Home ▼
SUNDAY, SEPTEMBER 29, 2013
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella
enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh Salmonella enterica serotype paratyphi A, B,
atau C(demam paratifoid). Demam tifoid ditandai antara lain dengan demam tinggi yang terus
menerus bisa selama 3-4 minggu, toksemia, denyut nadi yang relatif lambat, kadang gangguan
merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas
penyakit ini tampaknya belum memuaskan. Sebaliknya di negara maju seperti Amerika Serikat,
Eropa dan Jepang misalnya, seiring dengan perbaikan lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah
yang memadai dan penyediaan air bersih yang cukup, mampu menurunkan insidensi penyakit ini
secara dramatis.
Di abad ke 19 demam tifoid masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama
di Amerika, namun sekarang kasusnya sudah sangat berkurang. Tingginya jumlah penderita
demam tifoid tentu menjadi beban ekonomi bagi keluraga dan masyarakat. Besarnya beban
ekonomi tersebut sulit dihitung dengan pasti mengingat angka kejadian demam tifoid secara tepat
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan
kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30
- 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer,
Arif 1999).
2.2 Etilogi
Salmonella typhii, basil Gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai sekurang - kurangnya empat macam antigen yaitu : antigen 0 (somatik), H (flagella),
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal
Nyeri kepala
1) Demam
Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada
Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan,
3) Gangguan kesadaran
Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan pada kulit karena emboli hasil
2.4 Pathofisiologi
Kuman salmonella masuk bersama makanan atau minuman, setelah berada dalam usus
halus akan mengadakan invasi ke jaringan limfoid pada usus halus (terutama plak peyer) dan
jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis, kuman lewat
pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem
(RES) terutama hati dan limpa. Pada akhir masa inkubasi 5 - 9 hari kuman kembali masuk ke organ
tubuh terutama limpa, kandung empedu ke rongga usus halus dan menyebabkan reinfeksi di usus.
Dalam masa bakteremia ini kuman yang mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama
dengan somatik antigen (lipopolisakarida), yang semula di duga bertanggung jawab terhadap
merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
2.5 Penatalaksanaan
1. Perawatan
Penderita demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk di isolasi, observasi serta
pengobatan. Penderita harus istirahat 5 - 7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah baring
sempurna seperti pada perawatan demam tifoid dimasa lampau. Mobilisasi dilakukan
Penderita dengan kesadaran menurun posisi tubuhnya perlu diubah - ubah untuk
2. Diet
Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan penderita
thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam thypoid
kekambuhan. Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti
petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:
Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan
makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga
dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur
saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin
10. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu
parenteral.
1. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-
2. Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus,diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam
3. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai
4. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda,
5. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak
8. Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas
Energi
kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya
Protein
daripada ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan, asupan
protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2gm protein / kg / berat badan / hari.
seperti susu dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling
mudah dicerna dan diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus
Carbohydrares
tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati sederhana, glukosa,
madu, gula tebu dll harus dimasukkan karena mereka memerlukan pencernaan lebih
Diet Serat
Sebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala bentuk
iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar menjengkelkan harus, karena itu
Lemak
Karena adanya diare, emulsi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu,
kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mereka mudah dicerna. Makanan
Mineral
Karena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti sup natrium, kalium dan
klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk mengkompensasi
hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan untuk mencegah anemia.
Vitamin
Cairan
Dalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan keringat dan
juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk mengeluarkan limbah,
asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk minuman, sup, jus, air biasa dll.
Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh dianjurkan di awal dan segera
setelah demam turun, serat, hambar rendah, diet lunak harus diberikan kepada pasien.
3. Obat
Obat - obat antimikrobia yang sering digunakan :
a. Kloramfenikol
b. Tiamfenikol
c. Cotrimoxazole
a. Antipiretika
BAB III
3.1 Pengkajian
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal MRS, dan diagnosa medis.
1. Keluhan Utama
mual muntah 3x, semula di rumah sudah diperiksakan ke mantri setempat, tetapi
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini dan tidak pernah dirawat di
rumah sakit, hanya pilek atau batuk dan biasanya diperiksakan ke mantri setempat.
Tidak ada riwayat alergi. Pasien mendapat immunisasi lengkap yaitu BCG, DPT, Polio,
Anggota keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti ini dan tidak ada
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Makan 3 x sehari, dengan nasi, lauk dan sayur, makanan yang
tidak disukai yaitu kubis dan yang paling disukai yaitu mie
sehari.
Selama sakit : Makan 3x sehari, dengan diet bubur halus, hanya habis ¼ porsi,
2. Pola Eleminasi
Selama sakit : selama 2 hari pasien belum BAB. BAK 3-4 x sehari, warna
kuning jernih
Sebelum sakit : pasien tidur dengan teratur setiap hari pada pukul 20.00 WIB
tidurnya.
4. Pola Aktivitas
menurut kelompok.
Pasien menyadari kalau dia berada dirumah sakit dan dia mengetahui bahwa
dia sakit dan perlu perawatan tetapin dia masih ketakutan dengan lingkungan
barunya.
Hubungan pasien dengan tetangga dan keluarga sangat baik, banyak tetangga
dan sanak saudara yang menjenguknya di rumah sakit. Sedangkan hubungan dengan
3. Kepala : normochepalic, rambut hitam, pendek dan lurus dengan penyebaran yang
5. Hidung : pernapasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada polip, bersih.
6. Mulut
lidah : kotor
11. Ekstremitas :
atas : tangan kanan terpasang infus dan aktifitasnya dibantu oleh keluarga.
Suhu : 39° C
Respirasi : 24 x/menit
Hasil Laboratorium
a. Hematologi
Hitung jenis
Basofil :- Limfosit: 9
N. Batang : - Monosit: -
b. Bakteriologi Serogi
Widal
St - O 1/320
St - H 1/160
St - AH –
Spt - BH 1/320
c. Urine
Protein :- (negatif)
Glukosa : - (negatif)
Sedimen = epitel : +
Lekosit : + (6 – 8)
Eritrosit : + (1 -2)
Kristal : - (negatif)
Silinder : - (negatif)
Tujuan :
Client Outcomes
Nursing Outcomes
Pengaturan suhu
Thermoregulation (0800)
2. Nyeri akut
Tujuan :
Client Outcomes
Nursing Outcomes
o Tingkat kenyamanan
o Control nyeri
o Tingkat nyeri
210208 : Istirahat
Tujuan :
Client Outcome
Nursing Outcomes
Status nutrisi
100403 : Energi
100404 : Massa tubuh
100405 : Berat
3.5
1. Hyperthermia
2. Nyeri akut
o Tingkatkan istirahat
o Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
o Menentukan dalam kolaborasi dengan ahli diet, mana yang tepat jumlah kalori
dan tipe kebutuhan nutrisi yang sarat
o Mengajurkan pemasukan kalori yang tepat untuk tipe tubuh dan gaya hidup
o Memastikan bahwa diet yang dihasilkan termasuk makanan dengan serat yang
tinggi untuk mencegah konstipasi
o Memberikan protein tinggi, tinggi kalori, makanan yang ringan dan minuman
yang selalu tersedia untuk dikonsumsi secara tepat
o Monitor berat
o Bicarakan kepada pasien tentang makanan yang disukai dan tidak disukai
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan
paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
4.2 Saran
2. Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan peliharaan
DAFTAR PUSTAKA
3. NANDA 2012
Post a Comment
›
Home
Powered by Blogger.