Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian
Bangunan Penampung Air Hujan (PAH) adalah solusi yang bisa ditawarkan untuk
menyelesaikan masalah krisis air bersih yang melanda kebanyakan kota besar di Indonesia.
Sebenarnya cara ini bukanlah solusi baru yang pernah ditawarkan pada waktu sebelumnya. Cara
ini banyak digunakan pada daerah pedesaan yang belum memiliki teknologi mesin pompa air
untuk mengambil air tanah dan masih menggunakan sumur sebagai sumber penyedia air bersih.
Pada dasarnya, PAH menampung air hujan yang turun sehingga air yang terkumpul ditampung
dalam satu wadah. Air yang sudah ditampung ini dikelola sedemikian rupa sehingga bisa
digunakan untuk keperluan mandi, cuci baju, atau air baku minum oleh kebanyakan masyrakat
pedesaan. Wadah penampungan biasanya terletak tidak jauh dari rumah karena air hujan yang
ditampung sebenarnya merupakan air yang dikumpulkan dari genteng rumah. Dari genteng
rumah, air hujan dialirkan menuju tempat penampungan melalui pipa seperti gambar dibawah
ini.

Sistem PAH memiliki 3 jenis yakni

1. PAH tradisional dibangun secara sederhana dan murah biaya. PAH jenis ini memiliki
volem air yang kecil bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air skala rumah
tangga dalam setahu. Hal ini karena pada sistem PAH tradisional talang air tidak
dipasang di seluruh atap rumah.
2. PAH Semi Rasional memiliki volume yang lebih besar daripada PAH tradisional. PAH
Rasional memiliki volume terbesar dibandingkan dengan jenis PAH lainnya. PAH
jenisini pun memiliki desain yang optimal dalam menampung volume air.
3. PAH Rasional merupakan jenis PAH yang paling cocok untuk diimplementasikan di
daerah perkotaan. PAH bisa menjadi sumber cadangan air bagi perumahan, perkantoran,
industri bahkan perhotelan di saat musim kemarau melanda dan air PDAM mulai
mengalami pengurangan kapasitas akibat mengeringnya sumber air PDAM. Dengan
sistem PAH, air hujan yang turun tidak akan hilang dan terbuang begitu saja. Bahkan
sektor komersil dan industri yang menggunakan sistem PAH bisa melakukan
penghematan biaya operasioanl pump jet saat musim hujan tiba.

Umumnya PAH memiliki 4 bagian utama yakni

a. bak pemasukan air dari talang


b. bak akuifer buatan
c. bak penampungan air
d. bak pengambilan air.
Fungsi dan manfaat sistem pemanfaatan air hujan dan pengolahan air siap minum ini
adalah :
1. Menghemat pengunaan air tanah,
2. Menampung 10 meter kubik air pada saat hujan,
3. Mengurangi run off & beban sungai saat hujan lebat,
4. Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah,
5. Mempertahankan tinggi muka air tanah,
6. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah,
7. Memperbaiki kualitas air tanah dangkal,
8. Mengurangi laju erosi dan sedimentasi,
9. Mereduksi dimensi jaringan drainase,
10. Menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air
laut,
11. Mencegah terjadinya penurunan tanah,
12. Stok air pada musim kemarau (plus rain harvesting).

Penyelenggaraan PAH harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. PAH harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman.
b. Lokasi tempat PAH dipilih pada daerah-daerah kritis dengan curah hujan
minimal 1.300 mm per tahun.
c. Pelaksanaan konstruksi PAH harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. PAH dipasang di lokasi atau daerah rawan air minum.
e. Penempatan PAH harus dapat menampung air hujan dan/atau pada kondisi
tertentu dapat menampung air minum dari PDAM yang didistribusikan melalui
mobil tangki air/kapal tangki air.
f. Adanya partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan PAH.
g. PAH dapat digunakan secara individual maupun kelompok masyarakat.
h.Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau tidak boleh langsung
ditampung.
i. PAH harus kedap air.
Lokasi PAH harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Di samping atau di belakang rumah sedekat mungkin dengan talang rumah.
b. Ditempatkan pada lokasi tanah yang datar dan keras.
c. Sebelum pelaksanaan pembangunan PAH dimulai, siapkan lahan untuk
penyimpanan bahan material dan peralatan yang dibutuhkan.

Berikut Komponen Bangunan Penangkap Air Hujan

Gambar 1. Bak Penampung Air Hujan Sederhana

Gambar di bawah ini adalah disain bak tampungan air hujan dengan volume 10 ~ 12 m3 .
Air hujan yang jatuh di atap rumah kemudian dengan menggunakan saluran pipa dari atap
dialirkan ke dalam bak penampung awal yang berisi saringan pasir-kerikil. Dari bak penampung
ini, air dialirkan ke bak tampungan, dan kelebihannya akan diresapkan ke dalam tanah.
Gambar 2. Bak Penampung Air Hujan
Tabel 1. Komponen penampung air hujan

No Komponen Fungsi Keterangan

1. Bidang penangkap Menangkap air hujan sebelum Atap rumah terbuat dari
air mencapai tanah genting atau seng

2. Talang air/ Mengumpulkan atau menangkap air Talang dilengkapi


pembawa (talang hujan yang jatuh pada bidang dengan alat pengalih
rambu dan talang penangkap dan mengumpulkan ke aliran untuk mengatur
tegak) bak penampung arah aliran menuju bak
3. Saringan Menyaring air hujan dari kotoran. penampung
Diletakkan di atas bak
Media penyaring dapat berupa pasir penampung dan/atau
dengan kerikil/pecahan bata/marmer sebelum kran.
sebagai penyangga.
4. Lubang periksa Memberikan akses untuk masuk ke Harus ditutup
(manhole) dalam bak penampung pada saat
memperbaiki dan/atau membersihkan
5. Bak penampung Berfungsi sebagai reservoir/bak untuk Terbuat dari bahan
menampung air hujan dengan aman ferro semen,
yang dikumpulkan sewaktu musim pasangan bata, drum
hujan atau dapat juga digunakan untuk besi, fiberglass
menampung air bersih yang reinforced plastic
didistribusikan melalui mobil tangki (FRP)
air/kapal tangki air. Air
ini akan dimanfaatkan hanya sebagai
air minum. Dengan adanya PAH ini
diharapkan kebutuhan air minum
keluarga akan terjamin pada musim
6. Pipa masukan Mengalirkan
kemarau. air ke dalam
bak penampung.
7. Pipa peluap Meluapkan air hujan yang Harus ditutup
melebihi kapasitas penampung dengan kasa
dan berfungsi sebagai pipa nyamuk
8. Kran pengambil air udara/ventilasi.
Untuk mengeluarkan atau mengambil
air dari bak penampung bagi
9. Kran/pipa konsumen.
Untuk jalan air ke luar saat menguras
10. penguras
Saluran PAH.
Untuk menyalurkan air buangan agar
pembuanga PAH
11. n
Pipa udara tetap
Untukbersih dan kering.
mengeluarkan gas-gas
yang terlarut dalam air hujan.
12. Lantai Tempat bangunan PAH dan
tempat aktifitas mengambil air.

2. Kapasitas bak penampung

Kapasitas bak penampung ditentukan berdasarkan:


a. Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.
b. Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap rumah).
c. Kebutuhan pokok pemakaian air (10–15) L/orang/hari.
d. Jumlah hari kemarau.
e. Jumlah penduduk terlayani.

3. Ketentuan komponen media penyaring adalah sebagai berikut:


a. Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, ukuran diameter efektif (0,30-1,20)
mm, koefisien keseragaman (1,2-1,4) mm, dan porositas 0,4.
b. Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter (10-40) mm.
4. Spesifikasi bahan
Bak penampung PAH dapat terbuat dari bahan ferro semen, pasangan bata,
dan fibreglass reinforced plastic (FRP) dengan ketentuan sesuai Sedangkan
bahan dari besi (drum) tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai
bak PAH karena sifatnya yang mudah berkarat dan mudah menyerap panas.
5. Pengoperasian

5.1. Persiapan pengoperasian


a. Sebelum waktu pengisian, kran pada pipa masukan harus selalu dalam
kondisi tertutup dan pipa pembuang terbuka.
b. Hindari air yang ada di talang pada saat hujan pertama setelah musim
kemarau.
c. Untuk pengisian bak, air hujan pada waktu lima menit pertama harus dibuang
untuk menghindari kotoran masuk ke dalam bak saringan.
d. Tampung air hujan melalui talang ke dalam PAH sebelum/setelah melewati
media penyaring.

5.2. Pelaksanaan pengoperasian

a. Gunakan kran yang terpasang pada PAH untuk mengambil air.


b. Tutup PAH dengan rapat agar tidak terkontaminasi.
c. Bila bak penampung telah penuh, air harus segera dihentikan dengan cara
memindahkan talang atau mematikan kran agar tidak terjadi pembuangan
air yang dapat memperpendek umur layan dari bak saringan.
d. Alirkan air buangan melalui drainase yang ada di lantai dasar.
e. Cuci media penyaring 1 kali dalam 1 bulan atau sesuai kebutuhan.
f. Bak PAH dari pasangan bata tidak boleh dibiarkan dalam kondisi kosong
(tanpa air) untuk menjaga terjadinya retak akibat pengaruh cuaca.
g. Bak PAH harus dikuras sekurang-kurangnya 1 kali dalam 2 bulan dan
pada awal musim hujan, dengan cara membuka kran penguras dan
permukaan dinding bagian dalam dan dasar dibersihkan dengan cara
disikat.

Keuntungan SPAH
􀂀 Kualitas air hujan sangat baik
􀂀 Sistemmandiri, sesuai untuk permukiman yang
tersebar
􀂀 Bahan & keahlian lokal dapat digunakan
􀂀 Tanpa biaya untuk energi
􀂀 Mudah dipelihara
􀂀 Mudah& nyaman memperoleh air

Keekurangan SPAH
􀂀 Biaya awal pembangunan besar
􀂀 Sangat tergantung pada curah hujan
dan luas atap
􀂀 Rasa air yang tawar tanpamineral
Sumber:
Lampiran PerMen PU No. 01/PRT/M/2009 tanggal 25 FEBRUARI 2009 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan
Perpipaan (SPAM BJP).
http://puskim.pu.go.id/wp-content/uploads/2018/04/05-PEDOMAN-
PEMBANGUNAN-PAMBM.pdf
Setyawaty L, Anggraini Fitriani. 2014. MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI
STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL”PENAMPUNGAN AIR HUJAN”. Bandung : Pusat
peneitian dan pengembangan permukiman balitbang kementrian pekerjaan umum

Anda mungkin juga menyukai