Disusun Oleh :
Airindya Bella K
Pembimbing :
dr. Vonny E Pandara
5. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah mencoba menetesi mata kanannya dengan obat tetes mata artifisial
yang dibeli di apotek tetapi keluhan tetap ada.
Non Medikamentosa
Kompres hangat 3 x Sehari, selama 10 menit
Edukasi
• Menjelaskan pada pasien bahwa benjolan dikelopak mata kirinya
tersebut adalah suatu peradangan yang disebabkan oleh bakteri
• Menjelaskan pada pasien bahwa selain dengan obat-obatan benjolan
tersebut juga bisa diambil dengan tindakan operasi kecil apabila
benjolan tidak membaik dengan obat-obatan, agar benjolannya tersebut
tidak timbul kembali
• Menjelaskan pada pasien bahwa apabila terdapat benjolan pada kelopak
matanya harus segera berobat ke dokter agar tidak terjadi komplikasi
• Menjelaskan pada pasien untuk menghindari terlalu banyak menyentuh
daerah yang sakit
• Menjelaskan pada pasien untuk menjaga kebersihan daerah mata untuk
mempercepat penyembuhan penyakit
I.9 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang
dibagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
1. Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis
pada pangkal rambut dan kelenjar meibom pada tarsus.
2. Otot : M. Orbicularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak dibawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebral
terdapat otot orbicularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbicularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Fasialis (N.VII). M. Levator
Palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus
atas dengan sebagian menembus M. Orbicularis okuli menuju kulit kelopak
bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. Levator Palpebra terlihat sebagai
sulkus (lipatan) palpebral. Otot ini dipersarafi oleh N.III yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka kelopak mata.
3. Didalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
didalamnya atau kelenjar meibom yang bermuara pada margo palpebral
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar meibom (40 buah
dikelopak atas dan 20 pada kelopak bawah)
6. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebral
7. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal N.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak dibelakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
Konjungtiva merupakan membrane mukosa yang mempunyai sel goblet yang
menghasilkan musin.
II Hordeolum
II.2.1 Definisi
II.2.2 Etiologi
II.2.3 Patofisiologi
Gejalanya berupa kelopak mata yang bengkak dengan rasa sakit dan
mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum akan menunjukkan
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat
keluar dari pangkal rambut. Hordeolum internum memberikan penonjolan terutama ke
daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya lebih besar dibandingkan
hordeolum eksternum.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala saat anamnesis dan hasil
pemeriksaan. Pada hordeolum internum biasanya hanya terlihat apabila dilakukan
pemeriksaan eversi
II.2.6 Penatalaksanaan
Antibiotik sistemik yang diberikan ciprofloxacin 250 - 500 mg, atau amoxicili
3 kali sehari. Bila terdapat infeksi stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya
diobati juga bersama-sama
Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat dikeluarkan dilakukan insisi,
pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesia topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anastesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus (Vertikal)
pada margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang didalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.
II.2.7 Komplikasi
1. Ilyas S dan Yulianti SR Ilmu penyakit mata edisi 4. 2012. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI.
2. Perdami. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.
2010. Jakarta: Perdami.
3. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea. San
Fransisco 2007
4. Bradford C. 2004. Basic Ophtalmology. 8 th Edition. San Fransisco-American
Academy of Opthalmology.
5. Ilyas Sidarta H. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta, 2004
6. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. 2005. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.