Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

HORDELUM INTERNA SUPERIOR OCULI DEXTRA

Disusun Oleh :
Airindya Bella K

Pembimbing :
dr. Vonny E Pandara

INTERNSIP KELOMPOK IGD


RUMAH SAKIT UMUM TIPE D JAGAKARSA
TAHUN 2019
BAB I
LAPORAN KASUS

I.1 Identitas Penderita


Nama : Nn. N
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jagakarsa
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 1/12/19 jam 06.30 WIB
Nomor RM : 92034

I.2 Alloanamnesis (04 Oktober 2019)


1. Keluhan Utama :
Mata kanan bengkak

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RS Jagakarsa mata kanan bengkak sudah 3 hari SMRS,
terasa nyeri dan berair. Pasien juga mengeluh matanya menjadi sering berair, tetapi
tidak pernah merah dan tidak ada kotoran mata yang berlebih. Sebelumnya pasien
mata kanan pasien tidak ada kelilipan, pasien mengatakan memang sering mengusap
matanya dengan tangan tanpa cuci tangan. Sakit kepala menjalar disangkal.

3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan :


 Belum pernah mengalami hal serupa
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat Hipertensi (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat Asma (-)

4. Riwayat Penyakit Keluarga:


 Riwayat keluhan serupa (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat asma (-)

5. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah mencoba menetesi mata kanannya dengan obat tetes mata artifisial
yang dibeli di apotek tetapi keluhan tetap ada.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien bekerja sebagai mahasiswi. Berobat menggunakan BPJS. Kesan sosial
ekonomi cukup.

I.3 Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4M6V5
Tekanan darah : 110/79 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Laju Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 o C
Kepala : Mesosefal
Leher : KGB tak teraba membesar
Jantung : Tidak ada kelainan
Paru : Tidak ada kelainan
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
I.4 Pemeriksaan Fisik Khusus
Status Lokalis Mata (Status Opthalmicus)

Oculi Dekstra Pemeriksaan Oculi Sinistra

6/6 Visus 6/6

Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Sensus Coloris Tidak dilakukan

Gerak bola mata bebas di Gerak bola mata bebas di


segala arah, ortophori, Parese/Paralysis segala arah, ortophori,
eksoftalmos (-) eksoftalmos (-)

Trikiasis (-), distikiasis (-), Trikiasis (-), distikiasis (-),


Supercilia
bulu mata rontok (-), krusta (-) bulu mata rontok (-), krusta (-)

Hiperemis (-), spasme (-), Hiperemis (-), spasme (-),


ptosis (-), nyeri tekan (-), ptosis (-), nyeri tekan (-),
Palpebra Superior
massa (-), udem (-), entropion massa (-), udem (-), entropion
(-), ektropion (-) (-), ektropion (-)

Hiperemis (-), spasme (-), Hiperemis (-), spasme (-),


ptosis (-), nyeri tekan (-), ptosis (-), nyeri tekan (-),
Palpebra Inferior
massa (-), udem (-), entropion massa (-), udem (-), entropion
(-), ektropion (-) (-), ektropion (-)

Hiperemis (+), corpal (-), Hiperemis (-), corpal (-), secret


secret (-), hipertrofi papil (-), (-), hipertrofi papil (-)
Massa di lateral ukuran Conjunctiva Palpebra
D=1mm (+), nyeri tekan (+),
punctum (-), pseudoptosis(+)
Hiperemis (-), corpal (-), secret Hiperemis (-), corpal (-), secret
Conjunctiva Fornices
(-), (-)

Injeksi konjungtiva (-), injeksi Injeksi konjungtiva (-), injeksi


silier (-), corpus alienum (-), Conjunctiva Bulbi siliar (-), corpus alienum (-),
pterygium (-), secret (-) pterygium (-), secret (-)

Ikterik (-), hiperemis (-) Sclera Ikterik (-), hiperemis (-)

Jernih (+), defek (-), Jernih (+), defek (-),


neovaskularisasi (-), udem (-), Cornea neovaskularisasi (-), udem (-)
corpus alienum (-) ,corpus alienum (-)

Jernih, kedalaman cukup, Camera Oculi Jernih, kedalaman cukup,


hifema (-), hipopion (-) Anterior hifema (-), hipopion (-)

Coklat, kripte (+), Coklat, kripte (+),


Iris
neovaskularisasi (-) neovaskularisasi (-)

Bulat, central, regular, Bulat, central, regular,


diameter 3 mm, reflek cahaya diameter 3 mm, reflek cahaya
Pupil
langsung dan tidak langsung langsung dan tidak langsung
(N +) (N +)

Jernih Lensa Jernih

Oculi dextra Oculi sinistra


I.5 Resume Medis
Nn.N usia 18 tahun datang ke IGD RS Jagakarsa mata kanan bengkak sudah 3
hari SMRS, terasa nyeri dan berair. Pasien juga mengeluh matanya menjadi sering
berair, tetapi tidak pernah merah dan tidak ada kotoran mata yang berlebih.
Sebelumnya pasien mata kanan pasien tidak ada kelilipan, pasien mengatakan
memang sering mengusap matanya dengan tangan tanpa cuci tangan. Sakit kepala
menjalar disangkal. Hasil pemeriksaan ditemukan pada OD massa di dalam kelopak
mata kanan bagian medial, berukuran D=1mm, nyeri tekan, dan hiperemis disertai
palpebra superior pseudoptosis. Punctum (-).

I.6 Diagnosis Kerja


Hordeolum Interna Superior OD

I.7 Diagnosis Banding


- Kalazion
I.8 Tatalaksana
 Medikamentosa
 Topikal : salep mata kloramfenicol 3 x sehari

 Non Medikamentosa
 Kompres hangat 3 x Sehari, selama 10 menit
 Edukasi
• Menjelaskan pada pasien bahwa benjolan dikelopak mata kirinya
tersebut adalah suatu peradangan yang disebabkan oleh bakteri
• Menjelaskan pada pasien bahwa selain dengan obat-obatan benjolan
tersebut juga bisa diambil dengan tindakan operasi kecil apabila
benjolan tidak membaik dengan obat-obatan, agar benjolannya tersebut
tidak timbul kembali
• Menjelaskan pada pasien bahwa apabila terdapat benjolan pada kelopak
matanya harus segera berobat ke dokter agar tidak terjadi komplikasi
• Menjelaskan pada pasien untuk menghindari terlalu banyak menyentuh
daerah yang sakit
• Menjelaskan pada pasien untuk menjaga kebersihan daerah mata untuk
mempercepat penyembuhan penyakit

I.9 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I Anatomi Palpebra


Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.

Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang
dibagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

1. Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis
pada pangkal rambut dan kelenjar meibom pada tarsus.
2. Otot : M. Orbicularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak dibawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebral
terdapat otot orbicularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbicularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Fasialis (N.VII). M. Levator
Palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus
atas dengan sebagian menembus M. Orbicularis okuli menuju kulit kelopak
bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. Levator Palpebra terlihat sebagai
sulkus (lipatan) palpebral. Otot ini dipersarafi oleh N.III yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka kelopak mata.
3. Didalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
didalamnya atau kelenjar meibom yang bermuara pada margo palpebral
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar meibom (40 buah
dikelopak atas dan 20 pada kelopak bawah)
6. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebral
7. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal N.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak dibelakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
Konjungtiva merupakan membrane mukosa yang mempunyai sel goblet yang
menghasilkan musin.

Gambar 1. Anatomi Kelopak Mata

II Hordeolum
II.2.1 Definisi

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.


Hordeolum juga merupakan peradangan pada satu atau lebih kelenjar palpebra akibat
dari infeksi akut bakteri. Jika terjadi infeksi pada beberapa kelenjar maka disebut
hordeolosis. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum.
Sedangkan bila kelenjar Zeiss dan Moll yang terkena disebut hordeolum eksternum /
stye

Gambar 2. Kelenjar Meibom

II.2.2 Etiologi

Hordeolum yang biasanya disebabkan oleh infeksi Staphylococcus Aureus pada


kelenjar sebasea kelopak biasanya sembuh sendiri.

II.2.3 Patofisiologi

Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Staphylococcus aureus


yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum
timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum
timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari
kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua
tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada kelenjar
Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan
komplikasi konjungtiva
II.2.4 Manifestasi Klinis

Gejalanya berupa kelopak mata yang bengkak dengan rasa sakit dan
mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum akan menunjukkan
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat
keluar dari pangkal rambut. Hordeolum internum memberikan penonjolan terutama ke
daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya lebih besar dibandingkan
hordeolum eksternum.

Gambar 3. Hordeolum internum dan eksternum

Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak


sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preaurikel biasanya
turut membesar. Sering membentuk abses dan pecah dengan sendirinya.

II.2.5 Penegakan Diagnosis

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala saat anamnesis dan hasil
pemeriksaan. Pada hordeolum internum biasanya hanya terlihat apabila dilakukan
pemeriksaan eversi
II.2.6 Penatalaksanaan

Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3


kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkat bulu mata dapat
memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberikan antibiotik lokal terutama bila
berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar preaurikel.

Antibiotik sistemik yang diberikan ciprofloxacin 250 - 500 mg, atau amoxicili
3 kali sehari. Bila terdapat infeksi stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya
diobati juga bersama-sama

Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat dikeluarkan dilakukan insisi,
pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesia topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anastesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus (Vertikal)
pada margo palpebra.

- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra (Horizontal)

Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang didalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.

II.2.7 Komplikasi

Penyulit hordeolum dapat berupa kalazion dan selulitis palpebra yang


merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses
palpebra
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S dan Yulianti SR Ilmu penyakit mata edisi 4. 2012. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI.
2. Perdami. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.
2010. Jakarta: Perdami.
3. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea. San
Fransisco 2007
4. Bradford C. 2004. Basic Ophtalmology. 8 th Edition. San Fransisco-American
Academy of Opthalmology.
5. Ilyas Sidarta H. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta, 2004
6. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. 2005. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai