Anda di halaman 1dari 12

1999

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA


KABUPATEN LEMBATA
NOMOR: 18.4 TAHUN 2019
TENTANG
PANDUAN RAPAT
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA

Menimbang: a. Bahwa peningkatan pelayanan pasien di unit


pelayanan agar bermutu maka diperlukan panduan
rapat pada Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Tentang panduan rapat pada Rumah Sakit Umum
Daerah Lewoleba Tahun Anggaran 2019.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Lembata (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
180, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3901) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Lembata (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 79, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3967;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomar 986/MENKES/PER/XI/1992 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1045/MENKES/PER/XI/2006 tentangPedoman
Organisasi Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan No.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi,
Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian;
11. Peraturan Menteri Kesehatan No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1333/ MENKES/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Minimal;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1333/ MENKES/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Minimal;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1165.A/ MENKES/SK/X/2004 tentang
Komisi Akreditasi Rumah Sakit;
17. Keputusan Menteri Kesehatan No.
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit;
18. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medic Nomor HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite dan Tim pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 13
Tahun 2018 Tentang Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Kabupaten Lembata Tahun
Anggaran 2019;
20. Peraturan Bupati Lembata Nomor 139 Tahun
2018 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah Kabupaten Lembata Tahun
2019;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 1
Tahun 2008 tentan Urusan Pemerintah yang
Menjadi Kewenangan Kabupaten Lembata (
Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E
Nomor 1 );
22. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 4
Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah;
23. Keputusan Bupati Lembata Nomor 300 Tahun
2018 tentang Standar Biaya Umum Tahun
Anggaran 2019;
24. Keputusan Bupati Lembata Nomor 294 Tahun
2018 tentang Penetapan Klasifikasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kelas C di Kabupaten Lembata.

M E M U T U S K A N:
Menetapkan :
Kesatu : Tentang penetapan panduan rapat pada Rumah
Sakit Umum Daerah Lewoleba Tahun Anggaran
2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

Kedua : Tentang penetapan panduan rapat


sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
Keputusan ini, dibuat setiap bulan mulai dari
bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2019.
: Segala biaya yang dikeluarkan akibat
Ketiga ditetapkannya Keputusan ini, dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lembata Tahun 2019 yang
dialokasikan dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Rumah Sakit Umum Daerah
Lewoleba

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak


tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Lewoleba

pada tanggal Maret 2019

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA,

BERNARDUS YOSEPH BEDA


Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Lewoleba Nomor: 18.4
Tahun 2019 tentang panduan rapat
di Lingkup Rumah Sakit Umum
Daerah Lewoleba.

PANDUAN RAPAT DIRSUD LEWOLEBA


A. PENDAHULUAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan di RSUD Lewolleba ,
maka perlu adanya panduan untuk rapat untuk forum komunikasi
antar pemimpin dan staf untuk melakukan koordinasi terhadap
kegiatan –kgiatan yang telah di lakukan.
B. TUJUAN
Untuk melakukan evaluasi upaya–upaya peningkatan mutu
pengelolaan di RSUD Lewoleba serta menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul dengan cara musyawarah, sehingga dicapai suatu
kesepakatan yang berguna untuk meningkatkan kinerja RSUD
Lewoleba
C. SASARAN
Peningkatan mutu pengelolaan RSUD Lewoleba
D. JENIS KEGIATAN
1. Rapat Direktur dengan Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi
1) Rapat Direktur dengan Kepala Sub bagian dan Kepala seksi
dijadwalkan minimum 1 (satu) kali dalam sebulan.
2) Dalam rapat sebagaimana di maksud pada ayat (1), dibicarakan
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan Rumah Sakit sesuai
dengan tugas, kewenangan dan kewajibannya.
3) Keputusan rapat di ambil atas dasar musyawarah untuk
mufakat.
4) Dalam hal ini tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan di
ambi berdasarkan suara terbanyak.
5) Dalam rapat tertentu yang bersifat Khusus, Direktur dapat
mengunakan rapat dalam waktu segera 2 jam.
6) Untuk setiap rapat di buat risalah rapat,harus
didokumentasikan dan disimpan oleh sekretaris rumah sakit
(pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu tersedia bila
diperlukan.
2. Rapat Rutin
1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadwal yang
diselenggaraka rumah sakit dan atau Komite
Medis/Keperawatan yang bukan termasuk rapat tahunan
dan rapat khusus.
2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi yang di
selenggarakan baik oleh Medik/keperawatan untuk
mendiskusikan, mencari klarifikasi, atau alternatif solusi
berbagai masalah rumah sakit.
3) Rapat rutin dilaksanakan dengan interval tetap pada waktu
dan tempat yang di tetapkan baik oleh Direktur Rumah Sakit,
Komite Medis/Keperawatan atau Satuan-satuan kerja,
sekertaris menyampaikan undangan kepada setiap peserta
rapat.
4) Setiap undangan rapat yang di sampaikan oleh sekertariat
sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dapat melampirkan:
a. Satu salinan agenda;
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu;
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.
3. Rapat Khusus
1. Rapat Khusus adalah rapat yang di selenggarakan baik oleh
Direktur Rumah Sakit, Komite Medis/Keperawatan untuk
menetapkan kebijakan hal-hal khusus yang tidak termasuk
dalam rapat ruti maupun rapat tahunan.
2. Direktur Rumah Sakit, Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi,
Komite Medis/Keperawatan mengundang untuk rapat khusus
dalam hal:
a. Ada permasalahan penting yang harus segera diputuskan;
atau
b. Ada permintaan yang di tandatangani oleh paling sedikit
setengah lebih satu dari anggota.
3. Undangan rapat khusus disampaikan oleh sekertariat kepada
peserta rapat paling lambat dua puluh empat jam sebelum
rapat diselenggarakan.
4. Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan
pertemuan secara spesifik.
5. Rapat khusus yang diminta baik oleh Direktur Rumah Sakit,
Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi, Komite Medis/Keperawatan
sebagaimana di atur dalam ayat (2), harus diselenggarakan
paling lambat tujuh hari setelah di terimanya surat permintaan
tersebut.
4. Rapat Tahunan
1. Rapat rutin Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh
pimpinan rumah sakit setiap tahun, dengan tujuan untuk
evaluasi dan menetapkan kebijakan lebih lanjut operasional
rumah sakit.
2. Rapat Tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun
kalender.
3. Sekertariat menyampaikan undangan tertulis kepada para
perserta rapat paling lambat dua puluh empat jam sebelum
rapat tersebut diselenggarakan.
5. Rapat Unit Kerja
Rapat yang pesertanya terdiri dari Kepala Bagian dan stafnya,
dilaksanakan minimal satu bulan sekali atau sesuai kepentingan.
E.MATERI RAPAT:
1. Rapat Direksi membahas masalah kegiatan manajemen, program
kerja, pencapaian target dan peningkatan mutu pelayanan RS
masing-masing bidang dibawah koordinasi Kepala Bagian
2. Rapat Staf membahas masalah administrasi, pelayanan medik,
keuangan dan keperawatan.
3. Rapat Unit Kerja membahas masalah kegiatan pelayanan sehari-hari
dimasing – masing bagian.
4. Rapat – rapat lainnya membahas permasalahan diluar Rapat Direksi,
Rapat Staf dan Rapat Unit Kerja.
F.KETENTUAN PENYELENGGARAAN RAPAT:
1. Rapat harus didokumentasikan dengan form yang sudah dibakukan
dan hasilnya ditindak lanjuti sesuai dengan kebijakan Direktur /
Pemimpin Unit Kerja (PUK) terlampir form undangan , daftar hadir,
dan notulen
2. Peraturan pemakaian ruang rapat, secara umum di koordinir oleh
secretariat
3. Setiap pejabat structural wajib mengkomunikasikan dan
mensosialisasikan setiap peraturan kebijakan rumah sakit yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari maupun informasi
lain yang umum sifatnya kepada staf yang ada dibawah
koordinasinya.
4. Direktur, kepala Sub bagian/ kepala seksi atau Komite
Medis/Keperawatan mengundang untuk rapat pleno apabila ada
kebijakan peting yang harus segera di putuskan dan harus ada
permintaan yang di tandatangani oleh paling sedikit setengah lebih
satu dari anggota.
5. Undangan rapat pleno disampaikan oleh sekertariat kepada pesera
rapat paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat
diselenggarakan.
6. Undangan rapat pleno harus mencantumkan tujuan pertemuan
secara spesifik.
7. Rapat pleno yang diminta baik oleh Direktur, kepala Sub bagian/
kepala seksiatau Komite Medis/Keperawatan sebagaimana di atur
dalam ayat (2), harus di selenggarakan paling lambat tujuh hari
setelah memenuhi syarat untuk diakukannya rapat pleno.
8. Undangan Rapat: Setiap rapat di nyatakan syah hanya bila undangan
telah di sampaikan sesuai aturan, kecuali seluruh anggota yang
berhak memberikan suara menolak undangan tersebut.
9. Perserta Rapat :Setiap rapat rutin selain di hadiri baik oleh Direktur,
kepala Sub bagian/ kepala seksi atau Komite Medis/Keperawatan
juga dihadiri oleh pihak-pihak lain yang ada dilingkungan rumah
sakit atau dari luar lingkungan rumah sakit apabila di perlukan.
10. Pejabat Ketua : Dalam hal ketua dan wakil ketua berhalangan hadir
dalam suatu rapat dan forum telah tercapai maka anggota peserta
rapat dapat memilih Pejabat Ketua untuk memimpin rapat.
11. Kuorum:

1. Rapat hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai.


2. Kuorum memenuhi syarat apabila di hadiri setengah pus satu
dari seluruh undangan rapat.
3. Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari
waktu rapat yang telah di tentukan, maka rapat di tangguhkan
untuk di lanjutkan pada suatu tempat, hari dan jam pada
waktu yang di tentukan berikutnya.
4. Bila kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari
waktu rapat yang telah di tentukan pada waktu yang
ditentukan berikutnya, maka rapat di sahkan dalam rapat
berikutnya.
12. Risalah Rapat:
1. Penyelenggaraan setiap risalah rapat menjadi tanggung jawab
sekertaris.
2. Risalah rapat harus disahkan dalam waktu maksimal tujuh
hari setelah rapat diselenggarakan, dan segala keputusan
dalam risalah rapat tersebut tidak boleh dilaksanakan sebelum
di sahkan oleh ketua rapat
13. Pemungutan suara
1. Setiap masalah yang di putuskan melalui pemungutan suara
dalam rapat di tentukan dengan mengangkat tangan atau bila
di kehendaki oleh para anggota rapat pemungutan suara dapat
di lakukan dengan amplop tertutup.
2. Putusan rapat didasarkan pada suara terbanyak setelah di
lakukan pemungutan suara;
3. Dalam hal jumlah suara yang di peroleh adalah sama, maka
Ketua atau kedua kalinya;
4. Suara yang di perhitungkan hanyalah suara anggota yang hadir
pada rapat tersebut.
14. Pembatalan Putusan Rapat
1. Direktur Rumah Sakit dapat mengusulkan perubahan atau
pembatalan setiap keputusan yang diambil pada rapat rutin,
khusus dan pleno. Sebelumnya dengan syarat usul perubahan
atau pembatalan tersebut dicantumkan dalam pemberitahuan
atau undangan rapat bagaimana yang ditentukan dalam
pertauran ini.
2. Dalam hal khusus perubahan atau pembatalan keputusan
Direktur Rumah Sakit tidak diterima dalam rapat tersebut
maka usulan tersebut tidak dapat diajukan lagi dalam kurun
waktu tiga bulan terhitung sejak saat ditolaknya usulan
tersebut.
E. PENUTUP
Panduan Rapat di RSUD Lewoleba adalah:
1) Petujuk pelaksanaan rapat ini ditetapkan oleh Direktur;
2) Panduan rapat Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba termasuk
kebijakan direktur harus mengacu kepada Hospital Bylaws
Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba;
3) Panduan rapat Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba meliputi
pelayanan medis, pelayanan Keperawatan, pelayanan penunjang
medis, pelayanan administrasi, keuangan dan akuntasi dan unit
insalasi .
4) Panduan rapat ini dapat dilakukan perubahan sepajang di
perubahan melalui rapat yang di selengarakan untuk itu;
5) Usulan untuk merubah rapat ini hanya dapat dilaksanakan
melalui rapat yang di selenggarakan untuk keperuan tersebut;
6) Direktur senatiasa mengupayakan agar panduan rapat ini dapat
di ketahui oleh semua karyawan.
Ditetapkan di Lewoleba

pada tanggal Maret 2019

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA,

BERNARDUS YOSEPH BEDA

Anda mungkin juga menyukai