Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN HASIL FIELD TRIP RSUD H. MOH.

ANWAR
SUMENEP
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas SIK ( sistem informasi kesehatan)
yang diampuh oleh Eko Mulyadi S,Kep.Ns,M,Kes

Disusun Oleh :
Semester III

PROGRM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2015

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa. Atas
berkat-Nya laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. laporan ini
berisikan “field trip di RSUD H. Moh. Anwar”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan-bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Penulisan ini tentu
saja masih jauh dari sempurna, sehingga penulis dengan senang hati menerima
saran dan kritik demi perbaikan.

Sumenep, 26 Desember 2015

Penulis

2
Contents
BAB I ...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8

2.1 Sistem Informasi Kesehatan .......................................................................... 8

2.2 Sistem informasi keperawatan ...................................................................... 8

2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan ........................................................ 9

2.4 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan ...................................................... 10

2.5 Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan ...................... 10

2.6 Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan . 11

2.8 Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit .................................................. 13

2.9 Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit ......................................... 14

2.10Rekam Medis ............................................................................................. 15

2.10.1Pengertian Rekam Medis........................................................................ 15

2.10.2Tujuan Rekam Medis ............................................................................. 16

2.10.3Kegunaan Rekam Medis ........................................................................ 16

2.10.4 Pasien..................................................................................................... 17

BAB III ................................................................................................................. 19

FIELD TRIP SIK di RSUD Dr. H. Anwar SUMENEP ........................................ 19

3.1 Sistem Informasi RSUD Dr. H. Moh Anwar .............................................. 19

3
a. Sistem Pendaftaran ..................................................................................... 20

b. Sistem Penjualan Obat ............................................................................... 24

c. Sistem Pembayaran (billing system) .......................................................... 26

d. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional .......................................................... 28

BAB IV ................................................................................................................. 30

PENUTUP ............................................................................................................. 30

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 30

4.2 Saran ........................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31

DOKUMENTASI ................................................................................................. 32

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan


kesehatan, karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan
secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat
harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini, sangat
mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini
karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka
masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan meningkat. Dengan semakin
pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia
layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya justru mulai
dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau
informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan
organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi
terbentur kendala standarisasi dan interoperabilitas system.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan
rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan , pendidikan dan penilitian
serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. Agar rumah sakit
mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus
memiliki sumber daya manusia yang profesional baik dibidang teknis medis
maupun administrasi kesehatan. Menurut Sistem Kesehtan Nasional, fungsi
utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Berdasarkan

5
Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 983/SK/XI/1992 rumah sakit umum
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
sedangkan rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan
kekhususannya. Pelayanan rumah kesehatan rumah sakit meliputi pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan
keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit
rawat jalan dan unit rawat inab.
Sistem informasi rumah sakit dibetuk oleh beberapa sistem meliputi, sistem
penyimpanan data pasien, sistem informasi keuangan dan sistem informasi
rumah sakit terintegrasi. Rumah sakit yang memiliki sistem informasi yang
terintegrasi akan memudahkan dalam melakukan aktifitas secara efektif
terutama pada kegiatan pendaftaran pasien yang merupakan proses dasar yang
penting dalam aktifitas yang terjadi di rumah sakit.
Evaluasi diartikan sebagai penilaian kritis secara obyektif atas dasar fakta
(bukan perkiraan) yang disesuaikan dengan standart atau patokan. Evaluasi
pelayanan kesehatan sendiri merupakan sebuah proses untuk menentukan nilai
atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu kegiatan serta merupakan
persyaratan dasar`untuk mengendalikan dan mempertahankan mutu pelayanan.
Ada hal penting yang berlaku dalam setiap tahap evaluasi, yaitu adanya
penentuan kriteria penilaian dan kriteria tersebut dapat diukur serta
pengambilan keputusan atau kriteria dapat diambil dengan mudah tanpa
membingungkan.

6
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1.2.1 Apa Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit?
1.2.2 Bagaimana menjelaskan Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
1.2.3 Bagaimana Menjelaskan Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
1.3.2 Untuk Mengetahui Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
1.3.3 Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit
1.3.4 Untuk Mengetahui Mengevaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah
Sakit Agar Dapat Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu :
1.4.1 Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang
membutuhkan.
1.4.2 Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara
kritis, analitik, dan logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah
karya ilmiah

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi


diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-
undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes
Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung
kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan
dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art
teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.
(Sanjoyo)
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah
dimulai pada akhir dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang
memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun,
tampaknya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan
hasil yang cukup memuaskansemua pihak.
2.2Sistem informasi keperawatan

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu


komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah
manajemen,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan
keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di
kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian
keperawatan terkomputerisasi.
Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan
klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam
pendokumentasian keperawatan.

8
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan
data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan
mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan
efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada
suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga
dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,
terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
2.3Sejarah Sistem Informasi Keperawatan

Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah


sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat
mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan
komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun
1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk
menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan
gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit
diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen
keperawatan.
Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang
semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di
Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim
penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih
menggunakan pendokumen-tasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah
memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable
Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem
informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di
masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.

9
2.4 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4


fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif :
a. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat
kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan
dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja
, administrasi pasien.
b. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang
berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas,
sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan,
manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen
inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial,
kontroling terhadap infeksi.
c. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan
subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian
dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
d. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
2.5 Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan

a. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan


b. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam
penyimpanan arsip.
c. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
d. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan
baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.

10
e. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat
f. Meningkatkan produktivitas kerja.
g. Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat
keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
a. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat
diketahui.
b. Kualitas:meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus
meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
c. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik
dari pasien dalam satu lokasi.
2.6 Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari


dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang
berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa
komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan
membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan
diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh
kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan
komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam
penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk
profesional perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah
dokumentasi keperawtan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya
sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam
dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan dokumentasi yang
kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas
catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih

11
terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya
untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer
untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem
informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan.
Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas
juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk
manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang
terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan
bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan
diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes
(Q-DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi
dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan
keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas
dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar
mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan
intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi
hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut
membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai
alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur
terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).
2.7 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan, penyajian informasi,
analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit
Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi
fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya
merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem
ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya
menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk

12
menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit. Namun sub sistem ini
akan saya bahas pada pembahasan selanjutnya.
Fungsi utama dari rumah sakit yang pada umumnya adalah
pelayanan kesehatan, serta pasien sebagai objek dari fungsi utama rumah
sakit, dukungan operasional berupa tenaga kerja, keuangan, sarana dan
prasarana, serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk mengelolah suatu
rumah sakit. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem
informasi rumah sakit terdiri dari beberapa subsistem sebagai berikut :
a. Subsistem Layanan Kesehatan. Subsistem Rekam Medis
b. Subsistem Personalia
c. Subsistem Keuangan
d. Subsistem Sarana/ Prasarana
e. Subsitem Manajemen Rumah Sakit
Subsitem tersebut kemudian dijabarkan lagi kedalam modul-modul yang
sifatnya spesifik. Contoh Sbsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan
lebih lanjut menjadi:
a. Modul Rawat Jalan
b. Modul Rawat Inab
c. Modul Layanan Penunjang Medis
2.8 Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
Fungsi utama dari rumah sakit yang pada umumnya adalah pelayanan
kesehatan, serta pasien sebagai objek dari fungsi utama rumah sakit,
dukungan operasional berupa tenaga kerja, keuangan, sarana dan prasarana,
serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk mengelolah suatu rumah
sakit. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem informasi rumah
sakit terdiri dari beberapa subsistem sebagai berikut:
a. Subsistem Layanan Kesehatan. Subsistem Rekam Medis
b. Subsistem Personalia
c. Subsistem Keuangan
d. Subsistem Sarana/ Prasarana
e. Subsitem Manajemen Rumah Sakit

13
Subsitem tersebut kemudian dijabarkan lagi kedalam modul-modul
yang sifatnya spesifik. Contoh Sbsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan
lebih lanjut menjadi:
a. Modul Rawat Jalan
b. Modul Rawat Inab
c. Modul Layanan Penunjang Medis
2.9 Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup


pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien. Lingkup ini antara
lain sebagai berikut:
a. Registrasi Pasien, yang mencatat data/ status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai
keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran
riwayat inab/jlana, dan info kamar inab.
b. Rawat Jalan/poliklinik yang tersedia dirumah sakit, seperti: penyakit
dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB. Syaraf, jiwa, THT, mata,
gigi dna mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum,
UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnosa dan
tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis
pasien.
c. Rawat Inab. Modul ini mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien,
konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/ penunjang medis.
d. Penunjang medis/ laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan
seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan
lain-lain.
e. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk
rawat jalan, rawat inab, dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab
medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak
ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien
(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan
lain-lain.apotik/farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan
transaksi obat-obatan.

14
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-
laporan mengenai:
a. Pendapatan riwayat inab dan jalan secara periodik (harian, bulanan, dan
tahunan)
b. Penerimaan kasir secara periodik
c. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
d. Rekam medis pasien
e. Data kegiatan rumah sakit triwulan
f. Data morbilitas pasien rawat inab dan rawat jalan
g. Data morbilitas penyakit khusus pasien rawat inab dan rawat jalan
h. Penerima kasir pada bagian farmasi/apotik
i. Pembelian kasir pada bagian farmasi/ apotik
j. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik
k. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusanz
2.10 Rekam Medis

2.10.1Pengertian Rekam Medis


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/ MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun
yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Kalau diartikan
secara dangkal, seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang
keadaan pasien. Namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai
makna lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena didalam catatan
tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang
akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang
pasien yang datang ke rumah sakit.

15
Rekam medis juga sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam
medis. Sedangkan pencatatan rekam medis hanya sebagai salah satu
kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis. Menurut Muslihuddin (1997),
penyelenggaraan rekam medis mempunyai arti proses kegiatan dimulai dari
diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data
medik pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medik di
rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari
tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila
dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

2.10.2Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolahan rekam medis yang
baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan
salah satu faktor yang menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tujuan rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog
dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.

2.10.3Kegunaan Rekam Medis


Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yang akan
diuraikan dibawah ini, yaitu :
a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Aspek Hukum

16
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasarkeadilan,
dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda
bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekm medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran
dibidang profesi sipemakai.
g. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

2.10.4 Pasien
Kata pasien berasal dari bahasa Indonesia yaitu analog dengan kata
patient dari bahasa Inggris.Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens
yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita".
Menurut Iskandar (1998), yang dimaksud dengan pasien adalah orang sakit
(yang dirawat dokter), penderita (sakit). Pasien dalam praktek sehari-hari
sering dikelompokkan kedalam berikut ini:
a. Pasien dalam, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau
dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu, atau dapat juga
disebut dengan pasien yang dirawat di rumah sakit.

17
b. Pasien jalan/luar, yaitu pasien yang hanya memperoleh pelayanan
kesehatan tertentu atau disebut juga dengan pasien jalan.
c. Pasien opname, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan
dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit atau disebut juga denga
pasien rawat inap.
Dimana pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan memiliki dua
hak yaitu dapat dilihat di bawah ini :
a. Hak atas pelayanan kesehatan, yaitu perawatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan atas dasar kemampuan dan kecakapannya dalam
menerapkan ilmu dan teknologi kesehatan.
b. Hak mandiri sebagai manusia atau hak untuk menentukan nasib
sendiri, yaitu hak atas pelayanan kesehatan merupakan aspek sosial,
sedangkan hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan aspek pribadi.
Salah satu kunci penunjang keberhasilan pelayanan kesehatan adalah
terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien dengan pihak tenaga
kesehatan, oleh karena itu pasien harus menyerahkan kepercayaan kepada
kemampuan profesional tenaga kesehatan. Sebaliknya pihak tenaga kesehatan
yang menerima kepercayaan itu memberikan pelayanan sesuai dengan standar
profesi serta berpegang teguh pada kerahasiaan profesi.
Untuk menjamin terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien
dengan pihak tenaga kesehatan maka diperlukan pengaturan tentang berbagai
hal, seperti mengenai penjelasan informasi, perjanjian kesehatan, hak dan
kewajiban pasien, euthanasia, dan pasien yang tidak cakap.

18
BAB III

PEMBAHASAN FIELD TRIP SIK di RSUD Dr. H. Anwar SUMENEP

3.1 Sistem Informasi RSUD Dr. H. Moh Anwar

RSUD Dr. H. Moh Anwar merupakan salah satu Rumah Sakit yang
ada di Sumenep. RSUD ini sudah mulai berkembang dari tahun ke tahun.
Hal ini terbukti dengan desain yang sudah diperluas. Pada saat ini RSUD
Dr. H. Moh. Anwar sudang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Baik
dari segi pembangunan dan sistem informasi yang ada. Sistem Informasi
yang ada di RSUD tersebut juga semakin berkembang mengikuti jaman. Di
jaman yang modern ini sudah ada istilah Komputerisasi. Jadi semua data
pasien di entry ke dalam komputer dan di proses yang pada akhirnya akan
dievaluasi oleh tim Rekam Medis.
Improminsasi dan perkembangan dari yang sudah ada sekarang
pelayanan rawat jalan sudah di kembangkan dan implemintasi 1 prodaknya
sudahada, implemintasikan direktur 1 januari 2016 sudah ada di poli
menggunakan elektronik rekam madisnya lest papper menguranggi kertas
bukan mentiadakan kertas bisa juga menggunakan hp, ada aplikasi tapi
tidak bisa menggunakan goggle play.
Untuk bisa memastikan semua tindakan rekam medis ada kaidah
kaidahnya untuk melakukan penatalaksanaanya.
Di rumah sakitt Dr H Moh Anwar untuk data dalam bentuk file itu
tersimpan selamanya, untuk melakukan nanti sipasi untuk proses back up.
Soft copy itu melakukan proses back up data perhari sedangkan yang hert
coppy melakukan back up perbulan. Data itu selama tidak memasukkan
data retensi data itu di simpan seumur hidup. Jika sudah memasukkan
retensi sudah bisadimusnakan menggunakan auto back up tiap bulan di
sebut morning copy.
Untuk pasien kecelakan anda tidak memiliki kartu sehat rumah sakit
Dr.Moh. Anwar langsung melakukan tindakan. Proses pendaftaran di
wakilkan oleh pihak keluargadan kalau tidak ada keluarga pasien tidak apa*
,petugas RS tetap menunggu datangnya salah satu keluarga dari pasien.

19
Sementara pasien mendaapatkan tindakan awal dari petugas kesehatan.
Kalau tidak ada keluargadari pihak pasien selama 1x24 jam, pasien
sementara di beri nama Mr.X, Mrs.X, atau Anamos, Anonim.
Sub sub yang ada di rumah sakit misalnya pada pendaftaran dan
pembayaran obat di jadikan satu system dan bukan berarti suatu system
tidak berhubungan yaitu tetapberhubungan satu sama lain. System rumah
sakit di buatdan di pecah beberapa lagi menjadi suatu system sesuai
fungsinya.
Jadi system yang di buat di ruamh sakit adalah satu kawasan rumah
sakit masing masing mempunyai spesifik sendiri sesuai kerjanya. User
kerjanya masuk kesistem rall kerjanya seperti rekam medis pendaftaran
masuk kedalamya.
Sistem Informasi di RSUD Dr. H. Moh Anwar memiliki sub sistem
dalam mengolah data yaitu:
a. Sistem Pendaftaran

Pada sistem ini, dilakukan pencatatan data demografi mengenai


pasien. Data yang harus ada yaitu nama, tempat tanggal lahir, alamat, dll.
Identitas pasien harus benar, jelas, dan akurat. Pencatatan data demografi
pasien bisa menggunakan KTP atau SIM. Pada proses pendaftaran ada
pasien yang sudah pernah berkunjung (pasien lama) dan ada pasien yang
belum pernah berkunjung ke RSUD (pasien baru). Jika pasien yang sudah
pernah berkunjung akan mendapatkan satu No. Rekam Medik. No. Rekam
Medik ini akan berlaku sumur hidup pasien, jika pasien membutuhkan
pelayanan kesehatan di RSUD Dr. H. Moh Anwar. Pasien yang sudah
pernah berkunjung akan mendapatkan sau nomor Rekam Medik dan akan
memiliki banyak No. Registrasi. No. Reg akan berbeda setiap pasien
berkunjung. Artinya jika pasien berkunjung ke RSUD Dr. H. Moh Anwar
sebanyak 10 kali maka pasien akan mendapatkan 10 No. Reg. Jika pasein
yang sudah pernah berkunjung akan mendapatkan kartu yang bisa
digunakan melalaui mesin. Kartu tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin.
Mesin tersebut bernama ARM (Automatic Regster Mechine).

20
Gambar ruang pendaftaran di RSUD H.Moh.Anwar

21
Gambar Mesin ARM yang ada di RSUD Dr. H. Moh Anwar

22
Pada pasien yang belum pernah berkunjung ke RSUD Dr. H. Moh
Anwar harus mendftarkan diri ke petugas pendaftaran. Jika pasien sudah
mendaftarkan diri maka pasien akan mendapatkan kartu yang berisi No.
Rekam Medik nama dan barkot. Tentunya setiap orang memiliki barkot
yang berbeda beda. Pendaftaran pasien baru dilakukan melalu petugas
pendaftaran. Sedangkan pada pasien lama yang sudah berkunjung dan
mempunyai kartu bisa menggunakannya melalui mesin ARM tersebut.
Mesin ARM akan berlaku mulai dari Januari 2016 tetapi mesin ARM hanya
berlaku untuk Rawat jalan. Rawat inap belum menerapkan karena
keterbatasan sistem.
RSUD Dr. H. Moh Anwar akan menerapkan istilah paper less yang
berati dalam sistem informasi RSUD Dr. H. Moh Anwar akan
mengguanakan komputerisasi dan juga ada kertas. Jika RSUD Dr. H. Moh
Anwar menerapkan less paper(Tanpa Kertas) tidak akan berjalan. Karena
pada Inform Concent tidak bisa menggunakan komputer melaikan harus
menggunaakan kertas.
RSUD Dr. H. Moh Anwar ebih mengutamakan tindakan dari pada
pendaftaran. Karena jika ada pasien kecelakaan datang petugas kesehatan
akan memberikan tindakan terlebih dahulu kepada pasien. Dan sistem
pendaftaran akan berjalan bersamaan tindakan yang dilaksanakan.

23
b. Sistem Penjualan Obat

Dalam system penjualan obat di rumah sakit intinya semua pasien


yang melakukan pemeriksaan dan berobat di RS pasti mendapatkan resep
obat, obat itu bisa di tebus di apotek RS. Namun dalam penjualan obat ada
penggolongan sesuai askes atau umum. Apabila ada seseorang yang ingin
membeli obat di RS tanpa berobat di RS tersebut itu tidak di ijinkan untuk beli
obat disana, dan harus kebagian adminitrasi terlebih dahulu.

24
Gambar penjualan obat di RSUD H.Moh.Anwar sumenep

25
c. Sistem Pembayaran (billing system)

Pembelian dan pembayaran dirsud Dr.H.Moh.Awar menggunakan


sistem penjaminan dan mandiri.
a. Penjaminan ada beberapa gogolangan diantaranya :
- Bpjs Kesehatan
- Tenaga Kerja
- Kantor Pos
- Spm
Jika masyarakat atau pasien yang dirawat di RSUD H. Moh. Anwar
menggunakan jaminan syarat lengkapnya yaitu menggunakan sipp (sistem
informasi pengelolaan peserta) saat masuk. Pasien harap membawa resep
dokter dan kartu masuk (berisi no.register, no.resep, no.rm keluar dan
tambahkan nama obat yang akan ditebus) Maka dari itu tidak usa membayar
jaminan karena sudah ada penjamin. Seandainya jika pasien membayar obat
pada hari minggu pembayar membayar secara pribadi atau keluar kantong
sendiri pada hari seninnya uang yang sudah dibayar akan dikembalikan
dangan syarat diberikan transaksi saat penjualan.
Jika spm prinsipnya sama dengan penjaminan dengan syarat yaitu
spm dan spp harus lengkap.
Apabila pasien sudah pulang dari rumah sakit dan memiliki obat-
obatan berlebihan boleh dikembalikan keapotek dan uang dari obat yang
berlebihan tersebut akan dikembalikan, istilahnya irit atau ritul
Apabila ketersedian obat diapotek itu terbatas atau tidak ada yang
dibutuhkan oleh msyarakat atau pasien diRSUD H.Moh.Anwar maka rumah
sakit tersebut akan melakukan pesanan keapotek lain dan kwitansi dari apotek
lain disimpan nanti kalau sudah penjaminan pasien akan dikasih uang ganti
atau diganti obatnya sedangkan penggunaan mandiri maka pasien akan
membayar sendiri atau tidak ada ganti uang pembayaran.
b. Mandiri
Pada penggunaan secara mandiri pada masyarakat atau pasien yang di
rawat di RSUD H.Moh Anwar saat menebus pembelian obat tentu berbeda
dengan penggunaan jaminan seperti bbjs, tenaga kerja, kantor pos, spm, jika

26
pasien itu menggunakan sistem mandiri maka pasien itu membayar secara
pribadi atau keluar kantong sendiri sesuai transaksi.

27
Gambar pembayaran obat di RSUD H.Moh.Anwar

d. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa


perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/ iurannya dibayar
oleh Pemerintah.

28
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang ada di rumah sakit yaitu
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan juga SPM (Surat Pernyataan
Miskin). Cara membayar BPJS dengan menggunakan iuran setiap bulan sesuai
dengan kelas yang diinginkan. Kelas 1 membanyar 59.000 setiap bulannya.
Sedangkan kelas 2 harus membayar 34.000 dan kelas 3 harus membayar iuran
sebesar 29.000.
Sedangkan pada pasien yang menggunakan asuransi SPM 100% gratis.
SPM ini akan dibayar oleh Dinas Sosial. Jadi jika ada pasien yang
menggunakan SPM yang bertanggung jawab atas pembayaran semua tindakan
kesehatan yaitu Dinas Sosial.

29
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di


seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-
undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes
Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota.
Di jaman yang modern ini sudah ada istilah Komputerisasi. Jadi
semua data pasien di entry ke dalam komputer dan di proses yang pada
akhirnya akan dievaluasi oleh tim Rekam Medis.
4.2 Saran

Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang


berkembang dengan pesat saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi,
pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung
dengan cepat , efisien serta akurat. Olehnya itu perlu adanya pengembangan
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang berbasis komputer dengan
memperhatikan konsep-konsep dasar pengembangan sistem informasi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo. 2003.manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka SinarHarapan


Greef, Judith A. 1996. komunikasi kesehatan dan perubahan
perilaku. Djokjakarta: Gadjah Mada University Press.
Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC
Abdul Kadir, Pengenala nSistem Informasi, PenerbitAndi, Yogyakarta, 2003.
AndriKristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava
Media, Yogyakarta, 2003.
Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.

31
DOKUMENTASI

32
33

Anda mungkin juga menyukai