Tugas Bu Armini PDF
Tugas Bu Armini PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) yang dihitung per 100.000 kelahiran di
Indonesia masih menunjukkan penurunan yang lambat. Berdasarkan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), pada tahun 1991 AKI mencapai 390
jiwa, tahun 1997 mencapai 334 jiwa, tahun 2003 mencapai 307 jiwa dan pada
tahun 2007 AKI mencapai 228 jiwa. Menurut Badan Perencanaan dan
Pembangunan Nasional (2010) angka tersebut akan terus diupayakan menurun
menjadi 102 jiwa pada tahun 2015 seperti yang tertuang dalam target Millenium
Development Goals (MDGs). Beberapa penyebab kematian maternal tersebut
disebabkan adanya komplikasi yang dapat muncul melalui tanda bahaya
kehamilan. Tanda bahaya kehamilan yang dapat muncul antara lain perdarahan
vagina, edema pada wajah dan tangan, demam tinggi, ruptur membran, penurunan
pergerakan janin, dan muntah persisten (Pillitteri, 2010). Tindakan dalam bentuk
perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care, menjaga
kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas fisik dan
aktivitas seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain sebagainya
(Pillitteri, 2010).
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali dari
pengkajian data (data subjektif dan objektif) dianalisis sehingga sistem
dokumentasi Subjektif, Objektif, Assesment, Planning (SOAP) serta catatan
perkembangan. Seorang profesi bidan, sangat penting untuk mempertajam proses
berpikir kritis untuk mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial sehingga
tercapainya asuhan yang berkualitas dan tepat sasaran. Penyebab kematian ibu
cukup kompleks, dapat digolongkan atas penyebab langsung meliputi faktor-
faktor reproduksi, komplikasi obstetric dan tidak langsung meliputi 3 terlambat,
pengetahuan, sosio-ekonomi. Salah satu bagian 3 terlambat yaitu terlambat
mendapatkan pertolongan yang juga bisa disebabkan oleh penolong atau tenaga
kesehatan. Perlu adanya tindakan awal yang bersifat preventif agar meminimalkan
1
kasus tersebut, salah satunya adalah membiasakan diri bagi seorang bidan atau
tenaga kesehatan untuk berpikir kritis, rasional terhadap setiap tindakan yang
dilakukan, setiap melakukan manajemen asuhan kebidanan.
Proses manajemen kebidanan tersebut merupakan proses yang khas, terdiri
dari tindakan perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya. Pilar
seorang bidan yang terdapat pada kerangka kerja menurut ICM (2015) adalah
pengetahuan, keahlian dalam melaksanakan pelayanan asuhan kepada bayi baru
lahir, wanita, keluarga sepanjang kehidupannya. Pengetahuan yang ada bisa
menjadi pondasi untuk melakukan suatu keahlian jika dilakukan sesuai tujuan dan
setiap bertindak harus diiringi dengan berpikir kritis dengan menjawab setiap
pertanyaan “mengapa” dan “kenapa” saat bertindak. Oleh karena itu data pasien
menjadi dasar informasi untuk menegakkan dignosa yang akan mempengaruhi
pola piker bidan untuk berencana, melaksanakan dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan berpikir kritis dalam asuhan kebidanan kehamilan.?
2. Bagaimanakah penerapan evidence based dalam asuhan kebidanan
kehamilan.?
C. Tujuan
1. Untuk menganalisis penerapan berpikir kritis dalam asuhan kebidanan
kehamilan.
2. Untuk menganalisis penerapan evidence based dalam asuhan kebidanan
kehamilan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran dan pemahaman kepada mahasiswa kebidanan
mengenai pentingnya peranan berpikir kritis yang berbasis evidence based dalam
asuhan kebidanan kehamilan.
2
2. Manfaat Praktis
Dapat menjadi sumber pustaka atau media pembelajaran dan media diskusi
bagi mahasiswa dalam proses belajar mengajar terkait berpikir kritis dalam asuhan
kebidanan kehamilan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berfikir Kritis
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Pasal 49
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan berwenang:
1) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
2) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
3) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal
4) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
5) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas,
dan rujukan
6) Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan,
masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pascakeguguran
dan dilanjutkan dengan rujukan.
b. Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan
untuk memberikan:
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
c. Pasal 19
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a
diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
a) konseling pada masa sebelum hamil
b) antenatal pada kehamilan normal
4
B. ANC Terpadu dan Terfokus
1. Pengertian ANC Terpadu
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program
lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya.
5
3. Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu.
6
4. Gambaran Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
7
5. Pelayanan Antenatal Terfokus
a. Deteksi Dini dan pencegahan Komplikasi yang ada
Sebagai bagian dari penilaian yang terfokus terhadap ibu hamil, provider
kesehatan sebaiknya harus terampil dalam memberikan konseling, informasi dan
edukasi serta memeriksa wanita hamil untuk menemukan masalah yang dapat
membahayakan dirinya dan bayi yang dikandungnya. Komplikasi seperti anemia
berat, infeksi, perdarahan vagina, pre-eklampsia/eklampsia, pertumbuhan janin
terhambat dan posisi janin abnormal setelah 36 minggu dapat mengancam jiwa.
Dan kondisi, seperti malaria,TB, HIV, sifilis, IMS lainnya, diabetes, penyakit
jantung, anemia atau malnutrisi memerlukan perawatan khusus selama periode
antenatal.
1) Ramah terhadap ibu hamil: kesehatan dan kelangsungan hidup bagi ibu hamil
adalah hak asasi manusia yang harus menjadi prioritas.
8
2) Menghormati proses pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan anggota
keluarga dalam rumah tangga, komunikasi, partisipasi dan kemitraan dalam
membuat keputusan
3) Sesuai dengan kultur dan budaya yang berlaku: Setiap budaya memiliki
keyakinan yang spesifik, ritual dan praktek seputar kehamilan dan melahirkan.
Hal ini sangat penting bagi seorang ibu yang sedang hamil.
9
BAB III
Pembahasan
A. Kehamilan Trimester I
1. Pengertian
Kehamilan Trimester pertama adalah pembentukan yang dimulai dari
konsepsi (pembuahan) sel telur dengan sel sperma (Fauziah, 2012). Sedangkan
menurut Rahmasari (2012) Kehamilan adalah suatu proses pembuahan yang
terjadi dengan sempurna dengan mencakup usia kehamilan minggu 1 hingga
minggu 12 masa kehamilan. Terjadinya pembuahan akibat bersatunya sel telur
dengan sel spermatozoa, kemudian diikuti oleh beberapa proses, pembelahan dan
selanjutnya hasil konsepsi melakukan nidasi atau implantasi, maka selanjutnya
hasil konsepsi mengalami pertumbuhan dan perkembangan (Rukiyah, 2009).
10
5) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
6) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
7) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
8) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
9) 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Itsmus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan,
pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu
menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu
menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah
ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam
nyawa janin dan nyawa ibu.Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar), warna
menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan
memberikan gejala keputihan (Junizaf, 2009).
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.Terjadi
hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
11
c. Ovarium (Indung Telur)
Proses kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen, progesteron,
dan somatomammotropin.Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem
duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta
(diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-
sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan
menonjol.
e. Sirkulasi Darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya,
meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung
antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, dan pengaruh hormon
esterogen dan progesteron makin meningkat. Akibat dari faktor tersebut dijumpai
beberapa perubahan peredaran darah yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Volume darah
bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya sekitar 20% untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi hemodilusi yang
12
disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah
sebesar 10.000/ml. Hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah
semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.
f. Sistem Respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya.
g. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan:
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
2) Daerah lambung terasa panas.
3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning sickness).
4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.
5) Muntah berlebih, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari (hiperemesis
gravidarum).
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
h. Perubahan Pada Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide
atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum).
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
i. Metabolisme
Proses terjadi kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, perubahan metabolisme yang mendasar antara lain:
1) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada
trimester ketiga.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
13
menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral
yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur
ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: kalsium 1,4 gram setiap hari, 30
sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin, fosfor, rata-rata 2 gram dalam
sehari, zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari, dan air, ibu hamil
memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
kehamilan atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Normal berat
badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin.Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta
+ 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume
sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan
interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg
14
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah
ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
c. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
d. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya (Sulistyawati, 2009).
15
b) Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan
komplikasi
c) Penyediaan TT
d) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium
e) Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah endemi
malaria
f) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesiapan
menghadapi persalinan
2) Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin:
a) Anemia parah
b) Proteinura
c) Hypertensi
d) Syphilis dan PMS
e) HIV
f) Malpresentasi janin setelah minggu ke 36
g) Gerakan janin dan DJJ
3) Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau
komplikasi:
a) Anemia parah
b) Pendarahan selama kehamilan
c) Hypertensi, pre-eklamsia dan eklamsia
d) Syphilis, chlamidia, GO, herpes serta PMS lainnya
e) HIV
f) Malpresentasi setelah minggu ke- 36
g) Kematian janin dalam kandungan
h) Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes, hepatitis, demam reumatik
4) Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi:
a) Pendidikan kesehatan yang bersifat mengikutsertakan dan tidak memecahkan
masalah kekhawatiran daripada klien sering sekali ’dipersyaratkan’ sebagai
bagian dari asuhan antenatal yang rutin
b) Para klien harus dilibatkan sebagai peserta aktif dalam pendekatan terhadap
pendidikan beserta pemecahan masalahnya
16
c) Kesiapan mental untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan datang
5) Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat
Rencana persalinan: tempat persalinan, penolong yang terampil, serta
perlengkapan ibu & bayi, transportasi yang inovatif serta sistem perujukannya,
dana darurat.Asuhan antenatal secara terus menerus terfokus pada klien serta
lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh hasil kehamilan
yang sehat ibu dan anak.
5. Pelayanan Antenatal Terpadu
a. Definisi:
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program
lain yang memerlukan intervensi selama kehamilann
b. Tujuan Pelayanan Antenatal Terpadu
1) Tujuan umum:
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas, sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2) Tujuan khusus:
a) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan ibu hamil, konseling KB pasca persalinan dan
pemberian ASI.
b) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
c) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
d) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin
e) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada
c. Pelayanan ibu hamil terpadu:
1) Melakukan penanganan gizi dan tindak lanjutnya Ibu hamil dengan masalah
gizi.
17
2) Melakukan perencanaan persalinan aman di failitas kesehatan pada ibu hamil
berisiko.
3) Penanganan komplikasi dan rujukan pada ibu hamil dengan komplikasi
kebidanan.
4) Melakukan rujukan penanganan PTM dan tindak lanjut pada ibu hamil
dengan PTM
5) Melakukan penanganan dan rujukan pada ibu hamil dengan penyakit menular.
6) Rujukan penanganan gangguan jiwa dan tindak lanjut pada ibu hamil dengan
gangguan jiwa.
d. Alur Pelayanan Antenatal Terpadu di Puskesmas
Ibu hamil yang datang ke Puskesmas atau rujukan dari Polindes,
Poskesdes dan BPS ke loket untuk mendaftar kemudian ke Poliklinik KIA dari
sini dapat ke laboratorium, apotik untuk mengambil obat dan Poli Umum atau
sebaliknya. Bagi ibu hamil yang mengambil obat setelah selesai dapat pulang,
sedangkan dari laboratorium dilanjutkan ke Poli Umu, dari Poli Umum akan
mendapatkan diagnosa seperti Malaria, TB, HIV, IMS, Sifilis, Anemia, KEK, DM
Hipertensi dan lain-lain, kemudian jika perlukan akan dirujuk ke rumah sakit dan
sebaliknya.
e. Integrasi berbagai Program dalam Pelayanan Antenatal Terpadu:
1) Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
2) Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan
3) Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
4) Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT)
5) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi(P4K)
6) Peningkatan intelegensia janin pada kehamilan (brain booster)
7) Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
8) Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK/CSE)
9) Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
10) Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan
f. Integrasi Imunisasi dalam Pelayanan Antenatal Terpadu:
Integrasi imunisasi dalam Pelayanan Antenatal Terpadu telah dilakukan
sejak tahun 1976 – 1987 dengan dilakukan TT1 dan TT2 pada ibu hamil, pada
18
tahun 1998 diberikan bila perlu, dan dilakukan skrining status TT pada
WUS.Dengan memperhatikan usia/tahun kelahiran (1977, 1987) dilakukan dua
jenis skrining yaitu :
1) Skrining Lengkap
a) Imunisasi bayi dengan memperhatikan status TT2
b) Imunisasi anak sekolah : kelas 1 diberikan TT3, kelas 2 diberikan TT4 dan
kelas 3 diberikan TT5
2) Skrining Sederhana
a) Imunisasi Calon Pengantin
b) Imunisasi Ibu hamil
c) Imunisasi akselerasi Maternal Neonatal Tetanus Elimination
g. Integrasi Gizi dalam Pelayanan Antenatal Terpadu:
1) Anemia pada Kehamilan,melalui:
a) Skrining anemia melalui pemeriksaan Hb darah pada ANC K1
b) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, dimulai pada
Trimester-1 kehamilan
c) Pemeriksaan Hb darah ulang pada Trimester-3 kehamilan
2) Kurang Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan, melalui:
a) Pengukuran LiLA pada ANC K1
b) Pendataan ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK)
c) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil KEK
h. Integrasi Malaria dalam Pelayanan Antenatal Terpadu:
1) KIE: Kesling, Repelent, Tanaman Repelent
2) Pemberian kelambu berinsektisida secara gratis kepada seluruh ibu hamil
pada ANC K1 di daerah endemis
3) Skrining darah malaria (RDT/ mikroskopis) kepada seluruh ibu hamil pada
ANC K1 di daerah endemis
4) Pemeriksaan darah malaria (kembali) apabila dijumpai gejala/tanda klinis
malaria kepada seluruh ibu hamil pada ANC berikutnya (K2, K3 dan K4)
5) Pemberian terapi ACT/Kina pada ibu hamil positif malaria
19
Malaria pada Bumil IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA
• LANJUTKAN ANC
• ITN
• ZAT BESI/FOLAT TAK ADA
• NUTRISI
MEMBAIK RUJUK SEGERA
PERBAIKAN
20
c) Setiap ANC dilakukan:
1) Konseling rencana pengobatan, persalinan, perawatan bayi dan pemberian
makan pada bayi.
2) Konseling KB
3) Jika ibu hamil anemia lakukan pengobatan anemia
4) Jika ibu hamil KEK lakukan PMT pemulihan bumil KEK 90 hari
5) Jika ibu hamil Hipertensi, periksa protein urin, bila posistif (+) tangani eklamsi
6) Jika ibu hamil TBC lakukan pengoobatan TB
7) Jika ibu hamil dengan komplikasi/penyulit gawat darurat, rujuk ke RS PONEK
8) Semua Ibu bersalin yang mendapat terapi ARV harus melahirkan di RS
rujukan ARV
9) Semua bayi baru lahir dari ibu yang mendapat terapi ARV, diberikan ARV
profilaksis
10) Semua Ibu nifas yang mendapat terapi ARV melakukan PNC di Puskesmas
PONED dan diberikan vitamin A serta meneruskan pengobatan ARV.
11) Semua Bayi yang mendapat ARV profilaksis dan mendapatkan Vitamin A
sesuai jadwal. Bila ada masalah gizi, perbaiki gizi dengan MP ASI, PMT
pemulihan, dan Taburia Bila sakit diobati sesuai MTBS.
21
Wilayah Kerja PUSKESMAS
Konseling Konseling
ARV
dari RS
Asuhan ante Asuhan ante
natal natal
Persalinan
di RS
Persalinan
Asuhan pasca
natal
22
5) Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan ibu
hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi
melalui program “Suami SIAGA, Desa SIAGA, Bidan SIAGA.
6) Output yang diharapkan pada setiap Kunjungan Antenatal:
a) K1 pada Trimenster Ibertujuan untuk menemukan faktor resiko pada ibu hamil
dan menentukan umur kehamilan
b) K2 pada Trimester IIbertujuan untuk memantau (Follow up) faktor resiko dan
mendeteksi kelainan bawaan, penambahan Berat Badan ibu.
c) K3/K4 pada TrimesterIIIdengan tujuan untuk memantau DJJ janin, sebagai
perlindungan TTD3 dan TT2+, deteksi komplikasi (eklampsia, perdarahan dll),
Persiapan persalinan, menentukan Presentasi janin serta melakukan Konseling
KB.
l. Jenis Pemeriksaan
JenisPelayanan Antenatal
Pemeriksaan Terpadu
Pelayanan Antenatal Terpadu
23
b) Persalinan aman, nifas nyaman, ibu dan bayi selamat
c) Pencegahan penyakit, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan agar ibu dan
bayi sehat
d) Perawatan bayi agar tumbuh kembang optimal
e) Aktivitas fisik dan senam hamil
6. ANC Terfokus (Refocusing ANC)
a. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan
persalinan: petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi
yang baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu dan bayi.
b. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana
kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan.
c. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan
di Rumah Sakit (riwayat SC, IUFD, dan lain sebagainya). Ibu yang sudah tahu
kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS
saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang
kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
d. Mendeteksi dan menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam,
anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dan lain
sebagainya).
e. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran
operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan
fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
f. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian Bayi Baru
Lahir karena tetanus.
g. Memberikan suplementasi zat besi dan asam folat. Umumnya anemia ringan
yang terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi dan asam folat.
24
7. Keluhan ibu hamil trimester I dan Cara Mengatasinya
Pada masa kehamilan sering terjadi masalah-masalah pada ibu hamil baik
pada fisiknya maupun psikologis. Masalah ini kemungkinan terjadi karena
pengaruh dari perubahan hormon, adapun masalah yang terjadi pada trimester I,
II, III dan penangananya berdasarkan evidence based.
a. Nyeri Ulu Hati
Penyebab: peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga
motilitas otot polos gastro intestinal menurun (GI), asam lambung > menyebabkan
ulcus dan nyeri ulu hati.Penanganannya: Hindari makanan keras yang susah
dicerna, makan dengan porsi kecil 5 – 6 kali sehari, hindari makanan yang
merangsang, seperti pedas, lemak dan mengandung gas dan dapat juga diberikan
vit. B kompleks, sedative, kalau perlu.
b. Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat
perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan akibat dari
perubahan hormonal, rasa mual dan muntah ini dapat kita jumpai pada 50-70%
kehamilan. Penanganannya: Hindari perut kosong atau perut dalam keadaan
kenyang, hindari rangsangan berupa bau-bauan, hentikan kebiasaan merokok dan
makan makanan kering yang mengandung RH sebelum bangun dari tempat tidur
dan tetap di tempat tidur hingga tenang.
c. Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami oleh ibu hamil, disebabkan oleh otot tractus
digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan
motilitas sel, karena berkurang kateron lebih lama di usus, absorbsi air meningkat,
dan pengeringan dari faeces, terjadi penekanan uterus terhadap colon dan
rectum.Penangannya: berikan minum ± 6 gelas sehari, diet mengandung tinggi
serat, exercise ringan, tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung
laxatif, dan berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami.
d. Keputihan
Serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron maka menjadi
hypertropi dan hiperaktif mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya peningkatan
cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis dan sering tidak
25
menimbulkan keluhan.Penangananya: jaga kebersihan vulva dan pakaian dalam,
gunakan pembalut wanita dan rujuk ke dokter bila pengeluaran cairan berlebihan
dan menyebabkan rasa gatal.
e. Mudah Lelah, Malaise, Fatique
Tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya peningkatan
estrogen dan progesteron, peningkatan HCG dan intake nutrisi yang
kurang.Penangananya: cegah terjadinya anemi, istirahat yang cukup, intake nutrisi
yang adekuat dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia.
f. Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri
Penyebabnya karena hipertropi kelenjar mammae dan peningkatan
vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu yang
disebabkan oleh stimulasi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone).
Penangananya: sokong dengan BH ibu hamil dengan lapisan yang empuk untuk
menahan payudara, bersihkan areola dan putting susu dengan air hangat, baby oil
dan keringkan.
26
sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupuntur. Untuk mengurangi mual muntah dapat
melakukan tekanan pada titik-titik tertentu pada tubuh. Di dalam pengobatan
Tiongkok, titik perikardium 6 dianggap kunci dalam mengurangi gejala mual
muntah. Gejala pada mual muntah tersebut dapat dikurangi dengan tekanan
langsung atau memakai gelang tangan (Wrist Band) pada 3 jari di bawah
pergelangan tangan (Rajin et al, 2015)
Penelitian Sulistiarini. U, dkk(2018) dengan mengenai pengurangan mual
muntah dengan akupresur dan aromaterapi menyatakan bahwa penggunaan
metode acupressure pericardium dan aromatherapy pada ibu hamil dalam
mengurangi mual muntah menunjukkan keefektifannya.
Penelitian di atas menunjukkan hasil yang signifikan antara sebelum terapi
akupresur dengan sesudah terapi akupresur, hal tersebut berbeda dengan hasil
yang didapatkan dalam penelitian yang dilaksanakan di Department of Obstetrics
and Gynecology, Faculty of Medicine, Chulalongkorn University Bangkok,
Thailand menyatakan bahwa terapi akupresur tidak lebih efektif dibandingkan
dengan vitamin B6 dalam mengurangi mual dan muntah pada perempuan di
trimester pertama kehamilan.
B. Kehamilan Trimester II
Kehamilan trimester II dimulai dari usia kehamilan 13-28 minggu. Ibu
hamil trimester II juga mengalami perubahan-perubahan yang fisiologis baik dari
perubahan fisik maupun psikologis ibu. Kebutuhan pada ibu hamil trimester II
juga semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan janin.
Perubahan-perubahan dan kebutuhan ibu hamil pada trimester II menurut (Irianti,
dkk. 2014) dan (Kurnia. 2009) sebagai berikut:
1. Perubahan-perubahan ibu hamil pada trimester II:
a. Perut semakin membesar
Rahim akan membesar melewati rongga panggul setelah usia kehamilan
12 minggu dan akan bertambah 1 cm setiap minggu. Ibu hamil dengan usia
kehamilan 20 minggu memiliki tinggi fundus uterus yang sejajar dengan
umbilicus.
27
b. Frekuensi berkemih meningkat
Massa uterus akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan, sehingga uterus membesar kearah luar pintu atas panggul menuju
rongga abdomen dan menekan kandung kemih. Frekuensi berkemih akan semakin
meningkat pada saat akhir trimester II dan pada saat trimester III.
c. Nyeri punggung
Pertambahan berat badan yang ada dalam kandungan memberikan tekanan
pada otot belakang punggung sehingga memicu rasa sakit dan nyeri. Keluhan ini
dapat di atasi dengan cara mengikuti senam hamil (Yosefa, dkk. 2013), yoga
hamil (Gutke, dkk. 2015) dan masase untuk ibu hamil. Hasil penelitian (Jiang,
dkk. 2015) bahwa yoga hamil efektif dilakukan selama 20 menit dalam sekali
untuk meredakan nyeri punggung dan kaki.
28
Parent, bahwa hal tersebut menjadi sistem pembersihan diri yang membantu
mencegah infeksi dengan mengeluarkan bakteri termasuk menjaga vagina pada
tingkat PH yang normal. Kondisi keputihan yang normal selama masa kehamilan
apabila keputihan yang muncul tidak terlalu banyak, berwarna putih susu dan
berbau ringan atau tidak berbau.
f. Pusing
Kondisi pusing dapat dialami oleh ibu hamil dikarenakan peningkatan
volume plasma darah yang berkisar hingga 50%. Keluhan ini dapat diatasi dengan
cara, menghindari berdiri secara tiba-tiba pada saat bangun tidur ataupun duduk
dan berbaring dengan posisi miring ke kiri.
29
Adapun beberapa perubahan fisiologis dan psikologi pada trimester III:
1. Perubahan fisiologis trimester 3 serta penanganannya
Adapun beberapa perubahan fisiologis menurut Handayani (2015) dijelaskan
sebagai berikut:
a. Sakit bagian tubuh belakang dan mudah lelah
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-inggang) karena
meningkatnya beban berat dari dalam bayi yang dapat mempengaruhi postur
tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang. Karena kehamilan
ibu memasuki trimester 3, ibu menjadi lebih mudah lelah.
Penelitian yang dilakukan oleh Curnow et al. (2009) bahwa latihan pilates
menguatkan core muscle, meningkatkan fleksibilitas, memperbaiki postur dan
keseimbangan tubuh. Pada nyeri punggung bawah kronik, latihan pilates dering
dipromosikan sebagai dasar untuk memperbaiki backpain level, fleksibilitas,
propriodeptif, dan persepsi dari kesehatan umum yang positif.
b. Konstipasi
Konstipasi sering terjadi pada trimester III karena tekanan Rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesterone. Konstipasi juga
disebabkan oleh otot tractus digestivus menurun akibat pengaruh hormon
progesteron yang mengakibatkan motilitas sel. Cerna berkurang. Kateron lebih
lama di usus, absorbsi air meningkat, dan pengeringan dari faeces, terjadi
penekanan uterus terhadap colon dan rectum.
Untuk menangani konstipasi, ibu diberikan minum ± 6 gelas sehari, diet
mengandung tinggi serat, exercise ringan, tidak boleh memberikan obat-obat yang
mengandung laxatif, dan berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil yang susah bernapas.
ini juga didukung oleh adanya tekanan Rahim yang membesar yang berada di
bawah diafragma (yang membtasi perut dan dada). Seteah kepala bayi turun
kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru
pertama kali hamil akan merasa lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas
30
diperut biasanya akan ikut hilang karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah diafragma / tulang iga ibu.
Hasil penelitian dari Islami (2019) menunjukkan bahwa latihan yoga pada
kehamilan dapat membantu pernafasan ibu, keseimbangan tubuh dan membuat
otot-otot menjadi kuat yang mendukung proses kehamilan berlangsung dengan
baik serta mempersiapkan proses persalinan.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran Rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Bengkak (oedema) dan kram pada kaki
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil dan kadang membuat
tangan membengkak. Pembengkakan ini disebut oedema yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. Selain membengkak, ibu
juga sering mengalami kram pada kaki.
Menurut Sun, et al., (2010), yoga juga mengurangi rasa dan
menghilangkan beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan, meningkatkan
kekuatan otot yang khususnya sangat bermanfaat dalam mencegah back pain,
dapat membantu wanita merasa lebih lincah dan gesit, serta keseimbangan
perubahan berat badan dan memfasilitasi perubahan gaya gravitasi saat
kehamilan. Latihan yoga dalam penelitian ini tidak hanya menguatkan kelompok
otot-otot bahu, belakang dan kaki. Tetapi juga membantu memperoleh posisi
tubuh yang benar, dimana hal-hal tersebut dapat mengurangi bengkak dan kram
kaki pada wanita hamil.
31
emosi tersebut akibat dari adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu
dengan kondisi kehamilannya. (Janiwarty, 2013).
Kecemasan ini dapat ditangani dengan melakukan yoga prenatal.
Penelitian yang dilakukan oleh Islami (2019) menunjukkan bahwa dengan
prenatal yoga mampu mengurangi ketidaknyamanan fisik ibu hamil dan mampu
membuat mood ibu menjadi lebih baik. Selain itu, menggunakan metode
mendengarkan musik klasik dapat merelaksasikan ibu agar ibu lebih tenang dan
santai dalam menghadapi kecemasannya yang bisa mengakibatkan depresi atau
stress.
Metode hypnobirthing yang dapat dilakukan mulai masa kehamilan dapat
membantu menurunkan tingkat kecemasan Teknik hypnobirthing dapat membantu
merilekskan otot-otot sehingga ibu terhindar dari kecemasan dan dapat membantu
ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Sariati (2016) bahwa dalam penelitian ini, pemberian latihan hypnobirthing
mempunyai pengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu saat bersalin,
bahkan dapat mengatasi dan menghilangkan kecemasan ibu saat bersalin.
32
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berpikir kritis merupakan dasar bagi setiap bidan untuk melakukan tugas
manajemen asuhan kebidanan, sehingga tepatnya pembuatan keputusan dan
asuhan yang tepat dapat diberikan. Berpikir kritis harus diintegrasikan kepada
seluruh profesi bidan dan dimulai pada mahasiswa kebidanan untuk setiap
manajemen asuhan kebidanan yang akan dilakukan sehingga menghasilkan
asuhan yang tepat bermutu dan sesuai dengan evidence base practice yang terkini.
B. Saran
1. Untuk mahasiswi
Mahasiswi kebidanan diharapkan mempelajari bagaimana proses berfikir
kritis, sehingga pada saat menjadi seorang bidan sudah bisa menerapkannya dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bayinya.
2. Untuk bidan
Bidan menerapkan proses-proses berfikir kritis kepada ibu hamil dan
bayinya serta memberikan asuhan sesuai dengan evidence base practice yang
terbaru.
33
DAFTAR PUSTAKA
Chen, PJ., MS., Chou, CC., PhD., Yang, L.,Tsai, YL., MS, Chang, CY., Liaw, JJ.
2017. Effects of Aromatherapy Massage on Pregnant Women’s Stress and
Immune Function: A Longitudinal, Prospective, Randomized Controlled
Trial. Vol 23. No. 10. The Journal of Alternative and Complementary
medicine
Dehkori, J.E., Dabaghian, H.F., Aliasl, F., Aliasl, J., Shirazi, T.M., Sadeghpour,
O., Sohrabvand, F., Minaei, B., Ghods, R. 2017. Comparison of quince
with vitamin B6 for treatment of nausea and vomiting in pregnancy: a
randomised clinical trial. Journal of Obstetri and Gynaecology
Fattah, A., Hesarinejad, Z., Gharai, R.N., Nasibi. M. 2019. The Effect of
Aromatherapy on Nausea and Vomiting during Pregnancy: A Systematic
Review and Meta –Analysis. Vol 7. N3. No.63. International Journal
Pediatri
Islami, T.A. 2019.Prenatal Yoga dan Kondisi Kesehatan Ibu Hamil. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan KebidananVol.10 No.1 (2019) 49-56.
34
Juwita, L. 2015. Literature Review: Terapi Komplementer Akupresur Pada Titik
Perikardium 6 Dalam Mengatasi Mual Dan Muntah Pada Kehamilan. Jurnal
Ners LENTERA 3 (1), 40-50
Kia, Y,P., Safajou, F., Shahnazi, M., Nazemiyeh, H. 2014. The Effect of Lemon
Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-
Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial. Iran Red Crescent Medical
Journal
Sulistiarini, U., Melyana, N.W., Dyah, L.R., 2018. Studi Literatur: Acupressure
Pericardium Dan Aromatherapy Citrus Untuk Mengurangi Mual Muntah
Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan 8 (2)
35
Sun, Y. C., Hung, Y. C., Chang, Y., &Kuo, S. C. 2010.Effects of a prenatal yoga
programme on the discomforts of pregnancy and maternal childbirth
selfefficacy in Taiwan. Midwifery, 26(6), e31e36.
36