Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak sekali pengertian tentang manusia maupun penggolongannya.Manusia atau orang dapat
diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara
biologis manusia dikatakan sebagai homo sapiens artiya spesies mamalia yang memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya, selain itu dapat diartikan sebagai manusia
berfikir. Manusia sebagai homo sapiens atau manusia berfikir, akan menghasilkan buah fikir yang
beragam, seperti sains, teknologi (homo faber), dan seni (homo esteticus). Hal tersebut merupakan hal
terpenting dalam peradaban.

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan
teknologi.Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar
dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena
seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.

Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang
canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia bebagai
kemudahan.Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan lebih efektif dan efisien.Dengan
ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat memanfaatkan dalam berbagai
bidang.

Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa
manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia.Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-
mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah
sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas
manusia.Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan
dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.Sumbangan
IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak
bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan
bagi manusia.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.Bagaimanakah hakekat ilmu pengetahuan?


2.Apakah yang dimaksud dengan induksi dan deduksi,bebas nilai,sosial budaya serta revolusi pada ilmu
pengetahuan?

3.Bagaimanakah hakekat teknologi serta perbandingan teknologi prasejarah,tradisional dan modern?

4.Apakah yang dimaksud dengan seni serta jenis seni-seni secara umum?

5.Bagaimanakah perspektif seni sebagai intraestetik dan ekstraestetik?

6.Bagaimanakah hubungan seni dengan ilmu pengetahuan?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.Memahami hakekat ilmu pengetahuan

2.Mengetahui induksi dan deduksi,bebas nilai,sosial budaya serta revolusi pada ilmu pengetahuan

3.Memahami hakekat teknologi serta perbandingan teknologi prasejarah,tradisional dan modern

4.Mengetahui defenisi seni serta jenis seni-seni secara umum

5.Memahami perspektif seni sebagai intraestetik dan ekstraestetik

6.Memahami hubungan seni dengan ilmu pengetahuan

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah agar kita selaku mahasiswa memahami hubungan antara
manusia sebagai individu dengan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni.Karena seperti yang telah
diketahui bahwa kita sebagai manusia,tidak pernah lepas dari ilmu pengetahuan,teknologi,serta seni
yang telah berkembang pesat dewasa ini

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Manusia,Sains ,Teknologi dan Seni

Manusia dengan komponen fisik maupun psikis mampu memenuhi kebutuhan pisik maupun
psikisnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan belum tentu mudah. Manusia harus menyesuikan diri
dengan alamseperti yang tercermin dalam pandangan pandangan hidup tradisional. Dengan kearifan
tradisionalnya manusia tidak mengeksploitasi alam tetapi mengambil sesuatu dengan kebutuhannya
saat tertentu.
Manusia modern dibekali dengan ilmu pengetahuan modern. Ketika berhadapan dengan alam,
mereka mempertanyakan bagaimana mengelola alam tersebut. Di sini muncul pertanyaan upaya apa
yang harus dipersiapkan dalam mengesploitasi alam agar kebutuhan hidup yang makin kompleks dapat
dipenuhi. Dimulai dari pengamatan terhadap gejala-gejala alam, kemudian mempertanyakan kenapa
gejala-gejala alam ini timbul. Kemudian membuat penjelasan mengapa pola pola gejala tersebut
berulang, melahirkan ilmu-ilmu alam yang sifatnya eksak.

Seiring dengan berjalannya waktu dan kuantitas kegiatan meneliti, maka akumulasi stok ilmu
pengetahuan alam masih menjadi misteri bagi manusi, pemahaman manusia terhadap alam semakin
bertambah penjelasan-penjelasanyang terdapat dalam ilmu alam yang eksak, digunakan juga untuk
menjawab rahasia-rahasia kemanusiaan, maka kemudian lahirlah ilmu-ilmu sosial.

Dalam menghadapi hambatan fisik, tangan yang lemah dan tumpul tidak memungkinkan untuk
merobohkan pohon besar. Manusia kemudian menggunakan menggunakan barang peralatan seperti
parang, kampak, atau gergaji. Manusia yang paling purba misalnya, menggunakan dari batu balik untuk
berburu, memotong daging buruan juga menebang kayu. Alat-alat ini merupakan perpanjangan
(eksistensi) dari keterbatasan fisikmanusia. Tindakan manusia dalam membuat dan menghasilkan
barang tersebut mendekati arti bahwa manusia bertingkah laku secara teknologi dan alat-alat seperti
yangdisebutkan atas adalah artefak teknologi. Manusia modern melahirkan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai instrumennya.

Ilmu dan teknologi mempermudah kerja manusia. Dengan demikian ada waktu luang bagi manusia
disamping waktu yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan fisiknya selanjutnya, kebutuhan barupun
muncul yaitu kebutuhan spiritual. Maka mulailah muncul kehendak dan kegiatan memperindah alat-alat
yang digunakan. Dalam kehidupan sehari-hari pada perkembangan berikutnya, kegiatan memperindah
benda-benda ini tidak terbatas pada memperindah artefak atau alat-alat teknologi yang digunakan saja,
melainkan berkembang kearah kegiatan aktualisasi diri dengan menghasilkan bentuk bentuk indah, baik
yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan nilai pakainya. Hasil kegiatan tersebut terwujud
dalam karya yang kemudian disebut seni. Bahkan dalam perkembangan berikutnya, karya seni tidak
hanya berfungsi ekspresif, tetapi juga menjadi sarana komunikasi gagasan dan citarasa seniman kepada
masyarakat pemerharti karya karyanya.

Seni berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan simbol-simbol, suara, ranah persepsi yang
mengekspresikan lebih dari sekedar hedonitis dan kebutuhan untuk bertahan hidup(Tim Dosen
ISBD.2015).

2.2. Ilmu Pengetahuan (Sains)

Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan alamiah dan
berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari suatu sistem serta penjelasan
tentang pola laku sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem
yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat. Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan bertanya kepada
alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam. Dari pertanyaan itulah kemudian muncul
sebuah hipotesis yang akan diajukan secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh
informasi yang valid dan dapat dipercaya. Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek
kehidupan manusia. Untuk itu sains harus menjadi bagian internal dari sistem pendidikan nasional
supaya para siswa menjadi warga negara dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa
kini. Namun pada kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat
kepada umat manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan bukan hanya
kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan(Zen.1982).

2.2.1. Metode Induktif dan Deduktif

2.2.1.1. Metode Induktif

Induksi yaitu suatu metode yang menyampaikan pernyataan-pernyataan hasil observasi dan disimpulkan
dalam suatu pernyataan yang lebih umum.yang bertolak dari pernyataan-pernyataan tunggal sampai
pada pernyataan universal. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dijelskan bahwa metode Induksi
yaitu Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari khusus-khusus
yang bersifat individual. Penalaran ini di mulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan
terbatas di akhiri dengan pernyataan yang bersifat umum .

Inti dari logika induktif adalah pengumpulan data sebanyak mungkin terkait dengan fenomena yang
diteliti, eksperimen, dan penarikan kesimpulan berdasarkan eksperimen yang dilakukan dengan berpijak
pada data yang telah ada.Jika mau dirumuskan dengan sangat singkat, pola berpikir induktif adalah
“prinsip berpikir yang menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap kejadian-kejadian partikular
menuju pada generalisasi dari kejadian-kejadian itu Syaratnya adalah pengamatan yang dilakukan harus
bersih dari semua bentuk prasangka. Jika semua ini sudah dilakukan, maka, menurut Ladyman,
pengetahuan yang kita peroleh adalah pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Pengetahuan ini
nantinya bisa kita gunakan untuk menjelaskan berbagai hal yang ada di dunia, ataupun untuk melakukan
prediksi kejadian di masa depan

Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik. Contoh metode
induksi ini sendiri seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi ia akan mengembang,
bertolak dari teori ini akan diketahui bahwa logam lain kalau dipanasi juga akan mengembang. Dari
contoh diatas bisa diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut
sintetik.
2.2.1.2. Metode Deduktif

Deduksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiris diolah lebih lanjut dalam
suatu sistem pernyataan yang runtut.hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya
perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu
dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan
teori-teori laindan ada pengujian teori dangan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-
kesinmpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.

Dalam bahasa yang lebih sederhana Deduksi dapat diartikan sebagai pola berfikir dari umum ke khusus.
Pola ini sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Kita melihat gambaran besar sebelum ke
gambaran yang lebih spesifik.

Dari sudut pandang ilmu modern, pola deduktif tidak terlalu berguna, karena dianggap tidak memiliki
dasar empiris, dan tidak membuka orang pada pengetahuan baru. Misalnya jika kita ingin tahu pengaruh
matahari pada kain katun, kita tidak bisa menggunakan pola berpikir deduktif. Kita harus menjemur kain
katun di panas matahari, sampai semua dampaknya terlihat. Di dalam paradigma ilmu pengetahuan
modern, aktivitas penelitian selalu terkait dengan proses pengumpulan data, eksperimen, dan
mengamati secara detil apa yang terjadi di dalam dunia. Paham semacam ini lahir dari pandangan
empirisme di dalam filsafat, yakni pandangan yang menyatakan, bahwa pengetahuan hanya dapat
diperoleh melalui pancara indera manusia, dan bukan melalui pikiran semata. Pengetahuan sebagai
kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan perlu memiliki bukti-bukti yang diperoleh melalui
pengumpulan data.

Penarikan kesimpulan induktif pada hakikatnya berbeda dengan penarikan kesimpulan secra deduktif.
Dalam penalaran deduktif maka kesimpulan yang ditarik akan benar jika premis-premis yang digunakan
adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulan sah. Sedangkan dalam penalaran induktif meskipun
premis-premisnya benar dan prosedur penarikan kesimpulan sah, kesimpulan itu belum tentu benar
yang dapat kita katakana adalah bahwa kesimpulan itu mempunyai peluang (cukup besar) untuk benatr
(van Laer, Henry.1995).

Kita misalkan kita memikirkan soal anjing. Anjing memiliki ciri-ciri berkaki empat, berekor dan bertaring.
Maka kesimpulannya, anjing Budi seharusnya memiliki kaki empat, berekor dan bertaring.Sebelum kita
melihat anjing Budi kita punya gambaran mengenai Anjing. Andai kita menemukan anjing budi berkaki
dua dan bersayap kita bisa merubah gambaran kita mengenai anjing atau mempertanyakan apakah
peliharaan budi adalah anjing. Di dalam argumen pertama, kita bisa melihat, bahwa dua premis
pertama bisa dibenarkan. Maka premis ketiga yang merupakan kesimpulan juga bisa dibenarkan.
Sementara pada argumen kedua, premis pertama masih diragukan kebenarannya. Maka premis ketiga
yang merupakan kesimpulan juga masih bisa diragukan kebenarannya. Hukum logika dasar sebagaimana
dirumuskan oleh Aristoteles adalah sebagai berikut, jika premis ada yang salah, maka kesimpulan pasti
salah. Jika kesimpulan salah maka premis masih bisa benar, walaupun harus dipastikan lebih jauh. Inilah
yang disebut sebagai pola berpikir deduktif, yakni refleksi rasional tentang argumentasi .

2.2.2. Bebas Nilai


Bebas nilai adalah tuntutan yang ditujukan kepada ilmu pengetahuan agar ilmu pengetahuan
dikembangkan dengan tidak memperhatikan nilai-nilai lain di luar ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
harus di kembangkan hanya semata-mata bedasarkan pertimbangan ilmiah murni. Asumsinya, selama
ilmu pengetahuan dalam seluruh prosesnya tuduk pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan
baik itu pertimbangan politik, religius maupun moral, ilmu pengetahuan tidak akan dapat berkembang
secara otonomi. Wujud dari tuntutan bebas nilai adalah tuntutan agar ilmu pengetahuan dikembangkan
hanya demi kebenaran saja, dan tidak perlu tunduk dengan nilai atau pertimbangan lain.

Terdapat dua kecenderungan dasar yaitu sebagai berikut :

a.Kecenderungan puritan-elitis, beranggapan bahwa tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah demi
ilmu pengetahuan. Bagi kaum puritan-elitis kebenaran ilmiah hanya di pertahankan demi kebenaran
murni. Lebih penting adalah teori-teori besar itu, tanpa mempersoalkan keterkaitannya dengan
kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Konsekuensinya, ilmu pengetahuan menjadi sesuatu
yang mewah dan jauh dari kehidupan real manusia. Menurut kaum puritan-elitis ilmu pengetahuan
harus dibebaskan dari tujuan kebahagiaan dan keselamatan manusia karena selama ilmu pengetahuan
dikembangkan demi membantu manusia dan memecahkan masalah manusia, kebenaran bisa
dikalahkan oleh kepentingan tersebut.

b.Kecenderungan Pragmatis, ilmu pengetahuan bukan dikembangkan demi ilmu pengetahuan semata,
melainkan juga demi menjawab berbagai persoalan hidup manusia. Kecenderungan pragmatis tidak
bebas nilai. Ilmu pengetahuan memiliki kecenderungan pragmatis yang kuat diliputi dengan nilai, mau
tidak mau ilmu pengetahuan peduli dengan persoalan, keselamatan dan harkat martabat
manusia(Wartaya, W.Y,1987).

2.2.3. Sosial dan Budaya

Sosial Budaya terdiri dari 2 kata, yang pertama definisi sosial, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
milik W.J.S Poerwadarminta, sosial ialah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau
kemasyarakatan atau dapat juga berarti suka memperhatikan kepentingan umum (kata sifat).
Sedangkan budaya dari kata Sans atau Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya ialah segala
hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa dan
karsa. Dapat berupa kesenian, pengetahuan, moral, hukum,kepercayaan,adat istiadat ataupun ilmu.

Maka definisi sosial budaya itu sendiri adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran
dan budi nuraninya untuk dan atau dalam kehidupan bermasyarakat. Atau lebih singkatnya manusia
membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya yang diperuntukkan dalam kehidupan
bermasyarakat(Setiadi.2006).
Kemajuan ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat . Berikut ini terdapat
beberapa pengaruh positif kemajuan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan sosial budaya,yaitu sebagai
berikut :

1.Perbedaan Kepribadian Pria Dan Wanita

Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai
pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke
arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam
buku Megatrend for Women: From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John
Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin
banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri
dan berbagai jabatan penting lainnya.

2.Meningkatnya Rasa Percaya Diri

Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan
kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan
semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.

3.Tekanan

Kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan
generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.

Meskipun demikian kemajuan ilmu pengetahuan akan berpengaruh negative pada aspek sosial budaya
budaya yaitu sebagai berikut :

1.Kemerosotan Moral Di Kalangan Warga Masyarakat, Khususnya Di Kalangan Remaja Dan Pelajar

Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan
material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin
dalam rohani”.

2.Kenakalan dan Tindak Menyimpang Di Kalangan Remaja

Semakin meningkatnya kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja maka semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah
melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial.
Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar
semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas
sampai tindak kejahatan.

3.Pola Interaksi Antar Manusia Yang Berubah


Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja
untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah
membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet
(warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran
internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang
yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC)
anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja(Sastrapratedja, 1980).

2.2.4. Revolusi Pengetahuan

Revolusi adalah proses menjebol tatanan lama sampai ke akar-akarnya, kemudian menggantinya
dengan tatanan yang baru. Begitu juga yang di maksud dengan revolusi sains atau revolusi sains muncul
jika paradigma yang lama mengalami krisis dan akhirnya orang mencampakkannya serta mencita-
gunakan paradigma yang baru yang sekiranya lebih rasional dan logis.Dulu misalnya, orang hanya
mengetahui hanya ada lima planet di cakrawala kita. Kemudia dengan laju-pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka ditemukan kembali tiga planet baru dan ribuan planet kecil, hal ini
mengindikasikan bahwasanya kemajuan dari aspek astronomi kian pesat.

Transformasi-transformasi paradigma semacam ini adalah revolusi sains, dan transisi yang berurutan
dari paradigma yang satu ke paradigma yang lainnya melalui revolusi yang mengakibatkan timbulnya
suatu dampak yang sangat luar biasa adalah pola perkembangan yang biasa dari sains yang telah
matang.

Beberapa dekade sekitar tahun 1600-an terjadi perubahan dalam pengetahuan yang sebelumnya
tidak kelihatan dalam filsafat tentang alam.Perubahan itu menyangkut tiga yaitu:

1.Galileo dan Kepler menjadikan matematika yang merupakan warisan Yunani dan diperkaya oleh
peradaban islam serta Renaissance,sebagai matematisasi alam yang prosesnya didukung dan diartikulasi
melalui eksperimen.

2.Descrates memperkaya pengetahuan tentang atom,sebagai warisan paling tua Yunani , dengan
konsepsi matematika tentang gerak.

3.Francis Bacon melakukan reformasi pengetahuan dengan menjadi seorang empiristik dan berorientasi
praktek dari sains eksperimental(Cohen.2005).

Revolusi sains dapat dianggap sebagai episode perkembangan non-komulatif yang di dalamnya
paradigma yang lama diganti seluruhnya atau sebagian oleh paradigma baru yang
bertentangan.Paradigma baru ini berusaha menyempurnakan kekurangan pada paradigma lama. Pada
proses revolusi sains ini, hampir seluruh kosa kata, istilah-istilah, konsep-konsep, idiom-idiom, cara
penyelesaian persolan, cara berfikir, cara mendekati persoalan berubah dengan sendirinya. Tentu
perangkat yang lama yang mungkin masih relefan untuk difungsikan tetap tidak dikesampingkan. Tetapi,
jika cara pemecahan persoalan model lama memang sama sekali tidak dapat digunakan untuk
memecahkan persoalan yang datang kemudian, maka secara otomatis dibutuhkan seperangkat cara,
rumusan dan wawasan yang baru untuk memecahkan persoalan-persoalan yang baru , yang timbul
akibat kemajuan ilmu dan tekhnologi, yang berakibat pula pada perluasan wawasan dan pengalaman
manusia itu sendiri. Suatu titik baru tercapai ketika krisis hanya bisa dipecahkan secara revolusi di mana
paradigma lama memberikan jalan bagi perumusan paradigma baru, demikianlah “sains revolusioner”
mengambil alih(Kuhn. 1962).

2.3. Teknologi

2.3.1. Pengertian Dan Ruang Lingkup Teknologi

Teknologi berasal kata latin “texere” yang berarti to weave (menenun) atau to construct
(membangun).teknologi tidak hanya terbatas kepada penggunaan mesin-mesin, meskipun dalam
pengertian sempit teknologi seringkali dikaitkan dengan mesin dalam bahasa sehari-hari. Technology is a
design for instrumental action that reduces the uncertainly in the course-effect relationships invalved in
achieving a desired outcome . Teknologi komunikasi memiliki sekian macam dampak terhadap aspek-
aspek kehidupan manusia, baik aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya, termasuk pula teknologinya
(Purnama,Novi.2012).

Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah
teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan
otak manusia.

Menurut Jaques ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Pengertian
teknologi secara umum adalah:

a.Proses yang meningkatkan nilai tambah

b.Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja

c.Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan

Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu
rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti berjalan terus
sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana dan aktivitas yang
dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungannya.

Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu
menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan
manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem
penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan
(Setiadi, Elly m. Dkk., 2006)

2.3.2. Teknologi Tradisional

Perkembangan teknologi dalam masyarakat tradisional tidak terlalu pesat, meskipun tidak selambat
dalam masyarakat ladang berpindah apalagi masyarakat berburu dan meramu. Inovasi terpenting
teknologi tradisional adalah dari sudut bahan dasar dan fungsi. Bahan dasar teknologi tradisional adalah
dari logam, sementara dari fungsinya teknologi tradisional tidak hanya sebatas sebagai kepanjangan
tangan saja, tetapi sudah menjadi kepanjangan seluruh tubuh(Hidayat,Ferdian.2009).

2.3.3. Pemahaman Baru

Mesin –mesin, peralatan-peralatan lain untuk menguasai laam dan efisiensi yang disebut sebagai hard
technology terbukti gagal dalam memenuhi efisiensi. Kegagalan ini memaksa orang merubah paradigma
tentang teknologi yang tidak saja bersifat hard technology melainkan juga soft technology. Kalau hard
technology lebih menekankan proses sistem peralatan sedangkan soft technology menekankan segi
manusia dari aspek simbolik dan manajerial. Jin membuat kategori soft technology.

1. Teknologi software: teknologi ini merupakan hasil rekayasa simbol-simbol digital untuk
menghasilkan program-program komputer. Teknologi ini sangat strategis bagi industri dan mendominasi
sebanyak 61 % sedangkan, hard technology hanya 39 %.

2. Teknlogi tentang transfer teknologi. Demi kepentingan efisiensi industri pembagian kerja
internasional adalah perlu. Teknologi ini menyangkut bagaimana membangun kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan lain, sharing dalam platform, investasi asing, regulsdi standar mutu.
Kesemuanya bermuara kepada efisiensi industri.

3. Teknologi komersil seperti manajemen global, penanaman modal dalam perusahaan (venture
capital), inovasi pasar uang, teknik-teknik merger transnasional, teknik organisasi melalui dunia maya,
dan bioteknologi.

4. Teknologi sosial. Teknologi sosial. Teknologi ini merupakan cara mengatasi problem-problem sosial
sebagai dampak dari industri. Teknologi ini mengelola spiritual manusia, etika, pendidikan dan psikologi.

5. Teknologi kultural. Teknologi ini menekankan pemenuhan kebutuhan batin dan gaya hidup
tertentu. Yang masuk kategori ini adalah puisi, lukisan, musik, dan lain-lain.

6. Pengobatan cina.

7. Teknologi human mind. Teknologi ini memfokuskan pikiran manusia dalam rangka mencari
keseimbangan psikis dan fisik untuk mencapai kesehatan jiwa.

2.4. Seni
Seni merupakan hal yang sifatnya tidak terikat, yaitu tidak ada unsur yang mengharuskan seni harus
seperti ilmu atau pengetahuan lainnya. Seni dapat dilihat dari berbagai sudut yang bisa setiap orang
melakukannya. Dengan kata lain seni merupakan sesuatu yang tidak mutlak harus indah ,tergantung
persefektif orang melihatnya.Seni dan pengalaman atau seni sebagai pengalaman bisa menjadi sangat
erat kaitannya, karena pengalaman seni bisa terjadi seperti halnya pengalaman-pengalaman lainnya,
tetapi pengalaman seni lebih menitik beratkan kepada perasaan dan pemikiran, penginderaan dan
berbagai intuisi manusia.

Manusia adalah makhluk yang tak pernah lepas dari sebuah pengalaman, bahkan hidup berlangsung dari
sebuah pengalaman. Seseorang memiliki pengalaman seni pada dasarnya karena orang tersebut dalam
kekuatan nilai yang dihasilkan oleh benda seni. Kualitas inilah yang sebenarnya dialami seniman dalam
pengalaman seninya. Sensasi itu berasal dari medium itu sendiri.Dengan kata lain benda seni bisa
membuat orang memulai mengalami pengalaman seninya, karena telah menginderai dan menikmati
sesuatu yang terkandung didalamnya. Tentu saja orang tidak hanya tertarik pada kualitas medium seni
yang disuguhkan. Bisa jadi orang terpesona dari warna dan bentuk, garis dan tekstur. Yang berfungsi
juga sebagai gambaran dari kenyataan pengalaman sehari-hari.

Beberapa pengertian seni menurut ahli antara lain sebagai berikut :

1.Seni Menurut Aristoteles

Seni adalah suatu bentuk pengungkapan dan penampilan tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan
seni yang meniru alam.

2.Seni Menurut Ki Hajar Dewantara

Seni adalah hasil dari keindahan yang dapat menggerakan perasaan indah orang yang melihatnya,
karena itu, bahwa tindakan manusia dapat mempengaruhi dan menyebabkan keindahan perasaan seni.

3.Macam-macam seni menurut Leo Toltoy:

1.Seni halus

2.Seni ukir

3.Seni tembikar ( seramik)

4.Seni logam

5.Seni tekstil

6.Seni pementasan

7.Seni sastra
8.Seni musik

Maka konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara
manusia dengan sesama secara beradab, di mana pihak kesatu secara terarah membimbing
perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh
karena itu, budi bahasapun adalah suatu seni.Menurut bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurut
istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang
lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti. Wujud dari lahirnya suatu karya seni
adalah hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan
inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak,
bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.
Namun dijaman sekarang ini kita sering melihat ketidaksenonohan mengenai suatu karya yang lahir dari
diri seseorang dan di atas namakan sebagai satu karya seni. Sebagai contoh:

a.Body painting (suatu lukisan yang berkanfaskan tubuh manusia hingga kebagian yang tabu untuk
diperlihatkan kepada orang lain)

b.Lukisan telanjang yang mengekspose bagian-bagian dan lekuk tubuh manusia, yang umumnya adalah
pada kaum wanita.

c.Goyang-goyang erotis yang sekarang ini sedang marak dikalangan para penyanyi dangdut wanita.

2.4.1. Seni Sebagai Intraestetik Dan Ekstraestetik

2.4.1.1. Seni Sebagai Intraestetik

Nilai intrinsik adalah nilai yang menyangkut aspek-aspek formalistik, ikonografi dan fisikal. Mengapakah
seni enak di pandang mata, mengapakah musik itu sedap didengar telinga, mengapakah drama itu
membuat menetes airmata, mengapakah gerakan di dalam suatu seni tari menggugah perasaan;
pendeknya nilai yang terkandung dalam aspek-aspek fisikal yang terlihat, dapat didengar, dapat
ditonton oleh indera fisikal adalah nilai-nilai intrinsik. Sebagai intraestetik, fenomena-fenomena seni
hanya dilihat dari sudut seni itu sendiri. Pendekatan seperti ini bersifat formalistic dalam arti hanya
mendekati suatu karya seni terbatas pada tatanan visualnya saja. Di dalam seni visual ada prinsip-prinsip
harmoni, keseimbangan, proporsi, pusat perhatian dan unity. Karya seni yang baik adalah karya seni
yang tertata menurut hukum komposisi. Persoalan-persoalan bagaimana mengharmonikan warna, garis,
titik, bidang menjadi suatu tatanan yang menarik. Dengan demikian prinsip-prinsip keseimbangan, yaitu
dimana penataan-penataan unsure-unsur tadi haruslah mencapai keseimbangan (dalam persepsi) di
mana harus mengelompokkan unsur tadi yang tidak berat sebelah atau (dalam persepsi) tetapi juga
tidak kaku.

Masalah proposi juga penting karena hal ini menyangkut ukuran. Dalam menggambar manusia misalnya,
dibuat proposi 8-8,5 kali panjang kepala melebihi ukuran normal 7,5 kalil panjang kepala. Pusat
perhatian adalah hal yang paling menarik dan utama didalam karya seni. Suatu karya seni harus
menonjolkan subject matter utamanya dengan cara membuatnya mencolok mata. Semua unsur- unsur
seni tadi haruslah berupa suatu kesatuan sehingga terbentuk suatu harmoni di dalam karya seni. Naumn
ironisnya, banyak seniman-seniman yang besar yang mengomentari kembali hasil tulisan dari kritikus
tentang hasil lukisannya. Misalnya saja Pacasso : “ setiap orang ingin mengerti seni tetapi mengapa tidak
mencoba untuk mengerti nyanyian burung”. “ orang yang mencoba untuk menjelaskan biaasanya
menuduh orang yang tak bersalah”. Artinya pengamat atau orangn yang menilaisuatu karya seni dibekali
dengnan perangkat etik (sudut pandang pengamat)yang mempunyai jarak dengan seniman yang
mempunyai dunianya sendiri sebagai emik (sudut pandang seniman yang tidak nyambung). Seni-seni
seperti ini tidak akan berhasil dipahami menggunakan pendekatan formalistik. Kendati perangkat-
perangkat aturan formalismetadi tidak mampu menjelaskan semua fenomena seni sampai saat ini masih
tetap digunakan dalam kurikulum-kurikulum seni dan kritikus-kritikus formalis(Tim Dosen ISBD.2015).

2.4.1.2. Seni Sebagai Ekstraestetik

Nilai-nilai ekstrinsik berkenaan aspek kejiwaan, filsafat atau psikologi, yaitu nilai-nilai yang tidak dapat
dinilai oleh panca indera, serba noumena, transendental. Nilai ekstrinsik hanya bisa dirasai oleh jiwa,
intuisi dan naluri dengan pendekatan ilmu, filsafat, kebudayaan dan sisi pribadi individu. Maka dapat
dikatakan, jika dua nilai ini bergabung dapat membuahkan hasil yang baik dalam sebuah karya seni.
Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni tidak dilihat dalam bingkai hasil suatu karya seni dengan
menggunakan pendekatan formalistik, tetapi dalam memahaminya harus dilihat secara holistic yang
tertanam dalam konteks kebudayaan. Seni tidak dipandang secara baik buruk dari perangkat
pengetahuan yang didapat dari kebudayaan atau teori seni kita, melainkan harus diletakkan dalam
konteks kebudayaan dimana seni itu dilahirkan. Sebagaimana diketahui bahwa seni sebagai
ekstraestetis memiliki arti penting, yaitu menempatkan seni di dalam konteks kebudayaan dimana seni
tersebut dipertontonkan, dipamerkan, dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kerangka pendidikan multikulturalis yang menekankan kesetaraan dan keragaman salah satu
pensekatannya adalah mengenal kesenian kelompok sosial lain dimana akan timbul rasa saling
memahami. Dalam konteks seni sebagai ekstraestetis memiliki berbagai persoalan antara lain
bagaimana seni digunakan, siapa yang memiliki, kapan ia pertunjukkan, siapa yang membuat, dan lain-
lain. Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni tidak dilihat dalam bingkai hasil suatu karya seni
dengan menggunakan pendekatan formalistik, tetapi dalam memahaminya harus dilihat secara holistic
yang tertanam dalam konteks kebudayaan. Seni tidak dipandang secara baik buruk dari perangkat
pengetahuan yang didapat dari kebudayaan atau teori seni kita, melainkan harus diletakkan dalam
konteks kebudayaan dimana seni itu dilahirkan(Tim Dosen ISBD.2015).

2.5. Hubungan Seni dan Ilmu Pengetahuan

Dunia seni dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Seni lebih meliatkan kesadaran
emosi manusia, sedangkan ilmu pengetahuan melibatkan kesaaran pikir. Manusia mempunyai
kebutuhan yang fundametal untuk mengasimilasikan semua pengalamannya: lingkungan eksternal dan
proses psikologis internal. Sains bukan hanya mengenai problem-problem praktis tentang mengasimilasi
alam ke dalam kebutuhan fisik manusia tetapi juga kebutuhan psikologis untuk memahami dunia.
Mengasimilasi secara mental agar manusia merasa “at home” di dalamnya. Seni membantu manusia
mengasimilasi aspek-aspek perceptual secara langsung dari pengalaman ke dalam struktur total harmoni
dan keindahan. Seniman tidak hanya mengobservasi obyektifitas agar dapat menggambar dan membuat
pola-pola ornament melainkan juga dapat menangkap bentuk dan struktur alam. Dengan
mengekspresikan dalam bentuk obyek yang diciptakan secara artistik sehingga dapat membantu orang
lain untuk melihat dalam cara yang lebih sensitif. Dan lagi, karya akhirnya menciptakan alam sekitarnya
menjadi lingkungan fisik yang dapat mengasimilasikannya ke dalam struktur persepsi dan feeling yang
harmonis. Dengan belajar dari keharmonisan dalam alam, manusia harus memanage pendekatan total
dalam kehidupan dengan menerapkan apa yang telah dilakukan oleh pengetahuan, seni, agama pada
masa ketika mitos, pengetahuan, seni, religi masih merupakan kesatuan namun harus sesuai dengan
kondisi kehidupan modern. Dalam rangka menghubungkan seni dan sains agar ia menyatu adalah
dengan berorientasi kepada keindahan (Tim Dosen, 2015).

Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ketiga istilah ini sangat berkaitan erat dan sangat
dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tanpa ilmu tidak akan lahir teknologi, tanpa teknologi ilmu sulit
berkembang pesat, baik ilmu maupun teknologi memerlukan sentuhan seni dalam pengembangannya.
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa”, sementara teknologi untuk mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan, dan teknologi sebagai seni yang
saling berinterksi dengan ilmu pengetahuan. Teknologi merupakan applied dari ilmu pengetahuan.
Teknologi juga dapat menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Manusia mampu mengembangkan
intelektualnya sehingga melahirkan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat. Dengan akal
pikirannya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi yang diinginkannya.
Ilmu adalah himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan satu dengan yang lainnya, fakta-
fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga
mudah dicari kembali dan dimengerti untuk dikomunikasikan.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah kritis oleh setiap orang
yang ingin mengetahuinya. Sedangkan teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu. Ilmu dan teknologi
saling membutuhkan, tanpa ilmu tidak akan ada penerapan atau (aplikasi) baru untuk teknologi dan
tanpa teknologi tidak ada yang akan menikmati penemuan ilmu. Jadi tujuan ilmu dan teknologi adalah
untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk memecahkan kesulitan yang mungkin dihadapi
manusia. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Karena apa yang di pakai oleh manusia, misalnya baju, perkakas rumah tangga, alat-alat elektronik
adalah hasil dari pengembangan ilmu yang melahirkan teknologi yang di dalamnya bersentuhan dengan
nilai-nilai keindahan (seni). Dengan demikian, manusia lahir, hidup dan dibesarkan bersinergi dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Anonim, 2012).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa:.

1. Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia.. Namun pada
kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat kepada umat
manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.Contohnya dewasa ini kemajuan
ilmu pengetahuan seringkali menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya di masyarakat.

2.Teknologi sangat berkaitan erat dengan kemajuan ilmu pengetahuan.Teknologi dari zaman
prasejarah,tradisional hingga modern memperlihatkan bagaiman ilmu pengetahuan itu berkembang dan
mengalami kemajuan serta memudahkan manusia sebagai objek dan subjek teknologi

3.Dalam perspektifnya seni dapat dipandang sebagai intraestetik dan ekstraestetik.Seni sebagai
intraestetik hanya didekati dari keberadaan seni itu sendiri sengakan sebagai ekstraestetik seni lebih
mengacu kepadda kebudayaan.

4. Ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni itu tidak dapat di pisahkan. Karena ketiganya saling
memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni seperti berada di
dalam circle (lingkaran). Di dalam ilmu pengetahuan, hubungan antara ketiga hal ini seperti suatu siklus
yang tidak akan pernah putus atau berakhir. Hal itu dapat kita lihat dari adanya hubungan diantara
ketiganya. Ilmu pengetahuan dapat melahirkan suatu teknologi yang kompleks, teknologi itu sendiri
terbentuk karena adanya ilmu pengetahuan yang didukung dengan adanya seni atau nilai estetika
sebagai sentuhan akhirnya dan berawal dari adanya atau terbentuknya suatu karya dari teknologi yang
memiliki nilai atau sentuhan seni yang tinggi sehingga dapat memunculkan pemikiran-pemikiran adanya
ilmu pengetahuan yang berperan di dalamnya. Itu lah yang menyebabkan mengapa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni itu tidak dapat dipisahkan.

3.2. Saran

Ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni memiliki dampak positif maupun negatif bagi manusia
sebagai subjek dan objeknya.Maka dari itu,individu diharapkan dapat melakukan filtrasi terhadap
dampak yang ditimbulkan dari perkembangan zaman yang memicu kemajuan ilmu
pengetahuan,teknolgi serta seni.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Panduan Kuliah Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni Dalam Kehidupan
Manusia.Jakarta;UPI.

Cohen,H.F.2005.”The Onset Of The Scientific Revolution Three Near-Simultaneous Transformations"


dalam Austey,P.A dan Schuster J.A.The Science of Nature in the Seventeenth
Century.Dorsdrecht:Springer.

Kuhn, Thomas. 1962.The Structure of Scientific Revolutions.Chicago : University of Chicago Press.

Purnama,novi.2012. Jurnal Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial


Budaya. Demak: Universitas Sultan Fatah Demak (Diakses pada 7 Novemmber 2015).
Sastrapratedja. 1980.Teknologi dan Akibatnya Pada Manusia. Jakarta.

Setiadi, Elly M. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sony Kartika, Dharsono.2007.Estetika.Bandung: Rekayasa Sains.

Sumardjo, Jakob.2000.Filsafat Seni.Bandung: ITB.

Tim Dosen ISBD.2015. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Medan:Unimed Press

Van Laer, Henry. 1995. Filsafat Sains Bagian Pertama: Ilmu Pengetahuan Secara Umum. Yogyakarta:
Pusat Penterjemah dan Penulis Muslim Indonesia.

Van Peursen, Cornelis Anthonie. 1985. Susunan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia.

Wartaya, W.Y. 1987.Ilmu dan Teknologi sebagai Kerangka Budaya Modern. Majalah Basis. Agustus.

Zen MT.1982.Sains, Teknologi, dan Hari Depan Manusia. Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai