Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kebijakan Kurikulum KBK, KTSP dan K- 13

Nisa' Al-Khoirot
Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Batu
Oct, 2014

=================================================

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan. Seperti dikatakan oleh Prof. Rupert. C. Lodge, yaitu “in this
sence, life is education, and education is life”. Artinya, seluruh kehidupan memiliki nilai
pendidikan karena kehidupan memberikan pengaruh kepada pendidikan bagi seseorang atau
masyarakat.[1] Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di suatu negara.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau dipelajari siswa disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh Ijazah tertentu,
sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan dalam suatu lembaga pendidikan atau jurusan.[2]
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan
perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan
kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional,
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini
menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai
komponen sistem pendidikan. Kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara
sentralisasi telah berubah menjadi desentralisasi, yang menekankan bahwa pengambilan
kebijakan pendidikan berpindah dari Pemerintah Pusat (top government) ke Pemerintahan
daerah (district government), yang berpusat di Pemerintahan kota dan Kabupaten.[3]
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga
dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar,
dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
perubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan
kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum
pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat di
Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut.[4]
Di Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang
pendidikan tetapi usaha tersebut masih banyak mengalami kendala, terutama dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan disekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat
terkait dengan upaya perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk pembaharuan
kurikulum disesuaikan dengan perkembangan dunia Global. Seperti pergantian dari
kurikulum 1994 yang berbasis materi diganti dengan kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) yang berorientasi pada pencapaian-pencapaian kompetensi kemudian
berganti dengan KTSP pada tahun 2006 untuk merespon keputusan pemerintah tentang
otonomi pendidikan dan setelah itu dirubah lagi dengan Kurikulum 2013.
Untuk itu, sebelum menyusun dokumen-dokumen yang dibutuhkan, masing-masing
satuan pendidikan terlebih dahulu perlu melakukan kajian atau analisis tentang potensi atau
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi baik pada saat ini maupun masa
datang. Hasil analisis ini akan menjadi acuan dalam pengembangan visi, misi, strategi, dan
program-program pembelajaran yang relevan dengan kondisi, potensi dan kebutuhan peserta
didik serta daerah sekitarnya. Untuk menganalisa masalah diatas penulis mengkemasnya
dengan judul Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum Antara KBK, KTSP dan KURIKULUM
2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memberikan rumusan dalam
pembahasan makalah ini adalah:
1. Bagaimana kebijakan Kurikulum antara KBK, KTSP dan K-13 terkait dengan:
a. Pengertian KBK, KTSP dan K-13
b. Landasan KBK, KTSP dan K-13
c. Karakteristik KBK, KTSP dan K-13
d. Komponen-komponen KBK, KTSP dan K-13
e. Prinsip pengembangan dan pelaksanaan KBK, KTSP dan K-13
2. Bagaimana analisis kritis kebijakan Kurikulum antara KBK, KTSP dan K-13?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian KBK, KTSP dan K-13


Menurut Muhaimin pengertian kurikulum dalam arti yang sempit merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pengertian ini mengeris bawahi adanya 4 (empat) komponen pokok dalam kurikulum, yaitu
tujuan, isi/ bahan, organisasi dan strategi.[5]
Sedangkan pengertian kurikulum secara luas, kurikulum merupakan segala kegiatan
yang dirancang oleh lembaga pendidikan untuk disajikan kepada peserta didik guna mencapai
tujuan pendidikan (institusional, kurikuler, dan intruksional). Pengertian ini menggambarkan
aktivitas sekolah yang sekiranya mempunyai efek bagi pengembangan peserta didik, adalah
termasuk kurikulum, dan dan bukan terbatas pada kegiatan belajar mengajar.
Pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 adalah
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20 Tahun 2003, Bab 1 ayat 19)
Kurikulum Berbasis Kompatansi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangkan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performan tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan
untuk mengembangkan pengatahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat
peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan
keberhasilan dengan penuh tangguang jawab.[6]
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada : (1) hasil dan dampak yang
diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian penglaman belajar yang
bermakna dan (2) keberagaman yang dapat di infestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan pernyataan apa
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas
dan sekolah sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
Kurikulum berbasis kompetansi (KBK) memfokuskan pada perolehan kompetensi-
kempetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah
kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa,
sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau ketrampilan peserta didik
sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu
peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsp balajar tuntas dan
pengembangan bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengandung makna bahwa
kurikulum dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan tujuan agar satuan
pendidikan yang bersangkutan dapat mengembangkan kekhasan potensi sumber daya
manusia dan daerah di sekitarnya. Hal ini merupakan implikasi dari perubahan kebijakan dari
sentralisasi ke desentralisasi di bidang pendidikan. Perubahan ini menuntut adanya perubahan
paradigma dalam membina satuan pendidikan. Pembinaan yang selama ini dilakukan secara
terpusat dialihkan menjadi pendampingan terhadap masing-masing satuan pendidikan.
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal (1) Ayat
(15) dikemukakan bahwa: “Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan”.[7] Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).[8]
Otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut kemudian berimplikasi pada perubahan
sistem manajemen pendidikan dari pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pengelolaan
pendidikan. Manajemen yang dikembangkan lebih mengarah pada manajemen berbasis
sekolah atau madrasah (school based management) atau manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah atau madrasah.[9]
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk
mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pelajaran. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah
bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah
dirintis pada tahun 2004.[10]
B. Landasan KBK, KTSP dan K-13
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi berlandaskan pada fungsi dan tujuan pendidikan
nasional sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan banngsa,
betujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tangguang jawab”.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang
mencakup penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik yang mampu
mengembangkan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak,
budi pekerti, pengetahuan, ketrampilan, seni, olah raga, dan prilaku. Pengembangan aspek-
aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang
diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup,
menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa depan. Dengan demikian peserta didik memiliki
ketanggapan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran atau
pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Penyelenggaraan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini
diterapkan di Indonesia dilandasi oleh kebijakan perundang-undangan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi ini mencakup lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah: kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada
setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.[11]
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum).
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Menurut pendapat penulis dalam pelaksanaannya, KBK, KTSP dan Kurikulum 2013
mempunyai berbagai landasan yaitu Landasan Yuridis, Filosofis, dan teoritis.
C. Karakteristik KBK, KTSP dan K-13
Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum berbasis
kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan atau metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian
suatu kompetensi.
Dari karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi di atas Penulis berpendapat bahwa
pembelajaran berbasis kompetensi merupakan upaya pelaksanaan pendidikan berbasis luas
yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill), dimana kurikulumnya dikembangkan
dengan pendidikan berbasis kompetensi (KBK).
Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu :
a. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan
b. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi
c. Kepemimpinan yang demokratis dan professional
d. Tim-kerja yang kompak dan transparan.
Melalui, sekolah dan satuan pendidikan perlu mengembangkan lembaga yang diberi
kewenangan dan tanggung jawab secara luas, mandiri dan maju serta berkembang
berdasarkan strategi kebijakan manajemen pendidikan yang diterapkan pemerintah. [12]
Sedangkan karakteristik Kurikulum 2013 mempersiapkan peserta didik dalam
menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap
dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa
berubah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menegaskan bahwa
perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 merupakan persoalan yang genting dan
penting. Alasan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah kurikulum
harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.
D. Komponen KBK, KTSP, dan Kurikulum-13
Kurikulum KBK terdiri atas empat komponen yaitu:
1) kurikulum dan hasil belajar
Kurikulum dan hasil belajar ini memuet kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil
belajar. Kurikulum dan hasil belajar menuntut setiap siswa di sekolah untuk mengali,
memahami, menghargai, dan melakukan ajaran dan nilai-nilai agama Islam, sebagai hasil
belajar yang dilaksanakan di sekolah.
2) kegiatan belajar mengajar
Pemberian muatan pedagogik (pendidikan) dan andragogis (suasana belajar yang kondusif
sesuai dengan situasi.
3) penilaian kurikulum berbasis kelas
Suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten.
4) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
Merupakan salah satu pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumberdaya pendidikan
lainnya untk meningkatkan mutu hasil belajar.
Komponen isi kurikulum tingkat satuan pendidikan, dalam panduan penyusunan
telah ditetapkan sistematikanya, yaitu mencakup:
1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan dengan mengacu kepada
tujuan umum pendidikan, yaitu meletakkan dasar dan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) struktur dan muatan kurikulum,
Komponen struktur dan muatan kurikulum memuat penjelasan-penjelasan yang rinci
berkaitan dengan mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan
beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan
kecakapan hidup.
3) kalender pendidikan
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan
kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.
Struktur/komponen kurikulum 2013 terdiri atas:
1) sejumlah mata pelajaran
Mata pelajaran terdiri atas:
 Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap
satuan atau jenjang pendidikan
 Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka
2) beban belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester.
3) kalender pendidikan.
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
E. Prinsip KBK, KTSP dan K-13
Sesuai dengan asas-asas yang mendasarinya, proses pengembangan KBK harus
dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip. Setiap prinsip pengembangan dan
pelaksanaan KBK seperti yang dirumuskan depdiknas dalam kerangka dasar kurikulum
2004 seperti berikut:
a. Prinsip Pengembangan
b. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.
c. Penguatan Integritas Nasional.
d. Perkembangan Pengatahuan dan Teknologi Informasi.
e. Pengembangan Kecakapan Hidup.
f. Pilar Pendidikan.
g. Komprehensif dan Berkesinambungan.
h. Balajar Sepanjang Hayat
i. Diversifikasi kurikulum.
Prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2) Beragam dan terpadu
3) Tanggap terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
6) Belajar sepanjang hayat
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Setiap kurikulum pastinya mempunyai prinsip. Karena prinsip merupakan landasan
atau acuan untuk mengembangkan kurikulum. Seperti halnya kurikulum 13 yang baru
dirintis ini mempunyai beberapa prinsip yaitu:[13]
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan
untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar
adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan
program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun
maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12
tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang
pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi
Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan
pendidikan.
c. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai
setiap peserta didik (mastery learning).
d. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta lingkungannya.
e. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan
seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun
rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara
tepat hasil hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
f. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan
Kemampuan Dasar/KD serta silabus.
F. Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum KBK, KTSP, KURIKULUM 2013
Perbedaan KBK, KTSP dan K-13
Aspek KBK KTSP Kurikulum 2013
Peran Guru  Pengembang potensi siswa  Guru sebagai Guru
 Fasilitator siswa fasilitator untuk meningkatkan
sebagaipengembang mengkondisikan efektifitas
potensi dirinya siswanya pembelajaran
 Berpusat pada siswa
Sumber  Lingkungan fisik, sosial  Berbagai  Buku ditulis
Belajar dan budaya Sumber belajar mengacu pada
 Beragam sumber belajar konsep kurikulum
(KI, KD, Silabus)

Alat Bantu  ABP sederhana dan murah Kegiatan Setiap mengajar


Pembelajaran buatan guru dan siswa pembelajaran lebih ada dua jenis buku
 ABP dari pusat/pemerintah bervariasi, yaitu buku siswa
hanya pelengkap menyenangkan dan dan buku guru
dinamis
Persiapan Beragam bentuk Guru dituntut agar Alokasi waktu
Mengajar tergantung keinginan dan lebih kreatif untuk persiapan
kemampuan guru silabus dan review
buku ajar
Penilaian  Taraf pencapaian Evaluasi berbasis  Menekankan
kompetensi kelas yang kompetensi sikap
 Kognitif, afektif dan menekankan pada (spiritual dan
psikomotorik proses dan hasil sosial)
 Patokan acuan kriteria belajar  Menggunakan
 Tertulis. Unjuk kerja, lisan portopolio
dan tingkah laku pembelajaran siswa
 Beragam teknik  Mengukur tingkat
Penilaian formatif berfikir siswa
(terutama penilaian proses) mulai dari yang
dan penilain sumatif (tes rendah sampai
dan non tes) yang tinggi
 Mengukur pada
proses kerja bukan
hasil kerja

Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum[14]


No KBK KTSP Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
diturunkan dari standar Isi dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Standar Isi diturunkan dari standar
tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) Inti yang bebas mata pelajaran
yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus berkontribusi
pembentuk sikap, pembentuk terhadap pembentukan sikap, keterampilan,
keterampilan, dan pembentuk dan pengetahuan
keterampilan
4 Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari Kompetensi
pelajaran yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang Semua mata pelajaran diikat oleh
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran kompetensi inti (tiap kelas)
terpisah

Pada KBK pembelajaran berbasis kompetensi merupakan upaya pelaksanaan


pendidikan berbasis luas yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill), dimana
kurikulumnya dikembangkan dengan pendidikan berbasis kompetensi (KBK).
Penulis berpendapat bahwa bidang studi keilmuan dan agama dapat dikembangkan
berdasarkan pengembangan KBK dengan berpegang pada dimensi kompetensi secara umum.
Karena hasil pendidikan keagamaan adalah kemampuan atau kompetensi yang bermanfaat
bagi kehidupan. Artinya hasil pendidikan keagamaan merupakan pemilikan pengetahuan dan
konsep-konsep keilmuan, nilai dan sikap serta ketrampilan, yang terintegrasi, yang dapat
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan pada KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan yang diletakkan pada
posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP
merupakan wujud dari reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan
kebutuhan masing-masing.
Menurut penulis tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan dalam
pengembangan kurikulum.
Selanjutnya pada Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik
atau siswa, mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pelajaran.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004.
Alasan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah kurikulum harus
lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.
Menurut penulis Mengingat kurikulum ini hal baru, memang kesannya harus belajar
lagi padahal gurupunya potensi awal untuk mengajar tematik. Kurikulum 2013 ini lebih
menekankan kepada sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Mudah-mudahan dengan
penerapan kurikulum baru ini, pendidikan kita lebih maju dan lebih bagus lagi.

Bab III
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah melihat beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata di Indonesia
telah banyak mengalami perubahan kurikulum. Dan model kurikulum yang digunakan
banyak sekali diantaranya :
1) KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
2) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
3) K-13 (Kurikulum 2013)
Dan kesemuanya ini telah mengalami berbagai proses dan tentunya telah
melalui undang-undang yang diberlakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP) dan semuanya juga memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Berbagai kebijakan kurikulum hendaknya kita sebagai calon guru tetap melaksanakan
tugas kita sebagai pendidik yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun
yang akan kita gunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya dengan positif.

Anda mungkin juga menyukai