Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TINDAKAN

TERAPI BERMAIN
POLI MOTHER AND CHILD
DI RS WAHIDIN SUDIROHUSODO TAHUN 2018

Nama Mahasiswa : Swastika Fadia Amalina


Nim : R014172017

CI LAHAN CI INSTITUSI

[ ] [ ]

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
1. Tindakan yang dikerjakan

Terapi bermain

2. Justifikasi tindakan

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat

penting untuk menatalaksanakan stress karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam

kehidupan anak karena situasi tersebut dapat menimbulkan stress yang berlebihan maka

anak perlu bermain-main.

3. Teori singkat tindakan

Terapi bermain sangat penting bagi mental emosional dan kesejahteraan anak

seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga berhenti pada saat

anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009). Hardjadinata (2009) menyatakan

bermain bermanfaat untuk menstimulasi kemampuan sensorik-motorik, kognitif, sosial-

emosional dan bahasa anak. Usia ini anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat

pada perkembangan fisiknya. Karakteristik yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara lain :

1) anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya.

Eksplorasi yang dilakukan anak terhadap benda yang ditemui merupakan proses belajar

yang sangat efektif, 2) anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu

dengan berceloteh. Anak belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan oranglain dan

belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran, 3) anak belajar mengembangkan emosi yang

didasarkan pada faktor lingkungan karenaemosi lebih banyak ditemui pada lingkungan.

Menurut, Wholey & Wong (2003) bahwa klasifikasi bermain pada anak dapat

dilihat dari klasifikasi bermain menurut isinya dan karakter usia. Klasifikasi bermain

menurut isinya dibagi menjadi:


Bermain afektif sosial, bermain untuk senang-senang, bermain ketermpilan,

permainan simbolik atau pura-pura,

4. Hasil tindakan

Pasien atas nama anak G usia 3 tahun 11 bulan 29 hari (28-06-2014) jenis kelamin

laki-laki datang ke poli klinik mother and child (bagian nefrologi) dengan diagnosa

sindrom nefrotik pasien datang untuk melakuka konsultasi ke dokter terkait penyakit

yang dialami. Hasil pengkajian didapatkan BB: 16 kg, TB: 95 cm. Sesuai dengan

usia pertumbuhan anak terapi bermain yang sesuai diberikan pada usia nya untuk

merangsang motorik, sensorik dan sosial. Terapi bermai kali ini kami memberikan terapi

bermain yang dapat mengetahui kemampuan motorik kasar dan halus. Misalnya anak

akan terampil memegang benda-benda kecil, memindahkan dari satu tempat ke tempat

yang lain dan anak terampil menyusun suatu menara dari beberapa mainan lego.

Pada saat di ruangan bermain kami memberikan permainan seperti lego dan

permainan yang menggerakan benda pada satu arena. Awalnya anak G ragu untuk

bermain, hal ini mungkin disebabkan karena dia berada pada satu ruangan dengan orang

baru tetapi beberapa menit kemudian dia mulai berbicara dan mulai memainkan

mainannya. Saat bermain, anak G membuat menara dari lego dan menyusunnya sesuai

bentuk lego. Ketika diperhatikan anak sudah dapat membedakan beberapa warna dan

bentuk dari lego. Setelah bermain, anak G membereskan permainannya dan merapikan

semuanya.

5. Analisa tindakan

Terapi bermain dapat diberikan sebagai bentuk hiburan bagi anak yang sedang

menjalani perawatan di suatu rumah sakit. Wholey & Wong (2003) bahwa klasifikasi
bermain pada anak dapat dilihat dari klasifikasi bermain menurut isinya dan karakter

usia. Klasifikasi bermain menurut isinya dibagi menjadi: Bermain afektif sosial, bermain

untuk senang-senang, bermain ketermpilan, permainan simbolik atau pura-pura. Saat di

ruang bermain si anak G sesuai dengan usianya sudah mampu melakukan motorik kasar

dan halus sesuai dengan usianya.

6. Hambatan

Hambatan yang dihadapi awalnya anak agak susah untuk di ajak bermain. Tetapi

setelah kami ajak bicara beberapa menit, anak sudah mulai ingin berinteraksi hingga saat

kami panggil masuk ke dalam suatu ruangan anak mengikuti kami.

7. Kesimpulan dan saran

Pemberian terapi bermain pada anak dapat membantu dalam proses perawatan

agar dapat mengurangi terjadinya efek hospitalisasi yang terjadi pada anak yang

menjalani perawatan atau pemeriksaan jangka panjang. Saran bagi pihak rumah sakit

untuk memberikan satu ruangan yang beberapa anak saat menunggu antrian panggilan.

Bukan hanya permainan tetapi ada perawat yag khusus melihat bagaimana perkembangan

sensorik, motorik dan sosial anak tersebut.


Daftar pustaka

Hardjadinata, Y. (2009). Batitaku mandiri. Jakarta: Dian rakyat

Wholey & Wong. (2003). Pearwatan bayi dan anak . Edisi 6. Jakarta: EGC

Wong D. (2009). Buku ajar: Keperawatan pediatric. Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai