Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah hasil pengolahan

kelapa sawit. Limbah TKKS mencapai 230 kg dari setiap ton Tandan Buah Segar

(TBS) yang diolah. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan (2009), jumlah TKKS

yang dihasilkan di Indonesia mencapai 556.671 ton/hari. Jumlah ini sangat besar dan

dapat menjadi limbah yang mengganggu lingkungan apabila tidak dikelola lebih

lanjut. TKKS memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu sebanyak 57,04%.

Selain itu, TKKS mengandung hara nitrogen sebesar 1,5%, phosfor 0,5%, kalium

7,3%, dan magnesium 0,9% (Sarwono,2008). Dengan demikian, TKKS sangat

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.

kelapa sawit Indonesia terdapat di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan,

Sulawesi, Bangka Belitung, dan Papua, dengan pengembangan terbesar dilakukan di

Kalimantan. Perkebunan kelapa sawit secara nasional di tahun 2015 memiliki areal

seluas 9 juta hektar. Produk utama pohon kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah

tandan buahnya yang menghasilkan minyak dari daging buah (inti sawit). Setelah

dilakukan proses pengolahan kelapa sawit tersebut, pada akhirnya menyisakan

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) berkisar 20 hingga 23 persen dari jumlah

panen tandan buah sawit (TBS) yang dipasok ke pengolah.

Pupuk bokashi merupakan salah satu alternatif dalam penerapan teknologi

pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Bokash

mempunyai prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik karena mempunyai kandungan unsur hara
yang cukup tinggi. Penggunaan bokashi jerami dan kotoran gombor nya

di betur kan

-)

Gambar 1. Akar kelapa sawit


6cm

Daun

Seperti tanaman palma lainnya daun kelapa sawit merupakan daun majemuk.

Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya

sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras

dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

Lelk ada di dafes

2002).

) Semak ar

Gambar 2. Daun kelapa sawit

Biasanya tanaman kelapa sawit memiliki 40 hingga 55 daun, jika tidak

dipangkas dapat mencapai 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2-3 daun

setiap bulannya. Sedangkan yang lebih muda menghasilkan 3-4 daun perbulan.

Rat

Can

Produksi daun ini dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan, musim, iklim, dan

ki

genetik, Produksi daun meningkat hingga umur 6-7 tahun, kemudian menurun pada

usia 12 tahun, selanjutnya produksi daun tetap berkisar antara 22-24 daun pertahun

tidak liluai

dngam

Prattikum

sapi telah diteliti antara lain sebagimana yang dilakukan Hamzah dkk (2007).

Menurut Direktorat Jendral Perkebunan (2009), jumlah TKKS yang

dihasilkan di Indonesia mencapai 556.671 ton/hari, Jumlah ini sangat besar dan dapat
menjadi limbah yang mengganggu lingkungan apabila tidak dikelola lebih lanjut.

TKKS memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu sebanyak 57,04%. Selain itu,

TKKS mengandung hara nitrogen sebesar 1,5%, phosfor 0,5%, kalium 7,3%, dan

magnesium 0,9% (Sarwono 2008). Dengan demikian, TKKS sangat berpotensi untuk

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik seperti pupuk bokashi.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan pupuk bokashi dari

limbah TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) menggunakan beberapa jenis

decomposer.

(Sianturi, 1990).

Pelepah

Pelepah kelapa sawit meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina

dan midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm

hingga 65 cm dan menguncup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm. Setiap pelepah

mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun. Jumlah pelepah yang dihasilkan

meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika berumur tiga hingga empat tahun dan

kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25 pelepah. Stomata atau rongga daun

terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis pada permukaan helai daun.

Pelepah matang berukuran hingga 7,5 cm dengan petiol lebih kurang satu perempat

dari pada panjang pelepah serta mempunyai duri (Fauzi dkk., 2002), Panjang pelepah

daun bisa mencapai 9 m, namun kebanyakan hanya 5-7 m.

Namakan Ukurannyo

Gambar 3. Pelepah kelapa sawit

Jumlah anakan daun (Pinnae) dalam setiap pelepah berkisar antara 100-160

pasang yang tumbuh di kedua sisi pelepah. Biasanya anak daun lebih panjang
dibagian tengah dari pada dibagian pangkal dan ujung pelepah. Pada anak daun

terdapat tulang daun yang sering disebut lidi, dan pada kedua sisi lidi ini terdapat

jaringan daun. daun yang masih muda yang sudah terbuka akan sangat rapat kedaun

yang belum terbuka serta mempunyai anak daun yang belum terbuka (Sianturi, 1990).

Batang

Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan umumnya

45-65 cm, pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih tua. Batang kelapa

sawit merupakan batang tunggal yang tidak bercabang. Laju pertumbuhan batang di

pengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Di Indonesia dan Malaysia

pertumbuhan tinggi batang rata-rata 45 cm/tahun dan bisa mencapai 100 cm/tahun

bila berada pada kondisi yang sangat cocok. Tinggi batang bisa mencapai 20 m lebih

namun umumnya diperkebunan hanya berkisar antara 15-18 m (Sianturi, 1990).

Samakar

Gambar 4. Batang kelapa sawit

Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun sehingga batang

tampak lebih besar, bila dipangkas maka akan terlihat berbentuk spiral yang

mengarah keatas biasanya sisa pelepah ini akan lepas setelah usia 10 tahun.

Bunga

Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda

sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk

lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman

kelapa sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan
tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan

sebagai tetua jantan (Satya wibawa, 2008),

Satya apa Sitya lihat dafus !?

Samalk an
ukuran

gambarmya

Gambar 5. Bunga jantan kelapa sawit

Gambar 6. Bunga jantan kelapa sawit

Bunga jantan maupun bunga betina tumbuh di ketiak daun, keduanya tumbuh

pada pohon yang sama. Bunga hemaprodit sering terdapat pada tanaman kelapa sawit

terutama pada masa pembungaan. Ada daur pembentukan tipe bunga tertentu yang

dipengaruhi oleh teknik budidaya dan lingkungan misalnya pemangkasan daun yang

terlalu berat dapat mengakibatkan terbentuk inflorisensi jantan yang lebih banyak,

sedangkan kekeringan dapat mengakibatkan absorsi kuncup tandan bunga.

Tandan bunga jantan terdiri atas sejumlah spliket yang panjangnya 12-20 cm,

yang tumbuh dari tangkai bunga. Setiap spliket terdapat 600-1200 bunga yang sangat

kecil, berwarna kuning dengan bau yang khas. Jumlah serbuk sari yang dihasilkan 25-

50 gram, yang terbentuk dalam 2-3 hari. Tandan bunga betina terbungkus dalam

seludang (Spadiks) yang panjangnya 24-25 cm, terdapat ribuan bunga yang tersusun

secara spiral pada sumbu sentral. Saat bunga resetif berwarna putih hingga kuning

pucat, garis merah berkembang sepanjang tiga tingkat (Lob), mulai dari kepala putik

(Sigma), kemudian bunga kemerah-merahan dan akhirnya berubah menjadi

keunguan-unguan setelah melewati masa resetif (Sianturi, 1990).

Buah

Buah Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga

merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang

muncul dari tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah

setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)

akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung
kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan daging buah yang tipissehingga

kadar minyak dalam perikarp hanya mencapai sekitar 34-40 % (Satyawibawa, 2008).

Samok an

Semua ukurannya

Gambar 7. Buah kelapa sawit

Bokashi

Menurut Sudarmi (2016), dalam penelitiannya menyatakan bahwan pupuk

bokashi sudah terbentuk arau matang dicirikan dengan warna dan tekstur seperti

tanah, tidak berbau, jika dikepal tidak menggumpal. Bokashi siap diaplikasi.

Dalam dekomposisi menggunakan mikroba, bakteri, fungi dan jamur yang

terdapat dalam aktivator dalam bahan limbah organik terjadi antara lain : 1).

Itu Karbohidrat, selulosa, lemak dan lilin meniadi CO2 dan air. 2 Peruraian senyawa

organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman. Kadar karbohidrat akan hilang

atau turun sebaliknya senyawa N (nitrogen) yang larut (amonia) meningkatatau C/N

rasio semakin rendah dan stabil mendekati C/N tanah (Kencana, 2008).

Se cara faragrokh

du Ping gunaan

ditanute

Dekomposer

EM4

Itarbon

dikompoir yg

Efektif mikoroorganisme (EM) merupakan kultur campuran mikroorganisme

mingapa perlu ditam

yang bermanfaat bagi tanaman (bakteri fotosintetik, bakteri (Lactobacillus) asam o


ta

dekomposer

bart

laktat, ragi, Actinomycetes, dan jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagi

inokulasi untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah.

dokompc

Kamu 99,

olon kotoran

Kotoran Ayam

Sesuai

Dalam hubungannya dengan sifat fisika tanah, bahan organik berupa pupuk

kandang dan kompos dapat berperan dalam pembentukan agregat tanah yang lebih Ar

dyam,

Pem bu a

bokash

mantap. Hal ini terjadi karena pemberian bahan organik menyebabkan gum

kamir

polisakarida yang dihasilkan bakteri tanah (Muyassir, dkk., 2012)

Menurut Zulkarnain dkk. (2013), kandungan hara dalam pupuk kandang tidak

terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai keistimewaan lain yaitu memperbaiki

sifat-sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya

menahan air dan kation-kation tanah dan akan melestarikan kesuburan tanah sehingga

dapat menciptakan pertanian yang berkelanjutan (Kasworo, dkk., 2013).


TINJAUAN PUSTAKA

Kandungan Kela pa sawit

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah yang dihasilkan

sebanyak 23 % dari tandan buah segar (TBS) (Darnoko, 2005). TKKS merupakan

bahan organik yang mengandung unsur N, P, K dan Mg. Salah satu pemanfaatan

TKKS adalah pemanfaatan TKKS sebagai pupuk kompos (Yunindanova, 2009).

Morfologi Kela pa Sawit

Menurut sianturi (1990), Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi:

Embryophyta Siphonagama

Divisi

Kelas
Angiospermae

Monocotyledonae

Ordo

:Arecaceae (dahulu disebut Palmae)

Famili

Sub famili : Cocoideae

Elaeis

Genus

Elaeis guineensis. Jacq.

Spesies

Akar

Akar serabut tanaman Kelapa Sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain

itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk

mendapatkan tambahan aerasi. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari akar serabut

primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping dan

bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah dan akhirnya cabang-cabang.
DAFTAR PUSTAKA

Citra, Fitri, Madani. 2017. Pengolahan Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Sebagai

Alternatif Material Tekstil Dengan Teknik Rekarakit Tekstil. Fakultas Industri

Kreatif, Universitas Telkom. Bandung.

Darnoko, D dan T. Sembiring. 2005. Sinergi Antara Perkebunan Kelapa Sawit Dan

Pertanian Tanaman Pangan Melalui Aplikasi Kompos Tks Untuk Tanaman

Padi. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Medan 19-20 April.

Ditjen Perkebunan. 2009, Stastistik Perkebunan Indonesia 2008-2010 :KelapaSawit

(Oil Palm). Sekretariat Departemen Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan.

Jakarta. 65 hlm.

Fauzi, Y., Y. E. Widiastuti, I. satyawibawa, dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit.

Edisi Revisi. Depok: Penebar Swadaya.,

bukan fakai dkk karna dipambahatan kame

dk

Hamzah, F. 2007. Pengaruh Penggunan Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Diakses pada tanggal 10

November 2019.

Kasworo, A., Izzati, M., Kismartini. 2013. Daur Ulang Kotoran Ternak sebagai

Upaya Mendukung Peternakan Sapi Potong yang Berkelanjutan di Desa

Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Prosiding Seminar

Nasional Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Kencana, 2008. Aktivator Dekomposisi Tanah. http//www.kencanaonlina.com.

Diakses pada tanggal 11 November 2019.

Muyassir, Supardi, Saputra, I. 2012. Perubahan Sifat Kimia Entisol Krueng Raya
akibat Komposisi Jenis dan Takaran Kompos Organik. Jurnal lentera

12(3):37-47.

Sarwono, E.x2008. Pemanfaatan Janjang Kosong sebagai Subtitusi Pupuk Tanaman

Kelapa Sawit. Jhurnal Aplika, 8 (1). 19-23.

Setyawibawa, R.Hartono. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya

Sianturi, H.S.D. 1990. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elacis guineensis

Jack).Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan.

VSudarmi. 2016. Perlakuan Variasi Pupuk Kandang Pengaruhnya Terhadap Mutu

Bokashi. Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo.

Yunindanova, M.B. 2009. Tingkat Kematangan Kompos Tandan Kosong Kelapa Dan

Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat

(Lycopersicon esculentum Mill.) Dan Cabai (Capsicum annuum L.). Skripsi.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

/Zulkarnain M, B. Prasetya, Soemarno. 2013, Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang, dan

Custom-Bio terhadap Sifat Tanah , Pertumbuhan dan Hasil Tebu (Saccharum

officinarum L.) pada Entisol di Kebun Ngrangkah-Pawon, Kediri. Indonesian

Green Technology Journal. 2(1): 45-52.

Anda mungkin juga menyukai