Anda di halaman 1dari 4

POLITEKNI SOP MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NGT

K
KESEHATA NO HALAMAN Ditetapkan Oleh Direktur Poltekes Kemenkes
N KALTIM DOKUME Kaltim
1/1
N
Jl. Wolter
Monginsidi
No 38
Samarinda

1. Tujuan -Untuk memulihkan atau memelihara status nutrisi


-Untuk memberi obat

2. Ruang Indikasi : Pasien terpasang NGT


lingkup
Kontra indikasi : -

3. Acuan Kozier, dkk (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi 7. Volume 2.


Jakarta:EGC

4. definisi Pemberian makan atau obat pada pasien

5. Prosedur Komponen Ya Tidak


Fase orientasi :
a. Salam terapetik
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Konrak : topik/waktu/tempat
Persiapan Alat :
a. Jumlah larutan makanan yang tepat
b. Spuit 20-50 ml dengan sebuah adapter
c. Waskom untuk muntah
d. Sarung tangan bersih
e. Spuit besar dengan pendorongnya atau kantung
makan yang terbuat plastik dan memiliki ukuran
dengan siang yang dapat dihbungkan ke selang
pemberian makan atau ke botol yang telah diisi
larutan makanan yang disertai dengan bilik tetes,
slang, dan klem pengatur
f. Strip atau meteran uji pH
g. Wadah pengukur untuk menuangkan makanan (jika
menggunakan sistem terbuka)
h. Air (60 ml kecuali diprogramkan berbeda) pada suhu
kamar
i. Pompa pmberian makan sesuai kebutuhan
Pengkajian :
1. Tanda klinis malnutrisi atau dehidrasi
2. Periksa apakah ada alergi makanan di dalam
pemberian makan
3. Apakah ada bising usus
4. Catat setiap masalah pada pemberian makan
sebelumnya (mis.pengosongan lambung terhambat)
Perencanaan :
Tentukan tipe , jumlah, dan frekuensi pemberian makan dan
kontraindikasi dapat diberikan posisi miring kanan yang
sedikit ditinggikan.
Persiapan pasien :
Bantu klien ke posisi fowler tinggi atau duduk. Apabila ada
kontraindikasi dapat diberikan posisi miring kanan yang
sedikit ditinggikan.
Fase kerja :
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, anjurkan
untuk bekerjasama selama tindakan. Untuk dewasa
pemberi makan secara berkala dapat dilakukan 30
menit tergantung volume makanan yang diberikan
2. Cuci tangan
3. Berikan privasi
4. Kaji letak selang
5. Kaji residu isi makanan : aspirasi semua isi lambung
dan ukur jumlahnya sebelum memberi makanan.
Apabila 100/ml tertarik, konsultasikan dengan tim
rawat dalam volume jumlah makanan yang diberikan.
Masukan kembali isi lambung. Apabila diberi makanan
berkelanjutan ,periksa residu 4-6 jam.
6. Berikan makanan : periksa kadaluarsa makanan,
hangatkan makanan pada suhu kamar. Apabila
digunakan sistem terbuka, bersihkan bagian atas wadah
makanan dengan alkohol sebelum membuka.
Kantong makanan (sistem terbuka)
a. Gantung kantong di tiang infus sekitar 30 cm di atas
tilik masuk selang ke klien
b. Klem selang,alirkan formula melalui selang dan
klem kembali selang. Formula akan menggantikan
udara di selang sehingga mencegah udara masuk
berlebih ke lambung atau usus klien.
c. Hubungkan kantong ke selang NGT dan atur tetesan
dengan menyesuaikan klem ke faktor tetes kantung.
Spuit (sistem terbuka)
1. Lepaskan batang pendorong suntikan dari spuit dan
hubungkan spuit ke slang NGT yang diklem
2. Tambahkan makanan ke batang spuit
3. Biarkan makanan mengalir secara perlahan,
tinggikan atau rendahkan spuit untuk menyesuaikan
kecepatan. Klem slang untuk menghentikan aliran
selama 1 menit jika klien mengalami ketidaknyamanan.
Botol berisi makanan disertai bilik tetes (sistem
tertutup)
1. Lepaskan tutup baut wadah berisi makanan dan
hubungkan dengan set pemberian makan dengan bilik
tetes dan selang
2. Tutup klem pada slang
3. Gantung wadah pada tiang IV sekitar 30 cm di atas
titik masuk slang ke klien
4. Peras bilik tetes untuk mengisi sebanyak 1/3 atau1/2
bilik
5. Buka klem slang, alirkan formula melalui slang dan
klem kembali slang.
6. Hubungkan slang pemberian makan dan atur
kecepatan tetesan dalam waktu yag diinginkan.
7. Bilas slang sesaat sebelum semua formula mengalir
ke slang. Masukan 50-100 ml air melalui slang.
Pastikan untuk menambahkan air sebelum larutan
makanan terakhir dialirkan
8. Klem dan tutup slang pemberian makan
9. Pastikan kenyamanan dan keamanan klien
10. Dokumentasikan semua informasi terkait
11. Pantau adanya kemungkinan maslaah pada klien
Fase terminasi :
Evaluasi :
a. Respon subjektif
b. Respon objektif
Sikap :
1. Hati-hati
2. Sabar dan jangan tergesa-gesa
3. Bersikap sopan dan ramah

Anda mungkin juga menyukai