Disusun Oleh :
ERISKA OCTAVIANY PUTRI
062116022
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.6 Spektrofotometer Ultra Violet – Visible (UV-VIS) ............................... 14
2.7 Uji ANOVA (Analysis of Variance) ....................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
sebanyak 1 kali dalam 1 bulan.
Pengujian limbah cair dapat dilakukan di laboratorium milik perusahaan
ataupun laboratorium jasa lingkungan setempat. Namun, pengujian limbah cair
yang dilakukan oleh laboratorium jasa seringkali menemui hambatan dalam
memenuhi batas waktu simpan sampel (holding time sample) yang telah
direkomendasikan oleh metode standar untuk setiap parameter ujinya. Hal ini
disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya banyaknya sampel untuk
dianalisa, keterbatasan jumlah laboran dan alat yang digunakan serta jarak
tempuh pengambilan sampel dan laboratorium yang jauh sehingga memerlukan
waktu yang banyak.
Pada PerMenLH No. 5 Tahun 2014 salah satu parameter yang memiliki
waktu simpan yang pendek adalah kadar ion nitrit. Kadar ion nitrit yang mudah
berubah disebabkan oleh adanya proses nitrifikasi oleh bakteri nitrosomonas
yang mengoksidasi ammonia menjadi nitrit dan bakteri nitrobacter yang
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, proses ini terus berlangsung sehingga kadar
nitrit, ammonia dan nitrat pada sampel tidak akurat sebagaimana sampel pertama
diambil.
Pada penelitian Mayra Subhiani Suryaningrat, 2018 disebutkan bahwa
perlu adanya pengawetan pada sampel limbah cair sebelum dianalisa,
pengawetan dapat dilakukan dengan menggunakan asam hingga pH 2 dan
didinginkan dengan suhu 4°C. Pengawetan dengan menggunakan asam
seringkali menemui hambatan, yaitu terjadinya kerusakan pada sampel sehingga
merubah kadar yang ada. Oleh karena itu diperlukan metode pengawetan sampel
dengan cara lain yang lebih efektif, guna mendapatkan hasil analisa sesuai
dengan keadaan sampel sebelum diawetkan.
Berdasarkan metode standar APHA, rekomendasi waktu simpan sampel
analisis ion nitrit adalah 48 jam dari waktu pengambilan sampel dan dengan
metode penyimpanan tanpa pengawet kimia pada suhu 4oC. Untuk menentukan
umur simpan sampel limbah cair tanpa mempengaruhi konsentrasi analit target,
maka dilakukan penelitian dengan kondisi variasi pengaturan suhu juga dengan
melakukan pengawetan menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan variasi
konsentrasi yang berbeda. Botol penyimpanan dapat mempengaruhi kadar nitrat
2
di dalam sampel, maka dilakukan variasi botol penyimpanan yang digunakan.
Tetrasiklin merupakan antibiotik yang berasal dari bateri Streptomices
aureofacien. Bakteri ini umumnya berada di tanah. Tetrasiklin berfungsi
membunuh bakteri bersel satu yang umumnya berkembang biak melalui
pembelahan sel. Berdasarkan fungsi antibiotik yaitu untuk membunuh bakteri
dan menghentikan pertumbuhan bakteri, maka diharapkan penggunaan antibiotik
tetrasiklin dapat menghambat pertumbuhan bakteri nitrosomonas dan bakteri
nitrobacter sehingga tidak terjadi proses nitrifikasi.
1.3. Hipotesis
Pengaruh pengawetan sampel air limbah menggunakan tetrasiklin sebagai
antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan menghentikan
proses nitrifikasi sehingga waktu penyimpanan sampel dapat lebih lama.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah
Limbah adalah suatu buangan yang pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak diinginkan lingkungan, karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah yang
mengandung bahan polutan berbahaya dan beracun disebut dengan limbah B-3,
yaitu suatu bahan yang relatif berjumlah sedikit tetapi dapat membahayakan
makhluk hidup, lingkungan dan sumber daya (Kristanto, 2004).
4
2. Air buangan perkotaan, air dari buangan perkantoran, hotel, restoran, selokan,
tempat umum, tempat ibadah dan lainnya.
3. Air buangan dari limbah industri, merupakan air buangan dari berbagai macam
industri misalnya pabrik cat, pabrik tekstil, pabrik makanan atau minuman dan
lainnya (Chandra, 2006).
5
lambat maka akan menghilangkan beberapa komposisi limbah cair. Komposisi
total endapan berupa benda benda yang mengendap, terlarut juga tercampur
(Tchoubanoglous dan Burton, 1991).
Sifat kimia ditentukan oleh kandungan bahan kimia pada limbah cair.
Bahan organik yang terkandung dalam limbah dapat menghabiskan oksigen
sehingga meyebabkan bau dan rasa yang tidak sedap (Sugiharto, 1987).
Sifat biologis limbah cair diukur untuk menentukan kualitas air, terutama
air yang dikonsumsi ataupun untuk keperluan kolam renang. Juga untuk
mengukur tingkat kekotoran limbah cair sebelum dibuang ke badan air.
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya bakteir bakteri patogen
dalam limbah cair (Tchoubanoglous dan Burton, 1991).
6
dan senyawa nitrat, proses ini menggunakan bantuan bakteri yang bersifat
metofilik yaitu menyukai suhu 30°C dan terjadi pada kondisi aerob. Nitrifikasi
akan berjalan optimum pada pH 8 dan terjadi perubahan yang nyata pada pH < 7.
2. Denitrifikasi
Denitrifikasi yaitu proses reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2), denitrogen
oksida (N2O) dan nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum dengan
bantuan bakteri dan jamur dan terjadi pada kondisi anaerob. Dinitrogen oksida
merupakan produk utama yang dihasilkan dari proses denitrifikasi pada perairan
dengan kadar oksigen yang rendah, sedangkan pada kondisi anaerob produk yang
dihasilkan yaitu molekul nitrogen (Ida, 2009).
7
menggunakan zat organik sebagai sumber energi maupun sumber karbonnya.
Bakteri Nitrosomonas berkembang biak sekali dalam 8 jam, sedangkan bakteri
Nitrobakter berkembang biak sekali selama 20 menit. Bakteri autotrof lebih
sensitif terhadap kondisi pertumbuhan seperti pH, suhu serta kehadiran senyawa
beracun (Hooper, 1973).
Pada proses nitrifikasi, kondisi optimum yang terjadi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini ;
Tabel 1. Kondisi optimum untuk nitrifikasi
Kondisi Rentang yang Diterima Rentang Optimum
Oksigen Terlarut (mg/L) >1 >2
pH (unit pH) 6.5 – 9.0 7.5 – 8.0
Suhu (oC) 10 – 40 20 – 35
Alkalinitas (mg/L CaCO3) >40 >100
Sumber : EPA – Nitrification and Denitrification Facilities Wastewater Treatment, U.S.
Environmental Protection Agency
Pada tabel tersebut diketahui bahwa oksigen terlarut digunakan untuk
merubah makanan menjadi energi melalui proses metabolisme aerobik. Bakteri
nitrifikasi menggunakan oksigen terlarut untuk mengoksidasi amonia menjadi ion
nitrit dan ion nitrit menjadi ion nitrat. Di bawah ini terdapat tabel nutrisi, nutrisi
yang dibutuhkan oleh bakteri nitrifikasi. Namun, apabila konsentrasi nya terlalu
tinggi, maka akan bersifat menghambat bakteri nitrifikasi tersebut.
8
2.2.3 Senyawa Nitrat (NO3)
Senyawa nitrat adalah senyawa nitrogen anorganik yang bersifat stabil dan
sangat larut dalam air, senyawa nitrat merupakan sumber pencemaran pada air dan
tanah yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Dalam
perairan, senyawa nitrat berupa ion nitrat (NO3) dan menjadi indikator untuk
mengetahui tingkat pencemaran senyawa organik sebagai nitrogen (Jeremiah,
2013).
Jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar senyawa nitrat dapat
menyebabkan kematian, di dalam air senyawa nitrat merupakan senyawaan yang
bersifat toksik, dan apabila nitrat dikonversi menjadi nitrit maka akan sangat
membahayakan kesehatan manusia (Jeremiah, 2013).
Nitrat dapat menyebabkan kualitas air menjadi menurun,dapat
menurunkan tingkat oksigen terlarut sehingga menyebabkan pengurangan
populasi ikan, bau busuk, dan rasa yang tidak enak (Sastrawijaya, 2000).
9
2.2.5 Senyawa amonia (NH3)
Amonia merupakan senyawa nitrogen anorganik yang memiliki sifat gas
dan cair tidak berwarna serta memiliki bau yang khas. Amonia adalah kontaminan
yang terdapat di air limbah ataupun tanah yang memiliki konsentrasi 5 – 10 mg/L
(Ekasari, 2013). Amonia pada perairan bersumber dari sisa metabolisme hewan
dan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.
Amonia dan garam-garamnya memiliki sifat mudah larut dalam air,
kelarutan amonia di dalam air dipengaruhi oleh suhu, kelarutan amonia akan
berkurang apabila dipanaskan pada suhu tinggi. Dalam keadaan terlarut, amonia
dalam perairan dapat berupa ion amonium (NH4+ ) dan berupa amonia bebas
(NH3). Kandungan ion ammonium dan amonia bebas dipengaruhi oleh
keberadaan oksigen terlarut, amonia terdapat dalam jumlah yang kecil apabila di
dalam perairan terkandung oksigen yang tinggi, sehingga kandungan amonia di
dalam perairan akan bertambah seiring dengan bertambahnya juga kedalaman.
(Wibowo, 2009).
2.3 Tetrasiklin
Antibiotik yang kita ketahui pada saat ini yaitu berasal dari bakteri yang
sudah dilemahkan, tidak ada yang mengira bahwa bakteri yang sudah dilemahkan
dapat membunuh bakteri lain yang berkembang di dalam tubuh makhluk hidup.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang
dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan dari mikroba lain (Nastiti, 2011).
10
merintangi sintesa protein (Tan dan Rahardja, 2008). Tetrasiklin adalah kelompok
antibiotika yang dihasilkan oleh jamur Streptomyces aureofaciens atau S. rimosus,
tetrasilkin merupakan derivat dari senyawa hidronaftalen, dan memiliki warna
yang kuning (Subronto, 2001).
11
Gambar 1 . Alat pengambil sampel gayung bertangkai panjang
Keterangan gambar :
B : Handle (tipe teleskopi yang terbuat dari alumunium dan stainless steel)
12
sehingga sampel yang akan diuji tidak akan bereaksi dengan wadah yang
digunakan. Wadah yang digunakan untuk sampel memiliki persyaratan sebagai
berikut :
1. Wadah terbuat dari bahan gelas atau bahan plastik poli etilen (PE) atau bahan
poli propilen (PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE); wadah sampel
disesuaikan dengan parameter yang akan dianalisis (Lihat Lampiran 1).
2. Dapat ditutup dengan rapat dan kuat ;
3. Wadah bersih dan bebas dari kontaminan ;
4. Bahan wadah tidak mudah pecah ;
5. Bahan wadah tidak dapat bereaksi dengan sampel.
13
Dalam menentukan rentang waktu saat pengambilan sampel hingga analisis maka
saat penyimpanan dapat dilihat dari karakter sampel serta kestabilan analit target.
Pada lampiran tertera rekomendasi metode standar untuk rentang waktu batas
pengambilan sampel. Untuk mengatur tumbuhnya mikroorganisme maka
dilakukan pengawetan dengan menyimpan sampel pada suhu <4ºC tetapi tidak
baku.
Sampel yang disimpan dalam kondisi yang sedingin mungkin tetapi tidak
beku diharapkan dapat meminimalisir proses degradasi maupun penguapan dari
sampel tersebut selama retang waktu antara pengambilan sampel hingga analisis
sampel. Lebih baik sampel ditempatkan bersamaan dengan kubik es batu sebelum
proses pengiriman. Penggunaan dry ice sebaiknya dihindari, karena akan
menyebabkan botol kaca sampel menjadi pecah, dan juga sampel dapat membeku.
Sampel sebaiknya langsung dianalisis saat tiba di laboratorium, namun apabila
tidak memungkinkan untuk langsung dianalisis maka sampel ditaruh pada
pendingin dengan suhu 4ºC.
Metode pengawetan yang dilakukan umumnya bertujuan untuk
menghambat aktifitas biologis, menghambat proses hidrolisis senyawa kimia serta
senyawa kompleks, juga mengurangi volatilitas komponen. Metode pengawetan
yang dilakukan sebatas hanya pada pengaturan pH, penambahan bahan kimia lain,
penggunaan jenis botol atau wadah sampel, juga proses penyaringan ataupun
pendinginan.
14
Spektroskopi UV-VIS adalah suatu teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat pada panjang
gelombang (190-380) juga sinar tampak pada panjang gelombang (380-780)
dengan menggunakan instrument spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995).
Prinsip dari alat ini adalah radiasi di rentang panjang gelombang 400-800
nm dilewatkan melalui larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan di dalam
molekul tereksitasi hingga menempati keadaan kuantum yang lebih tinggi dan
pada proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Apabila
semakin longgar elektron ditahan di dalam ikatan molekul, maka akan semakin
panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang akan diserap (Watson,
2010).
1. Sistem Optik
SR M SK D A VD
Keterangan:
SR = Sumber Radiasi
15
M = Monokromator
SK = Sampel Kompratemen
D = Detektor
VD = Visual Display SR M SK
2. Sumber Radiasi
Sumber radiasi yang digunakan pada spektrofotometer UV-Vis
diantaranya lampu deuterium,vlampu merkuri dan lampu tungsen.
Sumber radiasi Deuterium dapat digunakan pada panjang gelombang
190 nm sampai dengan 380 nm (daerah ultraviolet dekat), karena pada
panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium dapat
memberikan dua garis spektra yang bisa digunakan untuk mengecek
ketepatan panjang gelombang di spektrofotometer UV-Vis.
3. Monokromator
Monokromator berguna untuk mendapatkan sinar monokromatis
dari sinar polikromatis.
2 Sel atau Kuvet
Sel atau kuvet adalah wadah dari sampel yang akan dianalisis.
Dilihat dari bahan yang digunakan untuk membuat kuvet, maka ada 2
jenis kuvet yaitu kuvet yang terbuat dari leburan silika (kuarsa) dan
kuvet dari gelas.
3 Detektor
Detektor adalah salah satu bagian spektrofotometer UV-Vis yang
penting. Oleh sebab itu, kualitas detector yang digunakan akan
menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detektor di
dalam spektrofotometer adalah untuk mengubah sinyal radiasi yang
diterima oleh detekktor menjadi sinyal elektronik.
16
analisis statistika yaitu masuk ke dalam cabang statistika inferensi. Banyak nama
lain dari metode ini, yaitu analisis ragam, analisis variansi dan sidik ragam.
ANOVA merupakan pengembangan dari masalah Behrens-Fisher, maka uji-F
juga dipakai dalam pengambilan keputusan. Analisis varians pada pertama kali
diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher. Dalam praktiknya, analisis varians bisa
berupa uji hipotesis maupun pendugaan. ANOVA merupakan suatu teknik analisis
multivariaste berfungsi untuk membedakan rata-rata pada lebih dari dua kelompok
data dengan membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk kategori
statistik parametrik. Sebagai alat statistika parametrik, maka untuk menggunakan
rumus ANOVA harus terlebih dahulu dilakukan uji asumsi berupa normalitas,
heterokedastisitas dan random sampling (Ghozali, 2009).
17