Anda di halaman 1dari 21

Dengan demikian, diduga dapat dibangun H4 bahwa perubahan organisasi,

mutasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan secara bersama - sama
terhadap kinerja pegawai, dimana semakin tinggi Perubahan Organisasi, mutasi dan
promosi maka semakin tinggi pula kinerja pegawai.

Dari penjelasan deskripsi teoretik dan kerangka berpikir di atas, dapat disusun
model teori penelitian yang berbentuk korelasi, seperti gambar di bawah ini:

Perubahan Organisasi SSO H1


(X1)
H2
MUTASI
H3 KINERJA
(X2)
(Y)
PROMOSI
(X3) H4

Gambar 7
Kerangka Berfikir

II.4. Rumusan Hipotesis


Berdasarkan kerangka berfikir yang digambarkan diatas, maka dapat disusun
hipotesis penelitian sebagai berikut:
a. Diduga perubahan organisasi SSO berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja pegawai PT XYZ fungsi SSO.
b. Diduga mutasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai
PT XYZ fungsi SSO.
c. Diduga promosi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai
PT XYZ fungsi SSO.
d. Diduga perubahan organisasi SSO, mutasi dan promosi secara bersama -
sama berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai PT XYZ
fungsi SSO.

BAB III

METODE PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

1
Penelitian ini dilaksanakan di PT XYZ yang berlokasi di wilayah Jakarta
Selatan. Adapun Fungsi atau bagian yang diteliti adalah fungsi pendukung (enabler)
pada organisasi SSO PT XYZ. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari 2018 sampai dengan batas akhir waktu yang diberikan untuk melakukan
penulisan.

III.2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang


digunakan adalah data primer yang berasal dari responden yang diperoleh dari hasil
penggunaan kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan secara terstruktur yang
dikualifikasikan menggunakan skala Likert Like. Setelah data dikumpulkan, kemudian
pengolahan data dilakukan dengan menghitung setiap jawaban pernyataan dari
responden mengenai perubahan organisasi, mutasi dan promosi yang dihubungkan
dengan kinerja.

Penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel yaitu tiga variabel sebagai


variabel bebas, antara lain : Perubahan Organisasi SSO (X 1), Mutasi (X2), dan
Promosi (X3) dan satu variabel sebagai variabel terikat, yaitu Kinerja (Y).

Tingkat pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan memberikan skor pada setiap peringkat dengan simbol 1 sampai 4 dengan
menggunakan Likert Like dimana dibuat berskala 4 dengan tujuan untuk
menghilangkan potensi jawaban ragu - ragu dari para responden. Berikut skala Liker
Like pembobotan jawaban responden:

a. Respon jawaban 1 (satu) yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1.
b. Respon jawaban 2 (dua) yaitu Tidak Setuju (TS), diberi skor 2.
c. Respon jawaban 3 (tiga) yaitu Setuju (S), diberi skor 3.
d. Respon jawaban 4 (empat) yaitu Sangat Setuju (SS), diberi skor 4.

Instrumen terlebih dahulu diuji coba sebelum dipergunakan dalam penelitian.


Adapun pengujian instrumen menggunakan uji validitas (keabsahan) dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Moment diperoleh butir-butir instrumen yang
valid dan tidak valid (drop), kemudian instrumen yang dinyatakan tidak valid dibuang
atau tidak digunakan dalam penelitian. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
(keandalan) terhadap butir-butir instrumen yang valid dengan teknik Alpha Cronbach.

2
Dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi sederhana dan teknik pengolahan
data menggunakan SPSS versi 23.
III.3 Populasi dan Sampling

III.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah yang terdiri atas


obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah karyawan yang
ada pada PT XYZ yang berjumlah 2442 orang. Sedangkan karyawan yang ada pada
PT XYZ fungsi SSO sebanyak 120 karyawan.

III.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi. Besarnya jumlah populasi sementara peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif. Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan model rumus Slovin, Husein Umar (2009, 108):

3
n= 120
1 + 120 (0,05)2
n= 120
1 + 120 (0,0025)
n= 120
1 + 0,295
n= 120
1,295
n = 92.31 = 92 (dibulatkan)

Berdasarkan perhitungan dengan teknik Slovin diatas maka besarnya


sampel penelitian yang digunakan adalah 92 karyawan PT XYZ Fungsi SSO,
yang terbagi oleh 30 responden dengan uji validitas pertanyaan questioner dan
62 responden dengan uji hipotesis menggunakan pertanyaan yang sudah valid.
Dalam penelitian ini, digunakan teknik simple random sampling yang bersifat umum
dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 62 karyawan yang diambil secara
acak sesuai dengan kondisi yang memungkinkan yang hasilnya dapat
merepresentatifkan keseluruhan karyawan yang ada. Karena dalam pengambilan
sampel, tingkat kualitas hasil penelitian juga ditentukan oleh banyaknya jumlah
sampel.

4
III.4 Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan,


sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan
menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul
data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan
data empiris sebagaimana adanya.

III.4.1 Kinerja

a. Definisi Konseptual

Kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja individu, fungsi ataupun
organisasi dalam melakukan pekerjaan atau fungsinya terkait dengan
pencapaian target - target perusahaan.

b. Definisi Operasional

Kinerja adalah adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden
yang diukur melalui instrumen penelitian kinerja melalui dimensi 1) Kualitas
& Kuantitas Kerja 2) Job Knowledge (Pengetahuan tentang Pekerjaan) 3)
Perilaku Kerja.

c. Kisi Kisi Instrumen

Penyusunan instrumen Kinerja sebagaimana tabel berikut:

No. Variabel Dimensi Nomor Butir Jumlah Butir


Kualitas & Kuantitas Kerja 1,2,3,4,5,6,7 7
Job Knowledge (Pengetahuan
8,9,10 3
1. Kinerja (Y) tentang Pekerjaan)
11,12,13,14,15,16,
Perilaku Kerja 10
17,18,19,20
Total 20
Tabel III.1 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja

5
d. Hasil Uji Coba Instrumen Kinerja
1) Validitas Instrumen Kinerja
Uji validitas instrumen Kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak komputer SPSS. Instrumen Kinerja berupa kuesioner yang terdiri 20
butir pernyataan dan diuji cobakan kepada 30 orang responden dengan hasil
analisis pada lampiran 2.

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


Pernyataan 1 ? ? Valid
Pernyataan 2 ? ? Valid
Pernyataan 3 ? ? Valid
Pernyataan 4 ? ? Valid
Pernyataan 5 ? ? Valid
Pernyataan 6 ? ? Drop
Pernyataan 7 ? ? Valid
Pernyataan 8 ? ? Valid
Pernyataan 9 ? ? Valid
Pernyataan 10 ? ? Valid
Pernyataan 11 ? ? Valid
Pernyataan 12 ? ? Valid
Pernyataan 13 ? ? Valid

Tabel III.2 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Kinerja

6
No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Pernyataan 14 ? ? Valid
Pernyataan 15 ? ? Drop
Pernyataan 16 ? ? Valid
Pernyataan 17 ? ? Valid
Pernyataan 18 ? ? Valid
Pernyataan 19 ? ? Valid
Pernyataan 20 ? ? Valid
Lanjutan tabel III.2

Hasil uji coba instrumen variabel Kinerja (Y) sebagai berikut: butir-
butir instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba sebanyak
30 responden menggunakan koefisien korelasi pearson product moment
dengan SPSS. Butir instrumen dinyatakan valid bilamana harga koefisien rhitung
lebih besar dari harga rtabel pada taraf signifikansi yang ditentukan dimana rtabel
= ? dan α = 0,05. Dari 20 butir instrumen yang diujicobakan dan dinyatakan
valid adalah sebanyak 18 butir yaitu butir no: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 16, 17, 18, 19, 20. Sedangkan 2 butir tidak valid/drop, yaitu butir soal
nomor: 6 dan 15.
2) Reliabilitas Instrumen Beban Kerja
Perhitungan uji reliabilitas kinerja pada penelitian ini menggunakan
SPSS dan rumus alpha cronbach. Untuk dapat mengetahui reliabilitas
instrumen perlu dicari nilai rtabel pearson product moment dengan derajat
kebebasan (dk) = N – 1= 30 – 1 = 29, serta pada taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh rtabel = 0, 355. Jika rhitung > rtabel berarti reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung > rtabel berarti reliabel. Karena r hitung = .?.... > rtabel = 0,355, dengan
demikian instrumen variabel kinerja adalah reliabel.

III.4.2 Perubahan Organisasi

a. Definisi Konseptual

7
Perubahan Organisasi adalah adalah proses peralihan suatu organisasi yang
mencakup sumber daya manusia didalamnya, struktur dan teknologi dalam suatu
organisasi dari kondisi saat ini ke arah yang lebih baik lagi sebagai bentuk upaya
bertahan dan berkembang dalam rangka mencapai tujuan dan sasarannya.

b. Definisi Operasional

Perubahan organisasi adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban


responden yang diukur melalui instrumen penelitian perubahan organisasi (SSO)
melalui dimensi 1) Struktur Organisasi 2) Pimpinan 3) Sumber Daya Manusia
4) Teknologi

c. Kisi Kisi Instrumen


Penyusunan instrumen Perubahan Organisasi (SSO) sebagaimana tabel berikut:

Jumlah
No. Variabel Dimensi Nomor Butir
Butir
1. Perubahan Struktur Organisasi 1,2,3,4,5 5
Organisasi SSO (X1) Pimpinan 6,7,8,9,10,11,12 7
Sumber Daya Manusia 13,14,15,16,17,18 6
Teknologi 19,20 2
Total 20
Tabel III.3 Instrumen Perubahan Organisasi (SSO)

d. Hasil Uji Coba Instrumen Perubahan Organisasi


1) Validitas Instrumen Perubahan organisasi (SSO)
Uji validitas instrumen Perubahan Organisasi SSO dilakukan dengan
bantuan perangkat lunak komputer SPSS. Instrumen Perubahan Organisasi
SSO berupa kuesioner yang terdiri dari 20 butir pernyataan dan diuji cobakan
kepada 30 orang responden dengan hasil analisis pada lampiran 2.

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


Pernyataan 1 ? ? Valid
Pernyataan 2 ? ? Valid
Pernyataan 3 ? ? Drop
Pernyataan 4 ? ? Valid
Pernyataan 5 ? ? Valid

8
Pernyataan 6 ? ? Valid
Pernyataan 7 ? ? Valid
Pernyataan 8 ? ? Valid
Pernyataan 9 ? ? Valid
Pernyataan 10 ? ? Drop
Pernyataan 11 ? ? Valid
Pernyataan 12 ? ? Valid
Pernyataan 13 ? ? Drop
Pernyataan 14 ? ? Valid
Pernyataan 15 ? ? Drop
Pernyataan 16 ? ? Valid
Pernyataan 17 ? ? Valid
Pernyataan 18 ? ? Valid
Pernyataan 19 ? ? Valid
Pernyataan 20 ? ? Valid

Tabel III.4 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Perubahan organisasi (SSO)

Hasil uji coba instrumen variabel perubahan organisasi SSO (X1)


sebagai berikut: butir-butir instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba
sebanyak 30 responden menggunakan koefisien korelasi pearson product
moment dengan SPSS. Butir instrumen dinyatakan valid bilamana harga
koefisien rhitung lebih besar dari harga rtabel pada taraf signifikansi yang
ditentukan dimana rtabel = ...?. dan α = 0,05. Dari 20 butir instrumen yang diuji
cobakan dan dinyatakan valid adalah sebanyak 16 butir yaitu butir no: 1, 2, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20. Sedangkan 4 butir tidak valid/drop,
yaitu butir soal nomor: 3, 10, 13 dan 15.
2) Reliabilitas Instrumen Perubahan organisasi (SSO)
Perhitungan uji reliabilitas perubahan organisasi SSO pada penelitian
ini menggunakan SPSS dan rumus alpha cronbach. Untuk dapat mengetahui
reliabilitas instrumen perlu dicari nilai rtabel pearson product moment dengan
derajat kebebasan (dk) = N – 1= 30 – 1 = 29, serta pada taraf signifikansi α =
0,05 diperoleh rtabel = 0,355 Jika rhitung > rtabel berarti reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung > rtabel berarti reliabel. Karena r hitung = ..?... > rtabel = 0,355, dengan
demikian instrumen variabel perubahan organisasi SSO adalah reliabel.

III.4.3 Mutasi

a. Definisi Konseptual

9
Mutasi adalah pemindahan jabatan dan tempat pekerjaan seorang karyawan
dalam suatu organisasi, baik secara vertikal maupun horisontal sebagai bentuk
pengembangan pegawai guna peningkatan semangat serta produktivitas kerja
pegawai dan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja.

b. Definisi Operasional

Mutasi adalah adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban responden
yang diukur melalui instrumen penelitian mutasi melalui dimensi
1) Kebijakan Manajemen 2) Pengetahuan & Pengalaman 3) Kebutuhan

c. Kisi Kisi Instrumen

Penyusunan instrumen Mutasi sebagaimana tabel berikut:

Nomor Jumlah
No. Variabel Dimensi
Butir Butir
1. Mutasi (X2) Kebijakan Manajemen 1,2,3,4,5, 5
Pengetahuan &
6,7,8 3
Pengalaman
Kebutuhan 9,10,11,12,
7
13, 14,15
Total 15
Tabel III.5 Instrumen Mutasi

d. Hasil Uji Coba Instrumen Mutasi


1) Validitas Instrumen Mutasi
Uji validitas instrumen Mutasi dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak komputer SPSS. Instrumen Mutasi berupa kuesioner yang terdiri dari
15 butir pernyataan dan diuji cobakan kepada 30 orang responden dengan
hasil analisis pada lampiran 2.

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


Pernyataan 1 ? ? Valid
Pernyataan 2 ? ? Valid
Pernyataan 3 ? ? Drop
Pernyataan 4 ? ? Valid
Pernyataan 5 ? ? Valid
Pernyataan 6 ? ? Valid
Pernyataan 7 ? ? Valid
Pernyataan 8 ? ? Valid
Pernyataan 9 ? ? Valid
Pernyataan 10 ? ? Drop

10
Pernyataan 11 ? ? Valid
Pernyataan 12 ? ? Valid
Pernyataan 13 ? ? Valid
Pernyataan 14 ? ? Drop
Pernyataan 15 ? ? Valid

Tabel III.6 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Mutasi

Hasil uji coba instrumen variabel mutasi sebagai berikut: butir-butir


instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba sebanyak 30 responden
menggunakan koefisien korelasi pearson product moment dengan SPSS. Butir
instrumen dinyatakan valid bilamana harga koefisien rhitung lebih besar dari
harga rtabel pada taraf signifikansi yang ditentukan dimana r tabel = ...?. dan α =
0,05. Dari 15 butir instrumen yang diuji cobakan dan dinyatakan valid adalah
sebanyak 12 butir yaitu butir no: 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13 dan 15.
Sedangkan 3 butir tidak valid/drop, yaitu butir soal nomor: 3, 10 dan 14.
2) Reliabilitas Instrumen Mutasi
Perhitungan uji reliabilitas Mutasi pada penelitian ini menggunakan
SPSS dan rumus alpha cronbach. Untuk dapat mengetahui reliabilitas
instrumen perlu dicari nilai rtabel pearson product moment dengan derajat
kebebasan (dk) = N – 1= 30 – 1 = 29, serta pada taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh rtabel = 0,355 Jika rhitung > rtabel berarti reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung > rtabel berarti reliabel. Karena r hitung = ..?... > rtabel = 0,355, dengan
demikian instrumen variabel mutasi adalah reliabel.

III.4.4 Promosi

a. Definisi Konseptual

Promosi adalah perpindahan pekerja dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain


yang lebih tinggi baik secara status maupun tanggung jawab sesuai kebutuhan
Perusahaan dan sebagai bentuk pengembangan karir pekerja yang diberikan
Perusahaan untuk memotivasi dan mengapresiasi kinerja pekerja agar dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik lagi kedepannya untuk Perusahaan.

b. Definisi Operasional

11
Promosi adalah adalah adalah skor penilaian yang diperoleh dari jawaban
responden yang diukur melalui instrumen penelitian promosi melalui
dimensi 1) Kebijakan Manajemen 2) Pengembangan Diri 3) Prestasi Kerja

c. Kisi Kisi Instrumen

Penyusunan instrumen Promosi sebagaimana tabel berikut:

Jumlah
No. Variabel Dimensi Nomor Butir
Butir
1. Promosi (X3) Kebijakan Manajemen 1,2,3,4,5,6 6
Pengembangan Diri 7,8,9,10,11,12 6
Prestasi Kerja 13,14,15,16,17,18 6
Total 18
Tabel III.7 Instrumen Promosi

d. Hasil Uji Coba Instrumen Promosi


1) Validitas Instrumen Promosi
Uji validitas instrumen Promosi dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak komputer SPSS. Instrumen Promosi berupa kuesioner yang terdiri dari
18 butir pernyataan dan diuji cobakan kepada 30 orang responden dengan
hasil analisis pada lampiran 2.

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


Pernyataan 1 ? ? Valid
Pernyataan 2 ? ? Drop
Pernyataan 3 ? ? Valid
Pernyataan 4 ? ? Drop
Pernyataan 5 ? ? Valid
Pernyataan 6 ? ? Valid
Pernyataan 7 ? ? Valid
Pernyataan 8 ? ? Valid
Pernyataan 9 ? ? Valid
Pernyataan 10 ? ? Valid
Pernyataan 11 ? ? Valid
Pernyataan 12 ? ? Valid
Pernyataan 13 ? ? Valid
Pernyataan 14 ? ? Drop
Pernyataan 15 ? ? Drop
Pernyataan 16 ? ? Valid
Pernyataan 17 ? ? Valid
Pernyataan 18 ? ? Valid

Tabel III.8 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Promosi

12
Hasil uji coba instrumen variabel promosi sebagai berikut: butir-butir
instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba sebanyak 30 responden
menggunakan koefisien korelasi pearson product moment dengan SPSS. Butir
instrumen dinyatakan valid bilamana harga koefisien rhitung lebih besar dari
harga rtabel pada taraf signifikansi yang ditentukan dimana r tabel = ...?. dan α =
0,05. Dari 18 butir instrumen yang diuji cobakan dan dinyatakan valid adalah
sebanyak 14 butir yaitu butir no: 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17 dan
18. Sedangkan 4 butir tidak valid/drop, yaitu butir soal nomor: 2, 4, 14 dan 15.
2) Reliabilitas Instrumen Promosi
Perhitungan uji reliabilitas Promosi pada penelitian ini menggunakan
SPSS dan rumus alpha cronbach. Untuk dapat mengetahui reliabilitas
instrumen perlu dicari nilai rtabel pearson product moment dengan derajat
kebebasan (dk) = N – 1= 30 – 1 = 29, serta pada taraf signifikansi α = 0,05
diperoleh rtabel = 0,355 Jika rhitung > rtabel berarti reliabel, dan sebaliknya jika
rhitung > rtabel berarti reliabel. Karena r hitung = ..?... > rtabel = 0,355, dengan
demikian instrumen variabel promosi adalah reliabel.

No Instrumen Jumlah Jumlah Butir Koefisien


Butir Soal Yang Valid Reliabilitas
1. Kinerja 20 18 ?
2. Perubahan 20 16 ?
Organisasi (SSO)
3. Mutasi 15 12 ?
4. Promosi 18 14 ?
Tabel III.9 Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitan berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan

13
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila
instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan (Sugiyono,
2013, hlm. 187).

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer (primary data) merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian (Indriantoro&Supomo, 2011, hlm.147)..
. Data Primer ini khusus dikumpulkan guna mendapatkan data dan informasi
langsung dari responden atau sumber aslinya terkait kebutuhan penelitian. Adapun
metode data primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1) Metode Observasi (Pengamatan), adalah metode pengumpulan data melalui


pencatatan secara cermat dan sistematis langsung di lokasi obyek penelitian,
yaitu di PT XYZ yang beralamat di JL. TB. Simatupang, Jakarta Selatan
2) Metode Kuesioner (Angket), adalah metode pengambilan data dengan cara
menyebarkan kuesioner (angket) kepada responden untuk diisi sesuai dengan
pernyataan yang termuat di dalamnya. Data yang diperoleh nantinya dipakai
sebagai data primer. Sebelum disebarkan kepada responden, kuesioner (angket)
terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya dari masing-masing variabel
yang diteliti, dengan cara melakukan uji coba penyebaran kuesioner ke sampel
lain di luar sampel yang akan digunakan yaitu 30 karyawan PT XYZ fungsi
SSO.
b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah jenis data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau
dengan kata lain melalui perantara. Data Sekunder umumnya berupa catatan, laporan,
bukti yang telah terarsip atau terdokumentasi yang dapat digunakan sebagai referensi
penelitian.

III.6 Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liniear
berganda. Adapun analisis yang digunakan untuk perolehan data adalah sebagai
berikut :

14
a. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi
mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.

b. Analisis kuantitatif yakni mengandung makna bilangan atau angka. Analisis


kuantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam wujud angka.

Penulis menganalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda.


Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengadakan prediksi nilai dari
variabel terikat yaitu : Kinerja Karyawan (Y) dengan memperhitungkan nilai variabel
bebas yaitu : Perubahan Organisasi SSO (X1), Promosi (X2), Mutasi (X3) sehingga
diketahui positif atau negatif pengaruh perubahan organisasi SSO, mutasi dan
promosi terhadap kinerja karyawan.

Regresi berganda adalah metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan
satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel
bebas. Tujuan analisis regresi berganda adalah untuk memperkirakan perubahan
respons pada variabel terikat terhadap beberapa variabel bebas. Regresi linear
berganda digunakan untuk memprediksi hubungan diantara lebih dari dua variabel.

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Keterangan :

Y : Variabel Kinerja Karyawan


a : Konstanta
b1b2 : Koefisien regresi
X1 : Perubahan Organisasi (SSO)
X2 : Mutasi
X3 : Promosi

III.6.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a. Validasi Instrumen

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124), uji validitas data adalah teknik korelasi
untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan teknik yang paling
banyak digunakan. Arikunto (2013, hlm. 168), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tinggi

15
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Instrumen yang valid
atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti
memiliki validitas rendah.

Dengan demikian, kriterianya ada di dalam instrumen itu sendiri, sedangkan


instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria dalam instrumen sesuai
dengan kriteria dari luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada. Jika validitas internal
instrumen dikembangkan berdasarkan teori yang relevan, maka validitas eksternal
instrumen dikembangkan dari fakta empiris.

Setelah data instrumen didapatkan, maka dilakukan uji validitas isi untuk
mengukur validitas butir soal. Uji validitas item dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Product Moment dari Pearson digunakan untuk mengukur validitas
data yang bersifat ordinal. Uji validitas item dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi Product Moment dari Pearson.

Keputusan pengujian validitas dengan menggunakan taraf signifikansi 5%


adalah sebagai berikut:
a) Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika
rhitung > rtabel
b) Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika
rhitung < rtabel
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi
semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negatif dan positif mengindikasikan
arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan
searah atau semakin tingga A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan
sebagai variabel). Interpretasi angka korelasi sebagai berikut:

0 - 0,199 : Sangat lemah


0,20 - 0,3999 : Lemah
0.40 - 0,599 : Sedang
0,60 - 0,799 : Kuat
0,80 - 1,0 : Sangat kuat
Butir-butir instrumen yang valid ditentukan dari hasil uji coba sebanyak 30
responden menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Butir
instrumen dinyatakan valid bilamana harga koefisien rxy lebih besar dari harga rtabel
pada taraf signifikansi yang ditentukan diman α = 0,05.

16
b. Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 137), instrumen yang reliabel adalah


instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Artinya, instrumen selain harus sesuai dengan
kenyataan juga harus memiliki nilai ketepatan, dimana apabila instrumen ini
diberikan pada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda akan sama hasilnya.

Arikunto (2013, hlm. 154) menyatakan reliabilitas menunjuk pada suatu


pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Kuesioner dikatakan
reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama (ajeg) pada saat dilakukan
pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau
memberikan hasil yang tetap. Untuk menunjukkan reliabilitas digunakan rumus
Cronbach’s Alpha.

Indikator pengukuran tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:


Jika rhitung:
a) 0,8 - 1,0 : Reliabilitas baik
b) 0,6 - 0,79 : Reliabilitas diterima
c) kurang dari 0,6 : Reliabilitas buruk

Apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,7 maka dapat dikatakan instrumen
tersebut reliabel. Manfaat dari koefisien reliabilitas adalah untuk melihat konsistensi
dari jawaban yang diberikan oleh responden. Dengan menggunakan formula Alpha
Cronbach.

III.6.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif data merupakan kategorisasi dan peringkasan data untuk


memperoleh jawaban bagi pernyataan penelitian. Adapun teknik statistik deskriptif
menggambarkan rerata (mean), modus, median, simpang baku dan distribusi
frekuensi suatu data. Hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk tabel dan
histogram.

III.6.3 Uji Asumsi Klasik

17
a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran
data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji
normalitas data adalah sebagai berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Heteroskedastisitas

Asumsi pokok dari model regresi linear klasik adalah bahwa gangguan
(disturbance) yang muncul dalam regresi adalah heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan sistem SPSS versi 21. Mengukur
heterokedatisitas dilihat dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman. Jika signifikan
> α, maka tidak terdapat heterokedatisitas dan jika signifikan < α maka terdapat
heterokedatisitas.

c) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan


adanya korelasi antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

18
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 atau
mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model
regresi.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya


penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual
pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang
harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode
pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (Uji DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol
ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti
tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang
bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

III.6.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji signifikasi koefisien regresi yaitu pengaruh yang ditemukan itu
berlaku untuk keseluruhan populasi, maka perlu diuji signifkasi dengan uji
signifikasi pengaruh uji t dan uji f.

1 Uji f

19
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama - sama terhadap variabel
dependen.

2. Uji t atau Uji Parsial

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel


independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 5%. (0,05) dan derajat kebebasan = (n-1-k)

3. Koefisien (R2) Determinasi

Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar varian


dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. yang digunakan
dalam penelitian ini adalah yang mempertimbangkan jumlah variabel independen
dalam suatu model yang telah disesuaikan. Apabila mendekati 1, ini menunjukkan
bahwa variasi variabel dependen secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh
variabel independen. Uji R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

III.7. Hipotesis Statistik


Berdasarkan perumusan hipotesis penelitian yang diuraikan, maka uji
hipotesis statistik penelitian adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis 1

H0-1 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel
perubahan organisasi SSO terhadap variabel kinerja.
H1-1 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel perubahan
organisasi SSO terhadap variabel kinerja.

20
b. Hipotesis 2

H0-2 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel mutasi
terhadap variabel kinerja.

H1-2 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel mutasi
terhadap variabel kinerja.

c. Hipotesis 3
H0-3 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel promosi
terhadap variabel kinerja.
H1-3 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel promosi
terhadap variabel kinerja.
d. Hipotesis 4

H0-4 : β = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel
perubahan organisasi SSO, mutasi dan promosi terhadap variabel
kinerja.
H1-4 : β ≠0 Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel perubahan
organisasi SSO, mutasi dan promosi terhadap variabel kinerja.

21

Anda mungkin juga menyukai