Nisa' Al-Khoirot
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Batu
Oct, 2014
=================================================
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan. Seperti dikatakan oleh Prof. Rupert. C. Lodge, yaitu “in this
sence, life is education, and education is life”. Artinya, seluruh kehidupan memiliki nilai
pendidikan karena kehidupan memberikan pengaruh kepada pendidikan bagi seseorang atau
masyarakat.[1] Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di suatu negara.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau dipelajari siswa disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh Ijazah tertentu,
sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan dalam suatu lembaga pendidikan atau jurusan.[2]
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan
perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan
kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional,
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini
menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai
komponen sistem pendidikan. Kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara
sentralisasi telah berubah menjadi desentralisasi, yang menekankan bahwa pengambilan
kebijakan pendidikan berpindah dari Pemerintah Pusat (top government) ke Pemerintahan
daerah (district government), yang berpusat di Pemerintahan kota dan Kabupaten.[3]
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga
dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar,
dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
perubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan
kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum
pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat di
Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut.[4]
Di Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang
pendidikan tetapi usaha tersebut masih banyak mengalami kendala, terutama dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan disekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat
terkait dengan upaya perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk pembaharuan
kurikulum disesuaikan dengan perkembangan dunia Global. Seperti pergantian dari
kurikulum 1994 yang berbasis materi diganti dengan kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) yang berorientasi pada pencapaian-pencapaian kompetensi kemudian
berganti dengan KTSP pada tahun 2006 untuk merespon keputusan pemerintah tentang
otonomi pendidikan dan setelah itu dirubah lagi dengan Kurikulum 2013.
Untuk itu, sebelum menyusun dokumen-dokumen yang dibutuhkan, masing-masing
satuan pendidikan terlebih dahulu perlu melakukan kajian atau analisis tentang potensi atau
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi baik pada saat ini maupun masa
datang. Hasil analisis ini akan menjadi acuan dalam pengembangan visi, misi, strategi, dan
program-program pembelajaran yang relevan dengan kondisi, potensi dan kebutuhan peserta
didik serta daerah sekitarnya. Untuk menganalisa masalah diatas penulis mengkemasnya
dengan judul Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum Antara KBK, KTSP dan KURIKULUM
2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memberikan rumusan dalam
pembahasan makalah ini adalah:
1. Bagaimana kebijakan Kurikulum antara KBK, KTSP dan K-13 terkait dengan:
a. Pengertian KBK, KTSP dan K-13
b. Landasan KBK, KTSP dan K-13
c. Karakteristik KBK, KTSP dan K-13
d. Komponen-komponen KBK, KTSP dan K-13
e. Prinsip pengembangan dan pelaksanaan KBK, KTSP dan K-13
2. Bagaimana analisis kritis kebijakan Kurikulum antara KBK, KTSP dan K-13?
BAB II
PEMBAHASAN
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melihat beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata di Indonesia
telah banyak mengalami perubahan kurikulum. Dan model kurikulum yang digunakan
banyak sekali diantaranya :
1) KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
2) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
3) K-13 (Kurikulum 2013)
Dan kesemuanya ini telah mengalami berbagai proses dan tentunya telah
melalui undang-undang yang diberlakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP) dan semuanya juga memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Berbagai kebijakan kurikulum hendaknya kita sebagai calon guru tetap melaksanakan
tugas kita sebagai pendidik yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun
yang akan kita gunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya dengan positif.