
kerja 3ebesar mungkin untuk mendorong peningkatan pertumbuhan
ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam usaha mengatasi masa-
lah melimpahnya angkatan kerja usia muda terdidik akan dise-
barkan dan ditugaskan tenaga kerja sukarela terdidik sebagai
konsultan koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di
sektor-sektor pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran
tenaga kerja melalui mekanisme AKAD dan AKAN akan dilanjutkan.

Dalam pada itu pelatihan tenaga kerja melalui Balai La-


tihan Kerja (BLK) dan latihan keliling selama Repelita V akan
diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan
desa, pengembangan industri, khususnya dalam rangka menunjang
ekspor clan usaha mandiri.

Dalam rangka penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang


lebih merata usaha transmigrasi akan dilanjutkan dengan lebih
mendorong transmigrasi swakarsa. Selama Repelita V direncana-
kan akan ditransmigrasikan sebanyak 34.000 KK dari penduduk
Nusa Tenggara Barat, melalui kegiatan transmigrasi umum se-
banyak 4.000 KK dan transmigrasi swakarsa dan pemukiman kem-
bali sebanyak 30.000 KK. Pemindahan penduduk ini akan dikait-
kan dengan usaha rehabilitasi dan pelestarian sumber daya
alam dan lingkungan hidup serta penataan kembali penguasaan,
pengusahaan dan pemilikan tanah. Wilayah-wilayah yang diberi
prioritas untuk dipindahkan penduduknya ialah daerah aliran
sungai (DAS) atau kawasan hutan lindung pemukiman penduduk
yang terancam bencana alam rutin, daerah yang sangat padat
penduduknya tetapi memiliki sumber daya alam yang terbatas
seperti di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, di sam-
ping pemukiman penduduk yang perlu dikosongkan untuk proyek
pembangunan.

828
Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan
ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lain-
nya bagi setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu ju-
ga ditingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku baca-
an. Selanjutnya dalam rangka memantapkan perluasan dan peme-
rataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan SMTA,
penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang laboratorium
dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan SMTP dan SMTA
yang telah ada. Pada tingkat SD akan ditingkatkan usaha reha-
bilitasi gedung SD agar tetap layak ditempati sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar.

Di samping itu akan direhabilitasi dan dikembangkan Se-


kolah Menengah Kejuruan Teknik Pertama (SMKTP) dengan tambah-
an ruang penunjangnya, seperti ruang praktek dan perpustaka-
an. Sementara itu akan dibangun pula SMKTA baru dan diusaha-
kan peningkatan daya tampung Sekolah Menengah Kejuruan Ting-
kat Atas (SMKTA) yang ada baik negeri maupun swasta. Pemeli-
haraan gedung-gedung SMTA juga akan akan ditingkatkan.

Pembinaan Pendidikan Masyarakat akan dilaksanakan mela-


lui penyelenggaraan (kelompok belajar) kejar Paket A yang di-
padukan dengan pendidikan mata pencaharian dan penyelenggara-
an kejar Paket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pe-
laksanaan wajib belajar tingkat SMTP. Di samping itu juga
akan dilaksanakan penyelenggaraan Program Magang dan penye-
lenggaraan kejar usaha.

Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usa-


ha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya, pem-
binaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan, pembinaan
kesenian, pembinaan tradisi, serta peninggalan sejarah dan
permuseuman. Sementara itu juga akan lebih digairahkan ke-

829
giatan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah seba-
gai warisan budaya bangsa.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat


akan dilakukan pembangunan 22 Puskesmas, 72 buah Puskesmas
Pembantu, 11 buah Puskesmas Perawatan dan pengadaan 95 buah
Puskesmas Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan kondisi
wilayah setempat. Sedangkan untuk meningkatkan kesadaran ma-
syarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan akan digalakkan
upaya penyuluhan kesehatan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dalam penanganan masalah-masalah kesehatan. Dengan
demikian diharapkan akan lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas Puskesmas.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan akan dilak-


sanakan melalui seluruh RSU kelas D yang ada. Dalam pada itu
RSU Raba (Bima) akan ditingkatkan kelasnya dari D menjadi C.
Sementara itu pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pu-
la, sedangkan upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan le-
bih dimantapkan mutunya.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di-


laksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan masyarakat
yang meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit diare, mala-
ria, frambusia, demam berdarah dan tb paru. Dalam rangka per-
baikan gizi akan ditingkatkan kemampuan masyarakat melalui
kegiatan UPGK di seluruh desa, pencegahan gondok endemik di
daerah gondok endemik serta meningkatkan kemampuan dan penge-
lolaan program gizi. Di samping itu sistem kewaspadaan pangan
dan gizi (SKPG) di daerah ini juga akan dikembangkan.

Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-

830
naan obat, makanan, kosmetik dan bahan lain yang berbahaya,
pengawasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk
itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan maka-
nan yang ada di Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk menjamin
kelancaran distribusi dan pengadaan obat-obatan di unit-unit
pelayanan kesehatan, akan dilanjutkan pembangunan sarana pe-
nyimpanan obat, alat dan perbekalan di kabupaten atau kotama-
dya yang belum memilikinya. Sementara itu dalam rangka me-
ningkatkan derajat kesehatan rakyat di kawasan pemukiman pe-
desaan yang kekurangan persediaan air bersih dan rawan pe-
nyakit menular kegiatan peningkatan penyediaan air bersih dan
penyehatan lingkungan pemukiman akan dilanjutkan.

Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keselu-


ruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan dengan jalan menye-
barluaskan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya
masyarakat dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan.

Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan


pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain da-
lam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial, pembinaan pekerja
sosial masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam bidang
perumahan dan lingkungan serta pembinaan organisasi sosial
dan lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-


laksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim
piatu, serta penyantunan dan pengentasan penyandang cacat.

Pembinaan generasi muda dalam wadah Karang Taruna akan


dilaksanakan dengan meningkatkan peran serta Karang Taruna
dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan. Bersamaan de-

831
ngan itu peranan dan fungsi wanita akan lebih ditingkatkan
dalam menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pence-
gahan timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah pelayan-
an sosial lainnya.

Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak


372,2 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB
Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan peserta KB Ak-
tif, yang berjumlah 347,4 ribu pasangan agar tetap ber-KB.

Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-


bangunan kota dan pembangunan desa akan diusahakan agar mobi-
litas penduduk pedesaan meningkat sehingga apabila perlu se-
tiap hari dapat bepergian ke kota secara ulang alik dengan
lancar. Dengan demikian penduduk pedesaan tidak terdorong un-
tuk pindah ke kota. Di samping itu akan diusahakan pula pe-
ngembangan kota-kota kecil sebagai suatu sarana untuk mengen-
dalikan hasrat penduduk agar tidak berkeinginan pindah ke ko-
ta-kota besar.

Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan


hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Di samping itu usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan dan
akan meliputi sekitar 470 ha antara lain di kota Mataram, Ra-
ba, Sumbawa Besar, Praya, Aikmel, dan Selong.

Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi perbaik-


an mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan
dilanjutkan di sekitar 50 desa. Dalam pelaksanaannya perhati-
an khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang, mis-
kin, desa nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuh-
an bagi desa-desa lain di sekitarnya.

Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan

832
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Di samping
itu akan diusahakan untuk meningkatkan kapasitas penyediaan-
nya dengan jalan merehabilitasi instalasi, mengurangi kebo-
coran dan membangun instalasi baru. Kegiatan ini akan dilak-
sanakan antara lain di kota Mataram, Raba, Sumbawa Besar,
Praya, Aikmel, Selong dan Lembar. Dalam program ini juga ter-
masuk usaha untuk menyediakan air bersih bagi penduduk pede-
saan, baik dengan sistem perpipaan maupun nonperpipaan. Se-
jalan dengan itu usaha-usaha di, bidang penyehatan lingkungan
pemukiman akan ditingkatkan. Sasarannya meningkatkan pemeli-
haraan dan perbaikan penanganan air limbah, drainase, dan.
persampahan. Program ini akan dilaksanakan di kota Bima, Ma-
taram, Raba, Sumbawa Besar dan Selong.

Pelanjutan pembangunan di bidang agama dalam Repelita V


akan dilaksanakan antara lain melalui penyediaan bantuan pem-
bangunan atau rehabilitasi tempat peribadatan, penyediaan ki-
tab suci, dan rehabilitasi atau perluasan Balai Nikah dan Pe-
nasehatan Perkawinan, serta rehabilitasi atau perluasan Balai
Sidang Pengadilan Agama, kantor-kantor Urusan Agama tingkat
kecamatan dan kabupaten/kotamadya dan wilayah.

Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama


terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu-
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang meli-
puti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan
Guru Agama Negeri (PGAN) akan ditingkatkan dan disempurna
prasarana dan sarana perguruan yang ada. Di samping itu akan
disediakan juga bantuan bagi perguruan agama swasta.

Dalam pada itu dalam rangka pengembangan perguruan ting-


gi agama akan dilanjutkan pembangunan, rehabilitasi dan per-

833
luasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah
Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah pada IAIN
Sunan Ampel (Fakultas Tarbiyah Mataram), dan penyediaan ban-
tuan bagi perguruan tinggi agama swasta.

Pembangunan di bidang hukum dilanjutkan melalui berbagai


upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penunjang usaha-
usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya dilaksanakan
dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan hukum kepada ma-
syarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh peradilan.
Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabilitasi gedung kan-
tor Pengadilan Negeri di Sumbawa Besar, rehabilitasi sejumlah
kantor Kejaksaan Negeri, dan Kantor Imigrasi di beberapa lo-
kasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan tugas-tugas pema-
syarakatan, akan dilaksanakan pula rehabilitasi sejumlah Lem-
baga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah
Tahanan Negara, serta pembangunan Balai Bimbingan Kemasyara-
katan dan Pengentasan Anak.

Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,


berbagai pola penyuluhan hukum yang ada akan terus dilaksana-
kan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk mewu-
judkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlin-
dungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsulta-
si hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan te-
tap dilanjutkan.

Program-program sektoral yang ada di daerah, ditunjang


dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan yang diterima daerah Nusa
Tenggara Barat meliputi Program-program berikut.

Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-

834
annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (0$P)
jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian
Jembatan digunakan untuk menangani peningkatan jalan propinsi
dan peningkatan jembatan-jembatannya agar sesuai dengan me-
ningkatnya arus lalu lintas dan muatan.

Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk


membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten/
kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.

Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya digunakan


untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi ke-
butuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program
Pembinaan pendidikan dasar digunakan terutama untuk membiayai
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar da-
lam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar. Pembangunan
sekolah dasar baru akan dibangun dalam rangka memenuhi kebu-
tuhan akan prasarana pendidikan di daerah transmigrasi, PIR
dan pemukiman baru demikian pula dengan SD kecil untuk daerah
terpencil yang memerlukan. Dana pembangunan pada Program pe-
layanan kesehatan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi
dan pemeliharaan sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit
Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu
serta untuk penyediaan obat-obatan. Program Rehabilitasi Hu-
tan dan Tanah Kritis disediakan untuk membantu daerah tingkat
II yang menghadapi masalah tanah kritis, untuk membiayai pe-
nyuluhan dan percontohan mengenai pengembangan pelestarian
dengan konservasi dan pencegahan perluasan daerah kritis,
serta kegiatan lain dalam rangka memperkecil kerusakan alam.

835
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai kegi-
atan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan swa-
daya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT) da-
lam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.

Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me-


lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS serta
pengendalian dan penanggulangan bencana alam di DAS Dodokan -
Moyosari. Di samping itu di kedua DAS tersebut juga dilakukan
upaya untuk membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan
peran sertanya secara swadaya dalam rehabilitasi hutan dan
tanah kritis. Usaha pelestarian kemampuan sumber daya alam
dan lingkungan dan peningkatan fungsinya serta pengendalian
kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan mengembangkan pola
tata ruang yang dinamis.

Dalam rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan


ditingkatkan satu stasiun meteorologi.

Dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi hutan dan


tanah kritis akan dilakukan kegiatan reboisasi dan penghijau-
an di DAS terpenting yang meliputi areal lahan kering dan la-
han kritis seluas 80.000 ha penghijauan dan 40.000 ha reboi-
sasi. Di samping itu akan dilakukan upaya rehabilitasi hutan
rusak di wilayah HPH seluas 11.000 ha, pembangunan hutan ta-
naman industri (HTI) seluas 23.000 ha, dan pemukiman kembali
peladang sebanyak 6.000 kepala keluarga.

Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dan pem-


bangunan, kegiatan penataan ruang daerah akan dilanjutkan dan
penyusunannya akan lebih dipadukan dengan berbagai program

836
terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya mencakup
penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Tingkat I dan
Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II. Di samping itu ju-
ga dilaksanakan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan
beserta rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis
ataupun kritis.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-


bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta pemanfaatan mekanisme Bakohumas. Semen-
tara itu untuk meningkatkan hasil guna dan Jaya guna siaran
radio dan televisi akan ditingkatkan kerja sama lintas sektor-
al dalam penyusunan substansi isi acara-acara siaran. Dalam
rangka peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi
dan film dilaksanakan pengembangan kemampuan produksi dan si-
aran Stasiun Produksi Keliling (SPK) serta rehabilitasi dan
pengembangan pemancar radio dan televisi yang ada.

Di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian


akan dilakukan kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber da-
ya lahan di daerah Nusa Tenggara Barat serta pengembangan
Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk mendukung pe-
rencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampuan sumber da-
yanya.

837
TABEL
WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PE DUDUK
DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA BARAT

Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2


Luas
Jumlah Jumlah
DAERAH TINGKAT II Wilayah Kecamatan Desa 1985 1988 1985 1988
(Km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)

Kabupaten:

Lombok Barat 1.707,52 12 83 735.625 797.361 431 467

Lombok Tengah 1.429,34 9 85 626.327 674.334 438 472

Lombok Timur 1.607,45 10 96 790.538 851.798 492 530

Sumbawa 8.503,05 14 119 336.442 363.542 40 43

Dompu 2.327,30 4 38 107.895 117.019 46 50

Bima 4.602,34 10 143 2.994.318 428.347 86 93

Daerah Tingkat I 20.177,00 59 564 2.994.718 3.232.400 148 160

838
839

Anda mungkin juga menyukai