Opini
Opini
Opini
Pemerintah memaparkan lima pilar yang menjadi dasar kuat untuk Indonesia sebagai
poros maritim dunia. Pilar pertama membangun budaya maritim, kedua mengelola serta
menjaga sumber daya laut dengan terfokus pada pembangunan kedaulatan pangan melalui hasil
perikanan, ketiga pembangunan infrastruktur tol laut, logistik, perkapalan, dan pariwisata
maritim. Keempat mengembangkan diplomasi maritim, dan yang kelima membangun
pertahanan maritim Indonesia.
Poros maritim dunia merupakan lanjutan dari gagasan masa lalu bangsa Indonesia,
berawal dari tercetusnya Deklarasi Djuanda serta munculnya UNCLOS (National Convention
on the Law of the Sea) yang membuka jalan akan konsepsi wawasan Nusantara. Salah satu
proses untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah penguatan ekonomi
maritim melalui sisi penegakan hukum. Sebagai implementasinya adalah pemberantasan illegal
fishing yang tertera pada Perpres 115 tahun 2015 mengenai Satuan Tugas Pemberantasan Ikan
Secara ilegal. Hasilnya adalah sebanyak 488 unit kapal pencuri ikan ditenggalamkan sejak
tahun 2014-2018.
Langkah berikutnya adalah pembangunan konektivitas melalui tol laut. Saat ini, total
pelabuhan di Indonesia berjumlah 1.241, di mana 1 pelabuhan melayani 14 pulau dengan rasio
14,1. Hal ini dinilai belum ideal dibanding Jepang atau Filiphina. Sehingga, pemerintah perlu
menggencarkan pembangunan bila ingin mencapai cita-cita menjadi poros mariti dunia.
Namun, dengan catatan adanya kesinambungan agenda pembangunan Indonesia dengan cita-
cita tersebut.