PENDAHULUAN
ISI
Metode perbaikan tanah ini adalah mengupayakan untuk meningkatkan kepadatan tanah
dengan menggunakan energi mekanis eksternal dalam jangka waktu yang singkat (pemadatan).
Pemadatan ini menaikkan daya dukung tanah, mengurangi kompressibilitas dan permeabilitas,
mengontrol stabilitas volume (shringking & swelling), mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi,
dan memperpanjang durabilitas.
Udara
Air
Butir Tanah
γ W
d=
VT
Pengaruh kadar air terhadap pemadatan (tiga kondisi tanah pada proses pemadatan) :
Range
OMC (Omtimum Moisture Content) Kadar air optimum, yaitu kadar air dimana
berat isi kering maksimum tanah tercapai.
Kadar air optimum pada kenyataannya sulit dicapai oleh karena itu terdapat range
untuk kadar air optimum dimana tercapai 90 s/d 95% berat isi kering maksimum.
2. Smooth-wheeled rollers
Penggunakan penggilas vibrator pada pemadatan pasir dan kerikil akan lebih
efektif dibanding tekanan statis (static pressure). Kadar air tanah saat pemadatan
tidak berpengaruh terhadap hasil pemadatan. Tenaga total yang dihasilkan pada
vibratory roller sama dengan berat roller ditambah beban dinamik akibat vibrasi.
Pads (kaki kambing) pada drum menekan tanah bila kondisinya lepas (lunak)
dan memadatkannya dari bawah ke atas. Setelah beberapa lintasan dan jika
tanah sudah agak terpadatkan, seluruh berat roller akan membebani tanah dan
memadatkannya melalui pads yang tertumpu langsung di atas permukaan tanah
sehingga menghasilkan tekanan pemadatan yang cukup besar terhadap tanah.
4. Tamping-foot roller
Tamping-foot roller cocok untuk pemadatan lempung. Seperti sheepsfoot
roller, kaki-kaki yang menonjol di atas drum terpenetrasi pada permukaan tanah
yang lepas/lunak dan memadatkannya dari bawah ke atas.
Metoda DC ini ditemukan oleh Menard (France, 1960). Pada metode ini
sebuah massa pemberat (6-15 ton) dijatuhkan bebas dari ketinggian tertentu dalam
suatu pola diatas sebuah lokasi. Ide ini didasarkan pada hasil kerja seorang engineer
Prancis, Louis Menard, pada tahun 1970 an. Modern dynamic compaction
dimungkinkan dengan tersedianya cranes dengan kapasitas besar.
Metode ini efektif untuk area yang luas (>1ha) dimana terdapat tanah mudah
mampat. Dengan menerapkan energi jatuh yang besar kompresibilitas dapat dikurangi
Kedalaman efektif yang dapat dicapai umumnya 12m dengan daya dukung
ijin antara 100kPa dan 200kPa. Kondisi tanah yang sesuai untuk perbaikan adalah
tanah berbutir kasar, khususnya tanah reklamasi/timbunan dan tanah timbunan
berlempung.
Sedangkan jika kondisi tanah jenuh, akan terjadi berbagai bentuk gelombang
benturan yang berpusat pada pusat jatuhan beban. Gambar dibawah ini akan bisa
memberikan gambaran tentang gelombang benturan yang dimaksud.
b. Zona pengaruh
Penurunan
Bagaimana dengan penurunan permukaan tanah? Penurunan tanah tergantung
dari pada jenis tanah dan energi jatuhan/pemadatan yang tercipta. Namun
biasanya berkisar 3-8 % dari ketebalan tanah asal alami, sedangkan untuk
reklamasi lahan buangan sekitar 20-30 %. Tekanan pori yang berlebih terjadi
karena jatuhan beban bisa saja masih terjadi bahkan setelah proses jatuhan itu
selesai. Namun tingkat disipasi (penghamburan/penghilangan) tekanan pori
berlebih ini sangat singkat jika dibandingkan dengan metoda pemadatan statis
seperti halnya metoda pre-loading.
c. Keuntungan Metoda DC
2. Meskipun tergantung dari jenis tanah, kelangsungan pekerjaan lain diatas tanah
setelah peningkatan terjadi sangatlah diijinkan.
3. Dapat diterapkan pada berbagai jenis tanah termasuk jenis tanah hasil
bongkaran/pembuangan, pasir tanah kepasiran (dredging soil), tanah halus, lumpur
buangan maupun hasil pengeboran atau bentonit.
d. Quality Control
1. Mengukur elevasi pada grid pattern sebelum dan sesudah setiap jatuhan
6. Loading test
Gambar dibawah adalah kondisi lapangan seelah dilaksanakan DC. Crater yang
tercipta harus ditutup dengan urugan/backfill hingga ketinggian level yang
disyaratkan dalam Plot Plan.
emadatan
1. Bioretensi
2. Cara Preloading
Dimana :
t = waktu konsolidasi
TV = faktor waktu
H = panjang drainase
cV = Koefisien Konsolidasi
Adapun potongan melintang, dan foto dilapangan mengenai drainase vertikal ini
Vertical Drain
Soil
Soft Soil
3. Drainase pasir vertikal dengan pemboran mengganti (Bored replacement types and
drains) dipasang dengan pengeboran sebelumnya memakai auger melayang
menerus (continuous flight augers) atau auger yang dipasang pada batang kelly
teleskopik (telescopic kelly bars) dan kemudian lubang bor diisi dengan pasir.
Gangguan yang timbul pada pengisian pasir dengan cara ini umumnya kecil tetapi
pembuangan tanah sisa pemboran dengan volume yang besar sering menjadi
permasalahan. Diameter dari lubang berkisar dari 20 hingga 40 cm dan spasinya
berkisar antara 1.5 hingga 3m.Material yang digunakan untuk drainase pasir (sand
drain) harus didisain sehingga a) mempunyai kemampuan penyaringan sehingga
setiap lanau atau pasir halus di dalam tanah tidak akan menyumbat aliran dan b)
cukup permeabel untuk memberikan kapasitas drainase yang disyaratkan. Gradasi
pasir harus dipilih sesuai untuk keperluan penyaringan dan diameter pengaliran
harus ditentukan untuk menghasilkan kapasitas drainase yang diperlukan.
a. Alat diturunkan kedalam tanah sambil disemprot dengan air bertekanan tinggi
b. Semprotan air mengakibatkan kondisi “cair” pada tanah shg memungkinkan
unit penggetar untuk masuk lebih dalam.
c. Material berbutir dituangkan dari atas lubang. Air dialirkan dari atas sehingga
dapat membawa material ke dasar lubang.
d. Unit penggetar kemudian diangkat secara bertahap
Proses vibroflotation
Pembuatan/pemancang pipa dengan cara getar, jetting, auger boring atau lainnya.
Kedalaman pipa sampai sedalam ledakan yang diinginkan.
Pemasangan bahan peledak (dinamita dalam pipa tersebut.
Pengurangan kembali pipa (backfilling of pipe).
Peledakan bahan dinamit menurut pola ledak dan kekuatan ledak yang
direncanakan.
Peledakan akan menghasilkan gelombang getar tekan dan geser yang akan
meruntuhkan susunan partikel tanah asli dan membentuk susunan yang lebih padat.
Menurut Ivanov, dan pengalaman didapatkan pedoman pemadatan dengan ledakan
(samapi kedalaman 20 meter yang terpengaruh) sebagai berikut:
Dengan cara ini jelas akan terlihat adanya pemadatan yang berarti dari tanah
setempat, tetapi kekuatan tanah tidak segera membaik. Perlu waktu lama untuk tanah
tersebut menguat kembali. Akan tetapi pada tanah dominan pasir, kekuatan tanah
minimal biasanya sudah memenuhi syaratuntuk bangunan, hanya kepadatannya saja
yang menjadi masalah jika ada getaran nantinya.
Pada tanah yang tidak terletak di bawah air, akan lebih mudah dipadatkan bila
tanah tersebut lebih dahulu dijenuhkan dengan air kemudian baru diledakkan. Cara
ini disebut hydro blasting. Jadi kedalaman tanah dipompakan air sampai lapisan tanah
disitu samapi jenuh, baru kemudian sistem pemadatan cara blasting dilakukan.
Deep Soil Mixing (DSM) adalah teknologi perbaikan tanah yang digunakan
untuk membangun cutoff atau dinding penahan dan memperlakukan tanah, in-situ.
(DSM) adalah stabilisasi tanah dimana tanah dicampur dengan bahan reagen semen
dan / atau lainnya. Reagen disuntikkan melalui kelly bar berongga yang berputar,
dengan beberapa jenis peralatan pemotong di bagian bawah. Kelly bar di atas alat
dapat memiliki auger tambahan diskontinu dan / atau paddles pencampur atau pisau.
Ascolumn metode adalah untuk membangun tanah stabil kolom semen di dalam tanah
dengan menggunakan semen bubur stabilizer in-situ dan pencampuran dan
mengagitasi tanah dan stabilizer dengan menggunakan forward-reverse
agitator berputar, kemudian menarik. Solidifikasi di lapangan / stabilisasi tanah yang
terkontaminasi dapat dicapai dengan menggunakan teknologi Cement Deep Soil
Minxing (CDSM) dimana bahan pencampur yang digunakan adalah semen. Pada
tanah yang dalam pencampuran, augers yang kuat kuat digunakan untuk mencampur
bubur aditif possolanic ke tanah, sehingga menstabilkan tanah tersebut untuk tujuan
konstruksi.
b. Pola Perlakuan Dasar DSM
DSM adalah pengobatan tanah dimana tanah dicampur dengan bahan reagen
semen dan / atau lainnya untuk mengobati tanah untuk meningkatkan kekuatan dan
mengurangi kompresibilitas. Kolom DSM biasanya dipasang di tanah lunak di mana
penurunan harus dikurangi dan stabilitas meningkat. Aplikasi DSM juga telah
digunakan untuk memperbaiki tanah yang terkontaminasi, sedimen, dan lumpur di
proyek remediasi. Tanah pencampur telah digunakan untuk mengobati tanah,
sedimen, dan lumpur. Teknologi ini terbukti efektif untuk pemulihan tanah yang
mengandung baik organik dan anorganik. Pemilihan teknik yang tepat tergantung
pada beberapa faktor, termasuk jenis kendala geoteknik, karakteristik tanah, dan hasil
akhir yang diinginkan. Sementara yang paling umum digunakan dalam tanah kohesif,
mereka juga memiliki aplikasi pada media pasir padat - longgar dimana biaya
sementasi rendah yang mereka berikan dapat menghindari liquifafaksi pada tanah
(tanah loose). Skala penuh S / S dan proyek DSM telah memperlakukan konstituen
anorganik termasuk timbal, arsen kadmium, dan kromium dan konstituen organik,
termasuk ter batubara, limbah kilang, kreosot, lainnya polisiklik hidrokarbon
aromatik dan polychlorinated biphenyls (PCB).
Sand Mat/Cerucuk adalah susunan tiang dengan diameter sisi antara 8 sampai
15 cm yang dimasukan ke dalam tanah sehingga berfungsi sebagai pondasi.
Pemasangan cerucuk tersebut dimaksudkan untuk membuat lapisan gambut menjadi
lebih kaku oleh cerucuk sehingga hampir tidak ada pemampatan di lapisan gambut
yang bersangkutan.
Keunggulan :
1. Biaya relatif murah
2. Bahan mudah didapat
3. Pelaksanaannya sederhana
4. Mudah dikontrol serta waktu pelaksanaannya singkat
Maksud metode ini untuk mengimbangi sisi tanggul supaya stabil jika
tidak diperoleh faktor keamanan yang diperlukan terhadap longsoran selama
penimbunan dilaksanakan. Akan tetapi, mengingat metode ini membutuhkan
pelebaran dasar timbunan, maka kemungkinan besar metode ini tidak
ekonomis jika pembebasan tanah pada lokasi pembangunan sulit atau bahan
timbunan yang digunakan itu mahal. Metode ini sangat berguna digunakan
sebagai tindakan untuk mengatasi timbunan yang tidak stabil atau terhadap
longsoran timbunan yang terus terjadi sementara pelaksanaan timbunan masih
berlangsung.
Jika metode imbangan berat diterapkan sejak permulaan pembuatan rencana
maka biasanya analisa stabilitasnya diadakan secara kontinu. Imbangan berat
yang dibutuhkan dari momen penahan yang diperlukan pada lingkaran kritis
longsoran kemudian ditentukan bentuk penampang melintang timbunan
imbangan tersebut. Sebaliknya jika metode ini digunakan sebagai tindakan
darurat atau tindakan perbaikan, maka harus diselidiki letak bidang longsoran
yang terjadi. Dalam analisa stabilitas, bidang ini diambil sebagai lingkaran
kritis. Kekuatan tanah kemudian dihitung untuk menentukan dimensi timbunan
imbangan berat.