Anda di halaman 1dari 6

Bela Kusuma Bekti

BERKOMPETISI DALAM KEBAIKAN

I. Pengertian Kompetisi dan Kebaikan


Kata ‘kompetisi’ menurut KBBI artinya persaingan. Kebaikan, artinya sifat baik;
perbuatan baik; sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan
pandangan umum yang berlaku.
Kata ‘kebaikan’ menurut ajaran islam dapat diartikan sebagai ‘amal sholeh’. Jadi,
kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk
melakukan kebaikan atau amal sholeh. Secara terminologis, amal sholeh adalah segala
perbuatan yang tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal sholeh juga
adalah perbuatan yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
II. Contoh Perilaku yang Menampilakan Kompetisi dalam Kebaikan
1. Mampu memiliki 5 kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual, intelektual, sosial,
emosional, dan fisik.
2. Mampu menjadi model atau usuwa, inofator, pemberi inspirasi, transformator,
motivator, dan educator dalam kehidupan.
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar.
4. Seseorang yang memiliki kebiasaan berkata qaulan sadida (QS. An-Nisa : 9),qaulan
karima (QS.Al-Isra’ : 23), qaulan baliga (QS.An-Nisa : 63), qaulanmaisura (QS.Al-Isra’
: 28) dan qaulan layyina (QS.Taha : 44).
III. Isi Kandungan Surat Al-Maidah Ayat 48
Bela Kusuma Bekti

Artinya :Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
Ayat 48 dari surat Al-Maidah ini memiliki isi kandungan yakni :
a) Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi.
b) Al-Quran sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya juga sebagai penjaga kitab-kitab
tersebut serta menyempurnakannya
c) Allah swt. memerintahkan umat Islam untuk berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
d) Allah SWT. Tempat kembali segala urusan.
IV. Hukum tajwid dari surat Al-Maidah Ayat 48
hukum tajwid Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 48 lengkap dengan latin penjelasan dan
arti serta artinya. Ilmu ini perlu sekali dipelajari guna bisa membaca Al-Quran dengan
tartil. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi tiap muslim laki-laki dan perempuan.
Kalangan santri dan pelajar khususnya, sangat membutuhkan kemampuan
menganalisa tajwid untuk sukses dalam belajarnya. Namun, secara umum, semua
umat Islam penting juga untuk mengetahui. Membaca Al-Quran akan semakin lancar
bila tahu akan tajwid. Baiklah langsung aja kita simak berikut ini.
Bela Kusuma Bekti

Penjelasan secara rinci dari nomor di bawah tulisan surat Surat Al-Maidah ayat 48 di atas yakni
:
1. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf zai. Cara membacanya samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati,
sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf zai.
2. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat. Huruf alif bila berharakat adalah hamzah. Huruf alif
sebenarnya sebagai mad atau pemanjang fathah.
3. Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
4. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf kaf. Dibaca jelas.
5. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ta berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
6. Idgham bilaghunnah karena huruf qaf berharakat fathah tanwin bertemu huruf lam
tasydid. Dibaca lebur tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang.
7. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
8. Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf ba berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
Bela Kusuma Bekti

9. Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf dal berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat
10. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf kaf. Dibaca jelas.
11. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ta berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
12. Mad layin karena huruf ha sukun didahului oleh huruf dal berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
13. Idzhar sebab huruf nun berharakat fathah tanwin bertemu huruf 'ain. Dibaca jelas
tidak berdengung sama sekali.
14. Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
15. Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat.
16. Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
17. Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat.
18. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
19. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf zai. Cara membacanya samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati,
sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf zai.
20. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah lam berharakat fathah. Cara
membacanya tebal.
21. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
22. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
23. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf 'ain. Cara membacanya
dengan jelas.
24. Ada dua hukum di sini. Pertama, ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara
membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Kedua, mad asli atau mad
thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak
bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
25. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
26. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf ha'. Dibaca jelas.
Qalqalah kubra karena huruf qalqalah qaf diwaqaf. Cara membacanya dipantulkan
lebih tebal. Namun, bila tidak berhenti di sini maka tidak diqalqalahkan.Ikhfa karena
huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf jim. Cara membacanya samar
dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun
mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf jim.
Bela Kusuma Bekti

27. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
28. Ikhfa karena huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf kaf. Cara
membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan
seperti bunyi "ng".
29. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf syin. Cara
membacanya dengan jelas.
30. Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf wau.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
31. Idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama
sekali.
32. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
33. Mad 'iwadh karena jim berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya
tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.
34. Mad layin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf lam berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
35. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
36. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah hamzah berharakat fathah.
Cara membacanya tebal.
37. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf hamzah. Cara
membacanya dengan jelas.
38. Ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta
ditahan 3 harakat.
39. Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf wau.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
40. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
41. Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat fathah tanwin bertemu huruf wau.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat
42. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
43. Idgham bilaghunnah karena huruf nun sukun bertemu huruf lam tasydid. Dibaca lebur
tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang.
44. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba disukun dan posisinya di tengah kalimat.
Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
45. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya
dengan jelas.
Bela Kusuma Bekti

46. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
47. Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca
panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
48. Mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi
hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
49. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ta berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
50. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya
dengan jelas.
51. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf kha. Dibaca jelas.
52. Mad layin karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf kha berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.
53. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat.
54. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah hamzah berharakat fathah.
Cara membacanya tebal.
55. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya
dengan jelas.
56. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
57. Ikhfa karena huruf 'ain berharakat fathah tanwin bertemu huruf fa. Cara membacanya
samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan
huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf fa.
58. Ikhfa syafawi sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba'. Dibaca samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat.
59. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
60. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf ta. Cara membacanya samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat.
61. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf fa. Cara membacanya
dengan jelas.
62. Mad asli atau mad thobi’i karena huruf fa berharakat kasrah bertemu ya' sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
63. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya panjang 2 sampai 6 harakat

Anda mungkin juga menyukai