Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Pencernaan


Protein” disusun oleh:
Nama : Nur Hikmah. S. Jumain
NIM : 101 404 046
Kelas/kelompok : A/V
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Juni 2012


Koordinator Asisten Asisten

Muh. Rizaldy Trias Jaya Putra S,Pd Ummul Hasanah


NIM. 091404044

Mengetahui
Dosen penanggung jawab

Arsad Bahri, S.Pd, M.Pd


NIP. 19840115 200604 1 002
I. DASAR TEORI
Sistem pencernaan makanan dibangun oleh pembuluh – pembuluh yang
sangat muskuler dimulai mulut sampai ke anus, yaitu rongga mulut, farink,
oesophagus, lambung, usus halus (duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar
(kolon dan rektum), serta usus buntu tumbuh rudimentair. Selain pembuluh atau
saluran, sistem pencernaan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar pencernaan, baik
yang terhadap pada dinding saluran pencernaan maupun di luar saluran
pencernaan makanan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas (Adnan, 2010).
Protein dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan. Protein dibagi menjadi
dua, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial
merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri dalam tubuh. Jadi
tubuh kita memperoleh asam amino dari makanan yang kita makan. Sebaliknya,
asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri di dalam
tubuh kita. Protein memiliki berbagai fungsi yang penting dalam tubuh, yaitu
diantaranya sebagai penghasil energi, membuat substansi penting seperti enzim
dan hormon yang membantu proses metabolisme tubuh, menjaga keseimbangan
asam-basa dalam tubuh, bahan pembangun sel-sel dalam jaringan tubuh, dan
mengganti atau memperbaiki sel-sel dalam jaringan tubuh yang rusak.
Protein tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N). Beberapa protein tertentu, juga mengandung unsur belerang atau
sulfur (S) dan fosfor (P) (Anonim1, 2012).
Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi
structural berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti sel-sel
yang rusak. Fungsi fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen
proses-proses biokimia sel seperti hormon dan enzim. Selama proses
pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin di
dalam lambung. Kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino dengan
bantuan enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap
oleh tubuh. Sama seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan
energi sebesar 17 kilojoule (Anonim2 , 2012).
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi
hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan.Enzim-enzim yang bekerja pada
proses hidrolisis protein antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin,
karboksipeptidase, dan aminopeptidase. Protein yang telah dipecah menjadi
asam amino kemudian diabsorpsi oleh dinding usus halus dan sampai ke pembuluh
darah. Setelah diabsorpsi dan masuk dalam pembuluh darah, asam amino
tersebut sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan dan sebagian lain
mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung N) di hati.
Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi protein. Cermatilah
skema berikut, untuk dapat memahami proses metabolisme protein dalam tubuh
(Anonim3, 2012).

II. TUJUAN PRAKTIKUM :


Untuk mengetahui proses pencernaan protein

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat praktikum
Hari/ Tanggal : Jumat/ 01 Juni 2012
Waktu : Pukul 09.10 sd. 11.00 Wita
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat Jurusan
Biologi FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan praktikum


1. Alat :
a. Tabung reaksi 12 buah
b. Rak tabung
c. Pipet Pasteur 5 ml dan pompa karet
d. Penangas air 37oC
e. Pipet Pasteur 5ml dengan pompa karet
2. Bahan :
a. Larutan albumin telur yang terkoagulasi
b. Larutan tripsin 1%
c. Larutan pepsin 1%
d. Larutan sodium karbonat 0,5%
e. Aquades
f. Reagent biuret

C. Prosedur Kerja
1. Mengatur 6 tabung reaksi pada rak dan member nomor urut.
2. Menambahkan masing- masing kedalam tabung reaksi sebagai berikut:
a. Tabung 1 pepsin + aquades
b. Tabung 2 pepsin + sodium karbonat
c. Tabung 3 pepsin + asam klorida
d. Tabung 4 aquades + sodium karbonat
e. Tabung 5 aquades + asam klorida
f. Tabung 6 hanya aquades
3. Memasukkannya kedalam penampang air bersuhu 370C
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan

Tabung Larutan Menit ke- +


5 10 15 20 25 30 Biuret
I Pepsin + Orange (++) keruh keruh keruh keruh Tetap
aquades kuning,
bening
(+)
II Pepsin + Orange (++) (++) (++) (++) (++) Tetap
sodium kuning,
karbonat bening
(+)
III Pepsin + Orange (++) (++) (+++) (+++) (+++) Tetap
asam kuning,
klorida bening
(+)
IV Aquades Bening tetap tetap tetap tetap Tetap Ungu
+ sodium jernih (++)
karbonat
V Aquades Bening tetap tetap tetap Tetap tetap tetap
t asam jernih
klorida
VI Aquades Bening tetap keruh keruh keruh keruh Ungu
jernih (+)

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa pepsin yang
ditambahkan aquadest, warna awalnya adalah orange kekuning- kuningan
(jernih), pada menit ke 10 larutan menjadi lebih jernih dan setelah itu
larutan menjadi keruh, meski telah ditambahkan biuret. Pepsin yang
ditambahkan sodium karbonat, warna awalnya adalah orange kekuning-
kuningan (jernih), pada menit ke 10 larutan menjadi lebih jernih dan begitu
sampai pada penambahan biuret. Pepsin yang ditambahkan dengan asam
klorida warna awalnya adalah orange kekuning- kuningan (jernih), pada menit
ke 10 larutan menjadi agak pekat, dan pada menit ke 20 larutan menjadi
sangat jernih sampai pada penambahan biuret. Ini menandakan bahwa tidak
ada lagi protein yang tersisa, sesuai dengan fungsi pepsin adalah mencerna
protein.
Sedangkan pada aquadest (di tambah sodium karbonat/ asam
klorida/tanpa tambahan) warna awalnya bening jernih dan tetap hingga menit
ke 30, pada penambahan biuret hanya aquadest + sodium karbonat dan
aquadest saja yang berubah warna menjadi warna keunguan. Yang berarti
masih ada protein yang tidak tercerna.
Protein adalah senyawa organic yang molekulnya sangat besar dan
susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari asam- asam amino.
Karena protein tersusun atas asam- asam amino, maka susunan kimianya
mengandung unsure- unsure yang menyusun asam amino seperti C, H, O dan
N. asam amino merupakan turunan asam karboksilat dengan gugus amina. Oleh
karena itu, dalam setiap molekul terdapat sekurang- kurangnya dua gugus
fungsi karboksilat dan gugus amina. Asam amino bersifat amfoter yaitu
dapat bersifat asam dan basa (Winarno, 1988).

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pencernaan protein didukung oleh adanya pepsin, yang berfungsi
sebagai pencerna protein.

B. Saran
1. Kepada laboran, diharapkan agar menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dalam prakikum dan memperhatikan kelayakan alat-alat yang
dipakai.
2. Kepada asisten, diharapkan agar selalu mendampingi praktikan saat
melakukan
praktikum terutama untuk praktikum yang memerlukan ketelitian tinggi
agar tidak terjadi kesalahan dan praktikum dapat berhasil dengan baik.
3. Kepada praktikan, diharapkan agar saat praktikum berlangsung sekiranya
dapat berpartisifasi aktiv dan tidak mengganggu praktikan lain jika tidak
ada kegiatan yang dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2010. Struktur hewan. Jurusan biologi universitas negeri Makassar:


Makassar

Anonim1. 2012. Protein. Di akses tanggal 10 Juni 2012.

Anonim2. 2012. Fungsi Protein. Di akses tanggal 10 Juni 2012.

Anonim3. 2012. Pencernaan Protein. Di akses tanggal 10 Juni 2012.

Winarno, F. 1988. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai