Anda di halaman 1dari 44

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis

1. Pengertian

Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah otot tulang yang paling

sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri punggung bawah

(low back pain) adalah nyeri di daerah punggung bawah, yang mungkin

disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang. Nyeri punggung

bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung, tapi rasa sakit juga

dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit artritis,

osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi

dan cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang. Obesitas,

merokok, berat badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur

yang tidak sesuai untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi tidur yang

buruk juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (Anonim, 2014).

Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman yang

paling umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke-tujuh, banyak

wanita hamil mengalami nyeri punggung (Murkoff, Heidi. 2006). Nyeri

punggung yang dialami selama kehamilan membuat pekerjaan yang

dilakukan semakin berat. Wanita cenderung bermalas-malasan saat hamil

dan lebih suka tidur untuk memberi relaksasi pada nyeri punggung yang

dialami (Utami, 2008).

1
2

2. Tanda Gejala

Sindroma nyeri muskulo skeletal yang menyebabkan LBP termasuk

sindrom nyeri miofasial dan fibromialgia. Nyeri miofasial khas ditandai

nyeri dan nyeri tekan seluruh daerah yang bersangkutan (trigger points),

kehilangan ruang gerak kelompo otot yang tersangkut (loss of range of

motion) dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf tepi. Keluhan nyeri

sering hilang bila kelompok otot tersebut diregangkan. Fibromialgia

mengakibatkan nyeri dan nyeri tekan daerah punggung bawah, kekakuan,

rasa lelah, dan nyeri otot (Dachlan, 2009).

Nyeri punggung bawah merupakan sindroma klinik yang ditandai

dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah

tulang punggung bawah. Nyeri punggung bawah tidak mengenal perbedaan

umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, semuanya

bisa terkena neri punggung bawah. Sakit punggung saat hamil biasanya

dialami perempuan pada waktu-waktu tertentu dan biasanya dialami

perempuan pada waktu-waktu tertentu dan biasanya sering terjadi pada

trimester ketiga kehamilan. Rasa sakit tersebut jika tidak segera diatasi tentu

akan sangat membebani dan menyakitkan (Ratih, 2009).

3. Etiologi

Etiologi nyeri punggung bawah menurut John W.Engstrom dalam Johannes

(2010) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kongenital/

perkembangan, trauma minor (tegang atau keseleo, tertarik), fraktur,

herniasi diskus intervertebral, degeneratif, artritis, metastase neoplasma/


3

tumor, infeksi/inflamasi, metabolik, dan lainnya yaitu psikiatri, diseksi

arteri vertebral, postural. Postural dalam hal ini adalah contohnya sikap

duduk, dimana sikap duduk yang tidak baik seperti membungkuk ke depan,

tidak tegap, kepala menunduk, dada kempis, dinding perut menonjol dan

cekung kedepan pada kurvatura lumbal yang berlebihan (hiperlordotic).

Semua posisi diatas akan menyebabkan pusat gaya berat jatuh kedepan.

Sebagai kompensasinya, punggung tertarik kebelakang, menyebabkan

hiperlordotic pada daerah lumbal. Jika keadaan ini berlangsung lama maka

akan menyebabkan tulang punggung beserta jaringan tendon dan otot

dipaksa untuk menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan, sehingga

terjadi kelelahan pada otot punggung, terutama otot -otot daerah lumbal

(Rahardian, 2013).

Perubahan pada sistem muskulskeletal selama kehamilan yaitu

terjadinya perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita

hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara menyolok.

Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Payudara yang besar

dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva

punggung dan lumbar menonjol. Perubahan-perubahan yang terkait sering

kali menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal (Bobak, 2005).

Perubahan muskuloskeletal sering menyebabkan ibu merasakan nyeri pada

daerah punggung terutama daerah punggung bawah. Nyeri punggung

bagian bawah merupakan masalah otot tulang yang paling sering

dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008).


4

4. Faktor yang Mempengaruhi terjadinya Nyeri Punggug

Secara umum, nyeri punggung yang terjadi pada ibu hamil

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan postur tubuh selama

kehamilan, hal ini sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap

selama kehamilan dan redistribusi pemusatan, pengaruh hormonal pada

struktur ligamen, pusat gravitasi tubuh bergeser kedepan dan jika

dikombinasikan dengan peregangan otot abdoment yang lemah, hal ini

sering mengakibatkan lekukan pada tulang lumbal yang disertai pembulatan

pada bahu serta dagu yang menggantung, ada kecenderungan bagi otot

punggung untuk memendek jika otot abdoment meregang sehingga dapat

menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis, dan tegangan

tambahan dapat dirasakan diatas ligament tersebut.

Akibatnya adalah nyeri punggung yang biasanya berasal dari

sakroiliaka atau lumbal, dan dapat menjadi gangguan punggung jangka

panjang jika keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan setelah

melahirkan, aktivitas selama kehamilan juga menjadi faktor terjadinya nyeri

punggung selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga seperti menyetrika

atau menyiapkan makanan yang dapat dilakukan dalam posisi duduk, bukan

berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang lama, termasuk

jika ibu hamil harus mengangkat objek berat maka terjadi tegangan pada

otot panggul, semua gerakan berputar sambil mengangkat merupakan

gerakan yang berbahaya dan tidak boleh dilakukan (Fraser, 2009 ). Pada ibu

hamil trimester III pertumbuhan janin yang semakin membesar akan


5

menekan saraf dan sendi-sendi yang tidak terbiasa dengan beban yang

terlalu berat. Pada saat bersamaan, hormon yang disebut relaksin mulai

memperlunak tulang rawan pada sendi panggul sehingga tulang agak

meregang, dan tidak tersedia tempat yang cukup bagi janin. Perubahan-

perubahan ini memberikan dasar yang tidak stabil untuk mendukung beban

tambahan. Akibat perubahan ini, ibu hamil dapat mengalami rasa nyeri

punggung, kejang, bahkan charley horses pada bokong, panggul dan paha

(Jimenz, 2003).

Faktor yang terakhir adalah paritas dan aktivitas.Wanita

grandemultipara yang tidak pernah melakukan latihan setiap kali

melahirkan cenderung mengalami kelemahan otot abdomen, sedangkan

wanita primigravida biasanya memiliki otot abdomen yang sangat baik

karena otot tersebut belum pernah mengalami peregangan sebelumnya.

Dengan demikian keparahan nyeri punggung bagian bawah biasanya

meningkat seiring bertambahnya jumlah paritas. Nyeri punggung juga dapat

merupakan akibat membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat

dan angkat beban, terutama bila salah satu atau kegiatan ini dilakukan saat

wanita tersebut sedang lelah.

5. Perubahan Fisiologis

Kehamilan adalah suatu proses fisiologis, terkadang dapat

menimbulkan akibat yang bersifat patologis. Perubahan tersebut dimulai

dari nidasi terjadi, yaitu ibu merasakan mual, muntah, pusing bahkan

kadang-kadang gejala ini berlebihan sehingga mengharuskan ibu untuk


6

rawat inap. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, punggung ibu

hamil berubah bahu tertarik ke belakang sebagai akibat pembesaran

abdomen yang menonjol dan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh

karena kelengkungan tulang belakang ke arah dalam secara berlebihan

yang biasa disebut lordosis. Semakin bertambah usia kandungan janin

menjadi semakin besar sehingga lengkungan punggung bawah semakin

bertambah. Hal ini juga dapat memperberat nyeri punggung (Wahyuni dan

Prabowo E, 2012).

Nyeri punggung pada wanita hamil disebabkan oleh faktor

mekanika yang mempengaruhi kelengkungan tulang belakang oleh

perubahan sikap statis dan penambahan beban pada saat ibu hamil

(Wahyuni dan Prabowo, 2012). Peningkatan kadar progesteron juga dapat

menimbulkan relaksasi ligamen yang menopang sendi. Seiring dengan

pertambahan usia kehamilan, relaksasi sendi sakroiliaka dan simfisis pubis

turut menciptakan instabilitas pelvis dalam kadar tertentu sehingga

menghasilkan ketegangan tambahan pada otot punggung dan paha. Perut

ibu hamil yang membesar mengubah pusat gravitasi menjadi ke arah depan,

sehingga lebih menarik lengkungan punggung bawah (Utami, Shinta,

2008). Semua hal ini menyebabkan beban untuk punggung dari derajat

ringan hingga berat. Karena berat uterus pada kehamilan aterm dan isinya

dapat mencapai 6 kg, wanita hamil sering kali menyandarkan punggungnya

untuk mempertahankan keseimbangan tubuh (equilibrium). Kemiringan

batang tubuh ke belakang ini merupakan karakteristik kehamilan dan


7

menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen punggung dan paha

kondisi ini menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang cukup banyak dan sering

dirasakan di akhir kehamilan.

6. Perubahan Psikologis

Pada ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah jika tidak

segera diatasi rasa nyeri dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-

hari misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain,

bekerja, keterbatasan gerak fisik dan aktivitas-aktivitas santai. Nyeri

punggung saat ibu hamil apabila tidak ditangani dengan baik dapat

menyebabkan kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk (Kartonis et al,

2011).

Vermani,Era et al (2009), menjelaskan bahwa ibu hamil yang

mengalami nyeri punggung akan kesulitan didalam menjalankan aktivitas

seperti berdiri setelah duduk, berpindah dari tempat tidur duduk terlalu

lama, berdiri terlalu lama, membuka baju dan melepaskan baju, maupun

mengangkat dan memindahkan benda-benda sekitar. Kondisi yang lebih

parah terjadi ketika nyeri sampai menyebar ke daerah

pelvis dan lumbal yang menyebabkan kesulitan berjalan sehingga

memerlukan kruk ataupun alat bantu jalan lainnya.

7. Penatalaksanaan
8

Menurut Purba, JS (2008) untuk meringankan nyeri punggung bawah yang

sering dirasakan oleh ibu hamil dapat dilakukan beberapa hal antara lain:

a. Berolahraga

Olahraga secara rutin akan membuat tubuh lentur dan nyaman, selain

menunjang sirkulasi darah. Hal ini tentu sangat berguna bagi ibu hamil

yang sering dilanda stres. Sedang untuk latihan yang dapat dilakukan

umumnya berkisar pelemasan punggung, otot leher, dan kekuatan kaki.

Dalam jurnal Sulistiana, 2011 dijelaskan bahwa senam hamil merupakan

latihan latihan atau olahraga bagi ibu hamil. Senam hamil di lakukan

dengan tujuan membuat elastis otot dan ligamen yang ada di panggul,

memperbaiki sikap tubuh mengatur kontraksi dan relaksasi serta

mengatur teknik pernapasan Hal ini sesuai dengan penelitian

Muhammad Faqih Aminudin. Kompres panas merupakan salah satu

pengobatan tradisional yang biasa

digunakan untuk meredakan rasa sakit dan nyeri (Kozier et al., 2010).

Kompres panas juga biasa disebut dengan istilah thermotherapy yaitu

pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut

maupun kronis, terapi ini juga efektif untuk mengurangi nyeri yang

berhubungan dengan ketegangan otot, sprain, dan strain (Arovah, 2010).

Kompres panas atau thermotherapy pada dasarnya adalah mengikat

aktivitas sel dengan menggunakan metode pengaliran energi yaitu

konduksi (pengaliran lewat suatu media padat) (Potter & Perry, 2009).

Kompres panas dapat dilakukan dengan berbagai macam media, salah


9

satu media yang mudah digunakan dan bisa diaplikasikan di rumah

adalah dengan menggunakan kantong atau botol air panas (Arovah,

2010). Suhu air yang digunakan harus memiliki nilai aman. Individu

dewasa berkisar 40oC sampai 45oC (Kozier et al., 2010). Dengan lama

pemakaian berkisar 15-20 menit (Kusyati, 2006). (1) Latihan dilakukan

dengan diawali latihan pendahuluan, latihan inti dan latihan rileksasi.

Latihan inti untuk memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan

rileksasi serta mengatur latihan pernapasan. Latihan ini bergantung pada

usia kehamilan (22-25 minggu, 26-30 minggu, 31-34 minggu, dan 35

minggu), latihan relaksasi terdiri atas relaksasi dengan posisi berbaring

terlentang, relaksasi dengan posisiberbaring miring, relaksasi dengan

posisi berbaring terlentang dan lutut ditekuk. Serta relaksasi dengan

posisi duduk membungkuk.\

Berdasarkan jurnal penelitian(2) yang berjudul “ Hubungan Senam

Hamil dengan Nyeri Punggung pada Ibu Hamil di Polindes Desa Tlanak

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan” dengan hasil penelitian

bahwa lebih dari sebagian (75%) ibu hamil yang tidak pernah melakukan

senam hamil mengalami nyeri punggung dan seluruh (100%) ibu hamil

yang sering melakukan senam hamil tidak mengalami nyeri punggung.

b. Pijat

Pijat bagian tubuh belakang bawah sering dapat membantu

menghilangkan lelah dan sakit otot. Cobalah mencondongkan tubuh ke


10

depan di sandaran kursi atau berbaring menyamping. Pasangan Anda

bisa dengan lembut memijat otot-otot sisi tulang belakang atau

berkonsentrasi pada punggung bawah.

c. Mandi dan kompres air hangat

Mandi air hangat atau pancuran air hangat yang diarahkan pada

punggung dapat membantu meringankan nyeri punggung.

d. Tidur menyamping/ tidur miting

Hal ini sesuai dengan penelitian Santi Umi Rosdiani*, Faridah Umamah

(3) Nyeri punggung terjadi karena otot-otot perut melemah, otot perut

berfungsi untuk menopang tulang belakang dan berperan untuk

mempertahankan kesehatan punggung. Pada masa kehamilan, otot-otot

perut mengalami peregangan dan melemah sehingga mengakibatkan

nyeri punggung. Nyeri punggung juga dapat

Rosdiana, Umamah : Posisi tidur miring efektif menurunkan nyeri

punggung pada ibu hamil bertahan lama sehingga merasa tidak nyaman

sampai saat persalinan. Banyak cara untuk mengurangi nyeri punggung

salah satunya Posisi tidur miring dengan bantal atau penyangga diantara

kedua tungkai (Archard, 2007). Banyak manfaat dari posisi tidur miring

itu sendiri, dengan posisi tidur miring kiri dengan menggunakan bantalan

ibu hamil dapat mengurangi tekanan pada pembuluh darah balik besar

(vena cava inferior) di bagian depan tulang belakang yang

mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Posisi ini

juga akan memastikan sirkulasi darah yang sehat untuk janin (Endjun,
11

2002). Posisi miring kiri bukan hanya memaksimalkan aliran darah dan

gizi ke plasenta tetapi juga meningkatkan fungsi ginjal, yang berarti

pembuangan yang lebih baik dari produk cairan sisa sehingga

pembengkakan (edema) di tangan, kaki, dan pergelangan kaki bisa

berkurangSaat perut semakin membesar, cobalah tidur menyamping

dengan salah satu atau kedua lutut ditekuk.Menggunakan bantal di

bawah perut saat tidur Tidur menyamping dengan bantal ditempatkan di

bawah perut telah terbukti mengurangi nyeri punggung.(3)

e. Duduk dan berdiri dengan hati-hati

Duduk dengan kaki sedikit ditinggikan. Pilihlah kursi yang mendukung

punggung atau tempatkan bantal kecil di belakang punggung bawah.

Sering-seringlah mengubah posisi dan menghindari berdiri untuk jangka

waktu yang lama. Jika Anda harus berdiri, istirahatkan satu kaki di

bangku yang lebih rendah.

f. Lakukan latihan kekuatan dan stabilitas

Olahraga senam hamil meliputi latihan transversus, latihan dasar pelvis

dan peregangan umumnya Latihan ini melatih tonus otot abdomen

transversal bagian dalam yang merupakan penopang postural utama dari

tulang belakang selama kehamilan. dengan latihan panggul dan perut

bagian bawah dapat membantu untuk mengurangi ketegangan dari

kehamilan di punggung Anda. Caranya, luruskan tangan, lutut dan

punggung hingga sejajar. Tarik napas dalam dan kemudian ketika anda

bernapas keluar, lakukan latihan dasar panggul dan pada saat yang sama
12

tarik atau kontraksikan pusar dan lepaskan. Tahan kontraksi ini selama

5-10 detik tanpa menahan napas dan tanpa menggerakkan punggung.

Kendurkan otot perlahan-lahan pada akhir latihan. Latihan in telah di

ajakan pada teknik senam hamil . hal ini sesuai dengan penelitian yang

di lakukan oleh Isma’ul Lichayati*, Ratih Indah Kartikasari.dengan judul

“Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Di

Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan”

.(2)

g. Akupresur

Teknik akupresur merupakan teknik menekan titik tubuh dengan

menggunakan jari. memiliki teknik dan titik yang sama dengan teknik

akupuntur, sehingga untuk mempermudah dalam penanganan keluhan

ibu hamil. Jika masalah sakit punggung di kehamilan ini mulai

mengganggu ibu dengan gejala sakit yang hebat, konsultasikan dengan

dokter kandungan. Bisa saja rasa sakit tersebut bukan sakit punggung

biasanya namun merupakan gejala infeksi atau kondisi medis lain yang

memerlukan penanganan dengan segera. Rasa sakit ini juga bisa

disebabkan karena ibu hamil kurang minum air putih sehingga kerja

ginjal menjadi lebih berat. Untuk itu di masa kehamilan ini sebaiknya ibu

hamil tetap memperhatikan konsumsi air putih yang seimbang agar

kondisi kesehatan dapat lebih terjaga.

Selain itu juga ada beberapa langkah yang dapat dianjurkan oleh

petugas kesehatan untuk mengurangi nyeri punggung, seperti


13

mempertahankan postur yang baik, dengan memperhatikan mekanisme

tubuh yang baik terutama saat mengangkat benda, melakukan latihan

transversus serta latihan menengadakan pelvis dalam posisi berdiri,

duduk, dan berbaring, tidak berdiri terlalu lama. Mekanika tubuh

merupakan suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan

sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan

kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan

melakukan aktivitas sehari-hari (Potter, Patricia A.2006). Penggunaan

mekanika tubuh yang tepat akan memfasilitasi pergerakan tubuh, yang

memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan

penggunaan energi otot yang berlebihan. Oleh karena itu, penggunaan

mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi cedera muskuluskeletal ,

sebaliknya penggunaan mekanika tubuh yang tidak tepat akan

meningkatkan risiko cedera muskuloskeletal termasuk daerah vertebra

yang akan menyebabkan nyeri punggung atau nyeri tulang belakang.

Berdasarkan penelitian dari Ummah (2012) yang berjudul “Nyeri

Punggung pada Ibu Hamil ditinjau dari Body Mekanik dan Paritas di

Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik “diperoleh hasil

bahwa ada hubungan dan secara statistik signifikan antara body mekanik

dengan nyeri punggung. Setiap peningkatan satu skor body mekanik

akan menurunkan kejadian nyeri punggung pada ibu hamil sebesar 0.02

(b= -0.02;CI 95%: -0.037 hingga -0.003; p=0.021).

8. Pathway
Ibu hamil

Hormone Uterus Berat badan


meningkat membesar meningkat
14

B. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum


15

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu

ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga

ke-40) (Prawiroharjo, 2012).

Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita

dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir

dengan permulaan persalinan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir

(HPHT) (Varney, 2007)

2. Proses Terjadinya Kehamilan

Proses Terjadinya Kehamilan menurut Sulistyawati, 2011 adalah :

a. Konsepsi

Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang

memungkinkan terjadinya kehamilan. Pada saat coitus (pesetubuhan)

diperkirakan sekitar 300 juta sperma dikeluarkan saat ejakulasi, namun

hanya beberapa ribu saja yang bisa mencapai ke tuba falopii.

b. Fertilisasi

Fertilisasi adalah terjadinya penyatuan antara sperma dan ovum hingga

membentuk zigot.

c. Nidasi (Implantasi)
16

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang

rahim (korpus) dekat fundus uteri.

3. Usia Kehamilan

Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan terbagi

dalam tiga trimester, yaitu:

a. Trimester I antara 0 – 12 minggu

b. Trimester II antara 12 – 28 minggu

c. Trimester III antara 28 – 40 minggu

4. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Manuaba (2007) tanda kehamilan adalah sebagai berikut

a. Tanda Dugaan Hamil

1) Amenore

Tidak terjadinya menstruasi karena proses konsepsi dan nidasi.

2) Mual dan Muntah

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

3) Sering buang air kecil

Adanya pembesaran rahim sehingga kandung kemih tertekan,

sehingga kandung kemih terasa cepat penuh dan sering buang air

kecil.
17

4) Mamae menjadi tegang

Adanya pengaruh hormon estrogen dan progesteron

5) Anoreksia

Pada bulan pertama terkadang terjadi anoreksia (tidak nafsu

makan).

6) Konstipasi

Hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga

terjadi konstipasi.

7) Varises

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh

darah vena.

8) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut ngidam.

9) Sinkop atau pingsan

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau

pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat

yang ramai biasanya akan hilang setelah 16 minggu.

10) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu, akibat

pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang

melanofor dan kulit.


18

b. Tanda Tidak Pasti Hamil

1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya umur kehamilan

2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda :

a) Tanda Hegar

Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah

isthmus uteri sedemikian lunaknya, sehingga jika kita

letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya

pada dinding perut atas symphyse, maka isthmus ini tidak

teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari

serviks.

b) Tanda Piskacek

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol

jelas ke jurusan pembesaran tersebut.

c) Tanda Chadwick

Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau

merah muda.

d) Kontraksi Braxton Hicks

Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-

tiba menjadi keras karena berkontraksi.

e) Teraba Ballotement

Mendekati pertengahan kehamilan, volume janin masih

kecil dibandingkan dengan volume cairan amnionnya.

Akibatnya, tekanan mendadak yang dikenakan pada uterus


19

dapat menyebabkan janinnya tenggelam dalam cairan

amnion dan kemudian kembali keposisi semula.

3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, tetapi sebangian

kemungkinan positif palsu.

c. Tanda Pasti Hamil

1) Terdengar denyut jantung janin

2) Terasa gerakan janin

3) Terlihat kantong kehamilan pada pemeriksaan USG

4) Terlihat rangka janin pada pemeriksaan Rontgen (Sulistyawati,

2011)

3. Perubahan Fisiologis yang terjadi pada saat Kehamilan

a. Sistem Reproduksi

Pada trimester III tinggi fundus uteri usia 28 minggu mencapai 3 jari di

atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosessus xifoideus (25 cm).

Pada usia kehamilan 32 minggu TFU kira-kira mencapai ½ antara pusat

dan prosessus xifoideus (27 cm). Pada usia kehamilan 36 minggu TFU

berada di 1 jari bawah prosessus xifoideus (30 cm), sedangkan pada usia

40 minggu TFU terletak kira-kira di 3 jari dibawah prosessus xifoideus

(35 cm).

b. Sistem Perkemihan
20

Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, sehingga keluhan sering

kencing akan muncul kembali karena kandung kemih tertekan bagian

terendah janin.

c. Sistem Pernapasan

Pada kehamilan > 32 minggu banyak wanita hamil yang mengeluh

tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dikarenakan usus-usus

tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma, sehingga

diafragma kurang leluasa bergerak. Selain itu kadar estrogen dan

progesterone meningkat, mengakibatkan kadar CO2 menurun dan kadar

O2 meningkat. Jadi untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat 20-

25 %, ibu hamil selalu bernafas lebih dalam.

d. Sistem Kardiovaskuler

Jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya (curah

jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai dari usia

kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia 16-28 minggu.

Tapi pada usia kehamilan 30 minggu curah jantung turun kembali

karena pembesaran uterus yang menekan vena yang membawa darah

dari tungkai ke jantung.

e. Sistem Muskuloskeletal

Pada akhir kehamilan, hormon estrogen dan progesteron memberi efek

maksimal terhadap relaksasi otot dan ligamen pelvis. Relaksasi ini

digunakan pelvis untuk meningkatkan kemampuan menguatkan posisi

janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran (Sulistyawati, 2011).
21

f. Sistem Integument

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi yang

dipengaruhi oleh Melanophore Stimulating Hormon ( MSH ) yang

meningkat. MSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofise dan

dipengaruhi kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada strie

gravidarum, livide/alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra,

dahi, hidung, dan pipi yang dikenal sebagai cloasma gravidarum

4. Perubahan Psikologis Trimester III (Priode Penantian dengan Penuh

Kewaspadaan)

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawar akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.

e. Merasa kehilangan perhatian.

f. Perasaan mudah terluka (Sensitif).

g. Libido menurun (Sulistyawati, 2011)

5. Perubahan fisik ibu hamil pada Trimester III

Menurut Kurniawati (2009), perubahan fisik ibu hamil pada

trimester III adalah :


22

a. Sakit bagian tubuh belakang

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang),

karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang

dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke

arah tulang belakang.

Berdasarkan jurnal penelitian tentang Hubungan Senam

Hamil dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di Polindes Desa

Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan tahun 2013,

usia kehamilan dan kenaikan berat badan merupakan faktor yang

mempengaruhi nyeri punggung. Diketahui bahwa ibu hamil yang

melakukan senam hamil secara teratur seluruhnya (100%) tidak

mengalami nyeri punggung dan ibu hamil yang tidak melakukan

senam hamil (75%) mengalami nyeri punggung. Melakukan senam

hamil secara teratur dipercayai dapat menurunkan nyeri punggung,

salah satunya dengan latihan transversus, latihan dasar pelvis dan

peregangan (Lichayati dan Kartikasari, 2013).

b. Payudara

Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum merupakan

makanan bayi pertama yang kaya akan protein.

c. Konstipasi

Pada trimester III sering terjadi konstipasi karena tekanan

rahim yang membesar ke arah usus selain perubahan hormon

progesteron.
23

d. Sering buang air kecil

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga

panggul akan makin menekan kandung kencing ibu hamil.

e. Masalah tidur

Setelah perut membesar, bayi akan sering menendang

dimalam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

Asuhan yang dapat diberikan adalah mandi air hangat, minum air

hangat contohnya susu sebelum tidur, serta melakukan aktivitas

yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur (Irianti, Bayu, dkk,

2013).

f. Kontraksi perut

Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di

bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu

hamil duduk atau istirahat. Sebagian ibu hamil mengalami kontraksi

palsu pada kehamilan trimester tiga. Braxton Hicks biasanya tidak

begitu terasa sakit dan mirip dengan kram menstruasi. Kontraksi ini

terjadi sewaktu rahim ibu mengencang lalu mengendor lagi dan

terjadi tidak beraturan. Menjelang akhir kehamilan Ibu, kontraksi ini

terasa sedikit lebih sakit, terutama bila janin sedang berubah posisi

dengan kepala di bawah.

Cara mengatasinya yaitu dengan latihan relaksasi

pernapasan dalam. Hal ini tidak menghentikan kontraksi namun

membantu ibu mengatasi ketidaknyamanan.


24

g. Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau

karena kekurangan kalsium.

h. Perubahan Sistem Reproduksi

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri

Usia Tinggi Fundus Uteri

Kehamilan
Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan
(minggu)

12 – Teraba diatas simfisis pubis


Pertengahan simfisis pubis dan
16 –
umbilikus
20 20 cm (+ 2 cm) Pada umbilikus
UK (minggu)=cm (+ 2
22-27 –
cm)

Pertengahan umbilikus dan prosesus


28 28 cm (+ 2 cm)
sifoideus

UK (minggu)=cm (± 2
29-35 –
cm)
36 36 cm (+ 2 cm) Pada prosesus sifoideus
(Prawirohardjo, 2009).

i. Sistem Intergumen

Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik

pigmentasi kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Striae

gravidarum terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis


25

sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen,

terkadang pada kulit payudara dan paha (Sulistyawati, 2011).

6. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester III

a. Minggu ke 28

Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan

janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara

denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih

terlihat kurus meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan

kisaran panjang 35-38 cm. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk,

sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah

hilang.

b. Minggu ke 29

Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm.

Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya

meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun

mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski

dengan susah payah.

c. Minggu ke 30

Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak

rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusat.

d. Minggu ke 31
26

Berat bayi sekitar 1600 gram dengan taksiran panjang 40 cm.

Waspadai bila muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah

kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang.

Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai

peningkatan lebih dari 30 ml/Hg.

e. Minggu ke 32

Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram

dengan panjang tubuh 42 cm. Umumnya hemodilusi atau

pengenceran darah mengalami puncaknya pada minggu ini. Pada

mereka yang mengalami gangguan jantung dan tekanan darah,

makin besar pula peluang terjadi penjepitan di pembuluh-pembuluh

darah.

f. Minggu ke 33

Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43

cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau

plasenta lepas dari dinding Rahim. Penyebabnya tak diketahui pasti,

diduga trauma saat kecelakaan/benturan, tali pusat yang pendek,

hipertensi, keabnormalan rahim, maupun kekurangan asam folat,

merokok, minum dan waspadai kantung air ketuban pecah/bocor.

g. Minggu ke 34

Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang

sekitar 44 cm.

h. Minggu ke 35
27

Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450

gram. Namun yang terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya

sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena

kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau

kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.

i. Minggu ke 36

Berat bayi sekitar 2500 gram dengan panjang 46 cm.

j. Minggu ke 37

Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi

dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ

tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya

masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.

k. Minggu ke 38

Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm.

l. Minggu ke 39

Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram

dengan panjang sekitar 49 cm.

m. Minggu ke 40

Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar

3300 gram. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,

sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar)

sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan

bagian dalam).
28

7. Tanda bahaya Kehamilan Lanjut

a. Perdarahan per Vagina

1) Plasenta Previa

Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi

sebagian atau seluruh jalan lahir.

2) Solusio Plasenta

Suatu keadaan di mana plasenta yang letaknya normal

terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum jalan lahir biasanya

dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.

b. Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-

ekslampsi.

c. Penglihatan kabur

Perubahan penglihatan ini mungkindisertai dengan sakit

kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-

eklampsi.

d. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan

Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau

pre- eklampsi.

e. Keluar Cairan Per Vagina

Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya

persalinan pre-term dan komplikasi infeksi intrapartum.


29

f. Gerakan Janin Tidak Terasa

Bayi harus bergerak 3 kali dalam 1 jam atau minimal 10 kali

dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya

gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai

kematian janin.

g. Nyeri Perut yang Hebat

Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat,

tidak berhenti setelah beristirahat, di sertai dengan tanda-tanda syok

yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk,

dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok,

maka kemungkinan terjadinya solusio plasenta (Sulistyawati, 2011).

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil TM III yaitu:

1) Pemeriksaan USG

Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong

kehamilan.

2) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan ini untuk menentukan kadar hemoglobin, dan derajat

anemia (bila ada).

3) Pemeriksaan urin

Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya protein dan glukosa

dalam urin (Sulistyowati, 2011).

9. Pemeriksaan Kehamilan
30

a. Pengertian

Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mengoptimalisasikan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar.

b. Tujuan

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI Ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan juga keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

c. Standar Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan dan Pemantauan ANC sedikitnya 4 kali selama

Kehamilan
31

1) 1 kali pada Kehamilan triwulan pertama antara 0 hingga 13

minggu.

2) 1 kali pada Kehamilan triwulan kedua antara 14 hingga 27

minggu.

3) 2 kali Kehamilan triwulan ketiga antara 28 hingga 40 minggu

(Sulistyawati, 2011).

d. Standar Pelayanan ANC

1) Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

motivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong

ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.

2) Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan antenatal.

Periksakan meliputi anamnesa serta pemantauan ibu dan janin

secara seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

resti/kelainan terutama anemia, kurang gizi, hipertensi,

PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat,

dan penyuluhan kesehatan serta tugas lain terkait yang diberikan

oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada

setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan bidan harus mampu


32

mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk

tindakan selanjutnya.

3) Standar 3 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan dan

bila usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian

terendah janin dan masuknya kepala janin ke rongga panggul,

mencari kelainan letak, melakukan rujukan tepat waktu.

4) Standar 4 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan

dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai

ketentuan yang berlaku.

5) Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala

preeklamsia lainnya dan mengambil tindakan yang tepat

kemudian merujuk.

6) Standar 6 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami,

serta keluarga pada trimester III untuk memastikan bahwa

persiapan persalinan telah direncanakan dengan baik, bersih,

aman, dan persiapan transportasi dan biaya.

e. Standar 10T Pelayanan Antenatal Care terdiri dari:


33

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar

pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

dikenal dengan 10 T.

Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut

(Depkes RI, 2009) :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Tinggi badan diperiksa pada ibu hamil satu kali pada saat ibu hamil

datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi

badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko

apabila hasil pengukuran tinggi badan ibu hamil < 145 cm. Berat

badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui

kenaikan berat badan ibu hamil. Kenaikan BB ibu hamil normal

rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kilogram.

Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan :

a) 4 kg pada kehamilan trimester I.

b) 0,5 kg/ minggu pada kehamilan trimester II sampai III.

c) Totalnya sekitar 15-16 kg (Sulistyawati, 2011).

2) Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80 mmhg, bila tekanan darah lebih

besar atau sama dengan 140/90 mmhg ada faktor risiko hipertensi

(tekanan darah tinggi dalam kehamilan )

3) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)


34

Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) Bila  23,5 cm

menunjukan ibu hamil menderita Kurang energi Kronis (ibu hamil

KEK) dan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan. Rumus

berat badan dibagi tinggi badan pangkat dua. Nilai IMT orang

dewasa mempunyai rentan sebagai berikut:

a) 19,8-26,6 : Normal

b) < 19,8 : Underweight

c) 26,6-29,0 : Overweight

d) > 29,0 : Obese (Sulistyawati, 2011).

Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan :

Menurut artikel penelitian tentang Faktor Risiko Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang

Timur Dan Utara Kota Singkawang tahun 2011, menunjukkan

bahwa IMT sebelum hamil tidak normal berpeluang untuk

melahirkan bayi BBLR sebesar 3,1% dan ibu hamil dengan KEK

mempunyai peluang melahirkan bayi BBLR sebesar 4,8%,

sedangkan subyek dengan status gizi menurut IMT sebelum hamil

yang tidak normal dan KEK, berpeluang untuk melahirkan bayi

BBLR sebesar 18,9% (Trihardiani, 2011).

4) Pemeriksaan puncak rahim (Tinggi Fundus Uteri)

Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita sentimeter,

letakan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai

Fundus uteri.
35

5) Penentuan letak janin (Presentasi janin dan perhitungan denyut

janin / DJJ). Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala

atau kepala belum masuk pintu atas panggul kemungkinan adanya

kelainan letak atau ada masalah lain, Bila denyut jantung janin

kurang darin 120 kali/ menit atau lebih dari 160kali / menit

menunjukan ada tanda GAWAT JANIIN segerah di rujuk

6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan.

Tujuan dari pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi

janin dari tetanus neonatorum, efek samping setelah pemberian

vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2

hari pada tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu

pengobatan.

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

% Masa
Imunisasi Interval
Perlindungan Perlindungan

TT 1 Pada kunjungan ANC 0 % Tidak ada

pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 1 80% 3 tahun


36

TT 3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun

TT 4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun

TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% 25 tahun/

seumur hidup

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan

volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk

memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang

adekuat. Cara pemberiannya adalah satu tablet Fe (tablet tambah

darah) per hari, sesudah makan, selama masa kehamilan dan

nifas. Perlu diberitahukan kepada ibu bahwa normal bila warna

tinja mungkin menjadi hitam setelah makan obat ini. Dosis

tersebut tidak mencukupi pada ibu hamil yang mengalami

anemia, terutama pada anemia berat (7 gr % atau kurang). Dosis

yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 kali 100 mg per hari

selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.

Menurut Dewi (2010), tablet pemberian suplemen

mikronutrien adalah tablet yang mengandung FeSO4 320 mg

(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug sebanyak 1 tablet/ hari

segera setelah rasa mual hilang. Pemberian mulai trimester 2

dengan pemberian 90 tablet. Ibu dinasihati agar tidak

meminumnya bersama susu, teh/ kopi agar tidak mengganggu


37

penyerapan tablet zat besi dan menyarankan minum tablet zat

besi menggunakan air putih atau air jeruk.

8) Test laboratorium (rutin dan khusus)

a) Pemeriksaan HB

Jenis pemeriksaan sederhana yaitu dengan cara talquis dan

cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil

yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang kelahiran.

Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu hamil.

b) Pengambilan darah untuk pemeriksaan penyakit menular

seksual/ VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory

(VDRL) adalah untuk mengetahui adanya trepnomea palidium/

penyakit menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan

pada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen

darah vena ± 2 cc. Apabila tes dinyatakan positif ibu hamil di

lakukan pengobatan atau rujukan. Akibat fatal yang akan terjadi

adalah kematian janin pada kehamilan < 16 minggu, pada

kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur, cacat

bawaan.

c) Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein

dalam urine ibu hamil, adapun pemeriksaannya menggunakan


38

asam asetat 2-3%. Ditujukan pada setiap ibu hamil khususnya

ibu hamil trimester kedua dan ketiga dengan riwayat tekanan

darah tinggi, kaki odema. Pemeriksaan urine protein ini untuk

mendeteksi ibu hamil ke arah pre-eklamsi.

d) Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urin reduksi di lakukan pada ibu

dengan indikasi penyakit gula/ DM atau riwayat penyakit gula

pada ibu dan suami. Bila hasil reduksi urine (+) perlu diikuti

dengan pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya

Diabetes Melitus Gastosional (DMG). DMG pada ibu hamil

dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa pre-eklamsi,

polihidramnion, dan bayi besar.

e) Pemeriksaan HBsAg

f) Pemeriksaan VCT

9. Konseling dan Penjelasan

Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai perawatan

kehamilan , pencegahan kelainan bawahan , persalinan dan inisiasi

menyusui dini (IMD) , nifas ,perawatan bayi baru lahir, ASI

Eksklusif , Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.

10. Temu wicara/ konseling

a) Definisi konseling

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk

menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih abaik


39

mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan

mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

b) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan yaitu: keterbukaan,

empati, dukungan, sikap dan respon positif dan juga setingkat

atau sama sederajat.

c) Tujuan konseling pada Antenatal Care

Tujuan dari konseling pada Antenataal Care adalah membantu

ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif

terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dan juga membantu ibu

hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong

persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang

mungkin di perlukan (Pantikawati, Ika dan Saryono, 2010).

11. Perawatan Ibu hamin sehari – hari

a. Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

Payudara yang ditujukan pada ibu hamil. Manfaat perawatan

payudara adalah :

a) Menjaga kebersihan payudara terutama putting susu.


40

b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada

puting susu yang terbenam).

c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI

lancer.

d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi

dimulai pada kehamilan 6 bulan.

d. Senam ibu hamil

Senam ibu hamil bermanfaat membantu ibu hamil dalam

mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah

melahirkan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam

hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-

otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh

relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

Menguasai teknik pernafasan yang berperan pada saat

persalinan. Senam hamil dapat dimulai dari usia kehamilan 22

minggu dan dilakukan secara teratur. Gerakan senam hamil

meliputi gerakan panggul, gerakan kepala, dan gerakan bahu,

gerakan jongkok atau berdiri (memperkuat otot vagiana,

perinium, dan memperlancar persalinan).

e. Pemberian obat malaria

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan

oleh satu dari beberapa jenis plasmodium dan ditularkan oleh


41

gigitan nyamuk anopheles. Pemberian obat malaria diberikan

khusus pada ibu hamil di daerah endemik malaria dan juga pada

ibu hamil dengan gejala khas malaria yakni panas tinggi disertai

menggigil dan hasil asupan darah yang positif. Pada kehamilan

muda dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.

f. Terapi yodium

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium

di daerah endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium

(GAKI) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada

tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur yodium di

pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah dan air

tidak mengandung unsur yudium akibatnya dapat

mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan:

a) Gangguan fungsi mental


b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan pertumbuhan
d) Gangguan kadar hormon yang rendah
42

DAFTAR PUSTAKA

1. Afiyah, dkk. 2014. Pemakaian Jenis BH (Breast Holder) Mempengaruhi

Nyeri Punggung pada Ibu Hamil di Poli BKIA Rumah Sakit Islam Surabaya.

Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 2, Agustus 2014, hal 157-

162. Diakses tanggal 23 November 2017.

2. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.

3. Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.

Jakarta: Salemba Medika.

4. Fraser DM. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta. EGC

5. Kurniawati. 2009. Obgynacea. Yogyakarta: TOSCA Entreprise.

6. Lichayati, I & Kartikasari R. 2013. “Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri

Punggung Pada Ibu Hamil di Polindes Desa Tlanak Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan”. Surya, Vol.01, No.XIV. Diakses

tanggal 5 Januari 2015. Didapatkan dari http://www.stikesmuhla.ac.id.

7. Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:

EGC.

8. Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis: Obstetri Fisiologi, Onstetri Patologi.

Jakarta: EGC.

9. Nuryanti. 2016. Pengaruh Endorphin Massage terhadap Penurunan Intesitas

Nyeri Punggung Ibu Hamil. Lamongan. RAKERNAS AIPKEMA 2016.

Diakses tanggal 23 November 2017


43

10. Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).

Yogyakarta: Nuha Medika.

11. Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

12. ___________________. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

13. Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

14. Saminem. 2008. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.

15. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika.

16. Trihardiani, Ismi. 2011. “Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara Kota

Singkawang”. Artikel Penelitian Universitas Diponegoro.. Didapatkan

dari http://eprints.undip.ac.id

17. Ummah. 2012. Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Ditinjau dari Body

Mekanik dan Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten

Gresik. Gresik. SURYA Vol 03, No XIII, Desember 2012. Diakse tanggal

23 November 2017

18. Varney, Helen. Jan M. Kriebs & Carovln L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan. Ed. 4 Volume 1. Jakarta: EGC 2007. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan. Ed. 4 Volume 2. Jakarta: EGC


44

19. Vermani, Era et al. 2009. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in

Pregnancy: A Review

20. Wahyuni & Layinatun, N. 2013. “Manfaat Senam Hamil untuk

Meningkatkan Durasi Tidur Ibu Hamil”. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Universitas Negeri Semarang. ISSN 1858-1196. Diakses tanggal 7 Januari

2015. Didapatkan dari http://journal.unnes.ac.id.

21. Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

22. Muhammad Faqih Aminudin. Pengaruh Pemberian Kompres Panas Dan

Kompres Dingin Terhadap Penurunan Nyeri Pada Low Back Pain

Myogenic. 2016;

23. Isma’ul Lichayati* RIK. Hubungan Senam Hamil Dengan Nyeri

Punggung Pada Ibu Hamil Di Polindes Desa Tlanak Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan. 2013;01(Xiv).

24. Desa R, Sukodono S. Posisi Tidur Miring Efektif Menurunkan Nyeri

Punggung Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Poli Kia Rs Rahman Rahim

Desa Saimbang Sukodono Sidoarjo. :80–7.

Anda mungkin juga menyukai