Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Perbaikan Tanah


Perbaikan Tanah adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan terhadap tanah yang memiliki
karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah diubah menjadi material yang
layak digunakan sebagai material konstruksi (mempunyai karakteristik teknis yang lebih baik).

1.2 Tujuan Perbaikan Tanah


1. Menaikkan daya dukung & kuat geser tanah.
2. Menaikkan modulus.
3. Mengurangi kompressibilitas.
4. Mengontrol stabilitas volume (shringking & swelling).
5. Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi.
6. Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi.
7. Mengontrol permeabilitas dan mereduksi tekanan air pori.
8. Memperkecil pengaruh lingkungan.

1.3 Parameter Tanah yang diperbaiki :


1. Sifat Fisik Tanah (Index Properties) :
1) Gradasi.
2) Plastisitas.
3) Kembang Susut (Shrinking & Swelling).
2. Sifat Mekanis Tanah (Engineering Properties) :
1) Kuat Geser Tanah.
2) Kompresibilitas Tanah.
3) Permeabilitas.

1.4 Tanah Lunak (Soft-Soil)


Tanah Buruk  Tanah Lunak  Tidak dapat dibangun konstruksi diatasnya.
Tanah lunak, yaitu tanah yang umumnya terdiri dari tanah yang sebagian besar terdiri dari
butiran-butiran yang sangat kecil seperti lempung atau lanau. Sifat lapisan tanah lunak adalah
kekuatan gesernya yang kecil, kemampatan yang besar, dan koefisien permeabilitas yang kecil.
Dalam mengidentifikasi suatu lapisan tanah apakah lapisan tanah tersebut termasuk atau
mengandung tanah lunak atau tidak, dapat diketahui dengan melakukan Uji Penetrasi Standar
(SPT). Berdasarkan penelitian beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tanah lunak memiliki nilai
uji penetrasi standar (SPT) yang rendah yaitu antara N-SPT 0 – 5.
Konsistensi tanah dapat juga diketahui berdasarkan hasil pengujian sondir atau Cone
Penetrometer Test (CPT). Pengujian ini bertujuan mengetahui tingkat kekuatan/kekerasan tiap
lapisan tanah. Salah satu nilai yang diperoleh pada pengujian ini adalah tahanan ujung qc.
Konsistensi tanah dikatakan sangat lunak apabila nilai qc < 2.5 kg/cm2 dan dikatakan lunak
apabila nilai qc antara 2.5 – 5 kg/cm2.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 1


1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Perbaikan Tanah :
1. Tipe dan tingkat perbaikan yang dibutuhkan.
2. Tipe tanah, struktur geologi dan kondisi rembesan (seepage).
3. Biaya (cost).
4. Keberadaan alat dan material serta kualitas pekerjaan diperlukan.
5. Waktu konstruksi yang tersedia.
6. Kemungkinan kerusakan yang terjadi akibat struktur bersangkutan atau polusi air tanah.
7. Ketahanan material yang diperbaiki.

1.6. Metode perbaikan


1. Kimia  Prinsipnya adalah dengan menambahkan zat tambahan (additif/admixture).
- Dicampur dengan kapur
- Dicampur dengan semen
- Dicampur dengan tanah berbutir kasar
- Pencampuran lempung dengan pasir, semen/kapur lalu dipadatkan
2. Mekanis  Prinsipnya adalah meningkatkan kepadatan dengan memberikan energi mekanis
sehingga daya dukung meningkat.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Compaction.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Dynamic Compaction.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Impact at Ground Surface, Shallow, and Deep.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Ground Surface.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Depth Vibroflotation.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Blasting.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Deep Mixing.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Mat.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Counter Weight Fill.
3. Perkuatan  Prinsipnya adalah memasang perkuatan sehingga gesekan antar butir tanah dan
perkuatan menimbulkan ikatan antara keduanya untuk menahan gaya tarik.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Stone Columns.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Pile.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Compaction Pile.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Kapur).
- Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Semen).
- Perbaikan Tanah dengan Cara Cerucuk.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Grouted Pile.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Grouting.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Soil Nailing.
- Perbaikan Tanah dengan Cara Material Geosynthetic (Geotextile, Geomembran,
Geogrid).

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 2


4. Hidraulik  Prinsipnya adalah mengeluarkan air pori melalui drainase (vertical drain) dan
sumur (dewatering)
- Preloading
- Vertical Drain
- Dewatering

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 3


BAB II

ISI

PERBAIKAN TANAH CARA MEKANIS

2.1 Prinsip Perbaikan Tanah dengan Cara Mekanis

Metode perbaikan tanah ini adalah mengupayakan untuk meningkatkan kepadatan tanah
dengan menggunakan energi mekanis eksternal dalam jangka waktu yang singkat (pemadatan).
Pemadatan ini menaikkan daya dukung tanah, mengurangi kompressibilitas dan permeabilitas,
mengontrol stabilitas volume (shringking & swelling), mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi,
dan memperpanjang durabilitas.

2.2 Jenis Perbaikan Tanah:


1. Perbaikan Tanah dengan Cara Compaction.
2. Perbaikan Tanah dengan Cara Dynamic Compaction.
3. Perbaikan Tanah dengan Cara Impact at Ground Surface, Shallow, and Deep.
4. Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Ground Surface.
5. Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Depth Vibroflotation.
6. Perbaikan Tanah dengan Cara Blasting.
7. Perbaikan Tanah dengan Cara Deep Mixing.
8. Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Mat.
9. Perbaikan Tanah dengan Cara Counter Weight Fill.

2.2.1 Perbaikan Tanah dengan Cara Pemadatan (Compaction)

Pemadatan adalah proses menaikkan berat jenis tanah dengan energi


mekanis agar partikel solid pada tanah memadat dan menjadi kompak serta
mengurangi partikel udara yang mengisi rongga pada massa tanah.

Tujuan pemadatan (compaction) :


- Mengurangi kompresibilitas.
- Menaikkan daya dukung tanah.
- Mengurangi potensi likuifaksi.
- Menaikkan daya tahan thd erosi.
- Mengontrol shrinkage dan swelling.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 4


Energi
Mekanis Udara
dipaksa
keluar

Udara

Air

Butir Tanah

VT = Vudara + Vair + Vbutir


Dengan pemadatan Vudara turun  VT turun  γd naik

γ W
d=
VT

γd naik  Daya Dukung naik

γd turun  Daya Dukung turun

Pengaruh kadar air terhadap pemadatan (tiga kondisi tanah pada proses pemadatan) :

1. Tanah kering  sulit dipadatkan karena gesekan antar butir.


2. Jika ditambahkan air  memudahkan pemadatan karena air sebagai unsur
pembasah /pelumas.
3. Jika ditambah air lagi  sulit dipadatkan karena air mengisi pori.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 5


90 s/d 95% γd

Range

OMC (Omtimum Moisture Content)  Kadar air optimum, yaitu kadar air dimana
berat isi kering maksimum tanah tercapai.

MDD (Maximum Dry Density)  Berat isi kering maksimum tanah.

Kadar air optimum pada kenyataannya sulit dicapai oleh karena itu terdapat range
untuk kadar air optimum dimana tercapai 90 s/d 95% berat isi kering maksimum.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 6


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemadatan dilapangan :
1. Keadaan tanah dan jenis tanah dilapangan.
2. Jenis alat penggilas yang digunakan.
3. Tebal lapisan yang dipadatkan.

Tahapan Pemadatan dilapangan :

Penggilas (Rollers) yang sering digunakan untuk pemadatan tanah :


1. Pneumatic rubber tired compactors.
2. Smooth-wheeled rollers.
3. Sheepsfoot rollers.
4. Vibratory rollers.
5. Tamping foot rollers.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 7


1. Pneumatic rubber tired rollers

Pemadatan lempung biasanya lebih susah dibanding pemadatan pasir dan


kerikil, karena lempung memerlukan kondisi kadar air optimum selama
pemadatan. Ban-ban karet memberikan tekanan statis pada lempung dan
menyebabkan kepadatan yang bagus.

2. Smooth-wheeled rollers

Penggunakan penggilas vibrator pada pemadatan pasir dan kerikil akan lebih
efektif dibanding tekanan statis (static pressure). Kadar air tanah saat pemadatan
tidak berpengaruh terhadap hasil pemadatan. Tenaga total yang dihasilkan pada
vibratory roller sama dengan berat roller ditambah beban dinamik akibat vibrasi.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 8


3. Vibrator-Sheepsfoot rollers

Pads (kaki kambing) pada drum menekan tanah bila kondisinya lepas (lunak)
dan memadatkannya dari bawah ke atas. Setelah beberapa lintasan dan jika
tanah sudah agak terpadatkan, seluruh berat roller akan membebani tanah dan
memadatkannya melalui pads yang tertumpu langsung di atas permukaan tanah
sehingga menghasilkan tekanan pemadatan yang cukup besar terhadap tanah.

4. Tamping-foot roller
Tamping-foot roller cocok untuk pemadatan lempung. Seperti sheepsfoot
roller, kaki-kaki yang menonjol di atas drum terpenetrasi pada permukaan tanah
yang lepas/lunak dan memadatkannya dari bawah ke atas.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 9


5. Highway off-ramp construction
Roller ini dilengkapi dengan cangkul perata untuk membentuk permukaan
subgrade dan kaki-kaki kambing untuk memadatkan tanah (kelempungan).
Sebelumnya tanah diurugkan di atas tanah dasar dengan menggunakan truk,
kemudian roller menghamparkannya dengan ketebalan 15 - 20 cm, pada saat
yang sama kaki kambing memadatkannya hamparan tanah tadi.

Untuk mengkondisikan tanah lempung pada kadar air optimumnya, dilakukan


penyemprotan air dengan mobil tangki. Selain itu penyemprotan air juga
membantu mengurangi debu saat pengerjaan tanah.

2.2.2 Perbaikan Tanah dengan Cara Pemadatan Dinamis (Dynamic Compaction)

Metoda DC ini ditemukan oleh Menard (France, 1960). Pada metode ini
sebuah massa pemberat (6-15 ton) dijatuhkan bebas dari ketinggian tertentu dalam
suatu pola diatas sebuah lokasi. Ide ini didasarkan pada hasil kerja seorang engineer
Prancis, Louis Menard, pada tahun 1970 an. Modern dynamic compaction
dimungkinkan dengan tersedianya cranes dengan kapasitas besar.

Metode ini efektif untuk area yang luas (>1ha) dimana terdapat tanah mudah
mampat. Dengan menerapkan energi jatuh yang besar kompresibilitas dapat dikurangi

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 10


sehingga dapat pondasi dangkal dapat dipakai atau untuk memfasilitasi jalan,
konstruksi bandara.

Kedalaman efektif yang dapat dicapai umumnya 12m dengan daya dukung
ijin antara 100kPa dan 200kPa. Kondisi tanah yang sesuai untuk perbaikan adalah
tanah berbutir kasar, khususnya tanah reklamasi/timbunan dan tanah timbunan
berlempung.

Secara garis besar, pengertian DC adalah suatu metoda peningkatan kondisi


tanah yang dapat diterapkan pada tanah yang kering, basah/lembab dan jenuh
(saturated). Metoda ini bisa juga diterapkan pada tanah jenuh dengan kandungan
butiran halus mencapai hingga 30%. Target DC dicapai dengan menjatuhkan beban
(pounder) dari suatu ketinggian tertentu ke atas permukaan tanah yang akan
dipadatkan. Proses pemadatan ini berlangsung pada sekian banyak jatuhan pada lahan
yang dituju.

a. Prinsip Dasar Peningkatan Tanah

Mengapa bisa terjadi pemadatan hanya dengan menjatuhkan beban?


Pounder/beban yang dijatuhkan pada ketinggian yang sudah ditetapkan akan
memberikan impact energy (energy benturan). Energi benturan ini menciptakan
getaran dan mengatur ulang partikel-partikel tanah yang ada dan mendorong
keluar gas dan air terkandung didalam partikel didalam tanah asal. Hal ini dapat
meningkatkan kepadatan tanah lunak. Metoda DC ini selain dapat diterapkan pada
kondisi tanah diatas, dapat juga secara terbatas, -berdasarkan hasil soil
investigation tentunya-, pada kondisi tanah kepasiran, lapisan tanah berbatu lepas,
atau tanah hasil pembuangan.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 11


Perilaku tanah setelah diterapkannya metoda DC ini bisa berbeda secara
signifikan tergantung kondisi tanah, seperti apakah tanah tersebut adalah tanah
jenuh (saturated soil) ataupun tanah tidak jenuh (non saturated soil). Dalam halnya
tanah tidak jenuh, efek benturan yang muncul adalah seperti halnya kita
melakukan Proctor Compaction Test di laboratorium mekanika tanah.

Sedangkan jika kondisi tanah jenuh, akan terjadi berbagai bentuk gelombang
benturan yang berpusat pada pusat jatuhan beban. Gambar dibawah ini akan bisa
memberikan gambaran tentang gelombang benturan yang dimaksud.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 12


P wave atau gelombang tekan akan merombak struktur partikel tanah akibat
Push-Pull Motion dan meningkatkan tekanan pori. Sedangkan S wave atau
gelombang geser memainkan peran menyusun ulang kepadatan partikel meskipun
kecepatan gelombang cukup pelan. Adapun Rayleigh wave adalah ringkasan dari
gelombang geser dan gelombang permukaan yang tersebar dekat dengan
permukaan tanah. Sehingga akibat adanya berbagai macam gelombang yang
tercipta oleh karena beban benturan pounder, akan menghasilkan tekanan tarik
dibawah tanah, berujung pada retak tarik dalam bentuk radial (seperti gambar
diatas) pada pusat beban benturan. Retak tarik ini membuat jalur aliran yang
berguna untuk mengeluarkan tekanan pori yang berlebihan dan membuang air pori
dalam tanah jenuh. Hal inilah yang berujung pada peningkatan kapasitas daya
dukung tanah.

Illustrasi diatas adalah perilaku partikel tanah secara mikroskopik selama


pemadatan berlangsung dan setelahnya.

b. Zona pengaruh

Kedalaman pengaruh akibat tumbukan menurut Mitchell dan Katti (1981)


berkisar dimana M adalah massa pemberat dalam ton dan H adalah tinggi jatuh
dalam meter.

Bunyi dan getaran DC


Untuk full scale DC berikut jarak pengaruh akibat getaran adalah
1. Resiko kerusakan struktural = 20m
2. Resiko kerusakan minor = 45m
3. Kebisingan yang mengganggu = 70-80m

Penurunan
Bagaimana dengan penurunan permukaan tanah? Penurunan tanah tergantung
dari pada jenis tanah dan energi jatuhan/pemadatan yang tercipta. Namun
biasanya berkisar 3-8 % dari ketebalan tanah asal alami, sedangkan untuk
reklamasi lahan buangan sekitar 20-30 %. Tekanan pori yang berlebih terjadi
karena jatuhan beban bisa saja masih terjadi bahkan setelah proses jatuhan itu
selesai. Namun tingkat disipasi (penghamburan/penghilangan) tekanan pori
berlebih ini sangat singkat jika dibandingkan dengan metoda pemadatan statis
seperti halnya metoda pre-loading.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 13


Secara sederhana penurunan dapat dinyatakan sebagai persentase dari
kedalaman perbaikan.
Lempung  Penurunan(% kedalaman perbaikan) = 1-3
Lempung timbun  Penurunan(% kedalaman perbaikan) = 3-5
Pasir alam  Penurunan(% kedalaman perbaikan) = 3-10
Pasir timbun  Penurunan(% kedalaman perbaikan) = 5-15
Gambut  Penurunan(% kedalaman perbaikan) = 7-20

c. Keuntungan Metoda DC

1. Pekerjaan terapan yang cepat dengan tahapan sederhana, penghematan biaya


dan sangat dimungkinkan pelaksanaannya dengan pekerjaan lain pada saat yang
sama.

2. Meskipun tergantung dari jenis tanah, kelangsungan pekerjaan lain diatas tanah
setelah peningkatan terjadi sangatlah diijinkan.

3. Dapat diterapkan pada berbagai jenis tanah termasuk jenis tanah hasil
bongkaran/pembuangan, pasir tanah kepasiran (dredging soil), tanah halus, lumpur
buangan maupun hasil pengeboran atau bentonit.

4. Kualitas kerja dapat dikontrol dan hasil yang baik.

5. Tidak bermasalah terhadap lapisan batuan dibawahnya.

6. Tidak memerlukan material khusus.

d. Quality Control

Berbagai pengujian dilakukan sebelum dan sesudah perbikan. Pengujian setelah


perbaikan dilakukan setelah air terdissipasi.

1. Mengukur elevasi pada grid pattern sebelum dan sesudah setiap jatuhan

2. Percobaan jatuhan untuk menentukan daerah pemadatan optimum (heave test)

3. Mengukur kedalaman kawah

4. Mengukur tegangan air pori jika diperlukan

5. Borehole dan SPT

6. Loading test

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 14


Gambar dibawah adalah contoh crane lengkap dengan pounder (beban).

Gambar dibawah adalah kondisi lapangan seelah dilaksanakan DC. Crater yang
tercipta harus ditutup dengan urugan/backfill hingga ketinggian level yang
disyaratkan dalam Plot Plan.

emadatan

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 15


2.2.3 Perbaikan Tanah dengan Cara Impact at Ground Surface, Shallow, and Deep

1. Bioretensi

Bioretensi adalah area timbunan dibawah permukaan tumbuhan yang bersifat


meloloskan air dan merupakan sebuah drainase yang mendorong aliran
terinfiltrasi juga sebagai penyaringan kualitas air dan juga menghindari adanya
tambahan luas dan tinggi genangan. Konsep bioretensi pertamakali
dikembangkan oleh Prince George’s County, Maryland, Departement of
Environmental Resources pada awal 1990. Metode yang digunakan merupakan
kombinasi dari filtrasi dengan proses fisik dan penyerapan dengan proses
biologis.

2. Cara Preloading

Preloading merupakan pemberian beban Tanah yang cukup banyak, yang


fungsinya untuk menekan tanah yang masih memiliki kadar air yang cukup
tinggi agar kadar airnya berkurang untuk pemadatan tanah yang maksimal dan
untuk menaikkan kuat geser tanah

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 16


3. Drainase Vertikal

Drainase Vertikal berguna untuk mempercepat proses konsolidasi (primer)


dengan cara memperpendek aliran air keluar dari pori-pori tanah. Drainase
vertikal dipasang sampai sebagian atau seluruh kedalaman tanah lunak dengan
jarak yang ditentukan, yang umumnya berjarak satu hingga dua meter dengan
lapisan drainase permukaan dipasang selebar timbunan penuh. Kemudian
diberikan beban timbunan. Untuk lapisan tanah lunak yang dalam, adanya
drainase vertikal ini akan mengurangi jarak drainase dalam tanah. Karena
kecepatan konsolidasi akan bergantung pada panjang jalur drainase seperti
yang ditunjukkan pada Persamaan 4-1, maka drainase vertikal ini akan
mempercepat proses konsolidasi.

Dimana :

t = waktu konsolidasi

TV = faktor waktu

H = panjang drainase

cV = Koefisien Konsolidasi

Adapun potongan melintang, dan foto dilapangan mengenai drainase vertikal ini

Vertical Drain

Soil

Soft Soil

Ada beberapa tipe – tipe drainase vertikal, yaitu :

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 17


1. Drainase pasir vertical dengan cara desakan penumbukan (Driven displacement
sand drains) merupakan cara sederhana dan digunakan secaraluas karena biayanya
murah. Tetapi, cara pemasangan ini dapat mengganggudan merusak struktur tanah
yang akibatnya dapat mengurangi kuat geser tanah,dan juga menimbulkan
kerusakan pada saluran drainase horisontal alami.
2. Drainase pasir semprotan air tanpa desakan (Non-displacement jetted sanddrains)
dapat memperkecil gangguan di sekitar tanah. Tapi metode ini memakan waktu
dalam pemasangannya dan kesulitan apabila harus menembus lempung kenyal atau
lapisan berbutir kasar.

3. Drainase pasir vertikal dengan pemboran mengganti (Bored replacement types and
drains) dipasang dengan pengeboran sebelumnya memakai auger melayang
menerus (continuous flight augers) atau auger yang dipasang pada batang kelly
teleskopik (telescopic kelly bars) dan kemudian lubang bor diisi dengan pasir.
Gangguan yang timbul pada pengisian pasir dengan cara ini umumnya kecil tetapi
pembuangan tanah sisa pemboran dengan volume yang besar sering menjadi
permasalahan. Diameter dari lubang berkisar dari 20 hingga 40 cm dan spasinya
berkisar antara 1.5 hingga 3m.Material yang digunakan untuk drainase pasir (sand
drain) harus didisain sehingga a) mempunyai kemampuan penyaringan sehingga
setiap lanau atau pasir halus di dalam tanah tidak akan menyumbat aliran dan b)
cukup permeabel untuk memberikan kapasitas drainase yang disyaratkan. Gradasi
pasir harus dipilih sesuai untuk keperluan penyaringan dan diameter pengaliran
harus ditentukan untuk menghasilkan kapasitas drainase yang diperlukan.

2.2.4 Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Depth Vibroflotation

Vibroflotation merupakan suatu metode perbaikan tanah yang dilakukan


dengan cara memasukkan vibrating poker ke dalam tanah yang kemudian
berkembang menjadi metode Vibrocompaction, vibroreplacement dan perkembangan
terakhir lebih dikenal dengan vibro stone column (VSC). VSC merupakan salah satu
alternatif metode perbaikan tanah yang merupakan salah satu kelompok metode
vibro-compaction. Vibro compaction pertama kali digunakan pada kawasan River-
borne,negara Jerman pada jenis tanah Glanural pada tahun 1930an, dan kemudian
metode ini tidak digunakan lagi hingga tahun 1960 ketika pada saat itu metode stone
column mulai dikembangkan

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 18


Ada 2 metode, Wet Method dan dry method

Prinsip kerja Wet method:

a. Alat diturunkan kedalam tanah sambil disemprot dengan air bertekanan tinggi
b. Semprotan air mengakibatkan kondisi “cair” pada tanah shg memungkinkan
unit penggetar untuk masuk lebih dalam.
c. Material berbutir dituangkan dari atas lubang. Air dialirkan dari atas sehingga
dapat membawa material ke dasar lubang.
d. Unit penggetar kemudian diangkat secara bertahap

Untuk dry method air diganti dengan udara

Alat vibrating poker

Proses vibroflotation

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 19


2.2.5 Perbaikan Tanah dengan Cara Blasting

Cara blasting (ledakan) merupakan cara pemadatan dengan menggunakan bahan


peledak, sedangkan heavy tamping merupakan pemadatan dengan menggunakan alat
penumbuk super berat yang dijatuhkan dari suatu ketinggian ke permukaan tanah.
Kedua jenis pemadatan ini menghasilkan gelombang getaran tekan dan geser yang
cukup besar sehingga susunan partikel tanah semula membentuk susunan yg lebih
rapat. Cara ledakan adalah cara yang ekonomis untuk pemadatan lapisan pasir
renggang yang cukup tebal (dalam). Prosedur pemadatan pada umumnya adalah:

 Pembuatan/pemancang pipa dengan cara getar, jetting, auger boring atau lainnya.
Kedalaman pipa sampai sedalam ledakan yang diinginkan.
 Pemasangan bahan peledak (dinamita dalam pipa tersebut.
 Pengurangan kembali pipa (backfilling of pipe).
 Peledakan bahan dinamit menurut pola ledak dan kekuatan ledak yang
direncanakan.

Peledakan akan menghasilkan gelombang getar tekan dan geser yang akan
meruntuhkan susunan partikel tanah asli dan membentuk susunan yang lebih padat.
Menurut Ivanov, dan pengalaman didapatkan pedoman pemadatan dengan ledakan
(samapi kedalaman 20 meter yang terpengaruh) sebagai berikut:

 Ukuran ledakan 1 Kg sampai 12 Kg per hulu ledak.


 Kedalaman pusat ledakan, pusat ledakan harus tertimbun pada kedalaman > ¼
kali kedalaman total (samapi kedasar lapisan tanah yang ingin dipadatkan) tetapi
letak pusat ledakan pada kedalaman ½ samapai ¾ kali kedalaman total lebih
umum dilakukan orang.
 Jarak pusat-pusat ledakan 4-15 meter.
 Jarak kali ulangan peledakan, 1 sampai 5 kali, dan umumnya 2-3 kali. Setiap
ulangan terdiri dari beberapa ledakan beuntun dari masing-masing pusat ledak.
Setiap ulangan biasanya berjarak beberapa jam sampai beberapa hari dari
ledakan sebelumnya.
 Jumlah total bahan explosive yang digunakan 8-150 gr/cm3 tanah, biasanya
sekitar 10-30 gr/cm3.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 20


 Settlement permukaan tanah akibat pemadatan 2-10 % tebal lapisan yang
dipadatkan.

Dengan cara ini jelas akan terlihat adanya pemadatan yang berarti dari tanah
setempat, tetapi kekuatan tanah tidak segera membaik. Perlu waktu lama untuk tanah
tersebut menguat kembali. Akan tetapi pada tanah dominan pasir, kekuatan tanah
minimal biasanya sudah memenuhi syaratuntuk bangunan, hanya kepadatannya saja
yang menjadi masalah jika ada getaran nantinya.
Pada tanah yang tidak terletak di bawah air, akan lebih mudah dipadatkan bila
tanah tersebut lebih dahulu dijenuhkan dengan air kemudian baru diledakkan. Cara
ini disebut hydro blasting. Jadi kedalaman tanah dipompakan air sampai lapisan tanah
disitu samapi jenuh, baru kemudian sistem pemadatan cara blasting dilakukan.

2.2.6 Perbaikan Tanah dengan Cara Deep Mixing

Deep Soil Mixing (DSM) adalah teknologi perbaikan tanah yang digunakan
untuk membangun cutoff atau dinding penahan dan memperlakukan tanah, in-situ.
(DSM) adalah stabilisasi tanah dimana tanah dicampur dengan bahan reagen semen
dan / atau lainnya. Reagen disuntikkan melalui kelly bar berongga yang berputar,
dengan beberapa jenis peralatan pemotong di bagian bawah. Kelly bar di atas alat
dapat memiliki auger tambahan diskontinu dan / atau paddles pencampur atau pisau.

Beberapa nama-nama lainnya yang digunakan untuk menggambarkan metode


ini adalah Cement Deep Soil Mixing (CDSM), Deep Mixing Method (DMM), atau
Soil Mix Wall (SMW). Perbaikan tanah dengan DSM dicapai dengan serangkaian
kolom tumpang tindih tanah stabil (biasanya 36-inci diameter biasanya 36-inci).
Pencampuran shaft yang diposisikan untuk tumpang tindih satu sama lain dan
membentuk campuran terus kolom tumpang tindih.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 21


Ketika desain kedalaman tersebut tercapai, augers ditarik dan proses pencampuran
diulang dalam perjalanan ke permukaan. Waktu di belakang menjadi stabil memiliki
kolom DSM berikut (properti / kekayaan)
(permeabilitas yang rendah, peningkatan kapasitas bantalan, atau kekuatan geser, tak
bisa bergerak kontaminan bahwa ketika diperkuat, yang mampu menahan tanah
diferensial dan hidrostatik loading).
a. Metode
Ascolumn Metode (metode pencampuran dalam)

Ascolumn metode adalah untuk membangun tanah stabil kolom semen di dalam tanah
dengan menggunakan semen bubur stabilizer in-situ dan pencampuran dan
mengagitasi tanah dan stabilizer dengan menggunakan forward-reverse
agitator berputar, kemudian menarik. Solidifikasi di lapangan / stabilisasi tanah yang
terkontaminasi dapat dicapai dengan menggunakan teknologi Cement Deep Soil
Minxing (CDSM) dimana bahan pencampur yang digunakan adalah semen. Pada
tanah yang dalam pencampuran, augers yang kuat kuat digunakan untuk mencampur
bubur aditif possolanic ke tanah, sehingga menstabilkan tanah tersebut untuk tujuan
konstruksi.
b. Pola Perlakuan Dasar DSM

c. Deep Soil Mixing (DSM) konvensional


Deep Soil Mixing adalah teknologi perbaikan tanah yang digunakan untuk
memperbaiki tanah dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi
kompresibilitas. Proses ini melibatkan pencampuran nat atau pengikat dengan tanah
untuk menghasilkan sementasi tanah atau perbaikan tanah. Metode basah adalah
metode dimana pengikat yang dimasukkan dalam bentuk basah, yang bertentangan

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 22


dengan metode kering di mana bahan pengikat
dimasukkan dengan udara. Dalam pencampuran
basah, pengikat yang paling umum digunakan
adalah semen.

d. Aplikasi Pencampuran Tanah

DSM adalah pengobatan tanah dimana tanah dicampur dengan bahan reagen
semen dan / atau lainnya untuk mengobati tanah untuk meningkatkan kekuatan dan
mengurangi kompresibilitas. Kolom DSM biasanya dipasang di tanah lunak di mana
penurunan harus dikurangi dan stabilitas meningkat. Aplikasi DSM juga telah
digunakan untuk memperbaiki tanah yang terkontaminasi, sedimen, dan lumpur di
proyek remediasi. Tanah pencampur telah digunakan untuk mengobati tanah,
sedimen, dan lumpur. Teknologi ini terbukti efektif untuk pemulihan tanah yang
mengandung baik organik dan anorganik. Pemilihan teknik yang tepat tergantung
pada beberapa faktor, termasuk jenis kendala geoteknik, karakteristik tanah, dan hasil
akhir yang diinginkan. Sementara yang paling umum digunakan dalam tanah kohesif,
mereka juga memiliki aplikasi pada media pasir padat - longgar dimana biaya
sementasi rendah yang mereka berikan dapat menghindari liquifafaksi pada tanah
(tanah loose). Skala penuh S / S dan proyek DSM telah memperlakukan konstituen
anorganik termasuk timbal, arsen kadmium, dan kromium dan konstituen organik,
termasuk ter batubara, limbah kilang, kreosot, lainnya polisiklik hidrokarbon
aromatik dan polychlorinated biphenyls (PCB).

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 23


Deep Soil Mixing meliputi:

 Konstruksi dinding cut-off untuk mengontrol air tanah dan kontaminan,


 Meningkatkan daya dukung subgrade untuk struktur,
 Enkapsulasi (kapsulasi) polutan / kontaminan kimia sebagai perbaikan.
 Mengontrol permukaan tanah lunak, di dasar penggalian,
 Support Excavasi pemasangan dinding penahan sementara atau permanen,
 beban merata dan beban terpusat struktural,
 Seismik yang disebabkan penurunan / penyebaran lateral partikel tanah dan
mitigasi terhadap potensi liquifaksi tanah.

2.2.7 Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Mat

Sand Mat/Cerucuk adalah susunan tiang dengan diameter sisi antara 8 sampai
15 cm yang dimasukan ke dalam tanah sehingga berfungsi sebagai pondasi.
Pemasangan cerucuk tersebut dimaksudkan untuk membuat lapisan gambut menjadi
lebih kaku oleh cerucuk sehingga hampir tidak ada pemampatan di lapisan gambut
yang bersangkutan.
Keunggulan :
1. Biaya relatif murah
2. Bahan mudah didapat
3. Pelaksanaannya sederhana
4. Mudah dikontrol serta waktu pelaksanaannya singkat

Peningkatan daya dukung tanah :


1. Peningkatan daya dukung tanah sebesar 60% oleh cerucuk miring

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 24


2. Peningkatan daya dukung tanah sebesar 37% oleh cerucuk tegak
3. Peningkatan daya dukung tanah sebesar 33% bila dipakai kombinasi tegak
miring

2.2.8 Perbaikan Tanah dengan Cara Counter Weight Fill

Maksud metode ini untuk mengimbangi sisi tanggul supaya stabil jika
tidak diperoleh faktor keamanan yang diperlukan terhadap longsoran selama
penimbunan dilaksanakan. Akan tetapi, mengingat metode ini membutuhkan
pelebaran dasar timbunan, maka kemungkinan besar metode ini tidak
ekonomis jika pembebasan tanah pada lokasi pembangunan sulit atau bahan
timbunan yang digunakan itu mahal. Metode ini sangat berguna digunakan
sebagai tindakan untuk mengatasi timbunan yang tidak stabil atau terhadap
longsoran timbunan yang terus terjadi sementara pelaksanaan timbunan masih
berlangsung.
Jika metode imbangan berat diterapkan sejak permulaan pembuatan rencana
maka biasanya analisa stabilitasnya diadakan secara kontinu. Imbangan berat
yang dibutuhkan dari momen penahan yang diperlukan pada lingkaran kritis
longsoran kemudian ditentukan bentuk penampang melintang timbunan
imbangan tersebut. Sebaliknya jika metode ini digunakan sebagai tindakan
darurat atau tindakan perbaikan, maka harus diselidiki letak bidang longsoran
yang terjadi. Dalam analisa stabilitas, bidang ini diambil sebagai lingkaran
kritis. Kekuatan tanah kemudian dihitung untuk menentukan dimensi timbunan
imbangan berat.

Kelompok 9 Kelas B (Perbaikan Tanah Dengan Cara Mekanis) Page 25

Anda mungkin juga menyukai