Bab 3 Chapchap
Bab 3 Chapchap
mutasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan secara bersama - sama
terhadap kinerja pegawai, dimana semakin tinggi Perubahan Organisasi, mutasi dan
promosi maka semakin tinggi pula kinerja pegawai.
Dari penjelasan deskripsi teoretik dan kerangka berpikir di atas, dapat disusun
model teori penelitian yang berbentuk korelasi, seperti gambar di bawah ini:
Gambar 7
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
1
Penelitian ini dilaksanakan di PT XYZ yang berlokasi di wilayah Jakarta
Selatan. Adapun Fungsi atau bagian yang diteliti adalah fungsi pendukung (enabler)
pada organisasi SSO PT XYZ. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari 2018 sampai dengan batas akhir waktu yang diberikan untuk melakukan
penulisan.
a. Respon jawaban 1 (satu) yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1.
b. Respon jawaban 2 (dua) yaitu Tidak Setuju (TS), diberi skor 2.
c. Respon jawaban 3 (tiga) yaitu Setuju (S), diberi skor 3.
d. Respon jawaban 4 (empat) yaitu Sangat Setuju (SS), diberi skor 4.
2
Dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi sederhana dan teknik pengolahan
data menggunakan SPSS versi 23.
III.3 Populasi dan Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah karyawan yang
ada pada PT XYZ yang berjumlah 2442 orang. Sedangkan karyawan yang ada pada
PT XYZ fungsi SSO sebanyak 120 karyawan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi. Besarnya jumlah populasi sementara peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif. Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan model rumus Slovin, Husein Umar (2009, 108):
3
n= 120
1 + 120 (0,05)2
n= 120
1 + 120 (0,0025)
n= 120
1 + 0,295
n= 120
1,295
n = 92.31 = 92 (dibulatkan)
4
III.4 Instrumen Penelitian
III.4.1 Kinerja
a. Definisi Konseptual
Kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja individu, fungsi ataupun
organisasi dalam melakukan pekerjaan atau fungsinya terkait dengan
pencapaian target - target perusahaan.
b. Definisi Operasional
Kinerja adalah adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden
yang diukur melalui instrumen penelitian kinerja melalui dimensi 1) Kualitas
& Kuantitas Kerja 2) Job Knowledge (Pengetahuan tentang Pekerjaan) 3)
Perilaku Kerja.
5
d. Hasil Uji Coba Instrumen Kinerja
1) Validitas Instrumen Kinerja
Uji validitas instrumen Kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak komputer SPSS. Instrumen Kinerja berupa kuesioner yang terdiri 20
butir pernyataan dan diuji cobakan kepada 30 orang responden dengan hasil
analisis pada lampiran 2.
6
No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Pernyataan 14 ? ? Valid
Pernyataan 15 ? ? Drop
Pernyataan 16 ? ? Valid
Pernyataan 17 ? ? Valid
Pernyataan 18 ? ? Valid
Pernyataan 19 ? ? Valid
Pernyataan 20 ? ? Valid
Lanjutan tabel III.2
Hasil uji coba instrumen variabel Kinerja (Y) sebagai berikut: butir-
butir instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba sebanyak
30 responden menggunakan koefisien korelasi pearson product moment
dengan SPSS. Butir instrumen dinyatakan valid bilamana harga koefisien rhitung
lebih besar dari harga rtabel pada taraf signifikansi yang ditentukan dimana rtabel
= ? dan α = 0,05. Dari 20 butir instrumen yang diujicobakan dan dinyatakan
valid adalah sebanyak 18 butir yaitu butir no: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 16, 17, 18, 19, 20. Sedangkan 2 butir tidak valid/drop, yaitu butir soal
nomor: 6 dan 15.
2) Reliabilitas Instrumen Beban Kerja
Perhitungan uji reliabilitas kinerja pada penelitian ini menggunakan
SPSS dan rumus alpha cronbach. Untuk dapat mengetahui reliabilitas
instrumen perlu dicari nilai rtabel pearson product moment dengan derajat
kebebasan (dk) = N – 1= 30 – 1 = 29, serta pada taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh rtabel = 0, 355. Jika rhitung > rtabel berarti reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung > rtabel berarti reliabel. Karena r hitung = .?.... > rtabel = 0,355, dengan
demikian instrumen variabel kinerja adalah reliabel.
a. Definisi Konseptual
7
Perubahan Organisasi adalah adalah proses peralihan suatu organisasi yang
mencakup sumber daya manusia didalamnya, struktur dan teknologi dalam suatu
organisasi dari kondisi saat ini ke arah yang lebih baik lagi sebagai bentuk upaya
bertahan dan berkembang dalam rangka mencapai tujuan dan sasarannya.
b. Definisi Operasional
Jumlah
No. Variabel Dimensi Nomor Butir
Butir
1. Perubahan Struktur Organisasi 1,2,3,4,5 5
Organisasi SSO (X1) Pimpinan 6,7,8,9,10,11,12 7
Sumber Daya Manusia 13,14,15,16,17,18 6
Teknologi 19,20 2
Total 20
Tabel III.3 Instrumen Perubahan Organisasi (SSO)
8
Pernyataan 6 ? ? Valid
Pernyataan 7 ? ? Valid
Pernyataan 8 ? ? Valid
Pernyataan 9 ? ? Valid
Pernyataan 10 ? ? Drop
Pernyataan 11 ? ? Valid
Pernyataan 12 ? ? Valid
Pernyataan 13 ? ? Drop
Pernyataan 14 ? ? Valid
Pernyataan 15 ? ? Drop
Pernyataan 16 ? ? Valid
Pernyataan 17 ? ? Valid
Pernyataan 18 ? ? Valid
Pernyataan 19 ? ? Valid
Pernyataan 20 ? ? Valid
Tabel III.4 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Perubahan organisasi (SSO)
III.4.3 Mutasi
a. Definisi Konseptual
9
Mutasi adalah pemindahan jabatan dan tempat pekerjaan seorang karyawan
dalam suatu organisasi, baik secara vertikal maupun horisontal sebagai bentuk
pengembangan pegawai guna peningkatan semangat serta produktivitas kerja
pegawai dan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja.
b. Definisi Operasional
Mutasi adalah adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden
yang diukur melalui instrumen penelitian mutasi melalui dimensi
1) Kebijakan Manajemen 2) Pengetahuan & Pengalaman 3) Kebutuhan
Nomor Jumlah
No. Variabel Dimensi
Butir Butir
1. Mutasi (X2) Kebijakan Manajemen 1,2,3,4,5, 5
Pengetahuan &
6,7,8 3
Pengalaman
Kebutuhan 9,10,11,12,
7
13, 14,15
Total 15
Tabel III.5 Instrumen Mutasi
10
Pernyataan 11 ? ? Valid
Pernyataan 12 ? ? Valid
Pernyataan 13 ? ? Valid
Pernyataan 14 ? ? Drop
Pernyataan 15 ? ? Valid
III.4.4 Promosi
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
11
Promosi adalah adalah adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban
responden yang diukur melalui instrumen penelitian promosi melalui
dimensi 1) Kebijakan Manajemen 2) Pengembangan Diri 3) Prestasi Kerja
Jumlah
No. Variabel Dimensi Nomor Butir
Butir
1. Promosi (X3) Kebijakan Manajemen 1,2,3,4,5,6 6
Pengembangan Diri 7,8,9,10,11,12 6
Prestasi Kerja 13,14,15,16,17,18 6
Total 18
Tabel III.7 Instrumen Promosi
12
Hasil uji coba instrumen variabel promosi sebagai berikut: butir-butir
instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba sebanyak 30 responden
menggunakan koefisien korelasi pearson product moment dengan SPSS. Butir
instrumen dinyatakan valid bilamana harga koefisien rhitung lebih besar dari
harga rtabel pada taraf signifikansi yang ditentukan dimana r tabel = ...?. dan α =
0,05. Dari 18 butir instrumen yang diuji cobakan dan dinyatakan valid adalah
sebanyak 14 butir yaitu butir no: 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17 dan
18. Sedangkan 4 butir tidak valid/drop, yaitu butir soal nomor: 2, 4, 14 dan 15.
2) Reliabilitas Instrumen Promosi
Perhitungan uji reliabilitas Promosi pada penelitian ini menggunakan
SPSS dan rumus alpha cronbach. Untuk dapat mengetahui reliabilitas
instrumen perlu dicari nilai rtabel pearson product moment dengan derajat
kebebasan (dk) = N – 1= 30 – 1 = 29, serta pada taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh rtabel = 0,355 Jika rhitung > rtabel berarti reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung > rtabel berarti reliabel. Karena r hitung = ..?... > rtabel = 0,355, dengan
demikian instrumen variabel promosi adalah reliabel.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitan berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan
13
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan (Sugiyono,
2013, hlm. 187).
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer (primary data) merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian (Indriantoro&Supomo, 2011, hlm.147)..
. Data Primer ini khusus dikumpulkan guna mendapatkan data dan informasi
langsung dari responden atau sumber aslinya terkait kebutuhan penelitian. Adapun
metode data primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Data Sekunder adalah jenis data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau
dengan kata lain melalui perantara. Data Sekunder umumnya berupa catatan, laporan,
bukti yang telah terarsip atau terdokumentasi yang dapat digunakan sebagai referensi
penelitian.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liniear
berganda. Adapun analisis yang digunakan untuk perolehan data adalah sebagai
berikut :
14
a. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi
mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.
Regresi berganda adalah metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan
satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel
bebas. Tujuan analisis regresi berganda adalah untuk memperkirakan perubahan
respons pada variabel terikat terhadap beberapa variabel bebas. Regresi linear
berganda digunakan untuk memprediksi hubungan diantara lebih dari dua variabel.
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Keterangan :
a. Validasi Instrumen
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124), uji validitas data adalah teknik korelasi
untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan teknik yang paling
banyak digunakan. Arikunto (2013, hlm. 168), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tinggi
15
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Instrumen yang valid
atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti
memiliki validitas rendah.
Setelah data instrumen didapatkan, maka dilakukan uji validitas isi untuk
mengukur validitas butir soal. Uji validitas item dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Product Moment dari Pearson digunakan untuk mengukur validitas
data yang bersifat ordinal. Uji validitas item dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi Product Moment dari Pearson.
16
b. Reliabilitas Instrumen
Apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,7 maka dapat dikatakan instrumen
tersebut reliabel. Manfaat dari koefisien reliabilitas adalah untuk melihat konsistensi
dari jawaban yang diberikan oleh responden. Dengan menggunakan formula Alpha
Cronbach.
17
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran
data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji
normalitas data adalah sebagai berikut:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b) Uji Heteroskedastisitas
Asumsi pokok dari model regresi linear klasik adalah bahwa gangguan
(disturbance) yang muncul dalam regresi adalah heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan sistem SPSS versi 21. Mengukur
heterokedatisitas dilihat dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman. Jika signifikan
> α, maka tidak terdapat heterokedatisitas dan jika signifikan < α maka terdapat
heterokedatisitas.
c) Uji Multikolinearitas
18
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 atau
mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model
regresi.
d) Uji Autokorelasi
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol
ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti
tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang
bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
Untuk menguji signifikasi koefisien regresi yaitu pengaruh yang ditemukan itu
berlaku untuk keseluruhan populasi, maka perlu diuji signifkasi dengan uji
signifikasi pengaruh uji t dan uji f.
1 Uji f
19
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama - sama terhadap variabel
dependen.
a. Hipotesis 1
H0-1 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel
perubahan organisasi SSO terhadap variabel kinerja.
H1-1 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel perubahan
organisasi SSO terhadap variabel kinerja.
20
b. Hipotesis 2
H0-2 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel mutasi
terhadap variabel kinerja.
H1-2 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel mutasi
terhadap variabel kinerja.
c. Hipotesis 3
H0-3 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel promosi
terhadap variabel kinerja.
H1-3 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel promosi
terhadap variabel kinerja.
d. Hipotesis 4
H0-4 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel
perubahan organisasi SSO, mutasi dan promosi terhadap variabel
kinerja.
H1-4 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel perubahan
organisasi SSO, mutasi dan promosi terhadap variabel kinerja.
21