Anda di halaman 1dari 3

Upaya Mahasiswa Keperawatan Untuk Menerapkan dan Mengembangkan Falsafah dan Teori-Teori

Keperawatan Di Era Sekarang

Falsafah Keperawatan adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai kerangka dalam
berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien dalam rentang sehat sakit,
yang memandang manusia sebagai mahluk yang holistic dan yang harus dipenuhi berbagai kebutuhan
seperti biologi, psikologi, social, cultural dan spiritual melalui upaya asuhan keperawatan yang
komprehensif, sistematis, logis, dengan memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa, setiap klien berhak
untuk mendapatkan perawatan tanpa membedakan Suku, Agama, Status Sosial dan Ekonomi.

Sedangkan untuk teori keperawatan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teori adalah pendapat
yang didasarkan pada penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi.

Falsafah dan teori keperawatan telah melahirkan konsep-konsep maupun berbagai teori yang
memberikan dasar yang menjadi pedoman perawat dalam melakukan asuhan keperawatan sampai saat
ini. Falsafah dan teori keperawatan sangat membantu untuk mengukur baik-tidaknya pelayanan
keperawatan dan membatasi cakupan teori dan praktek keperawatan sehingga melahirkan ciri dari
keperawatan yang membedakannya dengan profesi kesehatan lainnya. Harapannya, dengan adanya
model, konsep maupun teori-teori yang menjadi acuan, penerapan dari hal-hal tersebut dapat terus
berkembang sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.

Banyak penemuan-penemuan baru yang terus muncul terkait dengan penerapan teori dan falsafah
keperawatan yang berpotensi untuk mengembangkan practice theory yang berasal dari teori-teori besar
lainnya jika benar-benar diterapkan. Banyak dari penemuan-penemuan tersebut yang berhasil
memecahkan masalah-masalah nyata dalam keperawatan maupun yang memudahkan perawat saat ini
dalam menjalankan prakteknya kepada masyarakat. Salah satunya adalah penemuan terbaru terkait alat
bantu dalam proses pemasangan infus yaitu visiovein, yang ditemukan oleh mahasiswa UGM. Kaitannya
dengan teori keperawatan, alat ini merupakan alat untuk mendeteksi vena yang sangat membantu
dalam proses pemasangan infus. Dengan bantuan alat ini, perawat dapat melakukan pemasangan infus
dengan lebih cepat, sehingga pasien tidak lagi takut untuk dipasang infus. Dalam hal ini, salah satu
kebutuhan pasien dapat terpenuhi, yaitu merasa nyaman dalam proses pengobatan, tanpa takut
mengalami akibat dari negligance, sesuai dengan 14 kebutuhan dasar manusia berdasarkan pendapat
Henderson (Terhindar dari bahaya lingkungan). Selain salah satu contoh diatas, tentunya masih banyak
lagi penemuan-penemuan lainnya yang berhasil dikembangkan berdasarkan acuan dari teori dan falsafah
keperawatan.
Namun, apakah penemuan-penemuan tersebut sudah diterapkan saat ini?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, penemuan-penemuan tersebut sangat berdampak pada
perkembangan praktek keperawatan berdasarkan teori dan falsafah keperawatan yang telah ada
sebelumnya, BILA dipraktekkan. Faktanya, dari sekian banyak penemuan-penemuan tersebut, hanya
beberapa yang berhasil diterapkan. Bahkan, poin-poin dari teori yang sudah dikemukakan oleh tokoh-
tokoh terdahulu masih banyak yang belum terealisasikan saat ini, khususnya di salah satu wilayah di
Indonesia, yaitu Gorontalo. Banyak rumah sakit di daerah ini yang masih menutup mata terhadap
penemuan-tersebut sehingga praktik keperawatan tidak berkembang. Juga, pihak rumah sakit yang tidak
memerhatikan landasan berupa teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Contohnya masih
banyak rumah sakit di daerah ino yang menyepelekan kebersihan dan kenyamanan pasien dengan
membiarkan lingkungan rumah sakit yang kotor, dan menempatkan pasien-pasien rawat inap tertentu di
tempat yang tidak sesuai. Selain itu, tenaga perawat di daerah ini juga masih mengenyampingkan hal-hal
kecil terkait standar dari keperawatan itu sendiri yang telah dikemukakan oleh tokoh yang terdahulu,
seperti perawat yang malas senyum, tidak mau melakukan tindakan perawatan kepada pasien yang
dimana sedang berada dalam kondisi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya untuk merawat
dirinya sendiri secara mandiri, seperti menyisir rambut pasien, menggunting kuku, ataupun memandikan
pasien. Hal-hal kecil tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan kualitas pelayanan
keperawatan di daerah ini. Namun, bila dari hal kecil saja para perawat masih lalai, bagaimana dengan
hal-hal besar lainnya?

Solusinya adalah mahasiswa keperawatan saat ini. Mahasiswa keperawatan merupakan faktor yang
menjadi pengukur perkembangan kualitas keperawatan di kedepannya. Maka dari itu, mahasiswa
keperawatan di Gorontalo saat ini harus benar-benar mengerti poin-poin penting dari falsafah dan teori
keperawatan dan mencamkan selamanya dalam pikiran mereka sehingga mereka benar-benar dapat
menerapkan teori-teori tersebut selama bekerja melayani masyarakat nanti. Mereka juga harus selalu
up-date dengan penemuan-penemuan baru dalam keperawatan dan yang lebih penting lagi,
menerapkannya. Selain itu, mahasiswa keperawatan juga tidak seterusnya bergantung pada penemuan-
penemuan terbaru yang ditemukan oleh orang lain. Harapannya, mahasiswa keperawatan juga harus
memiliki pikiran terbuka sehingga dapat berpacu dalam menemukan terobosan-terobosan terbaru yang
dapat memudahkan praktek keperawatan nanti tanpa melenceng dari falsafah dan teori yang telah ada
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai