Anda di halaman 1dari 43

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank
Metode pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank,
meliputi pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan. Pekerjaan pemetaan ini meliputi :
a. Pengukuran batas luas lahan (site).
b. Pengukuran batas bangunan.
c. Pengukuran as bangunan.
d. Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah
ditentukan (Bench Mark).

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan alat ukur Theodolith atau Total


Station. Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari
pembangunan proyek, posisi bangunan baik arah horizontal maupun vertikal.
Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah
ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan.
Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang
bouwplank. Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan
ketinggian/elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan atau kaso.
Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan
dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai
dilaksanakan.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 1


2. Pembuatan Direksi Keet
Dalam pembuatan direksi keet meliputi : pembuatan bedeng pekerja, kantor
sementara dan Pembuatan gudang material dan peralatan. Direksi keet
merupakan tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian
pekerjaan, dan pekerjaan administrasi proyek. Di dalam direksi keet antara
lain terdapat gambar schedul proyek dan gambar bestek, beberapa unit
komputer, arsip bahkan bahan bangunan dan peralatan yang digunakan
pada proyek konstruksi tersebut, meskipun untuk beberapa proyek membuat
gudang sementara, tetapi ada juga yang menyimpan bahan dan peralatan
didalam direksi keet serta sebagai tempat peristirahatan para pekerja.
Pembuatan Bedeng Pekerja
Bedeng pekerja adalah tempat sementara para pekerja bangunan untuk
membangun rumah, sehingga para pekerja tidak kehujanan atau kepanasan.
Fungsi lain dari bedeng buruh ini adalah sebagai tempat bermalam para
buruh jika buruhnya didatangkan dari dareah yang jauh dari lokasi pekerjaan.
Seringnya pembangunan bedeng terbuat dari tripleks atau papan kayu.
Pembuatan Gudang Sementara dan Peralatan
Gudang ini dibuat untuk menyimpan material dan peralatan kerja para
pekerja terutama material yang mudah rusak dan hilang seperti semen, cat,
paku, triplek, dll. Termasuk peralatan kerja para pekerja seperti pacul,
sendok semen, palu, bor, dll.
Pembuatan Kantor Sementara
Pembuatan Kantor Sementara ini merupakan bangunan sementara yang
digunakan sebagai tempat rapat/koordinasi lapangan antara pelaksana,
konsultan perencana, konsultan pengawas dan instansi terkait baik rutin
ataupun koordinasi yang sifatnya mendadak. Terdapat pula schedule
pekerjaan dan gambar bestek pekerjaan.

3. Pekerjaan Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan
kegiatan. Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek tebal 6 mm dengan

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 2


ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso kelas 2 (borneo) dengan tinggi 250
cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak
berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain :

a. Nama Kegiatan
b. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
c. Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
d. Sumber dana
e. Jangka waktu
f. Nama penyedia jasa

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh
masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas.

4. Pekerjaan Administrasi dan Dokumentasi


Meliputi administrasi kantor berupa dokumen-dokumen kantor, ATK, surat
menyurat kantor yang menyangkut pekerjaan dll dan foto dokumentasi
pekerjaan dari awal pekerjaan sampai akhir pekerjaan (finishing). Semua
pekerjaan yang akan dilaksanakan harus selalu dibuatkan dokumentasi dan
laporan perkembangan pekerjaan tiap harinya. Supaya pihak-pihak tertentu
yang membutuhkan bisa dengan mudah mengetahui perkembangan
pekerjaan tersebut. Dokumentasikan awal pekerjaan dan seterusnya dan
semuanya itu lalu dibuatkan laporan perkembangan pekerjaan tiap
minggunya secara tertulis.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 3


II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
1. Pekerjaan Galian Tanah
Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan
galian : manual atau dengan mesin bantu excavator. Adapun langkah-
langkah galian tanah adalah sebagai berikut :
a. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air
untuk dewatering.
b. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan
lain perlu disiapkan turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya
dan mencegah terjadinya kelongsoran seperti sheet pile, continuous pile,
H pile dan lain-lain. Sistemnya adalah sebagai berikut :
 Dengan sheet pile (plat baja yang telah dimodifikasi)
 Dengan Soldier pile (bore pile) beton dipasang berbaris mengelilingi
bangunan
 Dengan Shot create
 Penjangkarannya dengan menggunakan ground anchor
 Penjangkarannya dengan menggunakan soil nailing
c. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau
berada di sekitar area galian (jalur kabel/pipa/telepon, dll).
d. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta
elevasi).
e. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah
alat untuk kelancaran pekerjaan.

2. Urugan Pasir
Persiapan :

a. Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume
besar. Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk
pengecekan level akhir urugan.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 4


b. Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng
perlu disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. Siapkan jalur
kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).

Pengurungan dan pemadatan :

a. Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).


b. Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah,
dll.
c. Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
d. Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
e. Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa
tempat sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
f. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap
40 cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
g. Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya
(stamper, baby roller atau alat pemadatan).
h. Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan).
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan


menyebarkan beban, sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata.
Urugan pasir bawah pondasi adalah pengurugan yang ditempatkan di
permukaan lubang pondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah lantai
adalah pengurugan permukaan tanah asli sebelum pemasangan keramik
lantai. Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan
kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan pasir adalah m3.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 5


3. Pondasi Pasangan Batu Kali
Tujuan dari pemasangan fondasi batu kali adalah untuk menahan beban
yang ada di atasnya, baik itu beban vertikal maupun beban horizontal.
Pasangan batu kali ini diisi dengan adukan semen dan pasir dengan
perbandingan 1 : 4. Satuan dalam perhitungan pasangan fondasi batu kali ini
adalah m3.
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa
tahap, yaitu persiapan, pengukuran dan pelaksanaan. Dalam proses
persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan
batu kali.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang,
air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses
sebagai berikut:
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk
mendapatkan level pasangan batu kali.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi
warna cat.
Apabila proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan
mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasangan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 6


 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu
kali.
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan
menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu
kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak
mudah retak/patah dan berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

4. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian


Pekerjaan urugan tanah galian fondasi dikerjakan setelah pemasangan
fondasi batu kali, yaitu mengurug di sela-sela pasangan batu kali. Dan tanah
urugan harus dipadatkan. Satuan dalam perhitungan pekerjaan urugan tanah
galian fondasi ini adalah m3.
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali adalah : mengurug dan menimbun
kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami
laksanakan dengan menggunakan tenaga kerja yaitu : pekerja dan mandor
dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul
tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja
sebagai berikut :
1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 7


ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami
akan selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah
ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat
yang telah ditentukan.
3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hingga
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin
disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan
dilakukan perlapis min per 10-20 cm urugan.Timbunan dari bekas galian
diambil dari stockpile (timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan
untuk timbunan mengisi ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul

penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.

III.PEKERJAAN BETON
1. Beton Bertulang
Pelaksanaan yang benar akan menghasilkan beton yang bermutu baik. maka
perlu penyediaan tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai
sesuai dengan fungsinya dan materi/bahan berdasarkan standar peraturan
beton bertulang PBI 1971 dan SK SKNI T-15.1991-03. Lingkup pekerjaan
beton meliputi penyediaan semua pemasangan, sloof molom, kolom praktis
dan semua komponen-komponennya yang ditunjuk oleh gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Portland cemen yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standar Portland cemen
yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
b. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
c. Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar
yang dipakai harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 8


bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
beton.
d. Kerikil/batu pecah yang dipakai haarus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
e. Krikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous dan
memenuhi syarat kekerasan.
f. Krikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka kerikil harus
dicuci.
g. Pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
h. Pasir yang dipakai dapat pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam
dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous dan cukup syarat
kekerasan.
i. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap
berat kering.
j. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai
dengan ketentuan PBI 1971.
k. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya serta berpenampang bulat.
l. Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton/baja tulangan harus
sesuai dengan petunjuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi
minimal)seperti yang disyaratkan PBI 1971.
m.Besi beton/baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari direksi.
n. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengandiameter minimal 1
mm dan tidak bersepuh seng.
o. Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakaiannya tidak akan merusak/mengurangi nilai konstruksi

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 9


p. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar
kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang
apabila tidak memiliki ketentuan lain maka harus mengikuti syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
q. Hindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.

Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton oleh Departemen


Pekerjaan Umum sesuai SNI DT-91-0008-2007.
Langkah kerja pembuatan :
a. Tentukan mutu beton yang akan dibuat apakah K 100, K 125, K 150, K
175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350.
b. Siapkan semen, pasir, kerikil, dan air dengan komposisi sesuai SNI DT-
91-0008-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton oleh
Departemen Pekerjaan Umum, sebagai berikut :

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 10


Semen Pasir Kerikil Air w/c
No. Mutu Beton
(kg) (kg) (kg) (liter) ratio
1. 7,4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0,87

2. 9,8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0,78


12,2 MPa (K
3. 299 799 1017 215 0,72
150)
14,5 MPa (K
4. 326 760 1029 215 0,66
175)
16,9 MPa (K
5. 352 731 1031 215 0,61
200)
19,3 MPa (K
6. 371 698 1047 215 0,58
225)
21,7 MPa (K
7. 384 692 1039 215 0,56
250)
24,0 MPa (K
8. 406 684 1026 215 0,53
275)
26,4 MPa (K
9. 413 681 1021 215 0,52
300)
28,8 MPa (K
10. 439 670 1006 215 0,49
325)
31,2 MPa (K
11. 448 667 1000 215 0,48
350)

c. Masukkan secara berturut-turut ke dalam mesin molen di mulai dari kerikil,


lalu pasir, dan kemudian semen. Pastikan takaran bahan-bahan
pembentuk campuran beton tersebut sesuai rekomendasi di atas. Ingat
ukuran semen, pasir, dan kerikil dihitung berdasarkan berat bukan per
sekop. Sedangkan penghitungan air menurut volume.
d. Setelah semen, pasir, dan kerikil masuk ke dalam mesin molen,
selanjutnya putar mesin tersebut untuk mencampurkan bahan-bahan di
dalamnya. Tandanya adukan beton ini telah tercampur rata ialah butiran-
butiran pasirnya sudah tidak ada yang kelihatan lagi.
e. Berikutnya tambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam mesin molen
hingga takarannya terpenuhi. Usahakan selama penuangan air ini, mesin
tetap dalam keadaan berputar. Operasikan mesin tersebut hingga adukan
beton yang Anda inginkan sudah selesai dibuat.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 11


f. Untuk pekerjaan pembuatan adukan beton skala kecil, Anda boleh
memakai sekop dan cangkul saja tanpa bantuan molen. Namun pastikan
seluruh prosesnya dilakukan di tempat yang datar dan bersih.
g. Caranya yaitu campurkan semen, pasir, dan kerikil hingga merata. Setelah
itu, buat campuran bahan-bahan ini membentuk gundukan. Pada puncak
gundukan lalu digali seperti danau dan tuangkan air secukupnya. Langkah
terakhir adalah mengaduk campuran bahan-bahan ini hingga menjadi
adukan beton.

a. Beton Bertulang Kolom Praktis 15/15


Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan. Bila kolom mengalami masalah penurunan
kekuatan dapat menyebabkan runtuhnya bangunan. Struktur dalam kolom
dibuat dari besi dan beton.
Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan
tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton
merupakan material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom
atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok, bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Ada beberapa Jenis kolom. Namun untuk bangunan sederhana, bentuk
kolom ada dua: kolom utama dan kolom praktis.
1. Kolom Utama
Kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada
diatasnya. Untuk bangunan sederhana atau rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama 3,5 m, agar dimensi balok untuk menopang lantai
tidak begitu besar. Apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3,5
meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Dimensi kolom utama
untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan pokok 8d 12 mm, dan begel d8-10 cm (8d 12

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 12


maksudnya jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm
maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

2. Kolom Praktis 15/15


Kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter
atau pada pertemuan pasangan bata (sudut – sudut). Dimensi kolom
praktis 15/15 dengan tulangan beton 4d 10, begel d8 – 20 cm.

b. Beton Bertulang Sloof 15/20


Sloof merupakan struktur dari bangunan yang terletak di atas pondasi dan
memiliki fungsi untuk meratakan beban pondasi. Sloof juga berfungsi
sebagai pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan tanah, dinding
tidak roboh. Sloof sangat berperan penting terhadap kekuatan dari
bangunan. Bahan yang digunakan adalah beton dengan campuran 1
semen : 2 pasir : 2 split (koral).

c. Beton Bertulang Ring Balk 15/20


Ring Balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang
terletak di atas dinding bata. Berfungsi sebagai pengikat pasangan bata
dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya,
seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda. Pemasangan ring balk
maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter. Dimensi ring balk yang
digunakan adalah lebar 15 cm dan tinggi 20 cm dengan tulangan pokok
(besi beton) 4d - 8mm dan begel d6 – 15 cm.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 13


IV. PEKERJAAN DINDING
1. Pasangan Dinding Bata
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-
persyaratan standar :
a. PUBI – 1982
b. NI – 3 – 1970
c. NI – 10 – 1973
d. SSII – 0021 – 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as-as kolom
dan as-as pasangan bata. Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus
demarking terlebih dahulu, setelah semua marking disetujui oleh Pengawas
barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan campuran yang telah
ditentukan dalam spesifikasi ( 1 Pc : 4 Ps ).

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah :


a. Sebelum dipasangkan batu bata harus direndamkan di air sampai jenuh.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasangkan batu bata, kemudian
siram dengan air sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada setiap sudut untuk
menentukan posisi horizontal dan vertikal dengan menggunakan benang
yang berguna sebagai acuan pemasangan bata ssehingga hasilnya
dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada arah vertikal maupun horizontal
karena jika terjadi kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan
finishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik atau
pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan
lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut
pertemuan dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan
tambahan besi stek sebagai angkur di dinding. Posisi dinding harus

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 14


berada di atas balok sloof yang pada saat pengecorannya sudah
dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus
dipasang balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang
lebar agar kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding bata
diatasnya.
g. Peralatan yang dipakai sendok tembok/cungkir, waterpass tangan, palu,
benang dll.
Setelah pekerjaan bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran,
aci atau pemasangan keramik dinding, agar permukaanya rata maka
pada saat pekerjaan harus dibuatkan acuan dari benang dan alat bantu
penggaris.

2. Dinding Roster
Fungsi utama dari Roster adalah sebagai lubang dinding untuk
menciptakan sistem sirkulasi udara yang lebih maksimal dalam ruangan.
Sedangkan fungsi lainnya adalah sebagai pemanis agar tampilan ruang
terlihat lebih menarik dan indah. Oleh karena itu, roster biasanya dibuat
dengan desain yang secantik mungkin.
Material bernama "roster" ini tadinya hanya dipakai terbatas di atas pintu
atau jendela saja. Hal itu mengingat fungsinya menjadi lubang angin yang
memperlancar udara keluar masuk rumah.
Namun, material roster kini banyak diaplikasikan sebagai pembentuk
dinding. Sebagai material pembentuk dinding, roster tampil unik karena
lubang-lubang udaranya tersebut membentuk pola tersendiri.
Kebanyakan roster yang dipakai untuk dinding berasal dari tanah liat dan
batako. Roster dari tanah liat dipakai karena warna merah bata membawa
kesan natural dan unik, sementara bahan dari batako dipilih karena
harganya lebih murah di pasaran.
Tetapi, bila tertarik mengaplikasikan roster sebagai dinding, Anda perlu
memperhatikan fungsi ruang di bagian baliknya. Karena bentuknya yang

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 15


penuh lubang, jika ruangan di belakangnya adalah ruang tamu atau ruang
keluarga, maka perlu disiasati agar panas matahari dan air hujan tidak
bebas masuk.
Selain itu, roster juga bisa sebagai aksen pemanis ruang, serta
menjadi secondary skin untuk hunian. Di sini, meski roster menarik,
penerapannya tetap harus mempertimbangkan komposisi seimbang,
harmonisasi, juga konsep ruangan.
Namun, dalam pemasangannya roster ternyata lebih sulit ketimbang
pemasangan bata merah atau batako. Sangat jarang
pemasangan roster dengan finishing, karena itu pada saat pemasangannya
harus lebih hati-hati.

3. Plesteran 1 : 4
Pekerjaan plesteran mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan
pemasangan. Plesteran dibuat dengan perbandingan campuran material 1
Pc : 4 Ps. Plesteran yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi yang
akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi
Pekerjaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan
gambar detail rencana pelaksanaan pekerjaan plesteran dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir. Penyedia Jasa akan
menyerahkan contoh jenis bahan plesteran campuran 1 Semen : 4 Pasir
kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.
Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang
akan dikerjakan. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih
tinggi dari tanah sekitarnya). Kotak pengadukan dipasang ditempat datar
dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan
adukan ke lokasi kerja. Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-
kotak takaran disiapkan secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen.
Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat pengaduk ke
arah konstruksi yang akan dikerjakan. Plesteran campuran 1 Semen : 4

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 16


Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk pengadukan
menggunakan alat alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul,
sekop dan lain-lain. Adukan plesteran harus terbuat dari bahan semen,
pasir dan air dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir. Semua
bahan adukan harus dicampur sampai merata dengan cara manual
dengan menggunakan peralatan cangkul dan sekop, tetapi bisa juga
memakai alat concrete mixer untuk mengaduk dan harus benar-benar
merata adukannya. Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran

sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering.

Penyedia Jasa harus membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya


(dolak) dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, permukaan yang akan diplester
akan dibersihkan terlebih dulu dan disiram dengan air semen agar
plesteran dapat menyatu dengan permukaan yang diberi plester. Bahan
adukan harus secepatnya dibawa ke tempat pekerjaan dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga
tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
Plesteran yang dibuat harus dengan permukaan yang rata sesuai
dimensi rencana bangunan yang dibuat. Bahan plesteran dibuat dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir harus menggunakan bahan
antara lain :
a. Semen
Semen akan disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi
pabrik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semen harus terbungkus
dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan
kasar. Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan
disimpan dalam penyimpanan yang kering, tahan air
dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan
penyerapan kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 17


penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Pasir
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau
berdasarkan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir harus bersih, keras,
padat, tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran
lempung, lanau dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton.
c. Air
Air yang digunakan pada pencampuran adukan dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir adalah air bersih dan bebas
dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik,
alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat
mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak. Pengukuran
pekerjaan plesteran dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir
diukur menurut dimensi yang sudah dipasang sesuai dengan bangunan
yang dibuat berdasarkan gambar rencana.

4. Acian Dinding
Sebelum di Aci, maka permukaan yang akan di Aci harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan sikat baja yang dibasahi dengan air.
Mempersiapkan alat dan bahan; bahan yang digunakan adalah bahan
semen dengan mutu baik yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
acian serta telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
Sementara air yang digunakan dalam campuran harus bebas dari kotoran
debu, minyak, dll yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara bidang
acian dengan pasangan/beton. Melaksanakan pengadukan dengan metode
yang telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
Bagian acian harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya jangan
sampai terkena matahari secara langsung, karena untuk menghindari

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 18


penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan menurunkan kekuatan dari
acian itu sendiri.

V. PEKERJAAN LANTAI
1. Lantai Keramik
Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik
di dinding dan di lantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya
pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang
belum selesai. Pemasangan keramik lantai dan dinging sebaiknya
dilakukan pada tahap akhir sebuah proyek. Hasil akhir pemasangan
keramik, baik dinding maupun lantai, sering terlihat tidak presisi.
Akibatnya, akan terlihat lantai maupun dinding tidak lurus atau miring. Hal
tersebut sangat terkait pada saat pemasangan keramik yang tidak
memperhatikan aturan atau kaidah-kaidah pemasangannya. Sudah dapat
dipastikan pada awal pemasangannya terjadi sedikit kesalahan yang
secara tidak sadar setelah pekerjaan selesai tenyata semua keramik
terpasang miring. Oleh karena itu, aturan mengenai pemasangan keramik
perlu diperhatikan.
Persiapan Pemasangan Keramik
Pastikan lantai yang akan dipasang keramik sudah kuat dan rata. Hal ini
untuk memastikan keramik yang terpasang tidak akan retak dan pecah.
Pastikan pula dasar lantai tidak terdapat retakan dan serpihan, jika ada
harus dihaluskan dan dibersihkan terlebih dahulu.

Bahan dan Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :


 Meteran
 Penggaris siku
 Sarung tangan
 Kaca mata pengaman
 Palu karet
 Pemotong keramik / tang keramik

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 19


 Benang ukur dan paku
 Pisau plamur
 Cetok atau sendok semen
 Tile spacer
 Waterpas aluminium (bubble level)
 Spons
 Spidol atau kapur
 Mortar sebagai perekat keramik
 Tile grout sebagai pengisi nat

Cara Pemasangan Keramik


1. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan
mengukur persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya.
Kemudian tandai pertengahan garis yang terukur. Menemukan titik pusat
merupakan prioritas utama, karena hal ini akan menentukan di mana
harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya.
2. Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah
satu dinding.
3. Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik)
secara merata pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya
jangan terlalu luas cukup 3-4 ubin keramik. Dikhawatirkan perekat akan
cepat mengering, sehingga rekatannya pada keramik tidak bagus.
4. Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta
ketok dengan palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok
keramik, pastikan Anda mengecek suara yang timbul. Jika suara
berdengung berarti ada perekat yang tidak merekat pada keramik.
Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan pengadukan
perekat hingga merata dan tempelkan pada posisi semula.
5. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin
berikutnya.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 20


6. Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik
sampai merata. Jika terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa
menambah atau mengurangi mortar perekat keramik sampai rata.
7. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada
keramik yang akan dipotong dengan cara menempatkannya di atas
keramik terakhir, serta dengan memberi ruang untuk nat. Tandai dengan
spidol pada keramik yang akan dipotong.
8. Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
9. Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik
mengering.
10. Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen)
yang digunakan untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.
11. Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.

2. Beton Rabat
Pekerjaan Rabat Beton adalah : pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang
dimaksud disini adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan
permukaan lantai kerja atau rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen
lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan
beton ini menggunakan material pokok yaitu semen (PC), kerikil dan Pasir. Semua
bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini biasanya akan menggunakan
tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan
peralatan yang akan digunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran beton).
Lantai kerja perlu disediakan sebelum keramik dipasang. Syarat penting
bagi lantai kerja antara lain rata, cukup keras sehingga tidak mudah
amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai dasar berguna sebagai
perletakan sebelum keramik dipasang. Lantai kerja dibuat setebal 10 cm
pada pekerjaan Pembangunan Rumah Paramedis PKM Nasal.. Lantai
kerja ini dibuat dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan bahan 1

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 21


Pc : 4 Ps. Adukan ini diletakkan di atas lapisan pasir yang sudah
dipadatkan. Agar permukaan menjadi rata dan datar, biarkan lantai kerja
tersebut kering dan mengalami proses penguapan sempurna. Bila perlu,
biarkan lantai kerja yang sudah rata tersebut selama minimal 3 hari.

VI. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka
yang disebut Kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.
Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan
tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang
baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini
dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat,
pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan
logam berbeda dari kayu,Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau
baja tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan
lapisan cat dan dirawat engan baik untuk mencegah korosi.
Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah
sebagai berikut :
 Pada pintu biasa dengan satu daun : 5/10 5/12 5/14 5/15 cm ,6/10 6/12
6/14 6/15 cm 7/12 cm.
 Pada pintu rangkap dengan dua daun : 8/10 8/12 8/14 8/15 cm.

Bagian-Bagian Kusen, terdiri dari :


 Tiang
 Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang
bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
 Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun
jendela.
 Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam
tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 22


 Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk
menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga apabila
terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
 Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
 Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen
pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan
melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.

1. Pemasangan Kusen Pintu


Cara memasang kusen pintu adalah sebagai berikut :
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as
bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya.
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter
dari tinggi bouwplank.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan
menjadi kokoh.
 Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
 Bersihkan tempat sekelilingnya.

2. Pemasangan Kusen Jendela


Cara memasang kusen jendela adalah sebagai berikut :
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 23


 Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
 Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
 Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
 Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
 Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan
unting-unting.
 Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
 Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang
benar.
 Bersihkan tempat sekelilingnya.

3. Pemasangan Daun Pintu


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap
atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen
dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar
pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebut
dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah,
kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai.
Cara pemasangan :
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun
kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 24


bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian
tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen.

4. Pemasangan Daun Jendela


Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun
jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel, sehingga dapat
berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri dan ke kanan) atau
berputar vertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada jenis jendela yang
tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan tujuan untuk
penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup melekat dengan
sponing pada kusen jendela.
Cara Pemasangan :
 Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
 Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 25


 Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun
kearah tinggi.
 Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm
dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada
bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian
tepi (untuk putaran vertikal).
 Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela
tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas
kusen.
 Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya.
 Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan
baik, rata dan lurus dengan kusen.

5. Pemasangan Kaca
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-
hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang
penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi
pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan
bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka
daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan tebal
kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 26


belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan
kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di
sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca
lebih dari 5 mm, dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka
perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca
ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu.

Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut :


1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian
atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan
luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton
atau kain untuk memegang kaca.
4. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
5. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
6. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil.

6. Pemasangan Kunci, Handel, dan Assesorisnya


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk
perlengkapan handle daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
Bahan yang dipakai :
1. Semua kunci yang dipakai untuk daun pintu kayu untuk untuk ruangan-
ruangan maupun daun pintu kamar mandi memakai merk dan bentuk
yang telah ada pada perencanaan ataupun disetujui oleh direksi
pekerjaan.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 27


2. Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel solid atau setara solid
dengan tipe disesuaikan ukuran berat daun pintu.
3. Engsel daun jendela jungkit memakai engsel solid atau setara dengan
ukuran disesuaikan dengan berat daun jendela dan sesuai dengan
spesifikasi teknisnya.
4. Pengunci untuk daun jendela memakai merk solid atau setara solid.
5. Engsel encasement menggunakan merk dan bentuk yang telah disetujui
oleh direksi pekerjaan, sedangkan untuk handel,kunci, engsel pintu,
engsel jendela, handel jendela, hak angina, grendel, grendel tanam,
kunci tanam dan lainnya yang sudah ditentukan atau disetujui oleh
direksi pekerjaan atau sesuia dengan perencanaan.

VII. PEKERJAAN PLAFOND


Pekerjaan ini meliputi pemasangan plafond yang terdiri atas pemasangan
rangka plafond dan pemasangan gypsum board dengan tebal 9 mm sesuai
dengan yang disebutkan dalam gambar kerja.
Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja saat pekerjaan mau dimulai. Memberitahu Konsultan
secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan
gypsum dengan memakai scaffolding yang disusun sesuai dengan ketinggian
atap yang mau dipasang gypsum. Membersihkan langit-langit yang akan
dipasang gypsum. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu
peringatan.

Metode Pelaksanaan
 Pekerjaan pasang plafond yang pertama dilakukan adalah memasang
penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku terbak pada posisi
plat lantai maupun balok.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 28


 Mengukur kedataran penggantung sangat diperlukan, agar menghasilkan
plafond yang tidak bergelombang.
 Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass.
 Kemudian dilanjukan pemasangan gysum dengan menggunakan screew #
1/8 dan bor sekrup.
 Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound untuk menutupi sambungan
antar gypsum dengan paper tape untuk menghindari keretakan dan titik-titik
sekrup.

Kebutuhan Alat, Bahan, Tenaga


Pekerjaan ini memakai alat :
Bor sekrup
Tembakan paku
Waterpass
Alat bantu pertukangan
Bahan yang digunakan meliputi :
 Plafond : gypsum 9mm, dan GRC
 Rangka : baja ringan
 Aksersories : paku tembak, screw dan paku beton
Tenaga kerja yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor

Analisa K3 dalam pekerjaan ini meliputi :


Personil yang digunakan adalah :
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 29


Aspek K3 yang digunakan meliputi :
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety,
Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

Tahapan Pekerjaan

Pasangan List Plafond Gypsum


Saat ini banyak bangunan yang menggunakan aksesoris pada plafond
rumah dengan menambahkan list dari bahan material gypsum guna
mempercantik list pada plafond rumah agar terlihat rapi. Selain cara
penerapannya yang mudah, bahan gypsum ini juga mudah didapat dan

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 30


harganya cukup relatif terjangkau. Cara kerja dalam memasang bahan
gypsum untuk list pada plafond, adalah sebagai berikut :
1. Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat
karena jika meleset beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat
pemasangan list yang lain (terutama bagian sambungan pojok).
2. Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi
dengan menggunakan cutter atau gergaji besi.
3. Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan list
pada dinding yang akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound,
wadah, dan kape. Bubuk compound diletakkan di suatu wadah (biasanya
potongan papan gypsum atau potongan tripleks). Dikarenakan compound
setelah terkena air cepat mengeras (kurang lebih 10 menit), maka saat
pencampuran usahakan agar air yang dicampur sedikit demi sedikit
sambil diaduk pelan-pelan.
4. “Perekat” yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah
dipotong tadi. Oleskan “perekat” tersebut secara merata agar semua
bagian list dapat menempel pada dinding dan plafond secara merata.
5. Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi “perekat” tersebut ke dinding
dan plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan
ukuran tadi (usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempel list).
6. Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan
bagian atas dan bawah list dengan kape karena biasanya pada saat
penempelan, ada bekas “perekat” yang keluar. Perapihan dapat dilakukan
dengan amplas atau kape (alat untuk membersihkan sisa – sisa kerak
perekat yang menempel pada list plafond). Apabila pada sambungan list
ingin terlihat rapi, usahakan agar tidak sampai keliatan. Caranya dengan
menambah “perekat” atau membuat motif, seolah-olah list tersebut terlihat
menyambung.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 31


VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
Mencakup pekerjaan pengecatan pada permukaan baja, besi, kayu,
plesteran tembok, plafond, list plafond dan beton.
Bahan yang dipakai meliputi :
1. Cat dengan merk dan spesifikasi serta jenis yang telah ditentukan oleh
direksi pekerjaan atau sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
2. Cat dasar, cat pelapis dan cat penutup (apabila diperlukan) merupakan
hasil dari pabrik yang sama dengan cat yang dipakai pada point 1.

Langkah Kerja yang diperlukan yaitu :


 Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar terhindar dari
ceceran cat.

 Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan amplas


kasar.
 Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok.

 Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.


 Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari debu yang

menempel.
 Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang dikeluarkan dari
pabrik yang sama.
 Pengecatan dilakukan dengan cat pelapis (Emulsi) 2 kali lapisan hingga
didapatkan permukaan cat dengan warna yang merata.

IX. PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP


Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom
atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka
atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan
teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah :
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur
(dynabolt) pada kedua tumpuannya.
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 32


c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan
pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan


Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus
dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk
meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-
plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk
menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong didalam wall-
plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.

Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan


1. Persiapan Kerja
 Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan
tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan
melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan
kerja).
 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda,
antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass),
alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 33


2. Lavelling Dan Marking
 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata
dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku
sebagai alat bantu.
 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang
ada di bawahnya.
 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan
gambar rencana atap.
 Mengukur jarak antar kuda-kuda.

3. Pengangkatan dan Pemasangan kuda-kuda


 Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi
kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat
pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh
pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang
berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring
balok menggunakan benang dan lot (unting-unting).
 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 –14 x 20 HEX.
 Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak
berubah.
 Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-
kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
 Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2
meter).

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 34


 Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
 Memasang balok nok.
 Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban
angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
 Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu
di atas truss, jurai dan rafter.
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis
penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-
kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir
yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger
dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm
dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger
harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang
terdekat.
 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan
bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan
ceiling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat
memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk
memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom
chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat
difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.
Pemasangan ceiling battens, Sambungan ceilling battens atau top span
overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 35


4. Pemasangan Penutup Atap
 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor,
kedataran nok maupun sisi atap, danmemastikan support overhang
terpasang dengan benar.
 Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih
dahulu di atas jurai dan rafter.
 Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang
digunakan.
 Pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
 Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas.
Pemasangan penutup atap harus lurusdan rapi agar polanya menjadi
rapi dan tidak berbelok – belok.

Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan - serpihan
akibat proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain
pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat,
pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan,
maka resiko penjalaran korosi sangat besar. Oleh karena itu, harus
dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun
logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
baja ringan.

X. PEKERJAAN INSTALASI AIR/ SANITAIR


Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor, adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan
instalasi air bersih dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 36


 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat
bantu kerja disiapkan.

Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Bersih


 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter ¾”) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman
pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan
dengan ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket drat luar
dan diberi lapisan seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.

Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Kotor, Air Bekas dan Vent


 Pipa air kotor meggunakan pipa PVC kelas AW yang tahan terhadap
tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat
sehingga tidak mudah bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (4” dan 3” ) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton
menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya
tidak bergerak saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah
pecah.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 37


 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan
dengan ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat
menyebabkan kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.

Saluran Air Hujan


a. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong
talang.
b. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan
menggunakan lem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
c. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat
bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan
penyambungannya harus benar-benar kuat.

XI. PEKERJAAN SANITASI


Kloset Jongkok
Kloset jongkok yang dipasang adalah semutu merk TOTO, warna standar
akan ditentukan kemudian. Kloset jongkok yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang rusak atau cacat dan telah
disetujui oleh Pemilik Pekerjaan. Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar
mandi atau toilet yang dinaikkan 10-20 cm atau sesuai dengan gambar kerja.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 38


Pasangan Floor Drain
Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam negeri,
stainleis steel, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan
gambar perencanaan. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik,
tanpa cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan. Pada tempat-tempat
yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran
floor drain tersebut. Hubungan saringan metal dengan beton/lantai
menggunakan perekat beton kedap air. Setelah floor drain terpasang,
pasangan harus rapi dan dicek dengan menggunakan waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

Aksesoris Pemasangan Pipa


Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemasangan pipa air bersih dan air kotor.
Aksesoris pemasangan pipa ini meliputi gate valve, stopkran, dan
lainnya.dipasang serapi mungkin supaya tidak terjadi kebocoran pipa karena
fungsi dari alat-alat tersebut merupakan bagian dari pekerjaan pemasangan
pipa.

Kran Air
Semua keran yang dipakai adalah semutu merk yang telah ditetapkan
direksi pekerjaan atau sesuai perencanaan. Ukuran disesuaikan dengan
keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat
sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai
ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran
yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir untuk sambungan
selang. Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung
dengan pipa leher angsa (extension). Stop keran yang dapat digunakan
sesuai dengan perencanaan atau setara, bahan kuningan dengan putiran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar untuk itu.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 39


Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

XII. PEKERJAAN KERAMIK KAMAR MANDI


Pekerjaan keramik kamar mandi sama dengan pekerjaan keramik lantai
untuk ruangan hanya ukuran keramik yang dipakai berbeda. Ukuran yang
dipakai untuk kamar mandi yaitu untuk keramik lantai berukuran 20 x 20 cm
dan keramik dinding kamar mandi berukuran 20 x 25 cm dengan tinggi 120
cm.

XIII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Pekerjaan ini meliputi : lingkup pekerjaan, persiapan pekerjaan, dan metode
pelaksanaan.
Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pembobokan dinding, memasang pipa konduit, pemasangan
kabel, pemasangan fitting dan lampu, perapihan, pemasangan daya utama,
dan pengujian.

Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule.
peralatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
3. Pekerjaan bobokan dinding.
4. Pekerjaan pasangan pipa conduit.
5. Pekerjaan wireing.
6. Pekerjaan Instalasi komponen penerangan.
7. Pekerjaan Instalasi Panel.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 40


Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan instalasi elektrikal arus kuat, yaitu :
1. Kabel vetikal ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit
yang mana pipa conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan
plesteran, supaya tidak mudah berubah ketika dinding diplester.
2. Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau
dengan pipa conduit yang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
3. Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum
plesteran dan acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME
dan finishing jadi halus rapih.
4. Pekerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites
ketahanannya agar tidak terjadi bongkar pasang.
5. Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya
membutuhkan koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
6. Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat
dilakukan dengan persetujuan direksi.
7. Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila
ada pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan
coring.
8. Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah
ditentukan rata dan tidak miring.
9. Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang
berhubungan dengan Swicth grounding system.
10. Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis
yang diaturkan.
11. Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai
kegunaannya dan lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk.
Kabel dia 16mm2 harus diberi sepatu kabel pada panel.
12. Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram
instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, serta
pada komponen MCB di buat notasi/tanda.

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 41


13. Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan
armature selam -/+ 1 x 24 jam.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi :


 Kabel (NY-XXX)
 Pipa Konduit
 Lampu (Down Light SL 18 W)
 Saklar ganda
 Saklar tunggal
 Stop kontak (KKB/ 500 W)
 Fitting (sesuai spesifikasi)
 Klem Pipa
 Isolasi
 Timah
 Kabel feeder
 Kabel T
 Kabel BC (sesuai spesifikasi)
 Rak kabel
 Fuse/sekring (sesuai spesifikasi)
 MCB (sesuai spesifikasi)
 MCCB (sesuai spesifikasi)
 Panel Box
 Paku

Sedang peralatan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :


 Bor sekrup,
 Palu,
 Gergaji,
 Kunci pas/ring,
 Tespen,
 AVO meter,

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 42


 Solder,
 Tang,
 Obeng (+,-),
 Crimping tool kit,
 Waterpass,
 Alat bantu pertukangan.

Bintuhan, 05 Juli 2019


Dibuat oleh,
CV. AWLORA DEWI FORTUNA

ttd

CANDRA KIRANA
Wakil Direktur

PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PKM NASAL 43

Anda mungkin juga menyukai