Fatiha TTL
Fatiha TTL
Fatiha TTL
TUGAS AKHIR
Oleh :
Nama : Fatiha
Stambuk : 17tkm180
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh panitia ujian akhir program diploma III (D3) yang ditentukan
sesuai dengan surat keputusan direktur akademik teknik industri (ATI) Makassar
Nomor : ……………………. Tanggal : ………………… yang telah dipertahankan didedapan tim
penguji pada hari……………….. tanggal …………………….. sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik industri dalam program studi teknik kimia
mineral pada akademik teknik industry makassar.
PANITIA UJIAN :
Pengawas : 1. Kepala Pos diklat industry kementrian perindustrian R.I.
2. Direktur akademik teknik industri makassar
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Nama : Fatiha
NIM : 17TKM180
Program Studi : Teknik Kimia Mineral
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hassil karya
saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai dengan
hokum yang berlaku dinegara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya adalah hasil
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atass perbuatan tersebut tanpa
melibatkan institusi Akademik Teknik Industri Makassar atau orang lain.
Makassar, …………
Yang menyatakan,
(FATIHA)
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayahnya
yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan ini
dengan judul Adsorpsi Logam Tembaga(Cu),Besi (Fe),dan Nikel (Ni) dalam Limbah Cair
Buatan Menggunakan Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4) sebagai syarat untuk
menyelesaikan Program program Diploma Tiga Jurusuan Teknik Industri.
Dalam menyelesaikan laporan ini banyak hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual.
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR ISTILAH
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nanoteknologi karena adsorben lebih murah dari sisi biaya, lebih efisien dan mudah
diproduksi yang terbukti mampu menanggulangi pencemaran air pada logam berat
tersebut.
Adsorpsi adalah bentuk metode yang sangat efektif untuk mengatasi suatu
suatu permukaan adsorben untuk menarik antar molekul-molekul gas, uap, ataupun
cairan dalam jenis adsorben karbon aktif mampu dikembangkan dan terbukti
mengadsopsi ion logam berat. Namun tergolong mahal dan sulit untuk diproduksi
karena itu selama sepuluh tahun terakhir secara ekstensif untuk mencari jenis
Pada pemanfaatan adsorben nano partikel maghnetik CoFe2O4 yang dipilih karena
memiliki keunggulan berupa sifat listrik dan kemagnetannya tersebut sehingga dapat
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebab dalam limbah cair buatan menggunakan nanopartikel (CoFe 2O4)?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk Mengetahui Nilai parameter terbentuk indikasi fase CoFe 2O4 pada
sampel
kadar logam
2
D. Manfaat Penelitian
Manfaat bagi perusahaan yaitu hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pendukung
nanopartikel karena adsorben berbasis nanopartikel lebih murah dari sisi biaya, lebih
air oleh logam berat. Adsorpsi merupakan metode yang efektif untuk mengatasi
permukaan adsorben untuk menarik molekul-molekul gas, uap atau cairan. Berbagai
jenis adsorben karbon aktif telah berhasil dikembangkan dan terbukti mampu
mengadsorpsi ion logam berat, hanya saja tergolong mahal dan sulit untuk
diproduksi[1]. Untuk itu, selama sepuluh tahun terakhir penelitian secara ekstensif
diarahkan untuk mencari jenis adsorben yang relatif lebih murah dan mudah
memiliki keunggulan berupa sifat listrik dan kemagnetannya yang sangat baik
koersivitas tinggi, dan magnetisasi saturasi yang sedang. Selain itu, CoFe2O4 memiliki
konstanta anisotropi yang relatif tinggi (290 kJ/m3) dan radius block
4
superparamagnetik yang relatif besar (13 nm pada suhu 300 K)[2]. Logam berat yang
telah banyak diteliti antara lain logam Sr[3], Ur[6], As[4], Pb[5], dan Hg[5] dan
nanopartikel. Sedangkan logam seperti Cu, Fe, dan Ni sangat sedikit diteliti dan sangat
sulit ditemukan di berbagai literatur. Pada penelitian ini, dilakukan proses adsorpsi
B. Kerangka Berfikir
molekul-molekul gas, uap atau cairan. Berbagai jenis adsorben karbon aktif telah
berhasil dikembangkan dan terbukti mampu mengadsorpsi ion logam berat, hanya
saja tergolong mahal dan sulit untuk diproduksi[1]. Untuk itu, selama sepuluh tahun
terakhir penelitian secara ekstensif diarahkan untuk mencari jenis adsorben yang
magnetik CoFe2O4 dipilih karena memiliki keunggulan berupa sifat listrik dan
bidang.
5
CoFe2O4 mempunyai sifat anisotropy magnetocrystalin cubic tinggi,
koersivitas tinggi, dan magnetisasi saturasi yang sedang. Selain itu, CoFe2O4 memiliki
konstanta anisotropi yang relatif tinggi (290 kJ/m3) dan radius block
superparamagnetik yang relatif besar (13 nm pada suhu 300 K)[2]. Logam berat yang
telah banyak diteliti antara lain logam Sr[3], Ur[6], As[4], Pb[5], dan Hg[5] dan
nanopartikel. Sedangkan logam seperti Cu, Fe, dan Ni sangat sedikit diteliti dan sangat
sulit ditemukan di berbagai literatur. Pada penelitian ini, dilakukan proses adsorpsi
6
Tahap Pengambilan Data
Seminar
7
BAB III
METODE PENELITIAN
fisika material dan instrumentasi ( fismatel ), universitas gaja mada. Adapun waktu
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Transmission Electron
Microscopy, X-Ray Difraction, dan Fourier Transform Infra Red, magnetik stirrer, oven.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa CoFe2O4, FeCl3.6H2O (ferric
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu dengan metode Adsorben CoFe 2O4 yang
dimana zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalan suatu proses adsorbsi.
8
D. Teknik Pengumpulan data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunkaan adalah data
sekunder.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakterisasi Adsorben
Hasil XRD pada gambar 1 menunjukkan indikasi terbentuknya fasa CoFe2O4 pada
sampel. Indikasi tersebut didasarkan pada nilai parameter kekisi yang diestimasi dari
sudut 2θ = 35,379o yaitu pada puncak utama dengan indeks (311). Dari hasil estimasi
diperoleh nilai parameter kekisi 8,408 ± 0,040 Å. Nilai parameter kekisi ini mendekati
nilai parameter referensi kekisi CoFe2O4 pada keadaan bulk (8,395 ± 0,005 Å)[7].
Indikasi terbentuknya fasa CoFe2O4 pada sampel ini juga diperkuat dengan
munculnya beberapa puncak difraksi lain dengan indeks miller (220), (400), (511), dan
(440).
10,6 nm.
Gambar 1 merupakan hasil uji TEM CoFe2O4 dan CoFe2O4+PEG. Hasil TEM
dengan hasil perhitungan dengan persamaan Scherrer pada analisa XRD yaitu 8,8 nm.
10
Garis putus-putus pada pola cincin menunjukkan terjadinya difraksi, sehingga dapat
diidentifikasikan indeks millernya berturut-turut: (220), (311), (400), (511), dan (440).
CoFe2O4. Pada gambar bagian kanan Gambar 2(b) dapat diidentifikasi indeks Miller
dari cincin paling dalam sampai terluar: (111), (220), (311), (400), (511), dan (440).
Hasil TEM ini menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel paling banyak pada
PEG-4000
11
B. Serapan logam Cu, Fe dan Ni
limbah cair buatan sebelum dan sesudah adsorpsi. Sebelum dilakukan adsorpsi
limbah limbah cair buatanberwarna hijau, setelah dilakukan adsorpsi warna pada
C. Pengaruh Suhu
adsorpsi ketika suhu dinaikkan dikarenakan melemahnya energi ikat antara adsorben
dan adsorbat[9].
Pada tabel 1, diperoleh hasil bahwa adsorpsi logam Fe tidak terpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan suhu, terlihat dari data untuk logam Fe tidak terdeteksi
yang artinya bahwa konsentrasi Fe dalam limbah hasil adsorpsi sangat kecil yang
berada di bawah batas deteksi alat (0,02 ppm). Kenaikan suhu juga mengakibatkan
penyerapan logam Ni oleh adsorben naik, namun tidak signifikan. Sementara itu,
logam Cu optimal diadsorpsi pada suhu 60 ˚C, namun mengalami penurunan setelah
suhu dinaikkan menjadi 120 ˚C. Penurunan adsorpsi ini dikarenakan pada suhu 120 ˚C
12
penurunan ketajaman puncak serapan yang menunjukkan bahwa PEG telah berhasil
melapis nanopartikel CoFe2O4. Pada bilangan gelombang untuk gugus fungsi M-O
pada sampel yang pengaruh suhu sangat berperan dalam proses eksotermis.
rata(ppm)
rata(ppm)
Reaksi adsorpsi terjadi karena adanya gaya Van der Waals dengan keadaan
eksotermis. Gaya van Der Waals merupakan ikatan molekul yang lemah dan energi
yang dilepaskan relatif rendah sehingga pada suhu yang rendah molekul sudah
reaktivitas ion bertambah besar sehingga semakin banyak ion yang mampu
melewati tingkat energi untuk melakukan interaksi secara kimia dengan situs-situs
13
di permukaan. Reaktivitas ion yang semakin besar akan meningkatkan pula difusi
ion pada pori-pori adsorben. Sehingga lebih banyak ion yang mampu teradsorpsi
pada permukaan seperti yang terlihat pada prosentase adsorpsi di suhu ruang, yakni
meningkatnya reaktivitas ion ini juga akan dapat mengganggu ikatan yang sudah
terbentuk. Hal ini disebabkan lemahnya ikatan Van der Waals sehingga ikatan akan
Tabel 1 menunjukkan pengaruh dari lama pengadukan terhadap adsorpsi ion logam.
Penyerapan terbesar terjadi pada logam Fe. Hal ini menunjukkan bahwa logam Fe
lebih cepat diserap oleh adsorben daripada Cu dan Ni yang dimungkinkan karena
afinitas logam Fe terhadap adsorben lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ni dan Cu.
Penyerapan logam Cu mengalami penurunan pada waktu pengadukan 3 jam dan naik
mengalami desorpsi atau terlepas kembali dari adsorben yang disebabkan oleh
lemahnya interaksi yang terjadi antar ion logam Cu dengan adsorben dan logam Cu
14
ini juga harus berkompetisi dengan logam Fe dan Ni untuk terikat pada permukaan
adsorben. Namun pada waktu pengadukan 5 jam adsorpsi naik lagi menjadi 99,55%
dengan adsorben.
Penurunan(%)
Penurunan(%)
Penurunan(%)
15
(c)
(b)
(a)
Gambar 2. Spektrum FTIR (a) CoFe2O4, (b) PEG-4000,dan (c) CoFe2O4 yang
dilapisi PEG-4000.
Penurunan(%)
16
Rata- 0,34 Ttd
Penurunan(%)
(a) (b)
Gambar 3. (a) Limbah cair buatan sebelum proses adsorpsi dan (b) setelah
proses adsorpsi
17
Tabel 4. Pengaruh pelapisan adsorben dengan PEG
meter CoFe2O4
4000
Penurunan(%)
Penurunan(%)
Penurunan(%)
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada proses adsorpsi pertama, kadar logam Cu, Fe, dan Ni berhasil diturunkan
hingga 2,72 ppm, 0,0 ppm, dan 0,34 ppm pada proses adsorpsi pertama. Sedangkan
menurunkan kadar ion logam Cu, pada adsorpsi kedua, seluruh ion logam teradsorpsi
.Fe dan Ni dalam limbah cair buatan cair. Prosentase mencapai 100%. Hal tersebut
karena ion-ion logam penurunan kadar ion logam tidak terpengaruh. Adsorpsi
logam yang terlarut semakin besar. CoFe2O4 dalam mengadsorpsi ion logam hal ini
19
DAFTAR PUSTAKA
F. Fu, Q. Wang, Removal of heavy metal ions from wastewaters: A review, Journal of
Environmental Management, 92, 2011, 407-418.
Coey, J.M.D., Magnetism and Magnetic Materials, United States of America,
Cambridge University Press, 2009.
Y.,Huang,W.,Weiqing,F.,Qiming dan F.,Faqin, Preparation ofMagnetic
Clinoptilolite/CoFe2O4 Composites for Removal of Sr2+ from Aqueous
Solution: Kinetic, Equilibrium, and Thermodynamic Studies, Journal of Saudi
Chemical Society, 2013.
A,Dey.,R.,Singh,danM.,Purkait,Cobalt FerriteNanoparticlesAggregatedSchwertmanni:
ANovel Adsorbent for The Efficient Removal of Arsenic, Jurnal
of Water Process Engineering, 3, 20
20
LAMPIRAN 1
(c)
(b)
(a)
Gambar 2. Spektrum FTIR (a) CoFe2O4, (b) PEG-4000,dan (c) CoFe2O4 yang
dilapisi PEG-4000.
21
Gambar 3. (a) Limbah cair buatan sebelum proses adsorpsi dan (b) setelah
proses adsorpsi
22