PPN
PPN
Sebagai pelaku bisnis, memahami dunia perpajakan merupakan hal penting yang
harus dimiliki, mulai dari jenis pajak apa saja yang harus dibayarkan, berapa tarifnya,
bagaimana aturannya, dan sebagainya. Salah satu pajak yang paling sering
bersinggungan dengan kegiatan usaha adalah Pajak Pertambahan Nilai atau PPN. Di
bawah ini adalah beberapa hal penting yang harus Anda ketahui secara lengkap
mengenai PPN.
DPP PPN (Dasar Pengenaan Pajak PPN) yang diatur dalam Pasal 9 ayat 1 sebagai berikut:
a. Untuk penyerahan BKP atau pemanfaatan BKP tidak berwujud, DPP-nya adalah
jumlah harga jual.
b. Untuk pengimporan BKP, DPP-nya adalah nilai impor (definisi nilai impor lihat
Pasal 1 angka 20 UU PPN).
c. Untuk pengeksporan BKP, DPP-nya adalah nilai ekspor.
d. Untuk kasus penyerahan BKP/JKP tertentu, DPP-nya adalah nilai lain. Nilai lain
adalah suatu jumlah yang ditetapkan Menteri Keuangan sebagai Dasar
Pengenaan PPN atas jenis penyerahan BKP/JKP tertentu.
Contoh Kasus:
Seorang PKP bernama Gaby menjual tunai Barang Kena Pajak dengan Harga Jual
Rp25.000.000.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x Rp25.000.000 = Rp2.500.000
PPN sebesar Rp2.500.000 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak Gaby.
SPT Masa PPN adalah Surat Pemberitahuan untuk lapor Pajak Pertambahan Nilai
yang dipotong atau dipungut (pajak orang lain) secara bulanan. Batas waktu pelaporan
SPT PPN adalah setiap akhir bulan berikutnya dan bisa dilaporkan melalui laman DJP
Online. Untuk mengetahui lebih jelas tentang cara pelaporannya, berikut tahapan yang
wajib Anda ketahui:
Login di aplikasi e-Faktur dengan akun PKP yang sudah Anda miliki. Masukkan
NPWP dan password serta kode keamanan yang tertera.
Pilih file SPT Masa PPN (dalam bentuk CSV dan PDF) lalu klik “Start Upload” maka akan
muncul pesan bahwa proses upload selesai.
Selanjutnya Anda akan diminta untuk meminta kode verifikasi. Klik “oke” dan
akan muncul kode rincian SPT yang akan dilaporkan serta kolom kode verifikasi. Segera
ambil kode verifikasi dengan klik link yang dimaksud. Anda bisa copy kode verifikasi yang
dikirimkan ke email Anda dan masukkan ke kolom kosong. Sesudah memastikan SPT dan
kode verifikasi sudah benar, klik “Kirim SPT”.
Selanjutnya cek email kembali untuk memastikan Anda mendapat tanda terima
Laporan SPT Masa PPN secara online atau Bukti Penerimaan Elektronik (BPE). Simpan
bukti tersebut sebagai tanda Anda sudah berhasil melakukan cara lapor SPT Masa PPN
online.
Contoh Kasus
Perusahaan Mutiara Rezeki memiliki beban untuk membayar jasa tenaga ahli dari Cina
yang telah memberikan pelatihan pengembangan personality pada perusahaannya.
Harta tenaga ahli tersebut adalah sebesar Rp600.000.000.
Sementara tenaga ahli yang disebutkan meminta jumlah gaji yang diterima harus jumlah
bersih termasuk potongan Pajak Pertambahan Nilai. Sehingga dalam hal ini, Anda dapat
menerapkan rumus kedua yaitu 10/110 x Rp600.000.000,- untuk menetapkan jumlah
Pajak Pertambahan Nilai yang menjadi beban dan harus Anda bayarkan untuk jasa
tenaga kerja ahli tersebut.
Itulah beberapa penjelasan penting mengenai PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang
penting untuk Anda ketahui.