STATUS PSIKIATRIKUS
MENGETAHUI
SUPERVISOR
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis Suhu : 36,7 oC . Berat Badan : 68 Kg
Nadi : 86 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Tinggi Badan : 160 cm
Tekanan Darah : 130/80 mmHg Turgor : Baik Status Gizi : Cukup
STATUS NEUROLOGIKUS
Tidak Dilakukan
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
BRAIN COMPUTERIZED TOMOGRAPHY SCANNING (CT-SCAN OTAK)
Tidak Dilakukan
HASIL
Tidak Ada
4
STATUS PSIKIATRIKUS
berusaha menghidupi dirinya sendiri. Setelah bercerai, pasien tinggal di rumah sendiri
berdekatan dengan rumah ibu dan saudara lainnya. Pasien memulai usaha minuman es
dan berjualan di SD Negeri 81 Palembang. Selama berjualan pasien tidak mengalami
kendala dan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Menurut ibu pasien, hak asuh anak diberikan kepada suaminya, karena pasien
diduga memiliki gangguan jiwa. Pasien jarang bertemu anaknya, pasien bertemu saat
anaknya berkunjung kerumah sekitar 2-3 kali setahun (saat libur sekolah). Pasien menden
gar suara bisikan yang mengatakan bahwa orang-orang sekitar sering menjelekkan dirinya.
Tidak ada yang pernah mengungkapkan kalimat tersebut di depan pasien. Hal tersebut m
embuat pasien sering kesal dan tidak mau berkumpul bersama tetangganya. Pasien
menyangkal pernah melihat bayangan yang belum pernah dilihat sebelumnya. Pasien
belum berobat.
Sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengatakan tetangga di sebelah rumah sering
membicarakannya mengenai hal-hal buruk. Ia mengatakan suami tetangga nya
menyebutnya orang sakit jiwa, pasien merasa kesal dengan perkataan tersebut. Pasien me
ndengar suara bisikan pasien harus melempar rumah tetangganya dengan batu. Apabila ti
dak, maka usahanya akan digusur, suara didengar seperti suara kepala sekolah tempat
pasien berjualan. Hal itulah yang mendorong pasien untuk melempar batu kerumah
tetangga pasien dalam 1 bulan terakhir. Pasien mengatakan tetangga sebelahnya itu
sendiri merupakan sepupu dari kepala sekolah tersebut. ibu pasien mengatakan dalam seh
ari-harinya pasien sangat membenci kepala sekolah tersebut dikarenakan pernah ada anca
man penggusuran.
Riwayat Premorbid :
- Lahir : Spontan, langsung menangis
- Bayi : Tumbuh kembang baik
- Anak-anak : Sosialisasi baik, mudah bergaul
- Remaja : Sosialisasi baik, mudah bergaul
6
Riwayat Keluarga
- Pasien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara
- Riwayat pada keluarga dengan keluhan yang sama dan gangguan jiwa disangkal
- Hubungan pasien dengan anggota keluarga cukup. Pasien tinggal di rumah sendiri.
Keseharian jarang terjadi konflik di dalam keluarga. Pasien cenderung mudah
marah dan tersinggung.
- Pasien menikah 1 kali dan bercerai dengan suami sejak 2019. Pasien memiliki 2
orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Anak pasien tinggal bersama suaminya.
Pasien tidak menikah lagi.
Pasien
Riwayat Pendidikan
- Sekolah Dasar (SD) : selesai tepat waktu, nilai rata-rata
- SMP : selesai tepat waktu, nilai rata-rata
- SMA : selesai tepat waktu, nilai rata-rata
Riwayat Pekerjaan
- Pasien bekerja sebagai pedagang es di sekolah dasar negeri 81 Palembang
7
Riwayat Kebiasaan
- Pasien tidak memiliki riwayat merokok atau mengonsumi alkohol, serta tidak
pernah menggunakan NAPZA
“Jadi dio tu la yang nyuruh “Iyolah dok, tapi dio ngomong Halusinasi auditorik
ngelempar yo bu sebulanan asak aku takut atau kesel lempar
ini?”` bae pake batu, gawe itu aku
lempar terus bae dio, soalnyo
wong itutu yang nyuruh aku
kan”
“Oh cakitu yo bu. Nah bu, “Aku la cerai dok dengan suami
kalo dengan keluargo, aku, sekitar 6 bulan inilah. Anak
dengan anak ibu, suami, aku diembeknyo galo. Aku tu sa
cakmano hubungannyo?” yang nian samo anak aku.” (Eks
presi sedikit sedih)
“Maaf yo Bu sebelumnyo, “Cerai nyo baru tahun inila dok.
Kapan cerainyo? Kalu boleh Daktau suami aku nyeraike aku,
tau, ngapo biso cerai? Ado dasaran bae memang dio tu nak
masalah apo?” bebini lagi dengan yang galak c
hattingan dengan betino laen.”
“Dari kapan memang suami “la dari sekitar 2 tahunan itutu Waham cemburu, ras
ibu tu galak chatingan?” dok. Cak kerahasiaan nian denga a curiga
n aku. Dio tu dak sudah lagi meg
ang teleponnyo, pastilah dengan
betino itu. Mano hp dio tuna
bekunci-kunci dakacak lagi aku
bukanyo.”
“Terus tau darimano ibu kalo “Pastilah dok, perasoan aku ni m
itu selingkuhannyo?” emang kuat dari dulu.”
“Suami ibu jarang pulang “Kalo sudah begawe, balek. Bale
kerumah? k cak biaso tula pegi pagi balek s
ore.”
“Terus caro suami ibu “Yo cak biaso tulah dok, dio tu k
memperlakuke ibu cakmano ali dak lemak kan, karena aku ni
selamo ini?” tau dio tu punyo selingkuhan ma
konyo di baek-baekkenyo. Dok,
kalo dak do nyingok ado anak ak
u, sungkan jugo aku samo lanan
g selingkuh tu.”
“Tapi ibu pernah jingok “Idak pernah, tapi aku yakin
suami ibu samo cewek lain?” nian kalo suami aku selingkuh.
Pokoknyo benci nian aku samo
dio. (ekspresi pasien tampak kes
al).”
“Tenang dulu yo bu. Waktu it “Katek yang bisiki dok, Cuma Flight of ideas
11
u ado yang bisikke ibu lagi a yakin bae aku. Tapi sekarang
po?” aku bejualan yo lumayanlah
kadang tu 50 sampe 80 ribu
sehari jual es tu. Aku cuma
tinggal sendirian duit aku cuma
dari bejualan es minuman sachet
itunah."
“Maksudnyo bu? Ibu jual es? Iyo, lumayanlah kadang tu 50
Jual dimano bu? kadang tu 80 ribu, adola jugo tu
20 ribu, asak musim ujan yo 20
ribu paling, depan SD 81 tu la.
“Oh cakitu yo bu. Jadi bikin “Yo dewekan akuni di rumah,
es tu bikin dewek? Ibu bejual dewekan bae es tu.”
tinggal samo siapo dirumah?
“Ibu dengan anak-anak ibu ca “baek-baek bae dengan anak aku
kmano?” karena mereka tula aku ni nahan
terus dok. Tapi itulah, aku di cer
aike oleh suami aku, itula la bebi
ni lagi kalu dio tu samo
selingkuhannyo. Terus tu anak a
ku meloki dio.”
(pasien sempat terdiam dan mere
nung sebentar)
“Sabar yo bu, Apo perasaan “Kalo laki aku tu sudahlah e, ak
ibu waktu itu?” u cuma sedih dengan anak aku b
ae. Aku ditinggalinyo dewekan j
ugo samo cak laki aku, itu la dok
cak tegebuk nian hati aku rasony
o itu.”
"Sekarang ibu masih galak "Masih dok kadang anak aku Flight of ideas
ketemu samo anak dak?" nyamperi aku, Itula tapi kadang
kalau bejualan es dapat untung
50 sampe 80 ribu, depan SD 81
tu la”
"Oh gitu syukurlah yo bu, ibu “Ay dok merekatu pastilah Halusinasi auditorik
samo tetanggo yang lain dibelakang aku ngatoi aku, pasti
cakmano? Galak ngobrol ngomongi aku awak la besak
bareng dak" tapi masi cak budak kecik"
12
KEADAAN UMUM
Kesadaran/Sensorium : Compos Mentis
Perhatian : Adekuat
Sikap : Kooperatif
Inisiatif : Ada
Tingkah Laku Motorik : Normoaktif
Karangan/Tulisan/Gambaran (bila ada lampirkan): Tidak Ada
Ekspresi Fasial : Wajar
Verbalisasi : Jelas Cara Bicara : Jelas
Kontak Psikis : - Kontak Fisik : Ada, adekuat
- Kontak Mata : Ada, adekuat
- Kontak Verbal : Ada, adekuat
PEMERIKSAAN LAIN-LAIN
FOLLOW UP
-
18
RESUME
I. IDENTIFIKASI
Ny. RA, perempuan, 36 tahun, janda (bercerai sejak 2019), islam, pendidikan terakhir
SMA, pekerjaan pedagang es, tinggal di Palembang, datang ke Poliklinik Rumah
Sakit Jiwa Ernaldi Bahar pada tanggal 2 November 2019.
III.STATUS NEUROLOGIKUS
Tidak Ada Kelainan
Riwayat Pengobatan :
Tidak Ada
Riwayat Premorbid :
- Lahir : Spontan, langsung menangis
- Bayi : Tumbuh kembang baik
- Anak-anak : Sosialisasi baik, mudah bergaul
- Remaja : Sosialisasi baik, mudah bergaul
- Dewasa : Sosialisasi kurang baik, mudah marah dan tersinggung, tidak
terlalu banyak teman, lebih suka menyendiri
- Riwayat NAPZA: Tidak Ada
- Riwayat Alkohol: Tidak Ada
- Riwayat Merokok: Tidak Ada
20
Riwayat Keluarga :
- Pasien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara
- Riwayat pada keluarga dengan keluhan yang sama dan gangguan jiwa disangkal
- Pasien menikah 1 kali dan bercerai dengan suami sejak 2019. Pasien memiliki 2
orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Anak pasien tinggal bersama suaminya.
Pasien tidak menikah lagi.
Pasien
Riwayat Pendidikan :
- Sekolah Dasar (SD) : selesai tepat waktu, nilai rata-rata
- SMP : selesai tepat waktu, nilai rata-rata
- SMA : selesai tepat waktu, nilai rata-rata
Riwayat Pekerjaan :
- Pasien bekerja sebagai pedagang es di sekolah dasar negeri 81 Palembang
Psikopatologi :
21
Keadaan Umum
Compos mentis, perhatian adekuat, sikap kooperatif, ekspresi fasial wajar, verbalisasi
jelas, cara bicara jelas, kontak fisik-mata-verbal ada adekuat, tingkah laku normoaktif.
Keadaan Spesifik
- Keadaan afektif (mood): mood eutimik, afek sesuai
- Keadaan proses berpikir: mutu proses berpikir dapat dipahami. Tidak ada kelainan
pada pemilikan dan bentuk pikiran. Isi pikiran: waham cemburu dan waham
rujukan (delusion of reference)
- Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: tidak ada kelainan
FORMULASI DIAGNOSTIK
Ny. RA, seorang perempuan usia 36 tahun dibawa ke Poliklinik RSJ Ernaldi Bahar pada
hari Sabtu 2 November 2019 karena melempar rumah tetangga dengan batu sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien perawakan sedang, sesuai usia, dan penampilan rapi. Pendekatan
diagnosis pada pasien ini dilakukan secara multiaksial dengan merujuk pada PPDGJ III
seperti yang dideskripsikan sebagai berikut:
Aksis I
Dari hasil anamnesis dan autoanamnesis diketahui sejak 2 tahun yang lalu, pasien sering
bertengkar dengan suami. Pasien bertengkar karena menduga suami pasien berbalas pesan
dengan perempuan lain yang di duga selingkuhannya. Pasien mengatakan sejak saat itu
telepon genggam milik suaminya selalu di kunci. Selama 1,5 tahun pasien masih dapat
mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik.
Sejak 6 bulan yang lalu, pasien bercerai dengan suami dan suami mendapatkan hak asuh
anak-anaknya. Pasien mengatakan perempuan yang diduga selingkuhan suami nya
merupakan istri suami nya saat ini. Pasien cukup terpuruk saat itu, namun ia tetap
berusaha menghidupi dirinya sendiri. Setelah bercerai, pasien tinggal di rumah sendiri
berdekatan dengan rumah ibu dan saudara lainnya. Pasien mendengar suara bisikan yang
mengatakan bahwa orang-orang sekitar sering menjelekkan dirinya. Tidak ada yang
pernah mengungkapkan kalimat tersebut di depan pasien. Hal tersebut membuat pasien
sering kesal dan tidak mau berkumpul bersama tetangganya
Keterangan: dari hasil aloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan waham rujukan
(delusion of reference), yaitu suatu kepercayaan keliru yang meyakini bahwa tingkah laku
orang lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan, atau akan menjahati dirinya, dalam
kasus ini. Waham cemburu, yaitu keyakinan keliru berasal dari cemburu patologis tetang
pasangan yang tidak setia.
Sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengatakan tetangga di sebelah rumah sering
membicarakannya mengenai hal-hal buruk. Ia mengatakan suami tetangga nya
menyebutnya orang sakit jiwa, pasien merasa kesal dengan perkataan tersebut. Pasien me
ndengar suara bisikan pasien harus melempar rumah tetangganya dengan batu. Apabila ti
dak, maka usahanya akan digusur, suara didengar seperti suara kepala sekolah tempat
pasien berjualan. Hal itulah yang mendorong pasien untuk melempar batu kerumah
tetangga pasien dalam 1 bulan terakhir.
Keterangan: dari hasil anamnesis tersebut didapatkan waham rujukan (delusion of
reference) ada, waham cemburu ada, dan halusinasi auditorik ada.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik diketahui fungsi kognisi pasien dalam batas
normal, riwayat trauma kapitis, kejang, dan kelainan organ tidak ada.
23
Aksis II
Diagnosis pada aksis II belum dapat ditegakkan karena gejala pada diagnosis aksis I
masih menyamarkan kepribadian pasien
Aksis III
Pada kasus ini tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV
Masalah dengan primary support group
Aksis V
GAF scale 60-51: Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
25
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
AKSIS II : Diagnosis Aksis II Tertunda
AKSIS III : Tidak Ada
AKSIS IV : Masalah dengan primary support group
AKSIS V : GAF scale 60-51, gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
TERAPI
Psikofarmakologi:
- Haloperidol tab 2 x 5 mg
- Trihexyphenidyl tab 2 x 2 mg
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia
Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam