Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dedeh Widaningsih Ramdani

Prodi : Ilmu Kesehatan Masyarakat


Tingkat 2 Semester 3
TUGAS INDIVIDU PKIP

POTRET MASALAH PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI


PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK DI DAERAH RANCAPURUT
KABUPATEN SUMEDANG YANG DAPAT MENYEBABKAN SUATU
PENYAKIT

Ketika sampah mulai menumpuk di tong sampah atau halaman belakang


rumah, Anda mungkin berpikir untuk segera membakarnya agar tidak semakin
menumpuk. Tanpa disadari, disinilah permulaan Anda mulai meracuni diri
sendiri, keluarga, dan orang lain di lingkungan sekitar Anda.
Bahan kimia dari asap pembakaran sampah tidak hanya dapat langsung
terhirup oleh manusia, tetapi juga bisa menempel pada benda-benda yang ada di
sekitarnya. Contohnya pohon, tanaman di kebun, permukaan tanah, dan
sebagainya.
Walaupun apinya sudah padam, Anda masih bisa terpapar zat kimia hasil
pembakaran sampah saat Anda makan buah dan sayuran yang ditanam pada tanah
yang terkena abu pembakaran. Hati-hati, anak-anak pun juga bisa ikut terpapar
saat ia menyentuh benda-benda di taman yang terkena asap pembakaran.
Jika bahan-bahan kimia tersebut terus dihirup oleh manusia, maka ini dapat
menyebabkan batuk, sesak napas, infeksi mata, sakit kepala, dan pusing. Bila
terus dibiarkan, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru,
gangguan sistem saraf, serangan jantung, dan beberapa jenis kanker.
Bahaya membakar sampah ternyata tidak berhenti sampai disitu. Kandungan
dioksin dari sampah plastik memiliki sifat karsinogenik dan dapat mengganggu
sistem hormon dalam tubuh. Racun ini juga dapat menumpuk di dalam lemak
tubuh dan diserap oleh plasenta bayi pada ibu hamil. Jadi, sudah sangat jelas
bahwa membakar sampah berdampak buruk bagi kesehatan semua kalangan
Hal ini sudah terjadi pada masyarakat daerah Lingk. Cimuruy RT 01 RW 01
Kel. Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang, Jawa Barat. Kasus
tersebut sudah menjadi kebiasaan kesehariaan pada perilaku masyarakat setempat
yang di sebabkan oleh berbagai faktor penyebab terjadinya kasus tersebut, antara
lain :
- Tidak adanya fasilitas dari pemerintah terhadap akses pengambilan
sampah.
- Kurangnya pengetahuan yang di pahami oleh masyarakat sekitar karena
sebagian besar latar belakang masyarakat setempat hanya lulusan SD.
Jika di analisis sesuai dengan teori L.Green maka faktor penyebab yang dapat di
simpulkan antara lain :
a. Faktor Predisposisi (predisposing factors) yang mencakup pengetahuan
individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain
yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat.
Faktor penyebab terjadinya permasalahan tersebut di daerah yang
bersangkutan jika di analisis memang sesuai, karena sebagian besar sikap,
kepercayaan dan tradisi masyarakat di daerah setempat lebih mengarah
kepada sikap perilaku setiap individunya yang mengambil cara pada saat
pengolahan sampah terutama sampah plastik melalui proses pembakaran
di sekitaran rumah karena mereka beranggapan daripada sampah plastik
dibuang ke saluran air maka hal tersebut akan menyumbat lancarnya
saluran air sehingga mereka mengambil jalan keluar dengan cara
membakar sampah tersebut. Tidak hanya demikian, masyarakat setempat
kurang memahami akibat yang akan ditimbulkan dari proses pembakaran
tersebut karena memang kurangnya pengetahuan yang di pahami oleh
setiap individunya.
b. Faktor Pendukung (enabling factors) adalah tersedianya sarana
pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya.
Selain bebarapa faktor yang menyebabkan kasus tersebut
selanjutnya ada faktor enabling factors yaitu mengenai tersedianya sarana
pelayanan tetapi disini lebih ke sarana pelayanan pemerintah terhadap
kemudahan masyarakat dalam mengelola sampah plastik. Karena di
daerah tersebut tidak tersedianya sarana dan prasarana akses terhadap
pengambilan sampah maka masyarakat setempat lebih memilih dengan
cara membakar sampah plastik.
c. Faktor Pendorong (reinforcing factors) adalah sikap dan perilaku
petugas kesehatan.
Green menyatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan
penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu
agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku
positif dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan
pada umumnya.
Hal ini juga menjadi suatu penyebab permasalahan perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah plastik. Karena sebagian besar latar belakang
pendidikan masyarakat setempat haya sampai SD mereka tidak terlalu
paham mengani permasalahan hal tersebut. Adapun yang sudah tau tetapi
enggan untuk menerapkannya dalam kesehariannya. Karena memang di
daerah setempat sangat jarang di adakannya promosi kesehatan dari
pihak petugas kesehatan entah faktor apa yang menjadi alasan para
petugas kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan kepada
masyarakat sehingga daerah tersebut sangat jarang di kunjungi oleh
petugas kesehatan untuk diberikan berbagai promosi kesehatan dan
penyuluhan-penyuluhan lainnya.

 Urutan penyebab berdasarkan prioritas masalah yang harus di intervensi


terlebih dahulu.
Karena permasalhan yang di alami oleh masyarakat daerah
setempat lebih cenderung kepada tersedianya pelayanan pemerintah
terhadap aksses pengelolaan sampah sehingga urutan pertama penyebab
yang harus di intervensi terlebih dahulu yaitu :
1. Tidak adanya fasilitas dari pemerintah terhadap akses
pengambilan sampah untuk di olah
Setelah adanya fasilitas yang tersedia dari pemerintah
yang bersangkutan maka hal tersebut bisa sedikit menyadarkan
bahwa pemerintah peduli akan sampah masyarakat yang sangat
merugikan lingkungan dan kesehatan. Maka dari itu masyarakat
tersebut mau tidak mau harus berkontribusi akan hal tersebut
demi kebaikan di masa yang akan datang.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dan pengetahuan akan
pentingnya pengolahan sampah plastik yang baik dan benar
Mungkin untuk sebagian orang setelah di adakanya
fasilitas oleh pemerintah maka orang tersebut akan langsung
berfikir dan bertindak bahwa dirinya harus membuang sampah
dengan cara pengolahan yang benar. Tetapi sebagian orang
masih saja acuh terhadap hal tersebut dan mereka selalu
beranggapan bahwa mengelola sampah plastik dengan cara di
bakar tidak akan menyebabkan dampak yang besar bagi
kehidupannya. Maka dari itu, setelah adanya fasilitas dari
pemerintah harus disertai dengan berbagai tindakan lainnya
seperti melalui pamflet atau penyuluhan lainnya.
 Rencana promosi kesehatan yang sesuai untuk daerah tersebut harus di
adakanya penyuluhan dari petugas kesehatan dan bekerja sama dengan
pemerintah yang bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan,
dampak buruk yang di sebabkan akibat membuang sampah plastik
dengan cara di bakar kemudian diberikan pengajaran dalam mengelola
sampah plastik tersebut agar mereka mampu mengelola sampah plastik
dengan berbagai cara sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setempat dan bisa meningkatkan derajat ekonomi bagi
penduduk setempat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK”

A. Pokok Bahasan : Pengolahan Sampah Plastik


B. Sub Pokok Bahasan :
- Pengertian apa itu sampah yang sebenarnya.
- Dampak buruk yang di sebabkan oleh pembakaran sampah bagi
lingkungan dan kesehatan
- Penyakit-penyakit yang akan timbul akibat asap dari hasil pembakaran
sampah plastik
- Cara pengolahan sampah plastik dengan baik dan benar
C. Waktu :
Tanggal : 17 Januari 2020
Pukul : 10.00 s.d selesai
D. Tempat : Balai pertemuan Lingk. Cimuruy RT 01 RW 01 Kel.
Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang, Jawa Barat
E. Sasaran : Seluruh Masyarakat setempat
F. Penyuluh : Petugas Kesehatan dan civitas pemerintah dari Kelurahan
Cipameungpeuk
G. Tujuan Instruksional Umum : Seteklah dilakukan penyuluhan tentang
pengolhan sampah plastik diharapkan seluruh masyarakat setempat dapat
mengerti dan memahami serta mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
H. Tujuan Instruksional Khusus :
- Menjelaskan pentingnya pengelolaan yang benar terhadap sampah
plastik
- Mendemonstrasikan cara-cara pengolhan sampah plastik yang baik dan
benar
I. Metode : Ceramah dan Demonstrasi
J. Media : power point dan leaflet
K. Alat dan Bahan : layar infocus, infocus, speaker, gunting dan lem.
L. Pelaksanaan :

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN


PESERTA
1. Pembukaan 5 menit - Salam Mendengarkan
- Memperkenalkan diri
- Sambutan-sambutan
- Menyebutkan tujuan
penyuluhan
Inti 30 menit - Menjelaskan pentingnya Mendengarkan dan
sampah plastik ikut
- Menjelaskan dampak mendemonstrasikan
buruk akibat pembakaran
2 sampah plastik
- Menjelaskan penyakit apa
saja yang ditimbulkan dari
asap yang dihasilkan dari
pembakaran sampah
- Mendemonstrasikan cara
mengelola sampah plastik
dengan baik dan benar
dengan cara mendaur
ulang sampah menjadi
kerajinan
3 Penutup 5 menit - Menarik kesimpulan Mendengarkan dan
- Mengevaluasi menjawab
- Salam penutup pertanyaan
M. Materi Penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
MENCEGAH PEMBAKARAN SAMPAH PLASTIK

A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat
dibagi menurut sifatnya.

 Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa


makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.

Contohnya: Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai


tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa manusia.
kardus, kertas dan lain-lain.

 Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,


seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
 beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun
seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Nah, yang berbahaya yang sedang kita alamai saat ini bahaya
sampah plastik dibuang ke saluran air sudah tentu sangat jelas sulit terurai
dan masyarakat memilih jalan keluar untuk membakar sampah plastik
tersebut. Perlu kita ketahui sampah plastik tersebut apabila dibakar
memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup di
dunia ini.
B. Dampak Buruk Yang dihasilkan Oleh Sampah Plastik yang Dibakar
Meski sekilas terlihat praktis dan langsung lenyap, tapi membakar
sampah bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Asap hasil
pembakaran sampah mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang
dapat mengakibatkan polusi udara. Untuk menghindari bahaya akibat
membakar sampah, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengelola
sampah yang benar.
Sampah plastik mengandung karbon dan hidrogen. Zat itu akan
bercampur dengan zat dari sampah lain, misalnya klorida. Saat zat itu
terbakar api, akan muncul zat dioksin dan zat furan. Kedua zat inilah yang
bisa membahayakan tubuh kita. Saat asap dari pembakaran sampah plastik
terhirup, zat dioksin dan zat furan akan masuk ke tubuh kita. Saat kedua
zat itu masuk, tubuh akan mengalami batuk, sesak napas, dan pusing. Jika
kita terus menerus menghirup kedua zat itu, tubuh bisa terkena kanker.
Pembakaran sampah plastik akan menghasilkan gas karbondioksida. Saat
lapisan ozon menipis, suhu Bumi akan semakin panas. Saat suhu Bumi
semakin panas, es di kutub akan mencair dan tumbuhan akan sulit untuk
tumbuh. Hal itu pasti akan mengganggu kehidupan di Bumi. Jadi, daripada
kita membakar sampah plastik sendiri, lebih baik kita membuangnya ke
tempat sampah khusus plastik. Nanti, sampah plastik kita akan diolah oleh
pihak yang seharusnya. Jadi, tidak akan menimbulkan bahaya.
C. Penyakit-penyakit yang di sebabkan oleh asap sampah plastik
1. Infeksi saluran pernafasan atas
2. ASMA
3. Penyakit Jantung
4. Penyakit paru obstruktif kronik
5. Iritasi
D. Cara mengelola sampah plastik
 Kurangi sampah
Sejak awal kamu bisa mengurangi jumlah sampah dengan memilih
produk-produk dengan kemasan yang lebih sedikit. Lebih baik beli
produk dalam satu kemasan besar daripada dalam kemasan plastik kecil.
Selain itu, coba beli produk yang bisa diisi ulang dan dapat didaur ulang,
daripada yang hanya sekali pakai.
 Gunakan kembali
Gunakan kembali barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan.
Donasikan barang-barang yang sudah tidak kamu butuhkan, seperti
pakaian, buku, atau furnitur.
 Daur ulang
Saat ini tersedia banyak bank sampah yang menerima beberapa jenis
sampah untuk didaur ulang.
 Kompos
Sampah organik yang biasa dihasilkan dari dapur bisa diolah kembali
menjadi kompos.
 Menyerahkan ke tempat pemrosesan akhir (TPA)
Membuang sampah lewat petugas TPA adalah langkah terakhir jika
kamu tidak bisa memproses sampah sendiri.
Selain cara-cara di atas kita mulai dari awal dengan cara
menyediakan tempat sampah 2 jenis yang satu untuk sampah organik dan
yang satu untuk sampah anorganik sehingga kita bisa megolah sampah
tersebut dengan cara mengolah sampah plastik menjadi berbagai
kerajinan yang menarik apabila sampah plastik tidak di ambil oleh
petugas yang bersangkutan.

N.Referensi/Daftar Pustaka

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/06/190347865/5-penyakit-yang-
perlu-diwaspadai-akibat-kabut-asap?page=all
https://www.alodokter.com/hati-hati-membakar-sampah-bisa-membahayakan-
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai