Anda di halaman 1dari 3

Gray baby syndrome (GBS)

(Gray atau Grey syndrome): jarang terjadi merupukan efek


samping serius pada bay baru lahir (terutama pada bayi
prematur) akibat injeksi kloramfenikol
Pathophysiology
Dua mekanisme GBS setelah pemberian kloramfenikol

• Immature sistem enzim (UDP-Glucronyl transferase) pada bayi


baru lahir (terutama bayi prematur) sehingga tidak mampu
memetabolismenya
• Insufisiensi renal untuk mengekresikan obat yang tak
terkonjugasi
Clinical features
Level toksik chloramphenicol setelah 2–9 hari akan terjadi:
• Muntah-muntah
• Kulit berwarna abu-bau
• Tonus tubuh lemah
• Hipotensi (tekanan darah rendah)
• Cyanosis, bibir dan kulit kebiru-biruan .
• Hipotermia
• Kolaps kardiovaskular

Tritmen
Hentikan segera terapi kloramfenikol; exchange transfusion sangat
diperlukan untuk membuang obat tersebut.
Prevensi
Kondisi ini bisa dicegah dengan menggunakan kloremfenikol sesuai
dengan dosis yang dianjurkan dan level darah harus dimonitor atau
alternatif lain beri sefalsporin generasi III efektif sebagai substitusi
kloramfenikol tanpa terkait toksisitas tersebut
Exchange transfusion: Tritmen medik dengan apheresis digunakan untuk
membuang sel darah merah atau paltelet pasien dan menggantikannya darah
secara transfusi Exchange transfusion digunakan juga untuk tritmen berbagai
penakit seperti:

• Sickle cell disease


• Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
• Hemolytic disease of the newborn

Apheresis (Greek: "to take


away") is a medical technology
in which the blood of a donor or
patient is passed through an
apparatus that separates out
one particular constituent and
returns the remainder to the
circulation. It is thus an
extracorporeal therapi

Whole blood enters the centrifuge on the left and separates into layers so that
selected components can be drawn off on the right.

Anda mungkin juga menyukai