Lebih Dalam
Kepribadian introversion atau introvert adalah satu dari 3 macam tipe kepribadian. Ada juga
kepribadian ambivert dan ekstrovert. Mereka yang termasuk dalam kepribadian introversion
adalah orang yang cenderung fokus kepada pikiran, perasaan, dan mood yang berasal dari
dalam diri sendiri alias internal, dibandingkan dengan mencari stimulasi yang berasal dari luar.
Yuk, cari tahu lebih dalam lagi tentang kepribadian dan arti introvert.
Orang dengan kepribadian introversion secara umum terlihat lebih senang menyendiri. Tidak
seperti ekstrovert yang senang dan mendapatkan energi dari interaksi sosial, seorang introvert
justru merasa harus mengeluarkan banyak energi saat harus bersosialisasi.
Jika mengunjungi suatu pesta di mana terdapat banyak orang, biasanya setelah itu mereka
cenderung perlu menyendiri dan memiliki “me time” untuk me-recharge alias memulihkan
kembali tenaga mereka.
Meskipun sering disalahartikan sebagai pendiam, pemalu, dan penyendiri, sebenarnya seorang
introversi bukan jenis orang yang selalu menutup diri dari dunia luar.
Beberapa ciri lain yang kemungkinan masuk dalam kategori introvert adalah:
Pasalnya orang dengan kepribadian ini akan cenderung menghindari kontak mata, terutama
dengan orang yang belum mereka kenal. Mereka dapat merasa malu jika berhadapan dengan
orang baru dan terkesan menghindari orang tersebut, padahal sebenarnya orang sedang
mencoba melindungi dirinya sendiri dan tidak ingin merasa terintimidasi dengan keberadaan
orang tersebut.
Lebih sering melakukan self talking atau berbicara pada diri sendiri
Namun tidak perlu terlalu khawatir, kepribadian introversion yang Anda miliki cenderung lebih
ke arah mengekspresikan perasaan tanpa ingin merasa dihakimi sehingga lebih mudah bagi
mereka berbicara kepada diri sendiri atau bahkan kepada benda mati. Anda tidak gila, ini
memang keunikan dan karakter yang kepribadian Anda miliki.
Banyak orangtua terkadang khawatir ketika anak mereka mengurung diri di dalam kamar dan
tidak mau berbicara terkait apa yang ia rasakan. Padahal ini hanya karakter dari kepribadian
dan cara memahaminya saja yang berbeda.
Perilaku orang dengan kepribadian ini terkadang suka disalahartikan sebagai tanda-tanda
depresi. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Yang perlu Anda
pahami adalah introversion bukanlah suatu respon terhadap rangsangan yang terjadi dari luar,
tetapi merupakan suatu tipe kepribadian.
Karena sering disalahartikan sebagai pemalu dan penyendiri, orang introvert terkadang
dianggap sebagai orang yang bermasalah. Jika orang dengan kepribadian ini memilih untuk
menyendiri di kamar atau lebih asik sendiri dengan hal yang sedang ia lakukan, biarkan ia
untuk melakukan hal tersebut karena saat itulah mereka merasa nyaman dengan dirinya.
Jangan lupa, orang introvert butuh waktu sendiri untuk mencerna kejadian-kejadian baru yang
dialaminya. Hindari juga memaksa orang introversion untuk bersosialisasi, terutama jika
berada di lingkungan baru. Biarkan ia mengamati dulu sejenak sebelum ikut bergabung dengan
orang barunya.
Bahkan dengan banyaknya orang atau sekadar berbasa-basi dalam waktu yang lama, hal itu
bisa menguras mental dan membuat stres para introvert. Padahal, bisa dibilang hampir
mustahil bagi seseorang untuk menghindari situasi-situasi sosial seperti itu sepenuhnya.
Bahkan ketika berangkat ke kantor saja, orang yang duduk di sebelah Anda di kendaraan
umum mungkin akan mengajak Anda bicara basa-basi.
Karena itu, introvert adalah kepribadian atau orang yang akan lebih mudah stres daripada
orang ekstrovert yang memang menikmati perkumpulan atau interaksi sosial dengan banyak
orang.
2. Orang introvert lebih berisiko terkena depresi
Ternyata, orang introvert sangat mungkin mengalami depresi. Hubungan ini dikaitkan oleh
adanya ciri khas dari arti introvert yang cenderung merasakan gejala depresi.
Orang introvert biasanya memang banyak berpikir mendalam soal dirinya dan kehidupannya,
tapi dengan kacamata yang realistis. Bila seseorang terlalu tenggelam dalam pikirannya, inilah
yang mungkin memicu pemikiran atau perasaan putus asa khas orang depresi.
Orang yang ekstrovert tampaknya memiliki sistem imun yang mampu menangani infeksi
secara efektif. Ini mungkin karena sifat sosial mereka yang sering lebih sering pergi keluar
sehingga tubuhnya jadi lebih kebal terhadap kuman atau virus.
Sedangkan peneliti mengatakan bahwa sistem imun orang introvert mungkin agak lebih lemah
karena mereka cenderung lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah. Selain itu, orang
introvert adalah orang yang biasanya lebih jarang mau periksa ke dokter ketika punya keluhan
kesehatan tertentu dibandingkan orang ekstrovert.
Biasanya orang dengan kepribadian introversi lebih memilih untuk mengobati sendiri
keluhannya dengan obat bebas atau menunggu sampai sembuh sendiri.
Hal ini diduga karena setelah seharian penuh terjaga dan berinteraksi dengan banyak orang,
mereka yang punya kepribadian introversi cenderung lebih lelah dan kehabisan tenaga di
malam hari. Karena itu, mereka lebih cepat tidur.
Akan tetapi, semua ini kembali lagi pada kondisi, sifat, dan kebiasaan masing-masing orang.
Kesehatan seseorang memang dipengaruhi oleh banyak hal, bukan cuma faktor kepribadian
saja.
Kemampuan sosial dan introversi sebenarnya tidak saling berkaitan. Karakteristik introversi
seseorang sebenarnya bisa memberikan kontribusi terhadap kesuksesan, karena orang-orang
introvert biasanya lebih teliti dan teratur dalam melakukan penelitian, membaca,
merencanakan sesuatu, dan tugas-tugas lainnya yang membutuhkan konsentrasi dan
ketenangan.
Tidak seperti sifat pemalu dan antisosial, yang merupakan karakteristik psikologis yang
dipengaruhi faktor luar, introversi adalah kondisi biologis yang disebabkan oleh over-
sensitivitas terhadap dopamin; artinya, saat orang introvert terlalu banyak menerima
rangsangan dari luar seperti misalnya bersosialisasi, tenaga mereka (fisik dan mental) akan
terkuras.
Orang introvert cenderung memilih untuk berinteraksi tatap muka dengan satu orang saja di
satu waktu. Bukannya sombong atau dingin, introvert pada umumnya menyukai orang lain,
tapi lebih menghargai waktu kebersamaan, dan mementingkan kualitas daripada kuantitas
hubungan.
Ekstrovert adalah individu yang sering digambarkan sebagai orang yang penuh dengan
kehidupan, energi dan pikiran positif. Jika berada di dalam situasi kelompok, ekstrovert
(extraverts) cenderung sering berbicara dan menonjolkan dirinya.
Ekstrovert adalah kepribadian yang secara umum sering digambarkan sebagai orang yang
terlalu banyak bicara atau mencari perhatian. Pada kenyataannya, mereka hanya butuh dan
mendapatkan energi dari bergabungnya mereka saat berinteraksi sosial. Orang yang memiliki
kepribadian ekstroversi yang tinggi bahkan memerlukan stimulasi sosial untuk merasa
bersemangat. Mereka juga bisa mendapatkan inspirasi dan rasa senang dari berbicara dan
mendiskusikan ide dengan orang lain.
Ekstrovert adalah kepribadian yang sering ditandai oleh sejumlah ciri berikut.
Adam Grant, seorang psikolog dari Wharton School of the University of Pennsylvania di
Amerika Serikat, menemukan bahwa dua pertiga manusia di dunia tidak bisa digolongkan
dalam kepribadian introvert maupun ekstrovert. Maka semenjak itulah dicetuskan kepribadian
ambivert adalah kecenderungan pada kedua kepribadian, baik introvert maupun ekstrovert.
Anda mungkin masih ragu apakah Anda termasuk introvert, ekstrovert, atau ambivert. Namun,
bila Anda cenderung merasakan hal-hal di bawah ini, maka Anda mungkin memiliki kepribadian
ambivert. Kepribadian ambivert adalah:
Ambivert adalah kepribadian orang yang bisa mengerjakan tugas secara individu maupun
dalam kelompok.
Ambivert adalah kepribadian yang senang menjadi pusat perhatian, tapi lama-lama risih juga
dalam kondisi tersebut.
Beberapa orang mengira Anda orangnya tertutup, sementara yang lainnya menganggap Anda
sangat terbuka.
Anda merasa tidak perlu banyak melakukan aktivitas di luar, tapi bila berdiam diri terlalu lama
membuat Anda merasa bosan.
Ambivert adalah orang yang suka bicara dengan banyak orang atau berbasa-basi terasa
menyenangkan. Akan tetapi, kalau sudah terlalu banyak orang atau percakapannya didominasi
dengan basa-basi, Anda akan lelah juga.
Jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu menyendiri, Anda merasa bosan. Namun, terlalu
banyak waktu dengan orang lain membuat energi Anda terkuras.
Bukan cuma bikin minder, korban body shaming umumnya akan menarik diri dari keramaian
untuk menenangkan diri. Menurut studi yang dimuat dalam Journal of Behavioral
Medicine tahun 2015, ada banyak perubahan sikap yang akan terjadi, misalnya mudah
tersinggung, pendiam, malas makan, hingga depresi.
Menurut psikoterapis Karen R. Koenig, M.Ed, LCSW, komentar ini bisa jadi sangat menyakitkan
bagi orang lain. Bila Anda melakukannya, hal ini dapat mempermalukan teman Anda yang
berat badannya berlebih, lho!
Anda mungkin mengira bahwa Anda hanya sekadar memberikan informasi penting yang patut
dicoba oleh orang lain. Padahal, bisa jadi teman Anda malah tersinggung dan menganggap
Anda menyuruhnya olahraga karena tubuhnya gemuk.
Secara tidak sadar, Anda sedang membandingkan tubuh diri sendiri dengan teman lain yang
bertubuh gemuk atau kurus daripada Anda. Apalagi sampai menganggap diri Anda telah sukses
menjalani hidup sehat, sedangkan yang lain tidak.
Bahkan, Anda juga mengatakan bahwa makanan tersebut mengandung tinggi kalori dan lemak
yang bisa membuat berat badannya naik. Apalagi kalau Anda sampai menyuruhnya diet, hati-
hati Anda baru saja melakukan body shaming terhadap teman Anda.