Lap Supervisi Keperawatan
Lap Supervisi Keperawatan
PENDAHULUAN
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan khususnya dalam bidang manajemen keperawatan
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memenuhi
kepuasan pasien dan kemajuan rumah sakit kedepannya.
1.3.3 Bagi Pasien
1. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan
2. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
3. Memberikan kepuasan kepada pasien.
BAB 2
KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sujana D, 2004).
Arief (1987) merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga pelaksanaan
program, sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan
hasil yang diharapkan. Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan
dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan (Depkes, 2000).
3.1 Pengertian
Supervisi adalah suatu tehnik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-bersama (H. Burton, dalam
Pier AS, 1997; 20). Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka
mencapai tujuan.
supervisi
PP 1 PP 2
PA PA
3.10 Delegasi/Pendelegasian
Delegasi/pendelegasian adalah menyelesaikan pekaryaan yang dikerjakan
melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi (Nursalam, 2002).
Unsur-unsur dalam proses delegasi meliputi: R-A-A
a. Tanggung jawab (responsibility), adalah pekaryaan-pekaryaan yang harus
diselesaikan oleh seseorang pada jabatan tertentu.
b. Kekuasaan (authority) adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala
sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya.
c. Pertanggung jawaban (accountability), adalah memberikan pertanggung
jawaban dengan memberikan laporan bagaimana seseorang melaksanakan
tugasnya dan bagaimana memakai wewenang yang diberikan kepadanya.
Dari uraian ketiga unsur diatas, jelas bahwa authority (kekuasaan) dan
responbility (tugas) dapat didelegasikan, sedangakan accountability (pertanggung
jawaban) tidak dapat didelegasikan, ini berarti bahwa seseorang yang memimpin
yang mendelegasikan tugas dan kekuasaannya dan bawahannya tidak berarti
mendelegasikan pertanggungjawabannya, melainkan ia tetap bertanggung jawab
akan pelaksanaan tugas yang didelegasikan kepada bawahannya.
Tugas-tugas yang didelegasikan
Tugas yang dapat didelegasikan dari atasan kepada bawahan menurut Manullang
(2001) dapat dibedakan menjadi 2, yang ditinjau berdasarkan aspek:
1. Ditinjau dari tugas proses (Manulang, 2001; 113-114)
Manajer Bertugas
Sebagian didelegasikan
kepada bawahan
Perencana Pelaksanaan
Tugas-Tugas Pelaksana
Pelaksanaan Pengawasan
Perencanaan
A B C D E F
4.2 Metode
1. Observasi
2. Tindakan
3. Evaluasi dan Diskusi
4.3 Media
1. Lembar Supervisi
2. Standar Asuhan keperawatan
4.4 Pengorganisasian
Kepala ruangan :Hamam Rosyidi, S.Kep
Perawat primer : Awaliyatuz Zahroh I, S.Kep
Perawat associate : Nur Laila., S.Kep
Supervisor :
Pembimbing :
1. Ns, Suratmi, M.Kep
2. Nirma Yunita, S.Kep.,Ns
4.5 Mekanisme Kegiatan
No Kegiatan Pelaksana Tempat Waktu
1 Karu mengucapkan salam dan KARU Nurse 5 menit
menyampaikan pada PP bahwa akan Station
diadakan Supervisi tentang tindakan
injeksi intra vena.
KARU menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
2 PP memilih pasien yang dilakukan PP dan PA Nurse 2 menit
tindakan injeksi intra vena. Station
3 PP menyiapkan alat-alat yang PP dan PA Nurse 5 menit
dibutuhkan untuk tindakan Supervisi Station
injeksi intra vena.
4 KARU memberikan kesempatan pada KARU Nurse 2 menit
PP dibantu PA untuk melengkapi Station
persiapan injeksi IV dan mempersiapkan
pasien.
5 KARU memeriksa kelengkapan KARU Nurse 1 menit
peralatan dan pasien. Station
6 PP dan PA menuju ruang perawatan PP dan PA Ruang 1 menit
pasien dan segera menyiapkan pasien perawatan
dan alat yang akan digunakan untuk pasien
tindakan injeksi intra vena.
7 PP dan PA melaksanakan tindakan PP dan PA Ruang 15 menit
injeksi IV perawatan
pasien
8 Karu melakukan evaluasi tindakan yang KARU Nurse 2 menit
sudah dilakukan oleh PP dan PA, dengan Station
3 tahapan pembinaan yaitu:
a. Penyampaian penilaian (fair)
b. Feed Back
c. Follow Up, pemecahan masalah.
Lampiran1
FORMAT SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA
Hari/Tanggal : Supervisor :
Yang disupervisi : Ruangan :
Aspek Dilakukan
Parameter Bobot Keterangan
penilaian Ya Tidak
Persiapan A. Menyiapkan alat steril
1. Bak injeksi 1
2. Spuit sesuai kebutuhan 1
B. Menyiapkan alat non steril
1. Hand Rubs 1
2. Alkohol Sweb 1
3. Bak instrument 1
4. Perlak dan Pengalas 1
5. Bengkok 1
6. Obat injeksi dalam vial 1
atau ampul
7. Alat tulis 1
8. Buku injeksi 1
C. Menyiapkan bahan-bahan
1. Obat 1
D. Menyiapkan pasien
1. Memberi penjelasan 1
kepada pasien tentang
prosedur yang akan
dilakukan
2. Mengatur posisi pasien 1
yang nyaman
Pelaksanaan injeksi intra vena:
Pelaksanan 1. Cuci tangan menggunakan 1
Hand Rab.
2. Memasukkan obat dalam 1
spuit.
3. Pastikan infus dalam 1
keadaan menetes lancar
tidak ada plebitis.
4. Membersihkan dengan 1
desinfektan berupa Alkohol
Sweb pada daerah yang
akan diinjeksi.
5. Obat dimasukkan dengan 1
pelan.
6. Lihat ekspresi wajah 1
pasien.
7. Pasien dirapikan, alat-alat 1
dibereskan.
8. Sampah vial/ampul obat, 1
spuit, dan plastik dibuang
pada tempat yang berbeda.
9. Mencatat dan memberi 1
tanda pada format
pemberian injeksi dan buku
injeksi.
Sikap perawat pada waktu
injeksi:
1. Komunikasi 1
2. Kerjasama 1
3. Tanggung jawab 1
4. Kewaspadaan 1
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi 1
penyuntikan dan
kelancaran tetesan.
2. Mengevaluasi kenyamanan 1
posisi.
3. Mengobservasi 1
kemungkinan plebitis.
TOTAL 30
5.2 Pengorganisasian
Kepala ruangan : Hamam Rosyidi, S.Kep
Perawat primer : Awaliyatuz Zahroh I, S.Kep
Perawat associate : Nur Laila., S.Kep
Supervisor :
Pembimbing :
1.Ns, Suratmi, M.Kep
2. Nirma Yunita, S.Kep.,Ns
A. Presensi
1. Pembimbing dari pendidikan 1 orang
2. Supervisor sebanyak 2 orang
3. Pembimbing ruangan paviliun Shofa Rumah Sakit Muhammadyah
Lamongan sebanyak 1 orang
4. Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Lamongan sebanyak 9 orang.
B. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan dilakukan 2 hari sebelum acara dimulai. Acara dilakukan
sesuai dengan jadwal gannt chart yang telah dibuat.
2. Evaluasi proses
No Waktu Kegiatan
1 10.00-10.30 Pelaksanaan Supervisi pada tindakan pemberian obat
melalaui injeksi intra vena.
2 10.30.11.00 Diskusi dan klarifikasi dari supervisor serta pembimbing
(baik pendidikan ataupun ruangan) :
Bapak Ns, Achmad Sutarjo, S. Kep
1. Jika KARU melakukan Supervisi PP hendaknya
dilakukan satu persatu mulai dari peralatan sampai
dengan persiapan pasien.
2. Hendaknya KARU memberikan reward ke PP dan
menanyakan perasaan PP setelah melakukan
tindakan.
3. KARU memberikan kesempatan kepada PP untuk
mengevaluasi diri sendiri.
4. KARU mengevaluasi tindakan PP secara obyektif.
5. Jika KARU melakukan supervisi hendaknya tidak
bersikap seperti menilai tindakan PP di depan
pasien.
6. Komunikasi PA dengan pasien harus ditingkatkan.
Ibu Ns, Suratmi, M.Kep
1. Komunikasi dalam melakukan tindakan tetap
diutamakan.
2. Dalam penilaian KARU harus menunjukkan nilai
yang disepakati.
3. Dalam melakukan penilaian KARU harus meliputi
3f.
1. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dihadiri 90% atau 4 orang dari5 orang yang diundang dan 9
mahasiswa
b. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
tugasnya
c. Acara dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
d. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
2. Hambatan
a. Pelaksanaan Supervisi tentang pemberian obat melalui injeksi
intravena belum optimal karena kurangnya ketelitian KARU terhadap
penilaian tindakan yang dilakukan oleh PP dan PA
b. Dalam pelaksanaan Supervisi, mahasiswa belum berpengalaman dalam
melakukan Supervisi sehingga mahasiswa belum bisa menjiwai
dengan perannya masing-masing
3. Dukungan
a. Pengorganisasian Supervisi yang terstruktur
b. Proses bimbingan pelaksanaan Supervisi oleh pembimbing akademik
dan ruangan
c. Adanya alur yang terstruktur dengan baik
d. Hubungan saling percaya yang terjalin antara pihak perawat ruangan
dengan mahasiswa sebagai pelaksana
e. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses Supervisi
yang baik di ruang paviliun Shofa Rumah Sakit Muhammadyah
Lamongan.
BAB 6
PENUTUP
6.1 SIMPULAN
1. Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
2. Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada
klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan
kemampuan dalam melaksakan tugas.
6.2 SARAN
1. Jika KARU melakukan Supervisi PP hendaknya dilakukan satu
persatu mulai dari peralatan sampai dengan persiapan pasien.
2. Hendaknya KARU memberikan reward ke PP dan menanyakan
perasaan PP setelah melakukan tindakan.
3. KARU memberikan kesempatan kepada PP untuk mengevaluasi diri
sendiri.
4. KARU mengevaluasi tindakan PP secara obyektif.
5. Jika KARU melakukan supervisi hendaknya tidak bersikap seperti
menilai tindakan PP di depan pasien.
6. Komunikasi PA dengan pasien harus ditingkatkan.
7. Komunikasi dalam melakukan tindakan tetap diutamakan.
8. Dalam penilaian KARU harus menunjukkan nilai yang disepakati.
9. Dalam melakukan penilaian KARU harus meliputi 3f.