Anda di halaman 1dari 121

i

ABSTRAK

Suci Rahmawati Nasution. 1202244/2012. Pengaruh Penggunaan Masker


Gambir Terhadap Perawatan Kulit Wajah Berjerawat. Skripsi Jurusan Tata
Rias Dan Kecantikan Fakultas Pariwisata Dan Perhotelan Universitas Negeri
Padang.

Jerawat merupakan merupakan kelainan kulit wajah yang paling sering


ditemui dikalangan remaja maupun dewasa yang secara rata-rata ditemukan pada
usia 17-25 tahun. Timbulnya jerawat tersebut terkadang membuat penderitanya
merasakan sakit, gatal, dan kurangnya rasa percaya diri terhadap penampilannya.
Untuk mengurangi kelainan tersebut penulis menggunakan masker gambir sebagai
kosmetik perawatan kulit wajah berjerawat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pemanfaatan masker gambir untuk mengatasi kulit wajah berjerawat
pada mahasiswa unp yang telah ditentukan sebelumnya yang dinilai dari segi:
warna, bentuk, folume, dan jumlah jerawat.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen)


dengan desain (Non Equivalent Control Group Desain). Objek dalam penelitian
ini jerawat tipe inflammantory jenis papule. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa UNP yang berumur 17-25 tahun, memiliki kreteria yang sama.
pengambilan sampel diambil melalui teknik Purposive Sampling yang
dilaksanakan secara voolunteer (sukarela) dengan jumlah sampel sebanyak 6
orang. Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data primer yang diperoleh
langsung dari sampel.data penelitian yang terkumpul dianalisis menggunakan
analisis deskriptif, dan menggunakan hipotesis uji t (independent sampel t test).

Berdasarkan hasil data, membuktikan perawatan kulit wajah berjerawat


tanpa menggunakan masker gambir pada kelompok kontrol (Xo) tidak
menunjukan perubahan hasil yang signifikan semenjak awal penelitian samapai
perlakuan terakhir (perlakuan 9), sedangkan perawatan kulit wajah berjerawat
dengan menggunakan masker gambir pada kelompok eksperimen (X1)
menunjukan perubahan hasil yang signifikan dari awal penelitian (pretest) dimulai
dari setelah perlakuan kedua dan terus mengalami kemajuan hingga perlakuan
terakhir (perlakuan 9). Berdasarkan pengujian homogenitas yang telah dilakukan
maka diperoleh diketahui bahwa kedua data memiliki varian yang sama
(homogen). Sebelum itu uji t menunjukkan nilai t hitung yang dijadikan acuan
dalam pengujian hipotesis adalah t hitung pada Equal variances assumed. Data di
atas menunjukkan bahwa nilai thitung adalah sebesar (8,649), sedangkan nilai t tabel
untuk ketentuan df 22 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar (2,074). Dengan
demikian harga t hitung > t tabel (8,649 > 2,074) hal ini membuktikan bahwa
hipotesis yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang bermakna pada
penggunaan masker gambar pada kedua kelompok terhadap perawatan kulit wajah
berjerawat di terima pada taraf signifikansi 95%
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniya-nya, sehingga penullis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Masker Gambir Terhadap

Perawatan Kulit Wajah Berjerawat”. Selanjutnya salawat dan salam kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat manusia. Skripsi ini ditulis

dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diploma

Empat (D4) Pendidikan Tata Rias Dan Kecantikan Jurusan Tata Rias Dan

Kecantikan Fakultas Pariwisata Perhotelan Universitas Negeri Padang.

Selesainya penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terimakasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Rahmiati, M.Pd sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Pariwisata dan

Perhotelan Universitas Negeri Padang sekaligus Dosen Pembimbing I yang

telah membantu penulis dengan semangat dan motivasinya untuk

membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu dr. Linda Rosalina, M. Biomed sebagai Ketua Labor Jurusan Tata Rias

dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

sekaligus dosen Pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


iii

3. Ibu Murni Astuti, S.Pd.M.Pd.T Selaku Ketua Jurusan Tata Rias dan

Kecantikan FPP UNP sekaligus penguji skripsi yang telah memberikan

arahan, saran dan masukan dalam pembuatan skripsi.

4. Ibu Dra. Hayatunnufus, M.Pd selaku tim penguji skripsi. Terimakasih atas

segala masukan dan kritikannya yang sangat berharga bagi penulis.

5. Ibu Merita Yanita S.Pd, M.Pd.T selaku Sekretaris Jurusan Tata Rias dan

Kecantikan FPP UNP sekaligus sebagai tim penguji skripsi. Terimakasih atas

segala masukan dan kritikannya yang sangat berharga bagi penulis.

6. Ibu Dra. Rostamailis selaku pembimbing akademik, terimakasih atas motifasi

dan dorongannya selama ini ke pada ananda.

7. Ibu Dra. Ernawati, M.Pd selaku Dekan Fakultan Pariwisata dan Perhotelan

Universitas Negeri Padang.

8. Seluruh staf pengajar dan teknisi pada jurusan Tata Rias dan Kecantikan,

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua Ayahanda Drs. Hasbi Sani, Ibunda

Hasmiarty yang tak pernah bosan-bosannya memberikan ananda semangat

yang luar biasa, Do’a yang tak pernah henti-hentinya, serta materi yang selalu

diberikan kepada ananda.

10. Teristimewa juga kepada Abang tigor, Adik Helen, Adik Aulya, Adik Jabar

yang selalu mengingatkan anada untuk selalu berjuang.


11. Tersayang kapada Abang Rifky yang juga selalu mengingatkan ananda untuk

selalu berusaha dan sabar kepada ananda.

12. Ucapan kepada sahabat dan teman seperjuangan yang memberikan semangat

dan menghibur penulis ini membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala

kekhilafan yang telah penulis perbuat. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Terakhir penulis

menyampaikan harapan semoga penelitian sederhana ini dapat bermanfaat dan

berguna untuk kepentingan dan kemajuan yang terkait dengan jurusan tata rias

dan kecantikan di masa yang akn datang. Aamiin.

Padang, Februari 2017

Penulis

13.

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK.......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah..................................................................
8
C. Batasan Masalah.........................................................................
9
D. Rumusan Masalah.....................................................................
9
E. Tujuan Penelitian.......................................................................
9
F. Manfaat Penelitian.....................................................................
10
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori...............................................................................
11
1. Kulit....................................................................................
11
2. Jerawat................................................................................
16
3. Perawatan Kulit Wajah Berjerawat.....................................
24
4. Penggunaan Masker Gambir...............................................
24
5. Perlakuan Perawatan Kulit Wajah Berjerawat....................
38
B. Kerangka Konseptual.................................................................
40
C. Hipotesis ...................................................................................41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian........................................................................
43
B. Objek Penelitian.........................................................................
45
C. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................
46
D. Variabel Penelitian.....................................................................
47
E. Prosedur Penelitian.....................................................................
47
F. Jenis dan Sumber Data...............................................................
52
G. Teknik Pengumpulan Data Instrumen........................................
52
H. Teknik Analisis Data..................................................................

vi
vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Hasil Penelitian......................................................
58
1. Deskripi Data Pengaruh Penggunaan Masker Gambir
Terhadap Perawatan Kulit Wajah Berjerawat pada Kelompok
Kontrol......................................................................................
59
2. Deskripi Data Pengaruh Penggunaan Masker Gambir
Terhadap Perawatan Kulit Wajah Berjerawat pada Kelompok
Eksperimen...............................................................................
71
3. Uji Persyaratan Analisis...........................................................
81
4. Uji Hipotesis.............................................................................
84
B. Pembahasan....................................................................................
85
BAB V KESIMPUAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................
89
B. Saran...............................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 90
LAMPIRAN ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Izin Penggunaan Kosmetik....................................................

2. Surat Kode Etik Kedokteran...........................................................

3. Surat Peminjaman Ruangan Salon..................................................

4. Surat Kesedian Menjadi Sampel.....................................................

5. Kartu Diagnosa Kulit Berjerawat....................................................

6. Format Menilaian............................................................................

7. Tabulasi Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Eksperimen.........

8. Tabulasi Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Kontrol................

9. One Tail Test...................................................................................

10. Langkah Kerja................................................................................

11. Alat, Bahan Dan Kosmetik.............................................................

12. Foto Hasil Penelitian Kulit Wajah Berjerawat Pada Kelompok

Eksperimen......................................................................................

13. Foto Hasil Penelitian Kulit Wajah Berjerawat Pada Kelompok

Kontrol.............................................................................................

14. Foto Pada Saat Observasi..................................................................

vii
15. Jadwal Kegiatan Penelitian................................................................

DAFTAR TABEL

1. Klasifikasi Gmbir
2. Kandungan Kimia Gambir
3. Sekor Perlakuan Warna
4. Sekor Perlakuan Bentuk
5. Sekor Perlakuan Volume
6. Sekor Perlakuan Jumlah
7. Tanggal Pelaksanaan
8. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Warna Kelompok Kontrol
9. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Bentuk Kelompok Kontrol
10. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Volume Kelompok Kontrol
11. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Jumlah Kelompok Kontrol
12. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Warna Kelompok Eksperimen
13. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Bentukkelompok Eksperimen
14. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Volume Kelompok Eksperimen
15. Deskripsi Hasil Perlakuan Pada Masing-Masing Sampel Pada
Indikator Jumlah Kelompok Eksperimen

viii
16. Data Pengujian Hipotesis
17. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
18. Rangkuman Uji Hipotesis
19. Analisis Hasil Uji T Untuk Pengujian Hipotesis

DAFTAR GAMBAR

1. Penampang Kulit
2. Jerawat Papule
3. Jerawat Pustule
4. Jerawat Nodule
5. Jerawat Abses
6. Jerawat Sinus
7. Tumbuhan Gambir
8. Gambir
9. Kerangka Konseptual
10. Rencana Desain Penelitian
11. Bagan Proses Pelaksanaan Perawatan Kulit Wajah Berjerawat
12. Histogram Hasil Penelitian Indikator Warna Pada Kelompok
Kontrol
13. Histogram Hasil Penelitian Indikator Bentuk Pada Kelompok
Kontrol
14. Histogram Hasil Penelitian Indikator Volume Pada Kelompok
Kontrol
15. Histogram Hasil Penelitian Indikator Jumlah Pada Kelompok
Kontrol
16. Histogram Hasil Penelitian Indikator Warna Pada Kelompok
Eksperimen
17. Histogram Hasil Penelitian Indikator Bentuk Pada Kelompok
Eksperimen

ix
18. Histogram Hasil Penelitian Indikator Volume Pada Kelompok
Eksperimen
19. Histogram Hasil Penelitian Indikator Jumlah Pada Kelompok
Eksperimen

x
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan matahari

yang bersinar terik sepanjang tahun. menyebabkan Indonesia memiliki iklim

tropis atau bisa juga disebut dengan iklim panas, memiliki iklim tropis yang

secara umum menyebabkan orang Indonesia mempunyai jenis kulit

berminyak. Di samping itu, cuaca panas dapat merangsang kulit untuk

memproduksi minyak secara berlebihan khususnya pada daerah wajah.

Minyak pada wajah dapat menyumbat pori-pori, ditambah dengan debu dan

kotoran yang mudah menempel di kulit dapat menyebabkan beberapa masalah

pada kulit.

Kulit merupakan oragan tubuh yang terletak paling luar dan membatasi

diri dari lingkungan hidup manusia. Kulit yang berfungsi sebagi pelindung

tubuh dari berbagai pengaruh buruk dari luar,sehingga perlu untuk dirawat

agar tidak mudah terserang penyakit, terutama pada kulit wajah.

Menurut Tilaar (2012:6) jenis kulit wajah dapat dikelompokkan

menjadi lima kelompok

1. Kulit Normal, ciri-cirinya pori-pori kecil, tidak berminyak,


elastisitas kulit baik, kulit kelihatan sehat, bercahaya, dan segar.
2. Kulit berminyak, ciri-cirinya terlihat terang, mengkilap,
berminyak, pori-pori terbuka dan besar, cendrung akan
ditumbuhi jerawat,mengkilap, timbulnya hyperpigmentasi,kulit
menebal dan kasar.
3. Kulit kering, ciri-cirinya pori-pori hampir tidak kelihatan, cepat
menjadi merah, kulit kusam, bersisik, tipis, rapuh,dan kering.
4. Kulit kombinasi, memiliki ciri-ciri berminyak di daerah T-Zone
(dahi, hidung, dan dagu) dan kering di bagian lain.
5. Kulit sensitif dapat ditandai dari munculnya masalah akibat
Sebab tertentu misalnya kosmetik, sinar matahari dan udara.
Terkait dengan ciri-ciri kulit di atas Darwati (2013:58) menjelaskan

bahwa “kulit berminyak membutuhkan perhatian dan perawatan yang esktra”.

Hal ini disebabkan karena kelenjer minyak yang terlalu aktif menyebabkan

kulit menjadi berminyak. Jika ini dibiarkan maka akan menjadi media yang

baik bagi pertumbuhan bakteri karena mudahnya kotoran menempel di kulit.

Bila demikian, ini akan menyebabkan kelainan-kelainan pada kulit wajah

seperti jerawat.

Jerawat adalah peradangan yang disertai penyumbatan pada saluran

kelenjar minyak kulit.

Menurut Nelly (1999:3) bahwa: jerawat merupakan kelainan yang


melibatkan sistem pilosebasea, yang ditandai hipersekresi palit,
dimana perubahan komposisi palit oleh kuman-kuman di sekitar
muara-muara folikel rambut,terjadi pertandukan berlebihan karena
perangsangan hasil uraian sebum. Sehingga muara-muara menjadi
sempit hal ini mengakibatkan pembendungan sebum di dalam folikel
rambut yang membentuk komedo atau jerawat.

(Achroni (2012:23) juga menjelaskan bahwa, jerawat merupakan

kelainan kulit yang menjadi pokok permasalahan paling banyak ditemui baik

di kalangan remaja maupun kalangan dewasa yang secara rata-rata ditemukan

pada umur 17- 25 tahun. Akan tetapi jerawat lebih sering terjadi pada remaja,

karena pengaruh hormon pada umur remaja tersebut belum stabil sehingga

terjadi proses perubahan siklus ketika menginjak masa pubertas (proses

kedewasaan).

Lebih jauh Achroni (2012: 26) menjelaskan bahwa; jerawat dapat

digolongkan berdasarkan keparahannya menjadi tiga tipe yaitu jerawat

2
komedo, jerawat biasa, jerawat batu. Jika dianalisa lebih jauh ternyata komedo

termasuk golongan jerawat ringan, yakni komedo terbuka (blackhead) dan

komedo tertutup (whitehead). Jerawat biasa termasuk jenis jerawat yang

mudah dikenali yaitu adanya benjolan bewarna merah muda atau kemerahan.

Jerawat batu tergolong jerawat yang berat, jerawat batu yaitu berbentuk

tonjolan besar, menyebar diseluruh wajah, dan disertai dengan peradangan

hebat.

Terkait dengan hal di atas Mumpuni (2010:20) menyatakan bahwa;

Jerawat terbagi atas dua jenis yaitu tipe non inflammatory dan tipe
inflammatory. Tipe non inflammatory adalah tipe jerawat yang tidak
sakit dan tidak akan bertambah besar, yang termasuk pada jerawat tipe
ini adalah komedo, baik komedo putih (whiteheads) maupun komedo
hitam (blackheads). Sedangkan tipe inflammatory merupakan jenis
jerawat yang menimbulkan rasa sakit dan dapat bertambah besar. Jenis
jerawat ini dapat di tandai dengan rasa nyeri dan gatal, warnanya
merah masak, kadang bernanah karena terjadinya peradangan yang
hebat. Jerawat jenis ini adalah disebut dengan papule, pustule,
noudule, cyst,milia, dan rosacea.

Menurut dari pengamatan (obsevasi) yang peneliti lakukan pada

bulan Oktober 2016 terhadap mahasiswa UNP yang berumur 17-25 tahun

banyak ditemukan di antara mereka yang mengalami masalah pada kulit yakni

Jerawat. Dimana jerawat yang banyak dialami adalah jerawat tipe

inflammantory jenis papule, jerawat jenis ini termasuk jerawat tingkat sedang.

Namun akan tetap mengganggu penampilan karena akan menimbulkan

benjolan-benjolan kecil yang berwarna merah dan juga membuat membuat

rasa sakit serta gatal. Walaupun kecil, timbulnya jerawat tersebut sering kali

dianggap sangat menggangu penampilan sehingga tidak jarang dari mahasiswa

3
tersebut muncul rasa tidak percaya diri terhadap penampilannya akibat dari

pada jerawatnya.

Terdapatnya jerawat tersebut sering disebabkan karena kurangnya

kebersihan (Mumpuni, 2010:22). Kondisi kulit ini di awali dari segi

kebersihan wajah yang tidak diperdulikan, kulit dalam keadaaan kotor oleh

berbagai hal seperti debu, kosmetik yang menempel lama di kulit wajah dan

lebih suka berganti-ganti kosmetik tanpa mengetahui jenis kulit wajah

sehingga kulit wajah akan mudah ditumbuhi jerawat.

Walaupun jerawat tidak terlalu membuat seseorang sakit terkadang

dianggap hal yang biasa saja, akan tetapi jerawat akan berdampak semakin

bertambah parah jika tidak dirawat dengan cepat. Oleh karena itu sebaiknya

harus dilakukan perawatan secara teratur seperti yang diungkapkan oleh

Tranggono (1992:116) bahwa usaha penyembuhan jerawat oleh diri sendiri

dengan melakukan pembersihan dengan kosmetik yang tepat guna

menghindari jerawat tersebut. dalam hal ini perawatan kulit wajah adalah hal

yang sangat penting. Jenis perawatan kulit wajah berjerawat terdiri atas tiga

macam, seperti yang dijelaskan Rostamailis (2005:16) yaitu:

a) perawatan secara moderen,adalah perawatan menggunakan bahan


atau zat yang berbahan kimia serta penggunaan yang berteknologi
canggih. b) perawatan semi tradisional adalah perawatan menggunakan
bahan-bahan alami akan tetapi telah diolah melalui pabrik dengan
jumlah produksi yang banyak, c) perawatan tradisional adalah
perawatan yang menggunakan bahan tradisional yang di olah sendiri
secara alami dengan cara manual.

Seiring berkebangnya tingkat sosial budaya, kemajuan teknologi,

tingginya tingkat kamauan, dan kemampuan daya pembeli para konsumen

4
jelas akan meningkatkan penggunaan penyembuhan secara modern.

Perkembangan ilmu pengetahuan secara global merubah pola pikir semua

orang untuk mendapatkan hasil yang cepat dan instan. Banyak orang yang

mengambil jalan pintas dengan menggunakan kosmetik yang diolah secara

modern oleh pabrik-pabrik kosmetik. Padahal Rostamailis (2005:4)

menjelaskan tentang kosmetik modern belum tentu cocok dengan semua orang

karna dipengaruhi oleh jenis kulit dan iklim. Disamping itu bentuk dasar, ciri-

ciri dan sifat kosmetik moderen memberikan pengaruh positif maupun negatif.

Lebih jauh rostamailis (2005:5) menjelaskan bahwa; pengaruh negatif


kosmetik modern pada kulit adalah kulit akan kelihatan kasar dan
kusam, kulit menjadi kehitaman, terjadinya kelainan-kelainan kulit
seperti: bercak-bercak merah, bintik-bintik hitam, berubahnya warna
kulit, kulit menjadi gatal dan merah.

Pada hal Menurut peraturan mentri kesehatan RI No. 140 tahun 1991:

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan bagi
luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagia
luar), gigi dan rongga mulut, untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya keadaan menjadi
lebih baik.

Dengan demikian uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, kita sebagai

konsumen harus cerdas memilah dan memilih kosmetik apa yang sesuai

dengan kondisi wajah kita agar terhindar dari dampak negatif. Mengingat

pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kosmetik moderen, pengobatan

jerawat secara semi tradisional menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan

permasalahan mengatasi jerawat. Karna kosmetik semi tradisional

menggunakan bahan dasar alami, jelas memberi dampak/memperkecil hal-hal

yang bersifat negatif terhadap kulit.

5
Hal senada Handayani (2013:2) mengungkapkan bahwa:

Perawatan secara alami merupakan warisan kebudayaan yang telah


diturunkan secra turun menurun oleh nenek moyang dan berperan
sebagai obat yang dapat dibudidayakan oleh semua orang sebagai obat
yang mampu melumpuhkan berbagai macam penyakit dan sebagai
obat dalam kecantikan, bermanfaat untuk perawatan kulit wajah
dengan cara diminum atau dioleskan secara langsung.

Menurut Darwati (2013:23) bahwa perawatan kulit wajah dilakukan

secara lansung dari luar dengan cara melakukan masker pada wajah. Suryo

(2010:212) mengungkapkan tentang manfaat masker seperti: Dapat

menyegarkan kulit wajah, mengangkat sel-sel kulit yang telah mati,

mengecilkan pori-pori, mengurangi kadar minyak pada kulit wajah, dapat

menghilangkan jerawat dan juga menyamarkan noda hitam pada kulit wajah.

Terkait dengan hal itu, telah banyak penelitian yang dilakukan

berkaitan tetantang perawatan kulit wajah berjerawat dengan menggunakan

bahan-bahan atau tumbuhan alami yang di jadikan kosmeti perawatan seperti

masker wajah, di antaranya: Jeruk Nipis dan Madu oleh Elsa (2012), Masker

Pegagan oleh Nel Ayu (2014), pemanfaatan Daun Sirih oleh Sosori (2011).

Selain itu tanaman obat yang mempunyai evek anti jerawat menurut Sabarni

(2015:108) adalah Gambir.

Gambir merupakan tanaman yang sangat mudah di temukan Di

Indonesia terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Di pulau Sumatera

terdapat empat provinsi yang menjadi sentra utama perkembunan gambir.

Keempat provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau dan

Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Barat merupakan luas areal

6
perkembunan gambir rakyat terbesar di Indonesia. Sentra perkebunan gambir

sumatera barat terdapat di kabupaten Lima Puluh Kota dan kabupaten Pesisir

Selatan (Said, 2009:5).

Sabarni (2015: 5) menjelaskan Gambir adalah sari getah yang

diekstraksi dari daun dan ranting tanaman gambir. Gambir (Uncaria gambir)

merupakan spesies tanaman berbunga genus uncariai dalam family rubiaceae.

Komponen kimia utama gambir adalah katekin dan tanin. Katekin merupakan

monomer dari tanin dimana menurut Wegener (1985) jika 3 sampai 8 molekul

katekin membentuk polimer maka polimer yang terbentuk adalah tanin.

Tepatnya tanin kondensasi. Sesuai dengan struktur kimianya Kasim (2011:1)

menjelaskan katekin dan tanin juga akan mempunyai manfaat berbeda pula.

Katekin yang lebih banyak dimanfaatkan sebagi kosmetik dan farmasi

sedangkan tanin utamnya digunakan sebagai bahan penyamak kulit.

Menurut gumbira dkk (2009:15) katekin tergolong dalam jenis

pseudotanin dan termasuk polifenol antioksidan yang bersifat dapat larut

dalam alkohol dingin, air panas, serta asam asetat glasial dan aseton, serta

salah satu bahan alami yang memiliki Aktifitas Bakteri yang dapat membunuh

bakteri pada jerawat. Aktivitas katekin sebagai antibakteri telah

dimanfaatkan dalam industri kosmetik, telah dilakukan uji diantaranya

sebagai antiaging dan sebagai anti jerawat (anggraini, 2013:105) dan sebagai

astringen (sabarni, 2015: 108)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gambir dapat mencegah

timbulnya jerawat, karena dalam bahan tersebut terdapat zat atau senyawa

7
yang bermanfaat seperti katekin (cathechin) dan tanin (asam catechu tannat)

yang dapat menghambat pertumbahan bakteri. Berdasar hasil wawancara

dengan salah satu Dosen Senior Jurusan Farmasi Universitas Andalas

bahwasanya gambir sudah pernah diolah untuk dijadikan masker gambir oleh

Andalas Farma. Namun produksinya terhenti dikarenakan kurangnya promosi

serta kurangnya pengetahuan masyarakat tetang manfaat dari gambir. Oleh

sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh pemanfaatan masker gambir terhadap perawatan kulit wajah

berjerawat”. Yang akan diamati dari segi, warna, bentuk, volume dan jumlah

jerawat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat di temukan

permasalahan kelainan kulit (jerawat) diantaranya dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Cuaca panas dapat merangsang kulit wajah memproduksi minyak secara

berlebihan.

2. Kulit wajah berminyak dapat menyumbat pori-pori sehingga menyebabkan

beberapa masalah pada kulit wajah.

3. Jerawat merupakan kelainan kulit wajah yang paling banyak ditemukan

pada kalangn remaja dan orang dewasa dari umur 17-25 tahun.

4. Perawatan jerawat menggunakan kosmetik berbahan kimia menimbulkan

dapak negatif bagi kulit.

5. Perubahan hormon menyebabkan kulit seseorang menjadi berjerawat.

6. Kandungan bahan alami gambir diduga dapat menyembuhkan jerawat.

8
7. Penelitian tentang pengaruh pemanfaatan masker gambir dalam perawatan

kulit wajah berjerawat belum banyak di lakukan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan mengingat keterbatasan tenaga,

waktu, dan biyaya Maka penelitian ini akan memfokuskan hanya pada

pemanfaatan ekstrak gambir terhadap perawatan kulit wajah berjerawat tipe

inflammantory jenis papule pada usia 17- 25 tahun yang meliputi:

1. Perawatan kulit wajah berjerawat tanpa penggunaan masker gambir pada

kelompok kontrol.

2. Perawatan kulit wajah berjerawat dengan penggunaan masker gambir pada

kelompok eksperimen.

3. Perbandingan hasil perawatan kulit wajh berjerawat pada kelompok

kontrol dan eksperimen.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perawatan kulit wajah berjerawat tanpa penggunaan

masker gambir pada kelompok kontrol?

2. Bagaimanakah perawatan kulit wajah berjerawat dengan penggunaan

masker gambir pada kelompok eksperimen?

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan masker gambir pada

kelompok kontrol dan eksperimen?

9
E. Tujuan Penelitian

1. Secara umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melihat pengaruh

pemanfaatan masker gambir terhadap perawatan kulit wajah berjerawat.

2. Secara khusus

a. Untuk mendeskripsikan perawatan kulit wajah berjerawat tanpa

penggunaan masker gambir pada kelompok kontrol yang di amati dari

segi, warna, bentuk, volume, dan jumlah jerawat.

b. Untuk mendeskripsikan perawatan kulit wajah berjerawat dengan

penggunaan masker gambir terhadap kulit wajah berjerawat yang di

amati dari segi, warna, bentuk, volume, dan jumlah jerawat.

c. Untuk menganalisis perbedaan pengaruh perawatan kulit wajah

berjerawat pada kelompok kontrol tanpa penggunaan masker gambir

dan kelompok eksperimen dengan penggunaan masker gambir.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti : sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan di

universitas negeri padang.

2. Bagi prodi : sebagai bahan masukkan dalam pengembangan ilmu yang

berkaitan dengan pemanfaatan masker gambir terhadap perawatan kulit

wajah berjerawat.

3. Bagi mahasiswa jurusan TRK : dapat memberikan tambahan untuk

pengetahuan bagi yang berkecimpung di bidang kecantikan.

10
4. Bagi responden: hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan dalam melakukan perwatan kulit wajah berjerawat.

5. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi yang membaca.

11
12

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori
1. Kulit
a. Anatomi Kulit
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh dan memiliki funngsi

yang sangat penting bagi manusia. Menurut Hayatunnufus (2009:6) kulit

merupakan lapisan paling luar yang membungkus seluruh tubuh dan

merupakan alat tubuh terbesar, meliputi seluruh permukaan tubuh, dengan

demikian melindungi bagian-bagian tubuh di sebelah dalam. Lebih lanjut

Hayatunnufus mengungkapkan struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu:

1) kulit ari (epidermis), 2) kulit jangat (dermis) dan 3) jaringan ikat bawah

kulit (subcuitis). Berikut penjelasanya;

Gambar 1. Penampang Kulit (Sumber: tranggono:1992)

a) Kulit ari (Epidermis)


Epidermis adalah bagian paling luar kulit, bagian ini berupa jaringan
epitel gepeng berlapis banyak yang tidak mengandung pembuluh-
pembuluh darah, pembuluh- pembuluh limfe, saraf-saraf atau jaringan
ikat. Ketebalannya berbeda-beda di berbagai bagian tubuh, ditelapak
tangan dan telapak kaki adalah yang paling tebal dan agak keras.
b) Kulit jangat (dermis)
Kulit jangat merupakan anyaman yang dibentuk oleh berkas-berkas
serat kolagen, serabut-serabut elastin, dan serabut-serabut retikulin.
Didalam sela-sela anyaman terdapat semacam alat perekat, yakni zat
dasar atau matriks interfibrilar, dan unsur-unsur berupa sel. Kulit
jangat dibentuk oleh jaringan penjaga elastisitas kekenyalan kulit
yang terdiri dari serabut-serabut kolagen dan elastin yang bercampur
dengan zat-zat semen dan sel-sel lainnya, untuk memperkuat otot-
otot, pembuluh darah, kelenjar limfe, folikel rambut, dan ujung-ujung
saraf tepi. Lapisan kulit ini berada dibawah epidermis, dalam lapisan
ini terletak: (1)Ujung-ujung saraf yang memberi perasaan kepada
kulit (rasa panas, dingin, sakit dan lain-lain). (2) Pembuluh-pembuluh
darah halus. (3)Pembuluh getah bening. (4) Kelenjar-kelenjar
keringat. (5) Kelenjar-kelenjar lemak. (6) Rambut dan akarnya.
(7) Otot-otot rambut.
c) Jaringan ikat bawah kulit (subcuitis)
Jaringan ikat bawah kulit berasal dari mesoderm dan merupakan
anyaman jaringan kulit jarang yang mengandung banyak sel lemak
(liposit), berguna sebagai cadangan makanan dan penahan suhu
badan serta sebagai bantalan penahan pukulan-pukulan dari luar
tubuh.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kulit adalah

bagian terluar tubuh manusia yang berfungsi untuk melindungi bagian

dalam tubuh. Kulit memiliki tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan

hypodermis.

b. Fungsi Kulit

Selain sebagai selimut tubuh dan sebagai pelindung alat-alat tubuh

yang ada di bawahnya kulit juga memiliki fungsi penting. Ekel (1981:71)

menjelaskan bahwa kulit memiliki fungsi-fungsi penting sebagai berikut:

1) Kulit sebagai alat pelindung


Melindungi tubuh dari bermacam-macam pengaruh luar.
2) Kulit sebagai pengatur suhu tubuh.
Mengatur ketetapan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat.
3) Kulit sebagai alat peraba (perasa)
Merasakan panas, dingin dan sakit melalui tekanan-tekanan pada
ujung saraf perasa di kulit.
4) Kulit sebagai pengecap
Dapat merasakan pahit, manis, asam, tawar dan asin di lidah.
5) Kulit sebagai alat penyerap
Dapat menyerap zat-zat pada permukaan kulit.

13
6) Kulit sebagai alat pembuangan ampas-ampas badan, mengeluarkan
sisa-sisa zat pembakar yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh.
7) Kulit sebagai alat yang menyatakan emosi (perasaan batin dan
perasaan hati sanubari).

kusumah dan setyowati (2004:8) juga mengungkapkan bahwa kulit

memiliki fungsi di antaranya: 1)Kulit sebagai filter dan pelindung tubuh,

2) Menjaga kelembaban, 3) Mengatur suhu tubuh, 4) Sebagai sistem syaraf

yang sensitif.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kulit memiliki

banyak fungsi diantaranya untuk perlindungan, pengatur suhu tubuh, alat

peraba, alat pengecap, alat perasa, pembuangan zat-zat sisa dan alat yang

menyatakan emosi.

c. Jenis- jenis kulit

Jenis kulit sangat perlu untuk di ketahui sebelum melakukan

perawatan kulit sehingga dapat menentukan kosmetik dan teknik

perawatan apa yang tepat. Sofiah (2013:77) mengatakan ada empat jenis

kulit diantaranya:

1) Kulit Normal
Kondisi kulit halus, lembut serta memiliki kelembaban dan sekresi
yang seimbang. Sirkulasi darah sangat baik, bila disentuh terasa
hangat, tidak terlalu kencang dan terlalu lentur, tidak terlalu tebal
atau terlalu tipis.
2) Kulit Berminyak
Permukaan kulit terlihat tidak merata, pori-pori terbuka lebar, sering
terdapat komedo. Peredaran darah yang tidak baik akan
menimbulkan kulit kusam dan berminyak atau mengkilap.
3) Kulit Kering
Kulit jenis ini lembut, pori-pori tidak nampak secara kasat mata,
sedikit transparan, terasa sedikit kencang tetapi terlihat garis atau
kerutan halus. Kulit ini sangat sensitif dan mudah timbul kerusakan
pada pembuluh darah halusnya serta sangat mudah terpapar sinar
matahari
4) Kulit Kombinasi

14
Merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulit, sepert kulit kering
dan kulit berminyak, membentuk area turun ke hidung“T” dari dahi
sampai dagu. Pori-pori membesar pada daerah pipi dan hidung
sedangkan pada daerah yang lainnya kulit kering bahkan sampai bisa
bersisik.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh tilaar (2012:6) menjelaskan

bahwa jenis kulit wajah dapat dikelompokkan atas lima kelompok yakni:

1) Kulit normal adalah kulit yang halus dan lembut saat disentuh, dan
tidak mengkilap saat disentuh. Dengan ciri-ciri kandungan air dan
minyak seimbang, kelembaban sangat terjaga, poro-pori sangat
halus, dan tanda-tanda penuaan terlihat seiring bertambahnya usia.
2) Kulit berminyakdisebabkan karena kelenjar sebaceous yang terlalu
aktif, sehingga pori-pori terlihat dengan jelas. Ciri-cirinya adalah
pori-pori besar, kulit mengkilap, sering ditumbuhi jerawat, serta
kulit tekstur kulit cendrung kasar dan tebal.
3) Kulit kering adalah kulit halus, rapuh dan kering dengan berbagai
skala di bagian pipi dengan ciri-ciri tekstur kulit kasar, wajah
kusam dan suram, pori-pori kecil tanpa kelembaban yang cukup,
tanda-tanda penuaan cepat terlihat dan ketika disentuh kulit tersa
kering.
4) Kulit kombinasi merupaka gabungan dua jenis kulit yang berada
pada area muka yaitu jenis kulit kering dan berminyak, dengan ciri-
ciri yakni gabungan antara kulit kering dan berminyak dengan
tingkat yang berbeda, are T (kening, hidung, dagu) lebih
berminyak, area pipi sekitar mata dan leher lebih kering.
5) Kulit sensitif dapat ditandai dengan munculnya masalah akibat
sebab dan akibat tertentu misalnya kosmetika, sinar matahari, angin
atau pun udara.

Seiring dengan uraian di atas ada lima jenis kulit wajah manusia yaitu

kulit normal, kulit berminyak, kulit kering, kulit kombinasi dan kulit sensitif.

Dari kelima jenis kulit wajah di atas, kulit normal merupakan dambaan seluruh

wanita. Akan tetapi kulit berminyak cendrung menimbulkan kelainan pada

kulit. produksi sebum yang berlebihan pada kulit wajah berminyak

menyebabkan kan pori-pori tersumbat sehingga akan menimbulkan jerawat.

15
2. Jerawat (acne)

a. Pengertian jerawat

Jerawat merupakan peradangan pada kulit yang ditandai dengan

adanya komedo tertutup, komedo terbuka, bintil atau bintil bernanah pada

permukaan kulit berwarna kemerahan dan berlemak. Menurut

Hayatunnufus (2009:15) jerawat adalah peradangan yang disertai dengan

penyumbatan pada saluran kelenjar minyak kulit dari rambut dan bila

timbul infeksi maka akan terlihat pernanahan. Peradangan dapat terjadi

cukup berat dan dalam, sehingga akan terbentuk benjolan yang berisi

nanah atau kista. Pada keadaan akhir, bila sembuh akan menimbulkan

bekas yang berupa jaringan parut. Djuanda (1994:12) juga menjelaskan

bahwa jerawat adalah peradangan dari kelenjar unit pilosebaseus disertai

dengan sumbatan keratin pada kulit.

Lebih lanjut Wulandari (2010:15) menyatakan jerawat merupakan

keadaan kulit berinflamasi (bengkak) yang bisa terjadi pada muka, dada,

dan belakang badan/ punggung.

Seiring dengan hal di atas Rostamailis (2005:108) menjelaskan

pula bahwa; jerawat adalah kelainan/ penyakit kulit yang termasuk

gangguan pada kelenjer lemak di muara kandung rambut, atau muara pori-

pori.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jerawata

adalah peradangan kronik pada kelenjer minyak kulit (pilosebasea) yang

akan menyebabkan minyak menumpuk, mengeras, dan menyumbat

16
permukaan kulit. minyak yang menumpuk tersebut memicu pertumbuhan

bakteri penyebab jerawat. Jerawat terdapat pada daerah pipi, dahi dan dagu

serta di dada dan punggung.

b. Jenis-jenis jerawat

Disamping itu jerawat terbagai atas beberapa jenis seperti yang di

jelaskant Keen (2012:26) jerawat terbagi menjadi empat tingkatan yaitu;

ringan, sedang, agak berat dan berat. Tingkatan tersebut ditentukan

berdasarkan jumlah jerawat yang ada pada wajah, dada dan punggung,

serta ukuran besar kecil jerawat atau kondisi peradangan jerawat. Keempat

tingkatan jerawat tersebut adalah terletak pada perbedaan jenis jerawat

yakni sebagai berikut:

1) Jerawat pada bayi yang baru lahir (new acne): jerawat jenis ini
menyerang sekitar 20% bayi baru lahir dan tergolong jerawat
ringan.
2) Jerawat pada bayi (infantile acne): bayi berumur 3-6 bulan juga
ditumbuhi jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia
remaja.
3) Jerawat vulgaris (acne vulgaris): jerawat jenis ini adalah yag
palling umum terjadi pada remaja dan kaum muda yang
beranjak dewasa, sekitar 12-14 tahun.
4) Jerawat konlobata (cystic acne): yaitu jenis jerawat ini terjadi
pada kaum pria muda, tergolong serius dan umumnya jarang
terjadi.

Sementara Wulandari (2010:17) menjelaskan pula bahwa secara

detail jenis-jenis jerawat, terdiri atas;

1) Tipe non-inflamantory
Tipe non-inflamantory adalah tipe jerawat yang tidak membuat
wajah sakit dan tidak akan bertambah besar. Yang termasuk
kategori ini ada dua, yaitu komedo putih dan komedo hitam.
Komedo putih dan komedo hitam terjadi akibat adanya pori-
pori yang tersumbat. Jika komedo itu tertutup maka disebut
komedo putih, sedangkan komedo terbuka disebut dengan
komedo hitam

17
2) Tipe inflamantory
Jerawat tipe inflamantory yang disebut juga jerawat sedang
sering menimbulkan rasa sakit dan kemungkinan bisa terus
bertambah besar. Jerawat ini biasanya merah masak,
penyebabnya pori-pori tersumbat dan terinfeksi oleh bakteri.
Bakteri yang menginfeksi penyumbatan pori-pori bisa dari jari-
jari tangan, telepon seluler, kuas masker, make up dan
washlap. Jenis jerawat ini mudah dikenali dengan adanya
tonjolan kecil bewarna pink atau kenmerahan

Golongan tipe inflamantory, ini terdiri atas:

a) Papel (papule)

Papule termasuk jenis jerawat sedang. Papule terjadi ketika

dinding folikel rambut mengalami kerusakan atau pecah sehingga sel

darah putih keluar dan terjadi inflamasi di lapisan dalam kulit.

Mumpuni (2010:22) juga menjelaskan bahwa jerawat papule

terdiri dari segi warna, bentuk, volume dan jumlah. Bila dilihat dari

segi warna terlihat berwarna merah atau kemerah-merahan. Sementara

dari sisi bentuk terlihat dari jerawat tersebut, merah jambu yang

berbentuk benjolan-benjolan lunak kemerahan dikulit wajah tanpa

kepala, karena didalamnya berisi benda putih seperti nasi. Benjolan

tersebut tidak terlalu besar. Jika dilihat dari sisi volume menunjukkan

keadaan kecil atau besarnya jerawat yang muncul di permukan kulit

wajah.

Gambar 2. Papule (Sumber: Yudhasmara:2009)

18
b) Pustule

Pustule berisi pus atau benda putih yang bentuknya seperti

nasi. Pustel akan terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih

keluar di permukaan kulit. Pustel berbentuk benjolan merah dengan

titik putih keluar ke permukaan kulit. Pustel berbentuk benjolan merah

dengan titik putih atau kuning ditengahnya yang mengandung sel

darah putih, seperti terlihat pada gambar:

Gambar 3. Pustule (Sumber: Yudhasmara:2009)

c) Nodul (nodule)

Nodul termasuk jerawat besar. Ukurannya lebih besar dari

pustule. Bila folikel pecah di dasarnya maka terjadi benjolan radang

yang besar dan sangat sakit bila disentuh. Nodus biasanya terjadi

akibat rangsangan peradangan oleh fragmen rambut yang berlangsung

lama.

Gambar 4. Nodul (Sumber: Yudhasmara:2009)

19
d) Abses

Pada proses perawatan kelainan abses meninggalkan jaringan

parut yang luas. Kadang beberapa papel atau pustel mengalami

pengelompokan dengan membentuk abses yang berwarna kemerahan,

nyeri dan cenderung mengeluarkan bahan berupa campuran darah,

nanah, dan sebum.

Gambar 5 Abses (Sumber: Yudhasmara:2009)

e) Sinus

Perawatan kulit wajah berjerawat sinus ini cukup lama bisa

memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun dan kambuh lagi bila

mengalami proses inflamasi. Sinus harus ditangani dengan

pembedahan. Jenis jerawat paling berat (acne konglobata). Sering

terdapat di lekukan samping hidung, hidung, rahang dan leher.

Kelainan berupa garis linier dengan ukuran panjang bisa mencapai 10

cm dan mengandung beberapa saluran sinus atau fistel yang

menghubungkan sinus dengan permukaan kulit. Pengobatannya harus

ditangani oleh dokter kulit atau ahli kecantikan.

20
Gambar 6. Sinus (Sumber: Yudhasmara:2009)

f) Milia

Milia adalah bintk-bintik putih yang hampir menyerupai

whiteheads, tetapi ukurannya jauh lebih kecil sehingga terasa saat

diraba. Milia terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak maupun orang

dewasa.

Dapat diambil kesimpulan bahwa Wanita berusia 17-25 tahun

banyak ditemukan memiliki jerawat tipe inflamantory jenis papule yang

diakibatkan karena hormon yang meningkat. Dengan mengetahui tipe-tipe

jerawat kita dapat memilih jenis penyembuhan yang tepat untuk

mengatasinya. adapun jenis jerawat yang akan menjadi objek dalam

penelitian ini adalah jerawat tipe inflamantory jenis papule.

c. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat

Penyebab timbulnya jerawat disebabkan oleh beberapa faktor,

salah satu di antaranya yaitu kurangnya menjaga kebersihan kulit wajah.

Menurut tranggono (1992:112) faktor-faktor penggertak terjadinya jerawat

yaitu:

1) Kurangnya kerbersihan kulit


2) Cuaca yang panas dan lembab
3) Keturunan

21
4) Gangguan keseimbangan hormon
5) Kosmetik yang lengket dan berminyak
6) Kegelihasan pikiran atau stres
7) Rambut yang terlalu kotor dan berminyak
8) Pencernaan makanan yang kurang baik
9) Makan yang terlalu berlemak dan pedas

Berdasarkan uraian diatas lebih jauh Kusantati (2008:78)

menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab timbulnya jerawat antara lain:

(1) Genetik, (2) Umur dan jenis kelamin, (3) Makanan, (4) Gangguan

pencernaan makanan, (5) Alergi terhadap makanan, (6) Mekanis, (7)

Iklim, (8) Psikis, (9) Faktor hormonal dan (10) Kosmetika.

Dapat disimpulkan bahwa jerawat merupakan salah satu kelainan

kulit wajah yang disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya hormon,

makanan, cuaca, iklim, psikis, dan kosmetika. Untuk itu bagi seseorang

yang mengidap kelainan-kelainan kulit berupa jerawat, hendaklah betul-

betul menjaga kondisi kulit tetap dalam keadaan bersih, mengatur pola

makan, istirahat dan memakai kosmetik yang cocok dengan jenis kulit.

d. Masalah pada kulit wajah berjerawat

Kulit wajah berjerawat disebabkan oleh kondisi kulit yang kotor

dan ditambah dengan banyak faktor yang menyebabkan jerawat. Jerawat

sangat mengganggu penampilan karena terdapatnya benjolan-benjolan

pada kulit wajah. Darwati (2013:58) mengatakan bahwa kulit wajah

berjerawat dapat dilihat dari; 1) warna, 2) bentuk, 3) volume, 4) jumlah

jerawat. Berikut penjelasannya:

1) Warna pada jerawat merupakan; warna merah yang terdapat pada

jerawat dikarenakan oleh jerawat tersebut mengandung darah.

22
2) Bentuk jerawat merupakan benjolan-benjolan kecil pada kulit wajah

dan terasa sakit, basah karena mengandung darah dan nanah.

3) Volume jerawat merupakan besar kecilnya jerawat yang terdapat pada

kulit wajah.

4) Jumlah jerawat merupakan banyaknya jumlah jerawat yang terdapat

pada kuit wajah

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Dwikarya (2002:33)

mengatakan bahwa kulit wajah berjerawat dapat dilihat dari warna, bentuk,

volume dan jumlah jerawat.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Sosri Wahyuni (2012)

yang berjudul pemanfaatan daun sirih untuk penyembuhan jerawat juga

diamati dari segi warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat.

3. Perawatan Kulit Wajah Berjerawat

Perawatan kulit wajah sangat penting dilakukan untuk mendukung

proses perawatan kecantikan, Hayatunnufus (2009:20) usaha yang dapat

dilakukan untuk mencegah timbulnya jerawat diantaranya:

a. Menjaga kebersihan. Kulit dapat dibersihkan dengan air dan sabun


2 atau 3 kali sehari, ini dilakukan untuk mengurangi palit di
permukaan kulit.
b. Selalu berusaha untuk berpikiran tenang.
c. Mengurangi atau menghindari alkohol, kopi, teh, makanan
berlemak, makanan yang mengandung banyak gula dan rempah-
rempah (lada, cabe).
d. Menghindari pemakaian kosmetik yang lengket.

Kondisi jerawat yang sudah parah apalagi bernanah dan besar-besar,

maka dianjurkan untuk berkonsultasi pada dokter kulit karena membutuhkan

pengobatan dari dalam seperti antibiotik, vitamin atau tetracyciline. Selain

23
pengobatan secara modern dapat juga dipakai bahan-bahan alami atau diobati

secara tradisional baik untuk obat luar ataupun diminum Hayatunnufus

(2009:21).

4. Penggunaan Masker

a. Pengertian Masker

Masker adalah kosmetik yang digunakan pada bagian terakhir pada

saat melakukan perawatan kulit wajah. masker tersebut ada yang

berbentuk alami (tradisional), semi tradisional, dan modern. Dalam

pemakaian masker tersebut haruslah disesuaikan dengan jenis kulit wajah

seperti yang telah di jelaskan sebelumnya.

Masker adalah kosmetik yang termasuk pada kelompok perawatan

kulit. Kosmetik pada dasarnya terdiri atas tiga kelompok, seperti

dijelaskan Rostamailis (2005:3) berikut ini;

1) Kosmetik tradisonal, artinya kosmetik murni dari bahan alami


dan pemakaiannya diproses setiap akan memakainya. 2) kosmetik
semi tradisional artinya kosmetik yang berasal dari bahan dasar
alami melalui uji labor diolah didalam pabrik dalam jumlah yang
banyak memakai bahan pengawet, dipakai sesuai petunjuk pada
kemasan dan dikemas dalam bentuk yang indah dan menarik, 3)
kosmetik modern artinya kosmetik yang berasal dari bahan kimia
atau diolah didalam pabrik dalam jumlah yang banyak dipakai
sesuai petunjuk dan dikemas dalam bentuk yang indah dan
menarik.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa kosmetik tradisonal adalah

kosmetik yang terbuat dari bahan alami, sedangkan kosmetik semi

tradisional yaitu kosmetik yang berasal dari bahan dasar alami yang

diolah didalam pabrik dalam jumlah banyak yang memakai bahan

pengawet dan pemakaiannya sesuai petunjuk pada kemasan. Kosmetik

24
modern adalah kosmetik yang berasal dari bahan kimia diolah didalam

pabrik dan dikemas dalam indah dan menarik.

b. Macam-macam masker

Adapun macam-macam masker menurut Tresna (2010:13) yaitu:

1) Masker bubuk merupakan masker yang terdiri dari bahan


serbuk (koalin, titanium, dioksida, magnesium karbonat),
gliserin, air suling, hidrogen peroksida (H2O2). Berfungsi
memutihkan dan mengencangkan kulit. Dalam penggunaannya,
bahan bubuk tersebut dicampurkan dengan aquadestilator atau
air mawar, hingga menjadi adonan kental. Dalam membuat
adonan tersebut memerlukan keahlian agar tidak terlalu cair
maupun tidak terlalu kental dan mudah dioleskan pada kulit wajah.
2) Masker gelatin (peel of mask) Masker ini membentuk tembus
terang (transparant) pada kulit. Bahan dasar adalah bersifat
jelly dari gum, tragocant, latex dan biasanya dikemas dalam
tube. Penggunaanya langsung diratakan pada kulit wajah. Adapun
cara mengangkatnya dengan cara mengelupas, diangkat pelan-
pelan secara utuh mulai dagu ke atas sampai ke pipi dan berakhir
di dahi. Jenis masker yang ada di pasaran biasanya tergantung
merk, ada yang untuk semua jenis kulit, ada yang dibedakan
sesuai jenis kulit. 3) Masker bahan alami (biological mask) masker
ini dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya ekstrak dari
buahbuahan atau sayur-sayuran, kuning telur, putih telur, kepalu
susu, madu, minyak zaitun, dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masker terdiri

dari bermacam-macam bentuk masker dan memiliki kandungan, fungsi

dan serta kegunaannya sesuai dengan jenis kulit wajah. masker yang akan

digunakan yaitu masker bubuk.

c. Fungsi Masker

Adapun fungsi masker menurut Hayatunnufus (2009:100) yaitu:

1) Sebagai pelembut, penyejuk dan pelindung wajah sehinnga


kulit wajah akan lebih lembut dan segar. Memiliki kulit yang
lembut, bersih dan sehat tentu akan menambah kepercayaan
diri seseorang.
2) Melenyapkan kesuraman kulit, sehingga kulit wajah kelihatan
lebih bercahaya.
3) Menggugurkan sel-sel yang sudah tua dan mati.

25
4) Menyegarkan kulit, memupuk kulit yakni memberi makan
walaupun dalam jumlah yang terbatas dapat diterima atau
diserap oleh kulit dan bertujuan untuk memuluskan dan
melembutka kulit.
5) Mengencangkan kulit dan mencegah keriput pada wajah.
6) Menutup pori-pori dan memutihkan kulit.
7) Menormalkan kulit dari gangguan jerawat, noda-noda hitam
dan mengeluarkan lemak yang berlebihan pada kulit.
8) Meningkatkan taraf kebersihan, kesehatan dan kecantikan kulit,
memperbaharui dan merangsang kembali kegiatan-kegiatan sel
kulit.

Admi dalam widiawati (2014) menjelaskan “masker sangat

bermanfaat untuk menjaga dan merawat kulit wajah, menyegarkan,

memperbaiki serta mengencangkan kulit wajah. Selain itu melancarkan

peredaran darah, merangsang kembali kegiatan sel –sel kulit, mengangkat

sel tanduk yang telah mati, sehingga merupakan pembersih yang paling

efektif. Thomas (2007:78) mengatakan penggunaan masker jerawat untuk

kulit wajah yang berjerawat dapat digunakan 1 kali dalam seminggu dan 2

kali dalam seminggu. Sesuai dengan pendapat diatas, dapat dikatakan

bahwa perawatan kulit wajah menggunakan masker gambir dengan

penggunaan seminggu dua kali (1 kali dalam tiga hari) dapat membantu

menghilangkan jerawat pada wajah.

5. Gambir

Gambir merupakan sari getah daun dan ranting gambir. Menurut

Kasim (2011:5) gambir adalah extrak air panas dari daun da ranting

tanaman gambir yang kemudian diendapkan, ditiriskan, dicetak dan

dikeringkan. Tanaman gambir termasuk jenis tanaman iklim tropis,

diperkirakan berasal dari wilayah sumatra dan kalimantan. Di pulau

sumatera terdapat empat provinsi yang menjadi sentra utama perkembunan

26
gambir. Keempat provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, Sumatera

Utara, Riau Dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Barat merupakan

dengan luas areal perkebunan gambir rakyat terbesar di Indonesia. Sentra

perkebunan gambir sumatera barat terdapat di kabupaten Lima Puluh Kota

dan kabupaten Pesisir Selatan Said (2009:5).

Gambar 7. Tumbuhan gambir (sumber: Anggraini dkk,2011)

Gambar 8. Gambir (Sumber: Dokumentasi pribadi 2016)

27
a. Taksonomi Gambir

Gambir (Uncaria gambir (Hunt) Roxb) merupakan spesies

tanaman berbunga genus Uncaria dalam family rubiaceae. Secara alami

tanaman gambir tumbuh dikawasan hutan dengan ketinggian antara 200-

800 meter dari permukaan laut yang memiliki curah hujan merata

sepanjang tahun dan cukup cahaya matahari, daerah dengan suhu

berkisar antara 26-280C serta kelembaban mencapai 70-85%. Daerah di

sekitar khatulistiwa dengan curah hujan 2500-3000 mm per tahun

merupakan wilayah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman gambir.

Tanaman gambir juga dapat tumbuh pada hampir seluruh semua jenis

tanah dengan pH 4.8-5.5 (Hadad dkk., 2007).

Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) termasuk dalam suku

kopi-kopian. Bentuk keseluruhan dari tanaman ini seperti pohon

bougenvil, yaitu merambat dan berkayu. Ukuran lingkar batang pohon

yang sudah tua bisa mencapai 45 cm. Daunnya oval sampai bulat dengan

panjang 8-14 cm, lebar 4-6,5 cm.

Menurut Nazir (2000:3) tanaman gambir dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi gambir


Divisi Spermatophyte
Klas Angiospermae
Sub-kelas Monocotiledonae
Ordo Rubiales
Family Rubiaceae
Genus Uncaria
Spesies Uncaria gambir roxb

28
b. Kandungan Kimia Gambir

Menurut Thorpe dan Whiteley (1921) menyatakan senyawa utama

yang terkandung di dalam gambir adalah katekin dan tanin dengan

persentase 7-30% dan 22-25%. Selain katekin dan tanin yang menjadi

senyawa utama pada gambir, senyawa lain yang terkandung di dalam

gambir terdiri dari: Pyrocatechol, Gambir flouresensi, Catechu merah,

Quersetin, Fixed oil, Lilin, Alkohol. Katekin dan tanin merupakan

komponen yang memiliki potensi sebagai zat antibakteri.

Tabel 2. Kandungan kimia gambir (Sabarni,2015:107)


Komponen Persentase (%)
Katekin 7-33
Asam catechu tannat (tanin) 20-55
Pyrocatechol 20-30
Gambir flouresensi 1-3
Catechu merah 3-5
Quersetin 2-4
Fixed oil 1-2
Lilin 1-2
Alkohol <1
Berikut penjelasan karakteristik umum komponenen utama gambir

yakni katekin dan tanin yang terkandung dalam gambir (Gumbira-Sa’id

dkk, 2009).

1) Katekin
Katekin adalah segolongan metabolit sekunder yang secara
alami dihasilkan oleh tumbuhan dan termasuk dalam golongan
flavonoid. Flavonoid biasanya banyak ditemukan pada buah-
buahan, daun teh, sayuran dan juga pada Uncaria gambir Roxb.
Katekin (C15H14O6) tergolong dalam jenis pseudotain dan
termasuk polifenol antioksidan yang bersifat dapat larut dalam
alkohol dingin, air panas, serta asam asetat glasial dan aseton.
Katekin sukar larut dalam air dingin dan eter, selain itu tidak
larut dalam CHCL3, metil eter dan benzene. Katekin juga
memiliki aktivitas biologis yang penting, seperti aktivitas
antitumor dan antioksidan.
2) tanin
Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk
ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak di

29
jumpai pada tumbuhan seperti: akasia, pinang, kosambi, teh,
kulit manggis dan gambir.
Asam catechutannat (tanin) larut dalam alkohol dan air
dingin, tidak larut dalam eter. Tanin dapat bersifat sebagai
astrigen, antiseptik dan dapat memiliki kasiat sebagai anti
bakteri dan jamur (Bakhtiar, 1991)

c. Manfaat Gambir

Gambir memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa manfaat gambir Menurut dari penelitian Zulfadli pada tahun

1989, Farmasi, FMIPA, UNAND. Telah di lakukan Uji Mikrobiologi

Ekstrak daun dan ranting gambir terhadap beberapa bakteri terhadap

penyebab deare secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut ternyata

ekstrak daun dan ranting gambir bisa menghambat pertumbuhan bakteri

penyebab diare. Getah gambir juga bisa di pergunakan untuk terapi

Maag. Seperti orang tua zaman dahulu sering menggunakan gambir

untuk obat sakit perut dan diare, mengobati sakit kepala terutama sakit

kepala sebelah atau migrain, obar penyakit radang tenggorokan dan juga

sebagai obat penyakit panas dalam.

Kandungan kimia gambir yang paling banyak dimanfaatkan


adalah katekin dan tanin. Aktivitas katekin sebagai antibakteri
telah dimanfaatkan Dalam industri kosmetika, sebagai obat
antiaging, antiacne, perawatan kulit, minuman suplemen
antiradikal bebas, dan sebagai astringen, serta losion (Nazir
2000:15).

Lebih lanjut Anggraini dkk. (2013) berpendapat gambir juga dapat

dimanfaatkan sebagai formulasi gel anti jerawat yang diproses dari

ekstrak etil asetat gambir. Hal senada Sabarni (2015:108) juga

mengungkapkan bahwa gambir bisa dipergunakan sebagai perwatan

30
kecantikan. Diantaranya bisa membantu mengurangi noda-noda bekas

jerawat diwajah dengan menggunakan masker gambir.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gambir memiliki

banyak manfaat terutama dalam bidang farmasi dan kecantikan. Salah

satu manfaat gambir yaitu dibidang kecantikan diantaranya untuk obat

anti aging, obat anti acne, astringen mengurangi noda-noda bekas

jerawat dan gambir dapat dibuat menjadi bahan dasar kosmetika dan

dapat mengobati jerawat. Gambir dapat dibuat menjadi masker untuk

kulit wajah berjerawat.

d. Masker gambir

Masker gambir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

masker gambir yang sudah diolah dalam bentuk bubuk. Masker gambir ini

di produksi oleh Andalas Farma, namun belum dipasarkan secara luas

dipasaran. Untuk itu, penulis tertarik untuk menggunakan masker gambir

untk perawatan kulit wajah berjerawat. Dalam penggunaan masker gambir

yang di buat oleh andalas farma telah mendapat kan izin atau persetujuan

untuk digunakan oleh salah satu dosen senior yang terkait yakni prof. Dr.

Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt.

e. Cara Pemakaian Masker Gambir

Santoso, (1997:18) cara pemakaian masker jerawat dapat dilakukan

sesuai langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membersihkan wajah dengan sabun wajah, membersihkan wajah


dengan sabun wajah dapat membuang kotoran pada wajah dan tidak
termasuk merusak kulit wajah. karena sabun wajah termasuk
kelompok sabun yang lunak, tidak mengandung soda dan lindi dan
tidak merusak wajah.

31
2) Campurkan bubuk masker dengan air sari mawar putih secukupnya.
3) Oleskan pada wajah dan leher.
4) Hindari daerah mata.
5) Diamkan hingga kering 25 menit.
6) Setelah masker kering bilas dengan air hangat menggunakan waslap.
7) Bilas dengan air es agar menutupi pori-pori.

(rostamailis 2005:41) menyatakan bahwa:

Air mawar digunakan sebagai bahan campuran dalam masker

bubuk. Air mawar berfungsi untuk menghaluskan dan menyegarkan kulit

wajah dapat ditambah dengan zat pengencang/anstrigent. Sedangkan

sabun wajah yang akan digunakan yaitu sabun khusus untuk mencuci

kulit wajah yang di produksi oleh PT Mustika Ratu Tbk.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pemakaian masker

haruslah melalui langkah-langkah yang jelas karena masker tersebut

sangat memberikan manfaat terhadap kondisi kulit wajah menjadi lebih

segar, sehat dan halus.

6. Perlakuan Perawatan Kulit Wajah Berjerawat

Perawatan adalah proses, cara, perbuatan, merawat, pemulihan (Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia: 2000:501). Perawatan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah perawatan dengan menggunakan masker gambir. Unuk

menghilangkan jerawat tipe inflamantory jenis papule seperti kemerahan,

gatal dan pembengkakan yang terjadi pada kulit wajah akibat tumbuhnya

jerawat. Akan tetapi, kesembuhan bukan berarti tidak akan muncul lagi, sebab

jerawat akan selalu muncul ketika pori-pori kulit tersumbat dan minyak yang

berlebihan pada kulit wajah.

32
Berdasarkan uraian yang dikemukakan Mumpuni (2010:22) maka yang

menjadi indikator dalam penelitian ini adalah tentang warna, bentuk, volume,

dan jumlah jerawat. Hal ini juga berpedoman kepada penelitian Sosri (2011)

tentang “Pengaruh Daun Sirih Terhadap Perawatan Jerawat” dan Elsa (2012)

tentang “Pengaruh Madu Dan Air Perasan Jeruk Nipis Terhadap Perawatan

Jerawat”. Peneliti akan melakukan penelitian dengan memanfaatkan bahan

yang berbeda yakni: menggunakan kosmetik tradisional (masker gambir)

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Masker Gambir Terhadap Perawatan

Kulit Wajah Berjerawat”

a. Warna

Penilaian perlakuan tentang warna dalam perawatan kulit wajah

berjerawat menggunakan masker gambir, perubahan warna yang dapat

dilihat dari mulai munculnya jerawat sampai tingkat kesembuhan dengan

perubahan warna yang terjadi pada jerawat seperti: tidak merah, kurang

merah, merah dan tambah merah. Sementara, tidak memerah menunjukkan

ciri fisik yang dapat diamati adalah: tidak mengandung darah dan nanah

tetapi jerawatnya berwarna merah pucat. Kemerahan ciri fisik yang dapat

ditandai dengan: jerawat mengandung darah dan nanah adalah warna

jerawat merah jambu dan merah muda. Warna jerawat merah jambu ini

dapat dilihat pada selingkaran jerawat yang memerah.

b. Bentuk

Penilaian perlakuan tentang bentuk dalam perawatan kulit wajah

berjerawat menggunakan masker gambir, sesuai dengan bentuk yang

dimaksud dalam penelitian ini dapat diamati dari; tidak meradang, kurang

33
meradang, meradang dan tambah meradang. Hal ini ditandai dengan ciri-

ciri fisik seperti berikut: tidak meradang; tidak terasa sakit, nyeri dan gatal.

Kurang meradang; yang dimaksud adalah berkurangnya merah dan

bengkak pada jerawat. Meradang; jerawat yang sedang meradang akan

terasa sakit, basah karena mengandung nanah dan darah. Tambah

meradang; jerawat semakin besar dan memerah pada sekeliling jerawat.

c. Volume

Penilaian perlakuan tentang volume dalam perawatan kulit wajah

berjerawat menggunakan masker gambir yang diamati perubahannya

seperti; volume jerawat yang kecil, besar, tetap dan sedang. Untuk melihat

ciri-ciri fisik dari besar jerawat setelah melakukan tindakan perawatan

tidak mengalami perubahan, sedangkan pengecilan pada jerawat disebut

dengan berkurangnya volume pada jerawat terjadi pada tahap awal

(pretest). Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri fisik yang tidak menonjol (rata

pada wajah) dengan cara diraba (disentuh).

d. Jumlah

Penilaian perlakuan tentang jumlah dalam perawatan kulit wajah

berjerawat menggunakan masker gambir dapat diamati dengan kategori

banyak berkurang, tetap, sedikit berkurang dan bertambah. Ciri-ciri fisik

untuk tetap yaitu jumlah yang sama atau tidak mengalami pengurangan

pada jumlah jerawat misalnya dari 20 jerawat yang ada berkurang menjadi

9 jerawat dan seterusnya, sedangkan untuk kategori banyak berkurang

yaitu jerawat sudah tidak banyak lagi yang tumbuh. Sementara untuk

penilaian bertambah jerawat artinya adalah semakin banyaknya jerawat.

34
B. Kerangka Konseptual Pemanfaatan Masker Gambir Terhadap
Perawatan Kulit Wajah Berjerawat

Berdasarkan kajian teori bahwa ekstrak gambir mengandung zat yang

dapat merawat kulit wajah berjerawat. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti

dan mengamati pengaruh dari pemanfaatan masker gambir untuk perawatan

kulit wajah berjerawat. Hasil dan pengaruhnya dapat dilihat dari indikator segi

warna, bentuk, volume, dan jumlah jerawat. Kerangka konseptual perawatan

kulit wajah berjerawat dengan pemanfaatan masker gambir dapat dilihat

seperti berikut:

Kulit Wajah Berjerawat

Bersihkan Wajah Menggunakan Sabun wajah

Penggunaan Masker gambir pada kelompok kontrol (1 kali dalam 3 hari)

Tunggu masker mengering + 25 mnt

Penilaian:

Warna Jerawat
Bentuk Jerawat
Volume Jerawat
Jumlah jerawat

Gambar 9: Kerangka Konseptual

35
C. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan

masalah Sugiyono (2006:82). Hipotesis dalam penelitian ini dikemukakan

sebagai berikut:

Ha : “Terdapat perbedaan pengaruh pemakaian masker gambir pada

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen”.

Ho : “Tidak terdapat perbedaan pengaruh pemakaian masker gambir pada

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen”.

36
37

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas, penelitian ini dilakukan

dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Quasi eksperimen

merupakan penelitian yang mendekati metode eksperimen sungguhan

(Lufri,2007:62). Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan

bentuk Non Equivalent Control Group Desain yaitu desain penelitian untuk

menjelaskan pengaruh pemanfaatan masker gambir terhadap perawatan kulit

wajah berjerawat.

Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok kontrol (B1), dan kelompok eksperimen (B2). Lebih jelasnya

rancangan penelitian ini terlihat pada gambar berikut:

B1 C1 D1 E1

X Uji t
Komparasi
(t test)
B2 C2 D2 E2

Gambar 10. Rancangan Desain Penelitian

Keterangan:

X = Jumlah sampel keseluruhan (Selompok mahahasiswa


yang memiliki jerawat)
B1 = Kelompok kontrol
B2 = Kelompok Eksperimen
C1 = Pengukuran/ penelitian kulit wajah berjerawat sebelum
perlakuan B1 (pretest)
C2 = Pengukuran/ penelitian kulit wajah berjerawat sebelum
perlakuan B2 (pretest)
D1 = Perlakuan pada B1
D2 = Perlakuan pada B2
E1 = Hasil perawatan kulit wajah berjerawat B1 (posttest)
E2 = Hasil perawatan kulit wajah berjerawat B2 (posttest)

B. Objek Penelitian

Adapun objek dalam penelitian ini adalah jerawat tipe inflamantory.

Jenis papule yang terdapat pada wajah. penyebab utamanya yaitu wajah yang

berminyak dan kurang bersih. Dalam penelitian ini penulis memilih

mahasiswa Universitas Negeri Padang untuk dijadikan sampel dengan

karateristik yang sama, beberapa alasan dalam penentuan objek penelitian

yaitu:

1. Memiliki tingkat kesibukan yang sama sehingga menimbulkan jerawat tipe

inflamantory Jenis papule

2. Mempunyai kegiatan yang sama seperti frekuensi terkena paparan sinar

matahari dan polusi yang sama.

3. Memiliki rentang usia 17-25 tahun. Pada usia hormon seseorang

mengalami masa pubertas dan belum memiliki kestabilan hormon.

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik purposive sampling yaitu teknik pemilihan sekelompok subjek

didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki sangkut paut yang

erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel

disesuaikan dengan kriteria tertentu yang diterapkan pada tujuan penelitian

(Margono, 1996:128). Biasanya teknik ini dilakukan karena ada kesamaan,

38
seperti memilih sampel orang yang mempunyai jerawat tipe inflamantory

Jenis papule.

Sugiyono (2008:300) menjelaskan bahwa sampel/ responden yaitu

sumber data, misalnya orang tersebut mau dan tahu apa yang diharapkan

peneliti sehingga akan memudahkan peneliti melakukan eksperimen dalam

situasi/ objek yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari

sekelompok mahasiswa yang memiliki jerawat tipe inflamantory Jenis papule

dengan jumlah sampel 6 orang. Perawatan kulit wajah berjerawat tanpa

pemakaian masker gambir pada kelompok kontrol 3 (tiga) orang, untuk

perawatan kulit wajah berjerawat dengan pengaruh pemakaian masker gambir

degan perlakuan 1 (satu) kali dalam 3 hari 3 (tiga). Sampel harus mematuhi

setiap peraturan yang telah ditetapkan selama perlakuan, seperti tidak boleh

menggunakan kosmetik perawatan wajah yang lainnya.

Dengan kriteria seperti yang disebutkan diatas, yang dilakukan dengan

cara volunter sampling, Yusuf (2006:207) menyatakan bahwa, orang yang

dijadikan sampel/responden ditetapkan secara volunter yaitu secara sukarela

dan mau memberikan informasi.

C. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Program Studi

Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Tata Rias dan Kecantikan

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. Waktu

penelitian dimulai dari tanggal 2 November 2016- 2 Desember 2017.

39
D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terbagi dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (X), yaitu berupa perlakuan yang diberikan pada perawatan

kulit wajah berjerawat tanpa penggunaan masker gambir pada kelompok

kontrol (X0) dan penggunaan masker gambir pada kelompok eksperimen

(X1)

2. Variabel terikat (Y), yaitu hasil perawatan pada kuit wajah berjerawat

melalui pemanfaatan masker gambir meliputi penilaian bentuk, warna,

volume, dan jumlah.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pemakaian masker gambir terhadap perawatan kulit wajah berjerawat dengan

beberapa tahap yaitu: tahap persiapan, tahap perlakuan dan tahap setelah

perlakuan yang akan dijelaskan berikut ini :

1. Tahap Persiapan Awal Meliputi :

a. Persiapan bahan yang digunakan yaitu:

1) Masker gambir

2) Susu pembersih

3) Penyegar.

4) Air mawar.

5) Air bersih.

6) Sabun wajah.

7) Tissue.

8) Kapas.

40
b. Persiapan lenan yang digunakan yaitu:

1) Baju kerja

2) Hair bando untuk merapikan rambut

3) Handuk kecil putih.

4) Washlap untuk mengangkat masker.

c. Persiapan alat yang digunakan yaitu:

1) Kuas masker.

2) Cawan masker.

3) Kom besar.

4) Kamera digital.

d. Persiapan pelaksanaan

1) Menentukan sampel sebanyak 6 orang.

2) Membagi subjek menjadi 2 kelompok. Kelompok penelitian terdiri

dari kelompok kontrol(B1), kelompok eksperimen (B2)

3) Mempersiapkan sampel dan Mempersiapkan masker gambir

dalam cawan kecil.

2. Tahap Pelakuan

a. Sebelum peneliti melakukan perlakuan terhadap sampel terlebih

dahulu diambil data awal penelitian (pretest). Kemudian kulit wajah

yang berjerawat tipe inflammantory jenis papule diberikan perlakuan

yang sama pada sampel yaitu dengan membersihkan kulit wajah

dengan kosmetik yang sama.

b. Pada hari berikutnya sampel harus mencuci kulit wajah 2 kali dalam

sehari dan tidak memakai kosmetika yang mengandung minyak.

Selanjutnya diberikan perlakuan sebagai berikut:


41
1) Untuk kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan hanya mencuci

wajah dan dibersihkan dalam perawatan kulit wajah berjerawat

tipe inflammantory jenis papule yang diamati dari segi; warna,

bentuk, volume dan jumlah jerawat.

2) Untuk kelompok eksperimen diberikan perlakuan perawatan kulit

wajah berjerawat tipe inflammantory jenis papule dengan

pengaruh pemakaian masker gambir dengan frekuensi 1 kali

dalam 3 hari yang diamati dari segi; warna, bentuk, volume dan

jumlah jerawat.

3. Tahap Setelah Perlakuan (penilaian)

Tahap yang dilakukan setelah melakukan perlakuan adalah:

a. Setelah diberi perlakuan, kulit wajah berjerawat tipe

inflammantory jenis papule diamati untuk mengukur dari indikator

dan mengisi lembar penilaian yang telah dibuat berdasarkan

kategori yang telah ditetapkan untuk setiap indikatornya.

b. Tingkat perawatan kulit wajah berjerawat tipe inflammantory jenis

papule dibandingkan tingkat keberhasilan dengan pretest dan

postets pada setiap sampel dan pengolahan data hasil perlakuan

perawatan kulit wajah berjerawat tipe inflammantory jenis papule

melalui pengaruh pemakaian masker gambir.

Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu tahap persiapan

masker gambir, tahap perlakuan adalah proses pemasangan masker gambir,

tahap akhir adalah proses analisis dapat dilihat dengan penilaiaan dari segi;

42
warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat. Untuk lebih jelasnya prosedur

penelitian ini dapat dilihat melalui bagan berikut ini;

43
Kulit wajah berjerawat
Tipe inflammantory jenis papule

Mencuci wajah menggunakan sabun wajah

Kulit dalam keadaan bersih

Kelompok Kontrol Kelompok Eksprerimen


Penggunaan masker gambir 1 X
3 hari

Dioleskan pada kulit wajah yang berjerawat


Tipe inflammantory jenis papule

Tunggu proses pendiaman masker


± 30 menit

Wajah yang berjerawat dicuci kembali dengan air


hangat dan dilanjutkan dengan air dingin

Penilaian perawatan kulit wajah ber jerawat dengan


indikator:
1. Warna jerawat
2. Bentuk jerawat
3. Volume jerawat
4. Jumlah jerawat

Gambar 11. Bagan Proses Pelaksanaan Perawatan Kulit Wajah Berjerawat

44
F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data yang diperoleh langsung dari responden, Irawan (1996:86)

mengatakan data primer adalah data yang diambil langsung tanpa

perantara dari sumbernya. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah

tentang perawatan kulit wajah berjerawat yang meliputi indikator: warna,

bentuk, volume dan jumlah jerawat.

2. Sumber Data

Untuk memperoleh data dari penelitian ini digunakan 6 orang

responden/sampel ( mahasiswa) yang akan diberikan perlakuan dan

memiliki kreteria jerawat yang sama. Dari hasil perlakuan di nilai

berdasarkan kuisioner terhadap perawatan kulit wajah berjerawat yang

meliputi indikator: warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan Data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan suatu prosedur yang

berencana, antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf

aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali tes,

yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).

45
b. Dokumetasi

Dokumentasi ini bermanfaat untuk menyajikan gambaran hasil

dari penelitian dalam bentuk foto/gambar, guna memberikan informasi

yang berkaitan dengan perawatan kulit wajah berjerawat menggunakan

masker gambir.

2. Instrumentasi penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan

data. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk panduan pengamatan

perbedaan hasil pemakaian masker gambir terhadap perawatan kulit wajah

berjerawat yaitu warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat.

Instrumen ini berupa kuisioner yang disusun menurut rating scale

dengan 4 pilihan jawaban untuk perubahan setiap indikator yang dinilai.

Arikunto (1993:125) menjelaskan “rating scale (skala bertingkat) yaitu

sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat

tidak setuju.” Instrumen tersebut sebelum digunakan dalam penelitian

terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu dengan cara mengontrol alat dan bahan dalam penelitian

berdasarkan resep, serta waktu dan frekuensi perlakuan dengan teliti dan

hati-hati

Kategori dalam penelitian ini mempedomani pada penelitian yang

telah dilakukan oleh Sosri (2011) tentang pengaruh daun sirih untuk

perawatan kulit wajah berjerawat yang diamati dari segi warna, bentuk,

volume, dan jumlah jerawat. Maka peneliti akan mencoba melakukan

46
penelitian dengan bahan yang berbeda. Namun, tetap mengamati dari

kondisi yang sama, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Penyusunan instrumen dilakukan dengan beberapa langkah:

a. Penentuan indikator

Penentuan indikator pada variabel hanya melihat perubahan

hasil yang terjadi yaitu berupa pengaruh perlakuan perawatan kulit

wajah berjerawat.

b. Penyusunan skor indikator

Tabel 3: Skor perlakuan warna yang dihasilkan dari pengaruh


pemakaian masker gambir untuk perawatan kulit wajah
berjerawat.
No. Skor Kategori
1. 5 Hiperpigmentasi
2. 4 Tidak merah
3. 3 Kurang merah
4. 2 Merah
5. 1 Tambah merah
Tabel 4: skor perlakuan bentuk yang dihasilkan dari pengaruh
pemakaian masker gambir untuk perawatan kulit wajah
berjerawat.
No. Skor Kategori
1. 5 Mengering
2. 4 Tidak meradang
3. 3 Kurang meradang
4. 2 Meradang
5. 1 Tambah meradang
Tabel 5 : skor perlakuan volume yang dihasilkan dari pengaruh
pemakaian masker gambir untuk perawatan kulit wajah
berjerawat.
No. Skor Kategori
1. 5 Hilang
2. 4 Kecil
3. 3 Sedang
4. 2 Tetap
5. 1 Besar

47
Tabel 6: skor perlakuan jumlah yang dihasilkan dari pengaruh
pemakaian masker gambir untuk perawatan kulit wajah
berjerawat.
No. Skor Kategori
1. 5 Hilang
2. 4 Banyak berkurang
3. 3 Sedikit berkurang
4. 2 Tetap
5. 1 Bertambah

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam suatu penelitian eksperimen merupakan

tahap penting di mana data yang dikumpulkan diolah dan disajikan

sedemikian rupa untuk membantu peneliti untuk menjawab permasalahan

yang ditelitinya (Sugiyono 2006: 67).Teknik analisis data dimaksudkan untuk

mencari jawaban atas pertanyaan peneliti tentang permasalahan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistimatis data yang diperoleh dengan menggunakan soal tes, catatan lapangan

dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik statistik deskriptif dengan persentase.

1. Persyaratan Uji Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah

analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.

Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis, uji

peryaratan analisis yang dilakukan dalam penulisan ini adalah;

48
a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penulisan ini digunakan uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi

0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar

dari 5% atau 0,05 (Santoso, 2009:342).

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai

prasyarat dalam analisis independent sample t test. Asumsi yang

mendasari dalam analisis varian adalah bahwa varian dari populasi

adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai F hitung <F tabel maka

dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah

sama, sebaliknya jika F hitung >F tabel maka kedua varian data berasal dari

kelompok yang tidak homogen. Untuk lebih praktis maka uji ini

dilakukan dengan program SPSS versi 20.00.

c. Uji Hipotesis

Jika data terdistribusi normal dan kedua kelompok data homogen,

maka dalam pengujian hipotesis statistik yang digunakan adalah uji t

(Sudjana, 2000:239).

t= .............................................................................. (8)

49
t= ....................... (9)

Dimana :
1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol
S12 = Varians kelompsok eksperimen
S22 = Varians kelompok kontrol
s = Simpangan baku kedua kelompok data
Harga t hitung dibandingkan t tabel, yang terdapat dalam tabel

distribusi t. kriteria pengujian yang diperlukan hipotesis yang diperlukan

adalah Hipotesis Ha yang diajukan diterima jika (thitung> ttabel ) pada taraf

signifikan 95%.

50
51

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Berikut diuraikan deskripsi data hasil penelitian tentang Pengaruh

Penggunaan Masker Gambir Terhadap Perawatan Kulit Wajah Berjerawat.

Penilaian dilakukan berdasarkan pengisian lembaran observasi yang diisi

langsung oleh peneliti dan dibantu oleh dua orang pengamat serta buktii

dokumentasi (foto) yang ada saat eksperimen dilakukan. Data yang diperoleh

kemudian dirangkum dalam tabulasi data dan kemudian di analisis sesuai

dengan empat indikator penilaian yaitu (1) Warna Jerawat, (2) Bentuk

Jerawat, (3) Volume Jerawat, dan (4) Jumlah Jerawat.

Penelitian dilakukan dalam 9 (sembilan) kali perlakuan yang

dilaksanakan mulai tanggal 1 November 2016 hingga tanggal 28 November

2016, berikut penjelasan waktu pelaksanaannya:

Tabel: 7 tanggal pelaksanaan


Perlakuan Hari/Tanggal/Bulan/Tahun
Pretes Selasa 1 Nov 2016
Perlakuan 1 Jum’a t 4 Nov 2016
Perlakuan 2 Senin 7 Nov 2016
Perlakuan 3 Kamis 10 Nov 2016
Perlakuan 4 Minggu 13 Nov 2016
Perlakuan 5 Rabu 16 Nov 2016
Perlakuan 6 Sabtu 19 Nov 2016
Perlakuan 7 Selasa 22 Nov 2016
Perlakuan 8 Jum’at 25 Nov 2016
Perlakuan 9 Senin 28 Nov 2016

Penghentian pelaksanaan tindakan eksperimen dilakukan berdasarkan

perkembangan hasil penelitian yaitu adanya hasil pengunaan masker gambir

yang menunjukkan keberhasilan pada indikator-indikator yang diukur. Untuk


lebih jelasnya hasil penelitian masing-masing indikator dijelaskan dalam

uraian berkut ini:

1. Deskripi Data Pengaruh Penggunaan Masker Gambir Terhadap


Perawatan Kulit Wajah Berjerawat pada Kelompok Kontrol

a. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Warna

Penilaian terhadap warna jerawat yang ada pada kulit wajah sampel

diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap kali

selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. Lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Warna
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 22 2.44 Merah
2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 30 3.33 Kurang Merah
3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 21 2.33 Merah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1

Pada saat pretest dilakukan kondisi warna kulit sampel 1 berada

pada skor 2.0 dengan kategori Merah dan pada perlakuan pertama

kondisi warna jerawat masih sama pada sekor 2 kategori merah

seterusnya dilakukan perlakuan ke dua sampai ke perlakuan ke emapat

warna jerawat mulai naik pada sekor 3 dengan kategori kurang merah

pada perlakuan ke lima, enam, tujuh warna jerawat kembali pada sekor

2 yaitu dengan kategori merah. Pada perlakuan delapan warna jerawat

berada pada sekor 3 dengan kategori kurang merah, pada perlakuan

terakhir skor tetap 2.0 dengan kategori yang sama. Setelah perlakuan
52
pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 2.44

dengan kategori Merah.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi warna jerawat sampel 2

berada pada skor 3.0 dengan kategori Kurang Merah,selanjutnya

dilakuanperlakuan pertama warna jerawat masih pada sekor 3

dengankategori kurang merah. Senajutnya pada perlakuan ke dua,ke

tiga warna jerawat masih sama pada sekor 3 yaitu dengan kategori

kurang merah. Pada perlakuan ke emapat samapai perlakuan ke enam

warna jerawat sudah mulai membaik pada sekor 4 yaitu dengan

kategori tidak merah. Pada perlakuan ke tujuh, delapan dan pada

perlakuan terakhir skor tetap 3.0 dengan kategori yang sama. Setelah

perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-

rata 3.33 dengan kategori Kurang Merah.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi warna kulit sampel 3 berada

pada skor 2.0 dengan kategori Merah selanjutnya dilakukan perlakuan

pertama dan kedua sekor tetap 2 dengan kategori merah. Pada

perlakuan tiga, emapat dan lima kondisi warna jerawat mulai naik pada

sekor 3 yaitu kurang merah namun pada perlakuan enam, tujuh,

delapan dan pada perlakuan terakhir skor tetap 2.0 dengan kategori

yang sama. Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan

diperoleh skor rata-rata 2.33 dengan kategori Merah.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan warna

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

53
Hasil Penelitian Indikator Warna pada Kelompok Kontrol
3.50 3.33
3.00 3.00
3.00
2.67 2.67 2.67
2.50 2.33 2.33 2.33 2.33

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 12. Histogram Hasil Penelitian Indikator Warna pada Kelompok Kontrol

b. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Bentuk

Penilaian terhadap bentuk jerawat yang ada pada kulit wajah

sampel diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap

kali selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Bentuk
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 2.11 Meradang
Kurang
2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 23 2.56 Meradang
3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 22 2.44 Meradang

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1

54
Pada saat pretest dilakukan kondisi bentuk jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Meradang selanjutnya dilakukan

perlakuan pertama sampai perlakuan ke empat bentuk jerawat masih

sama dengan saat pretest yaitu berada pada sekor 2 dengan kategori

meradang. Perlakuan ke lima bentuk jerawat mulai membaik pada

sekor 3 yaitu dengan kategori kurang meradang, namun pada

perlakuan enam, tujuh, lapan dan pada perlakuan terakhir skor tetap

2.0 dengan kategori yang sama. Setelah perlakuan pertama hingga

kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 2.11 dengan kategori

Meradang.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi bentuk jerawat sampel 2

berada pada skor 2.0 dengan kategori Meradang selanjutnya dilakukan

perlakuan pertama bentuk jerawat masih dalam sekor 2, pada

perlakuan ke dua bentuk jerawat naik pada sekor 3 dengan kategori

kurang meradang, perlakuan ke tiga bentuk jerawat kembali pada sekor

2, perlakuan ke empat bentuk jerawat naik pada sekor 3 dan pada

perlakuan ke lima dan tujuh masih sama dan pada perlakuan terakhir

skor 3.0 dengan kategori Kurang Meradang. Setelah perlakuan pertama

hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 2.56 dengan

kategori Kurang Meradang.

55
3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi bentuk jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Meradang selanjutnya di lakukan

perlakuan pertama samai pada perlakuan ke empat kondisi bentuk

jerawat masih tetap pada sekor 2 dengan kategori meradang. Pada

perlakuan ke lima sampai pada perlakuan kedelapan bentuk jerawat

mulai membaik naik pada sekor 3 dengan kategori kurang meradang

dan pada perlakuan terakhir skor tetap 2.0 dengan kategori yang sama.

Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor

rata-rata 2.44 dengan kategori Meradang.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan Bentuk

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

Hasil Penelitian Indikator Bentuk pada Kelompok Kontrol


3.00
2.67 2.67 2.67
2.50 2.33 2.33 2.33 2.33
2.00 2.00 2.00
2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 13. Histogram Hasil Penelitian Indikator Bentuk pada Kelompok Kontrol

56
c. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Volume

Penilaian terhadap volume jerawat yang ada pada kulit wajah

sampel diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap

kali selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Volume
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 24 2.67 Sedang
2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 24 2.67 Sedang
3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 23 2.56 Sedang
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1

Pada saat pretest dilakukan kondisi volume jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori volume yang tetap selanjutnya

dilakukan perlakuan pertama samapi pada perlakuan ke empat volume

jerawat naik pada sekor 3 dengan kategori sedang. Pada perlakuan ke

lima dan enam volume jerawat berada pada sekor 2, dilakukan

perlakuan ketujuh samapi delapan volume jerawat kembali pada sekor

3 dan pada perlakuan terakhir skor tetap 2.0 dengan kategori yang

sama. Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan

diperoleh skor rata-rata 2.67 dengan kategori Sedang.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

57
Pada saat pretest dilakukan kondisi volume jerawat sampel 2

berada pada skor 3.0 dengan kategori volume yang Sedang selanjutnya

dilakukan perlakuan pertama dan ke dua volume jerawat membaik

pada sekor 3 dengan kategori sedang, pada perlakuan ke tiga dan ke

empat volume jerawat berada pada sekor 2 yaitu dengan kategori tetap

pada perlakuan kelima volume jerawat berada pada sekor 3, perlakuan

selanjutnya berada pada sekor 2 danpada perlakuan ke tujuh sampai

pada perlakuan terakhir skor tetap 3.0 dengan kategori yang sama.

Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh

skor rata-rata 2.67 dengan kategori Sedang.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi volume jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori volume yang tetap selanjutnya

dilakukan perlakuan pertama sampai pada perlakukan ke tiga volume

jerawat masih sama dengan sekor 2. Pada perlakuan ke empat dan

lima volume jerawat berda pada sekor 3 dengan kategori sedang. Pada

perlakuan ke enam kondisi volume jerawat kembali pada sekor 2

dengan kategori tetap dan pada perlakuan tujuh sampai pada perlakuan

terakhir skor tetap 3.0 dengan kategori sedang. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 2.56

dengan kategori sedang.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan Bentuk

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

58
Hasil Penelitian Indikator Volume pada Kelompok Kontrol
3.50
3.00 3.00
3.00
2.67 2.67 2.67 2.67 2.67
2.50 2.33 2.33
2.00
2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 14. Histogram Hasil Penelitian Indikator Volume pada Kelompok


Kontrol

d. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Jumlah

Penilaian terhadap jumlah jerawat yang ada pada kulit wajah

sampel diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap

kali selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Jumlah
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 19 2.11 Tetap
2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 23 2.56 Sedikit berkurang
3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 21 2.33 Tetap

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1


59
Pada saat pretest dilakukan kondisi jumlah jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Banyak selanjutnya dilakukan

perlakuan pertama dan ke dua jumlah jerawat masih tetap pada sekor

2, perlakuan ke tiga jumlah jerawat naik pada sekor 3 dengan kategoti

sedikit berkurang namu pada perlakuan ke empat dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 2.0 dengan kategori yang jumlah yang tetap. Setelah

perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-

rata 2.11 dengan kategori tetap.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi jumlah jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Banyak selanjutnya dilakukan

perlakuan pertama jumlah jerawat beradapada sekor 3 dengan kategori

sedikit berkurang, pada perlakuan kedua jumlaj jerat kembali pada

sekor 2, pada perlakuakn tiga, empat, lima dan enam jumlah jerawat

kembali pada sekor 3 dengan kategori sedikit berkurang namun pada

perlakuan ke tujuh, lapan dan pada perlakuan terakhir skor tetap 2.0

dengan kategori yang jumlah yang tetap. Setelah perlakuan pertama

hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 2.56 dengan

kategori sedikit berkurang.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi jumlah jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Banyak selanjutnya dilakuna

perlakuan pertama, dua dan tiga jumlah jerawat masih pada sekor 2

60
dengan kategori banyak. Pada perlakuan ke empat dan kelima sekor

jumlah jerawat naik pada posisi 3 dengan kategori sedikit berkurang,

namun pada perlakuan enam, tujuh sekor kembali pada sekor semula

yaitu 2 dan pada perlakuan ke delapan sekor berada posisi 3 dan pada

perlakuan terakhir skor tetap 2.0 dengan kategori yang jumlah yang

tetap. Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan

diperoleh skor rata-rata 2.33 dengan kategori tetap.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan Bentuk

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

Hasil Penelitian Indikator Jumlah pada Kelompok Kontrol


3.00
2.67 2.67 2.67
2.50 2.33 2.33 2.33
2.00 2.00 2.00 2.00
2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 15. Histogram Hasil Penelitian Indikator Jumlah pada Kelompok Kontrol

Dokumentasi hasil penelitian untuk menggambarkan kondisi kulit

wajah pada masing-masing sampel pada kelompok kontrol dapat dilihat

pada gambar berikut:

1) Dokumentasi Kondisi Kulit Wajah Sampel 1

61
2) Dokumentasi Kondisi Kulit Wajah Sampel 2

62
3) Dokumentasi Kondisi Kulit Wajah Sampel 3

63
2. Deskripi Data Pengaruh Penggunaan Masker Gambir Terhadap
Perawatan Kulit Wajah Berjerawat pada Kelompok Eksperimen

a. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Warna

Penilaian terhadap warna jerawat yang ada pada kulit wajah sampel

diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap kali

selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Warna
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 2 2 3 4 4 4 4 5 5 33 3.67 Tidak Merah
2 3 3 3 2 3 3 4 4 5 5 32 3.56 Tidak Merah
3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 30 3.33 Kurang Merah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1

Pada saat pretest dilakukan kondisi warna kulit sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Merah selanjut di lakuan

perlakuan pertama dan ke dua kondisi bentuk jerawat masih sama

dengan skor 2 pada kategori merahdan terakhir pada skor 5.0 dengan

64
kategori sangat Tidak Merah. Setelah perlakuan pertama hingga

kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.67 dengan kategori

Tidak Merah.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi warna jerawat sampel 2

berada pada skor 3.0 dengan kategori Kurang Merah selanjutnya

dilakukan perlakuan pertama dan ke dua warna jerawat masih sama

dengan sekor 3 pada perlakuan ke tiga warna jerawat berada pada

posisi 2 dengan kategori merah. Perlakuan ke empat dan lima warna

jerat kembali pada sekor 3 dengan kategori kurang merah pada

perlakuan enam dan tujuh warna jerawat berangsur membaik berada

pada sekor 4 dengan kategori tidak merah dan pada perlakuan ke

lapan dan perlakuan terakhir pada skor 5.0 dengan kategori Sangat

Tidak Merah. Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan

diperoleh skor rata-rata 3.56 dengan kategori Tidak Merah.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi warna kulit sampel 3

berada pada skor 2.0 dengan kategori Merah selanjutnya dilakuan

perlakuan pertama dan kedua warna jerawat masih pada sekor 2. Pada

perlakuan ke tiga, empat dan lima warna jerawat naik pada sekor 3

dengan kategori kurang merah pada perlakuan enam sampai delapan

warna jerawat berada pada sekor 4 yaitu tidak merah dan pada

perlakuan terakhir pada skor 5.0 dengan kategori sangat tidak merah.

Setelah perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh

skor rata-rata 3.33 dengan kategori Kurang Merah.

65
Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan warna

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

Hasil Penelitian Indikator Warna pada Kelompok Eksperimen


6.00
5.00
5.00 4.67
4.00 4.00
4.00
3.33 3.33
3.00 2.67
2.33 2.30 2.33
2.00

1.00

0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 16. Histogram Hasil Penelitian Indikator Warna pada Kelompok Eksprimen

b. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Bentuk

Penilaian terhadap bentuk jerawat yang ada pada kulit wajah

sampel diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap

kali selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel pada kelompok eksperimen dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Bentuk
Pretes Rata-
N t P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Total rata Kategori
1 2 2 2 3 4 4 4 4 5 5 33 3.67 Tidak Meradang
2 2 2 2 2 3 3 4 4 5 5 30 3.33 Kurang Meradang
3 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 27 3.00 Kurang Meradang

66
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1

Pada saat pretest dilakukan kondisi bentuk jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Meradang dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 5.0 dengan kategori Mengering. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.67

dengan kategori Tidak Meradang.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi bentuk jerawat sampel 2

berada pada skor 2.0 dengan kategori Meradang dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 5.0 dengan kategori Mengering. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.33

dengan kategori Kurang Meradang.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi bentuk jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Meradang dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 4.0 dengan kategori Tidak Meradang. Setelah

perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-

rata 3.00 dengan kategori kurang Meradang.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan Bentuk

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

67
Hasil Penelitian Indikator Bentuk pada Kelompok Eksperimen
5.00 4.67 4.67
4.50
4.00
4.00 3.67
3.50 3.33
3.00
3.00 2.67
2.50 2.30
2.00 2.00
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 17. Histogram Hasil Penelitian Indikator Bentuk pada Kelompok Eksperimen

c. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Volume

Penilaian terhadap volume jerawat yang ada pada kulit wajah

sampel diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap

kali selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 14. Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Volume
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 3 3 4 4 4 4 4 5 5 36 4.00 Kecil
2 1 1 3 3 3 4 4 4 5 5 32 3.56 Kecil
3 1 2 3 3 3 4 4 4 4 5 32 3.56 Kecil

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Sampel 1

Pada saat pretest dilakukan kondisi volume jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori volume yang tetap dan pada
68
perlakuan terakhir skor 5.0 dengan kategori Hilang. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 4.00

dengan kategori Kecil.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi volume jerawat sampel 2

berada pada skor 1.0 dengan kategori volume yang Besar dan pada

perlakuan terakhir skor 5.0 dengan kategori Hilang. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.56

dengan kategori Kecil.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi volume jerawat sampel 3

berada pada skor 1.0 dengan kategori volume yang Besar dan pada

perlakuan terakhir skor 5.0 dengan kategori Hilang. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.56

dengan kategori Kecil.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan Volume

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

69
Hasil Penelitian Indikator Volume pada Kelompok Eksperimen
6.00
5.00
5.00 4.67
4.00 4.00 4.00
4.00
3.33 3.33
3.00
3.00
2.30
2.00
1.33
1.00

0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 18 Histogram Hasil Penelitian Indikator Volume pada Kelompok


eksperimen

d. Deskripsi Hasil Penelitian pada Indikator Jumlah

Penilaian terhadap jumlah jerawat yang ada pada kulit wajah

sampel diamati mulai dari saat pretest dilakukan dan penilaian pada setiap

kali selesai melakukan tindakan pemberian masker, dari perlakuan pertama

hingga perlakuan kesembilan. lebih jelasnya deskripsi hasil penelitian

untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 15.Deskripsi Hasil Perlakuan pada Masing-masing Sampel


pada Indikator Jumlah
Tota Rata-
N Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 l rata Kategori
1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 5 33 3.67 Banyak Berkurang
2 2 2 3 3 3 3 4 4 5 5 32 3.56 Berkurang
3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 30 3.33 Sedikit Berkurang

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing sampel penelitian yaitu:

70
1) Hasil penelitian pada Sampel 1

Pada saat pretest dilakukan kondisi jumlah jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Banyak dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 4.0 dengan kategori Banyak Berkurang. Setelah

perlakuan pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-

rata 3.33 dengan kategori Sedikit Berkurang.

2) Hasil penelitian pada Sampel 2

Pada saat pretest dilakukan kondisi jumlah jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Banyak dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 5.0 dengan kategori Hilang. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.56

dengan kategori Banyak Berkurang.

3) Hasil penelitian pada Sampel 3

Pada saat pretest dilakukan kondisi jumlah jerawat sampel 1

berada pada skor 2.0 dengan kategori Banyak dan pada perlakuan

terakhir skor tetap 5.0 dengan kategori Hilang. Setelah perlakuan

pertama hingga kesembilan dilakukan diperoleh skor rata-rata 3.67

dengan kategori Banyak Berkurang.

Dalam bentuk Histogram dapat dilihat rata-rata perubahan Jumlah

jerawat pada kelompok Kontrol adalah sebagai berikut:

71
Hasil Penelitian Indikator Volume pada Kelompok Eksperimen
5.00 4.67 4.67
4.50 4.33
4.00 3.67
3.50 3.33
3.00 3.00
3.00 2.67
2.50 2.30
2.00
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Pretest P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 19. Histogram Hasil Penelitian Indikator Jumlah pada Kelompok Eksperimen

Dokumentasi hasil penelitian untuk menggambarkan kondisi kulit

wajah pada masing-masing sampel pada kelompok Eksperimen dapat dilihat

pada gambar berikut:

1) Dokumentasi Kondisi Kulit Wajah Sampel 1

72
2) Dokumentasi Kondisi Kulit Wajah Sampel 2

73
3) Dokumentasi Kondisi Kulit Wajah Sampel 3

3. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan uji hipotesis maka data harus memenuhi dua

persyaratan analisis yaitu normalitas dan homogenitas. Untuk lebih jelasnya

berikut hasil uji persayaratan analisis data kelompok eksprimen dan kontrol

adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

74
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov (Uji K-S). Taraf signifikansi yang dipakai sebagai dasar menolak

atau menerima keputusan normal atau tidaknya suatu distribusi data

adalah 0,05. Normal jika skor Sig > Alpha 0,05. Data yang digunakan

dalam melakukan Uji hipotesis adalah data rata-rata hasil penelitian pada

setiap indikator yang digabungkan untuk setiap kelompok penelitian,

berikut Tabel rata-rata hasil penelitian yang digunakan dalam pengujian

Hipotesis:

Tabel 16: Data Pengujian Hipotesis


No. Total Skor pada Setiap Rata-rata Skor
Indikator dan Sampel Kelompok Kelompok
Kontrol Eksperimen
1. Warna Sampel 1 22 33
Warna Sampel 2 30 32
Warna Sampel 3 21 30
2. Bentuk Sampel 1 19 33
Bentuk Sampel 2 23 30
Bentuk Sampel 3 22 27
3. Volume Sampel 1 24 36
Volume Sampel 2 24 32
Volume Sampel 3 23 32
4. Jumlah Sampel 1 19 33
Jumlah Sampel 2 23 32
Jumlah Sampel 3 21 30

75
Hasil perhitungan uji normalitas kedua kelompok data dapat

dilihat pada rangkuman Tabel 17 berikut ini:

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Eksprimen dan


Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol Eksperimen
N 12 12
Normal Parametersa Mean 22.58 31.67
Std. Deviation 2.875 2.229
Most Extreme Differences Absolute .228 .226
Positive .228 .192
Negative -.124 -.226
Kolmogorov-Smirnov Z .789 .783
Asymp. Sig. (2-tailed) .562 .572
a. Test distribution is Normal.

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa skor Asymp. Sig. (2-tailed)

pada data kelompok kontrol adalah 0.562 dan kelompok eksperimen

0.572, kedua skor lebih besar dari 0.050 maka dinyatakan bahwa data

kontrol dan eksperimen berdistribusi data normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian yang digunakan untuk

mengetahui apakah varians kedua kelompok bersifat homogen. Untuk itu

digunakan uji statistik levene statistic dengan program bantu SPSS versi

20.00. Hasil dari uji homogenitas adalah sebagai berikut:

Tabel 18. Rangkuman Uji Homogenitas Data


Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.175 1 22 .680

76
Dari data di atas dapat diketahui bahwa harga Levene Statistic

menunjukkan nilai signifikansi dengan skor 0,680, angka ini lebih besar dari

signifikan α (alpha) 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 0,680 >

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data bervarian

homogen.

4. Uji Hipotesis

Perbandingan keberhasilan pengaruh penggunaan masker Gambir

terhadap perawatan kulit wajah berjerawat pada kelompok kontrol (tanpa

masker gambir) dengan kelompok eksperimen (dengan masker gambir).

Berdasarkan data diatas dilakukan analisis statistik Uji – t yang bertujuan

untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat

diterima. Hasil Analisis Uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 19 Analisis hasil Analisis Uji t untuk pengujian hipotesis


Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Skor Equal variances
.175 .680 8.649 22 .000 -9.083 1.050 -11.261 -6.905
assumed
Equal variances
8.649 22 .000 -9.083 1.050 -11.269 -6.898
not assumed

Berdasarkan pengujian homogenitas yang telah dilakukan maka

diperoleh diketahui bahwa kedua data memiliki varian yang sama (homogen),

oleh karena itu nilai t hitung yang dijadikan acuan dalam pengujian hipotesis

adalah t hitung pada Equal variances assumed. Data di atas menunjukkan bahwa

77
nilai thitung adalah sebesar (8,649), sedangkan nilai t tabel untuk ketentuan df 22

pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar (2,074). Dengan demikian harga t

hitung > t tabel (8,649 > 2,074) hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang

berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang bermakna pada penggunaan

masker gambar pada kedua kelompok terhadap perawatan kulit wajah

berjerawat dengan taraf signifikansi 95%

B. Pembahasan

Pembahasan berikut ini akan mengemukakan deskripsi data hasil

penelitian dan hasil pengujian hipotesis dalam kaitannya dengan kajian

teori dan hasil penelitian yang diperoleh, berikut uraian lengkap

pembahasan hasil penelitian:

1. Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Tanpa Pemakaian Masker


Gambir Pada Kelompok Kontrol (X0)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka perawatan kulit

wajah berjerawat tanpa pemanfaatan masker gambir pada kelompok

kontrol yang dinali dari segi warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat

tidak menunjukkan perubahan yang signifikan kearah perawatan, yaitu

pada

a. Indikator warna memperoleh skor rata-rata tertinggi 3 dengan kategori

kurang merah terlihat pada perlakuan ke tujuh sampai perlakuan ke

sepuluh.

78
b. Indikator bentuk memperoleh skor rata-rata tertinggi 3 dengan kategori

kurang meradang terlihat pada perlakuan ke delapan sampai perlakuan

ke sembilan

c. Indikator volume memperoleh skor rata-rata tertinggi 3 dengan

kategori sedang terlihat pada perlakuan ke tujuh sampai perlakuan ke

sembilan.

d. Indikator jumlah meperoleh skor rata-rata tertinggi 3 dengan kategori

sedikit berkurang terlihat pada perlakuan ke tiga sampai perlakuan ke

sembilan.

Artinya bahwa setelah melakukan penelitian selama 9 kali

perlakuan tanpa pemanfaatan masker gambir untuk perawatan kulit wajah

berjerawat, tetapi hanya membersihkan kulit wajah dengan menggunakan

sabun wajah, hasilnya terjadi perubahan kearah perawat dengan sekor rata-

rata 3 dikategorikan kurang meradang dan sedikit berkurang. Berarti

melakukan perawatan dengan hanya mencuci wajah menggunakan sabun

mustika ratu, tanpa memberikan pengobatan akan sedikit mengurangi

bakteri jerawat pada wajah.

Menurut Plewig dan Kligman dalam Vivahealt (2012:45)

menyatakan “mencuci wajah hanya menghilangkan lemak yang ada

dipermukaan kulit, tetapi mempengaruhi lemak yang ada dalam folike”.

Ini berarti, melakukan pencucian wajah dengan sabun mustika ratu tanpa

kadar obat perawatan jerawat tentu hanya sekedar membersihkan dengan

79
demikian masing-masing indikator hanya terdapat sedikit perubahan

kearah yang lebih baik.

2. Perawatan kulit wajah berjerawat dengan penggunaan masker


gambir pada kelompok eksperimen dengan frekuensi 1x 3 hari.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka perawatan kulit

wajah berjerawat dengan penggunaan masker gambir dengan frekuensi

pemakaian 1 kali dalam 3 hari yang dinilai dari segi warna, bentuk,

volume dan jumlah jerawat menunjukan perubahan signifikan kearah

perawatan, yaitu pada:

a. Indikator warna memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan kategori

tidak merah terlihat pada perlakuan ke enam sampai perlakuan ke

sembilan.

b. Indikator bentuk memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan kategori

tidak meradang terlihat pada perlakuan ke enam sampai perlakuan ke

sembilan.

c. Indikator volume memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan

kategori kecil terlihat pada perlakuan ke lima sampai perlakuan ke

sembilan.

d. Indikator jumlah memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan kategori


banyak berkurang terlihat pada perlakuan ke enam sampai perlakuan
ke sembilan.
Hal ini dapat diartikan bahwa perawatan kulit wajah berjerawat

menggunakan masker gambir sebagai perawatan kulit wajah berjerawat

dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perawatan. Hal ini sesuai

dengan pendapat putri (2016): “gambir sangat banyak memiliki manfaat


80
sebagai antiaging, sebagai anti jerawat, dan untuk menurunkan berat

badan”. Selain untuk kecantikan di dalam kandungan kimia gambir sangat

banyak memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh manusia seperti obat

diare, obat batuk, obat kumur dan banyak lagi manfaatnya.

Untuk itu disarankan kepada responden untuk dapat memanfaatkan

masker gambir dalam melakukan perawatan kulit wajah berjerawat tipe

inflammantory jenis papul, karena bahan masker ini tidak menimbulkan

dampak negatif atau bahaya terhadap kulit wajah.

81
82

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada BAB IV, berikut diuraikan kesimpulan

dari penelitian yang telah dilakukan:

1. Pengaruh penggunaan ekstrak ganbir terhadap perawatan kulit wajah

berjerawat pada kelompok kontrol (tanpa menggunakan masker gambir)

setelah 9 X perlakuan selama 30 hari hanya memperlihatkan sedikit

perubahan pada setiap indikatornya, seperti indikator warna hanya

memperoleh nilai tertinggi 3.33 ini masuk kedalam kategoro kurang

merah, indikator bentuk memperoleh nilai tertinggi 2.56 masuk pada

kategori kurang meradang, indikator volume meperoleh nilai tertinggi 2.65

masuk pada kategori sedang dan pada indikator jumlah jerawat hanya

memperoleh nilai tertinggi 2.56 ini masuk pada ketegoro sedikit

berkurang.

2. Pengaruh penggunaan ekstrak gambir terhadap perawatan kulit wajah

berjerawat pada kelompok eksperimen dengan pemakain 1 kali dalam 3

hari sebanyak 9 X perlakuan selama 30 hari memperlihatkan pengaruh/

perubahan pada setiap indikatornya. Seperti pada indikator warna

memperoleh nilai tertinggi 3.67 masuk dalam kategori tidak merah,

indikator bentuk nilai tertinggi 3.67 masuk dalam kategori tidak meradang,

indikator volume memperoleh nilai tertinggi 4.00 ini masuk ke dalam


kategori kecil dan pada indikator jumlah jerawat memperoleh nilai

tertinggi 3.67 yang ini masuk pada kategori banyak berkurang.

3. Hipotesis Ha yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang bermakna

pada penggunaan penggunaan masker gambir pada kedua kelompo

terhadap perawatan kulit wajah berjerawat dengan taraf signifikansi

(tingkat kepercayaan) 95%.

B. Saran

1. Bagi jurusan pendidikan tata rias dan kecantikan dapat menggunakan

masker gambir sebagai salah satu bahan masukan untuk praktek pada mata

kuliah perawatan kulit wajah.

2. Bagi responden dapat menggunakan masker gambir sebagai salah satu

alternatif dalam perawatan kulit wajah berjerawat.

3. Bagi mahasiswa jurusan pendidikan tata rias dan kecantikan, penelitian ini

dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan terutama

dibidang pengetahuan kosmetik dan penggunaanya sesuai kondisi kulit.

4. Kepada pembaca yang berkecimpung dibidang kecantikan hasil penelitian

ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk diri sendiri

maupun dalam merawat klien di salaon kecantikan.

5. Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam bidang penulisan karya

ilmiah dibidang tata rias dan kecantikan.

83
DAFTAR PUSTAKA

Achroni,keen. 2012. Semua rahasia kulit cantik dan sehat. Jakarta: Buku Kita.

Anggraini,D.et al.,2013. Formulasi Gel Anti Jerawat Dari Ekstrak Etil Asetat
Gambir. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Riau

Anonim. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fkip UMS. Surakarta: Badan
Penerbit Fkip UMS.

Arikunto,Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Audy, Yudhasmara. 2009. Koran Indonesia Sehat: Acne Vulgaris atau acne

Bakhtiar, A. 1991. Manfaat tanaman gambir, makalah penataran petani dan


pedagang pengepul gambir di kecamatan pangkalan kabupaten.50 kota
2930 november 1991,FMIPA, UNAD, Padang.

Darwati. 2013. Cantik dengan lulur herbal. Surabaya. Tibun media.

Dhalimi,A. 2006. Permasalahan Gambir (Uncana gambir) di Sumbar dan


Alternatif pemecahannya. Prespektif. vol 5 no 1, Juni. 2006: 46-59.

Dhalimi,A.2006. Permasalahan gambir (Uncaria Gambir L) di Sumatra Barat


dan Alternatif pemecahannya, Perspektif Volume 5 Nomor 1, Juni 2006:
46-59. Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian.

Djuanda,Adi. 1994. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Balai penerbit FK
UI.

Dwikarya, Maria DSKK. 2007. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Kawan
Pustaka

Gambiria, et al.,2009. Agroindustri dan Bisnis Gambir Indonesia. Bogor: IPB


Perss.

Handayani, Tuty. 2013. Apotik Hidup. CV. Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur.

Hayatunnufus. 2009. Perawatan kulit wajah. Padang: UNP Perss.

Latri. 2007. Strategi pembelajaran biologi: teori, praktek dan penelitian. Padang:
UNP Perss.

Lurfi, M.S. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang. Unp Perss

84
Margono. 1996. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta; Rhana Cipta.

Moh, Nazir. 2000. Metode penelitian. Cetakan pertama,penerbit : Ghalia Indonesi


Jakarta.

Mupuni,yeuli. 2010. Cara jitu mengatasi jerawat. Yogyakarta: Andi Offset.

Nugraha. 2012. Merawat kulit dan wajah. Jakarta Selatan: kawan pustaka.

Rostamailis. 2005. Perawatan badan, kuli dan rambut. Jakarta: rineka cipta.

.2009. Seni Mempercantik Diri. Padang. Unp perss.

Sa’id,Gumbira. 2009. Agroindustri Dan Bisnis Gambir Indonesia. Bogor. Ipb.


Perss.

Sabarni. 2015. Teknik pembuatan gambir (Uncaria Gambir Roxb) secara


tradisional. Journal of islamic scicene dan teknologi (1).

Santoso,Tin. 1997. Perawatan kulit wajah.Ikip: Jakarta.

Sasanti,et al.,2012. Formulasi gel ekstrak air teh hijau dan penentuan aktifitas
anti bakterinya terhadap propionibacterium acnes. School of pharmacy
ITB. Gedung lab_tek VII, Bandung.

Sofiah, pipi siti. 2013. Bahan Ajar Dasar Kecantikan Kulit. Bojongsari:
Direktorat Pembinaan SMK (2013).

Sugiyono. 2006. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R2D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Susanto, dwi budhi. 2014. Ini dia! Fakta Buah dan Sayur Beracun. Yogyakarta:
Cemerlang Publihing.

Thorpe.J.F dan Whiteley, M.A. 1921. Thopes diction ary of applied


chemistry.fourth edition, vol. 11. Longmars, greon and co. London 434-
438

Tilaar,Martha. 2007. Maximize your beouty. Pt. Creative style mandiri: Jakarta

Towaha,J. 2010. “Cathecin Pada Gambir dan Peranannya dalam Industri”


majalah semi populer tanaman rempah dan Industri, 1 (17).

85
Tresna pipin. 2010. Modul merawat kulit wajah. Bandung: Upi.

Wirakhusuma, Emna dan Setyowati, Rina Niwari. 2004. Cantik dan bugar
dengan ramuan nabati. Jakarta: pt penebar swadaya.

Wulandari, Ari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Jerawat. Yogyakarta: Andi.

Yusuf, Moh. 2006. Metodologi penelitian. Padang. Unp perss

Zulfadli. 1989. Farmasi, FMIPA, UNAND.

Zuraha. 2008. Buah-buahan Dahsyat Untuk Kulit Cantik dan Sehat.


Yogyakarta:FlashBooks

86
87
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25131
Telp.(0751)7051186 FT:(0751) 7055644, 445118 Fax 7055644
e-mail : kkunp.info@gmail.com

Hal : Permohonan Menggunakan Ruangan Salon

Kepada Yth,
Ketua Labor Tata Rias Dan Kecantikan FPP UNP
di
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SUCI RAHMAWATI NASUTION


NIM/TM : 1202244/2012
Fakultas : Pariwisata dan Perhotelan
Jurusan : Tata Rias dan Kecantikan
Prodia : Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan
Judul : Pengaruh Penggunaan Ekstrak Gambir Terhadap
Perawatan Kuli Wajah Berjerawat

Dengan ini saya mohon izin untuk dapat menggunakan ruangan salon
sebagai sarana penelitian saya yang dilakukan dari tanggal 1 November – 1
Desember (jadwal terlampir).
Demikianlah surat permohonan ini saya buat, semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi Ibu, sebelumnya saya ucapkan terimakasih.

Padang, 31 Oktober 2016


Mengetahui:
Dosen Pembimbing Mahasiswa, YBS;

Dra. Rahmiati, M.Pd Suci Rahmawati nasution

88
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN
NIP. 196209041987032003
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25131
Telp.(0751)7051186 FT:(0751) 7055644, 445118 Fax 7055644
e-mail : kkunp.info@gmail.com

SURAT KESEDIAAN

Hal : Kesediaan Menjadi Sampel.


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
No hp :
Bersedia menjadi sampel dalam penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Masker Gambir Terhadap Perawatan Kulit Wajah Berjerawat” yang
akan di laksanakan di labor/salon tata rias UNP mulai tanggal Oktober sampai 30
November yang dilakukan oleh:
Nama :
Nim/Bp :
Prodi :
Jurusan :
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan saya tidak akan menutut bila terjadi
masalah yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung. Terimakasih.

Padang, 1 November 2016

( )

89
KARTU DIAGNOSA KULIT BERJERAWAT

Nama :
Usia :
No. Hp :
Alamat :

A. Jenis kulit:
1. Kering 3. Kering
2. Berminyak 4. Kombinasi
B. Jenis jerawat:
1. Komedo 3. Pustule
2. Papula 4. Nodule
C. Warna Jerawat:
1. Merah sekali 3. Kurang merah 5. Hiperpigmentas
2. Merah 4. Tidak merah
D. Bentuk jerawat
1. Meradang parah 3. Kurang meradang 5. Kering
2. Meradang 4. Tidak meradang
E. Volume (ukuran) jerawat
1. Besar 3. Tetap 5. Hilang
2. Sedang 4. Kecil
F. Jumlah jerawat
1. Sangat banyak 3. Sedang 5. Sangat sedikit
2. Banyak 4. Sedikit
G. Pengobatan jerawat yang pernah dilakukan:
H. Lama berjerawat:

90
FORMAT PENILAIAN

No Sampel :
Nama Sampel :
Kelompok :
N pertanyaan penilaian sko Perlakuan
o r
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Warna
1. Warna Jerawat Hiperpigmentasi 5
Yang Saya Tidak Merah 4
Lihat Adalah Kurang Merah 3
Merah 2
Tambah Merah 1
B. Bentuk
2. Bentuk Mengering 5
Jerawat Yang Tidak Meradang 4
Saya Lihat Kurang Meradang 3
Adalah
Meradang 2
Tambah meradang 1
C. Volume
3. Volume Hilang 5
Jerawat Yang Kecil 4
Saya Lihat Sedang 3
Adalah Tetap 2
Besar 1
D. Jumlah
4. Jumlah Hilang 5
Jerawat Yang Banyak Berkurang 4
Saya Lihat Sedikit Berkurang 3
Adalah
Tetap 2
Bertambah 1

91
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN PADA KELOM

INDIKATOR WARNA JERAWAT

Sampel Pretest P 1 P2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

92
Tabulasi Data Hasil penelitian pada Kelompok Kontrol

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN PADA KEL

INDIKATOR WARNA JERAWAT

Sampel Pretest P 1 P2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

93
94
LANGKAH KERJA PENELITIAN

Mempersiapkan Sampel

Membersihkan Kulit Wajah Dengan Air Hangat

Membersihkan Wajah Dengan Susu Pembersih

95
Mengangkat Susu Pembersih Menggunakan Kapas

Bersihkan kembali Wajah Menggunakan Washlap

Mencuci Kulit Wajah Menggunakan Sabun Wajah Mustika Ratu

96
Membersihkan Sisa Sabun Dengan Menggunakan Washlap

Mengeringkan Kulit Wajah Dengan Menggunakan Tisseu

Memasangkan Masker Gambir pada Kulit Wajah Berjerawat

97
Membersihkan Masker Menggunakan Spons

Memasang Penyegar Mustika Ratu Dengan Menggunakan Kapas

98
ALAT, BAHAN DAN KOSMETIK
1. ALAT:

Kuas Masker

Waskom

Mangkuk Kecil

99
2. Bahan :

Tisseu washlap

Hair Bando Handuk kecil

Kapas

100
3. Kosmetik :

Susu Pembersih Penyegar

Air Mawar Sabun Wajah

Masker Gambir
101
Lampiran 10

FOTO HASIL PENELITIAN KULIT WAJAH BERJERAWAT PADA KELOMPOK


EKSPERIMEN

1. Ramela Wati:

102
2. Risa novita sari

103
3. Yudistia ariany

104
FOTO HASIL PENELITIAN KULIT WAJAH BERJERAWAT PADA KELOMPOK
KONTROL

4. Sri panduwilani

105
5. Dina oktaviatna

106
6. Chyntia yollanda:

107
FOTO OBSERVASI

108
109
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Suci Rahmawati Nasution/1202244

NOVEMBER 2016
MINGG SENI SELAS RAB KAMI JUMA’A SABT
U N A U S T U
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30

DESEMBER 2016
MINGG SENI SELAS RAB KAMI JUMA’A SABT
U N A U S T U
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 3O 31

110

Anda mungkin juga menyukai