Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mahdiatul Fikrah

NIM : 1524050

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemeritah Pusat dan Pemerintah Daerah, Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Adapun dalam pendapatan daerah
bersumber dari :
1. Pendapatan Asli Daerah, adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan
Peraturan Daerahsesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD bersumber dari :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah, meliputi :
1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
2) Jasa giro
3) Pendapatan bunga
4) Keuntangan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
5) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah
2. Dana Perimbangan, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah untuk mendanai kebutuhanDaerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana perimbangan terdiri atas :
a. Dana Bagi Hasil (DBH), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan
Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana bagi hasil bersumber dari pajak
dan sumber daya alam. Adapun dana bagi hasil yang bersumber dari pajak antara lain :
1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dana bagi hasil dari penerimaan PBB sebesar 90% (Sembilan puluh persen) untuk
daerah dengan rincian :
a) 16,2% (enam belas dua persepuluh persen) untuk daerah provinsi yang
bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah provinsi
b) 64,8% (enam puluh empat delapan persepuluh persen) untuk daerah kabupaten/kota
yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah kabupaten/kota
c) 9% (sembilan persen) untuk biaya pemungutan
Untuk 10% (sepuluh persen) bagian Pemerintah dari penerimaan PBB dibagikan
kepada seluruh daerah kabupaten dan kota yang didasarkan atas realisasi penerimaan
PBB tahun anggaran berjalan,dengan imbangan sebagai berikut:
a) 65% (enam puluh lima persen) dibagikan secara merata kepadaseluruh daerah
kabupaten dan kota
b) 35% (tiga puluh lima persen) dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten
dan kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapai/melampaui rencana
penerimaan sektor tertentu
2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Dana Bagi Hasil dari penerimaan BPHTB adalah sebesar 80%(delapan puluh persen)
dengan rincian sebagai berikut:
a) 16% (enam belas persen) untuk daerah provinsi yangbersangkutan dan disalurkan
ke Rekening Kas Umum Daerah provinsi
b) 64% (enam puluh empat persen) untuk daerah kabupaten dankota penghasil dan
disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerahkabupaten/kota
Untuk 20% (dua puluh persen) bagian Pemerintah dari penerimaan BPHTB dibagikan
dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatendan kota
3) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri dan PPh Pasal 21, merupakan bagian daerah adalah sebesar 20% dengan
imbangan 60% (enam puluh persen) untuk kabupaten/kota dan 40% (empat puluh
persen) untuk provinsi.
Sedangkan dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari :
1) Kehutanan, berasal dari perimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH), Provisi
Sumber Daya Hutan (PSDH), dan dana reboisasi. Penerimaan kehutanan yang berasal
dari penerimaan Iuran HakPengusahaan Hutan (IHPH) dan Provisi Sumber Daya Hutan
(PSDH) yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan dibagi dengan
imbangan 20% (dua puluh persen) untuk Pemerintah dan 80% (delapan puluh persen)
untuk Daerah, dengan rincian :
a) Dana bagi hasil IHPH 16% (enam belas persen) untuk provinsi dan 64% (enam
puluh empat persen untuk kabupaten/kota penghasil
b) Dana bagi hasil dari penerimaan PSDH 16% (enam belas persen) untuk provnsi
yang bersangkutan, 32% (tiga puluh dua persen) untuk kabupaten/kota penghasil,
dan 32% (tiga puluh dua persen) dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk
kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan
Sedangkan Penerimaan Kehutanan yang berasal dari Dana Reboisasi dibagi dengan
imbangan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk Pemerintah dan 40% (empat puluh
persen) untuk Daerah dengan rincian 60% (enam puluh persen) bagian pemerintah
digunakan untuk rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional, dan 40% (empat puluh
persen) bagian daerah digunakan untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di
kabupaten/kota penghasil
2) Pertambangan umum, yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan, dibagi
dengan imbangan 20% (dua puluh persen) untuk Pemerintah dan 80% (delapan puluh
persen) untuk Daerah. Penerimaan pertambangan umum terbagi atas penerimaan iuran
tetap (land-rent) dan penerimaan Negara iuran eksplorasi dan eksploitasi (Royalty).
Penerimaan pertambangan umum terbagi atas penerimaan iuran tetap (land-rent)
bagian daerah dibagi dengan rincian 16% (enam belas persen) untuk provinsi yang
bersangkutan; dan 64% (enam puluh empat persen) untuk kabupaten/kota penghasil.
Sedangkan penerimaan Negara iuran eksplorasi dan eksploitasi (Royalty) dibagi
dengan rincian 16% (enam belas persen) untuk provinsi yang bersangkutan;b. 32%
(tiga puluh dua persen) untuk kabupaten/kota penghasil; danc. 32% (tiga puluh dua
persen) untuk kabupaten/kota lainnya dalamprovinsi yang bersangkutan.
3) Perikanan, yang diterima secara nasional dibagi dengan imbangan 20% (dua puluh
persen) untuk Pemerintah dan 80% (delapan puluh persen) untuk seluruh
kabupaten/kota.
4) Pertambangan minyak bumi, yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan
setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, dibagi dengan imbangan :
a) 84,5% (delapan puluh empat setengah persen) untuk Pemerintah
b) 15,5% (lima belas setengah persen) untuk Daerah
5) Pertambangan gas bumi, yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan
setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, dibagi dengan imbangan:
a) 69,5% (enam puluh sembilan setengah persen) untuk Pemerintah
b) 30,5% (tiga puluh setengah persen) untuk Daerah.
6) Pertambangan panas bumi, yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan
yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak, dibagi dengan imbangan 20% (dua
puluh persen) untuk Pemerintah dan 80%(delapan puluh persen) untuk Daerah.
b. Dana Alokasi Umum (DAU), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Jumlah
keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (duapuluh enam persen) dari
Pendapatan Dalam Negeri Neto yangditetapkan dalam APBN. DAU untuk suatu Daerah
dialokasikan atas dasar celah fiskal danalokasi dasar. Celah fisikal adalah kebutuhan
fisikal dikurangi dengan kapasitas fiscal daerah. Sedangkan alokasi dasar dihitung
berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah dana yangbersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
3. Lain-lain Pendapatan, terdiri atas:
a. Hibah, adalah penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah Negara asing,
badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah,badan/lembaga dalam
negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa,
termasuk tenaga ahli danpelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
b. Dana Darurat, adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikankepada Daerah yang
mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa,dan/atau krisis solvabilitas
Sedangkan untuk sumber penerimaan daerah berupa pembiayaan bersumber dari :
1. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah
2. Penerimaan Pinjaman Daerah
3. Dana cadangan daerah
4. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
sumber pendapatan daerah terdiri atas :
1. Pendapatan Asli Daerah, meliputi :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
2. Pendapatan Transfer, meliputi :
a. Transfer pemerintah pusat, meliputi :
1) Dana Perimbangan yang terdiri atas
a) Dana Bagi Hasil yang meliputi :
i. Pajak, yang bersumber dari pajak bumi dan bangunan (PBB), dan PPh
pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak oran pribadi dalam negeri dan pasal 21
ii. Cukai, yang bersumber dari hasil tembakau yang sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
iii. Sumber daya alam yang terdiri atas :
i) Penerimaan kehutanan yang berasal dari Iuran Ijin Usaha
Pemanfaatan Hutan (IIUPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
dan dana reboisasi yang dihasilkan wilayah daerah yang bersangkutan
ii) Penerimaan pertambangan mineral dan batubara yang berasal dari
penerimaan iuran tetap (landrent) dan penerimaan iuran eksplorasi
dan iuran eksploitasi (royalty) yang dihasilkan dari wilayah daerah
yang bersangkutan
iii) Penerimaan Negara dari sumber daya alam pertambangan minyak
bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan
iv) Penerimaan Negara dari sumber daya alam pertambangan gas bumi
yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan
v) Penerimaan dari panas bumi yang berasal dari penerimaan setoran
bagian pemerintah pusat, iuran tetap dan iuran produksi yang
dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan
b) Dana Alokasi Umum (DAU), dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU dialokasikan atas dasar celah fisikal,
yaitu kebutuhan fisikal (kebutuhan pendanaan daerah untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, baik urusan
pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar dan tidak terkait pelayanan
dasar maupun urusan pemerintahan pilihan) dikurangi dengan kapasitas fisikal
(sumber pendanaan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah dan DBH)
c) Dana Alokasi Khusus (DAK), bersumber dari APBN dialokasikan pada daerah
untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah
2) Dana Otonomi Khusus dialokasikan kepada daerah yang memiliki otonomi khusus
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan mengenai otonomi khusus
3) Dana keistimewaan dialokasikan kepada daerah istimewa sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan mengenai keistimewaan
4) Dana desa, dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan serta
pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan kewenangan dan kebutuhan desa sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan mengenai desa
b. Transfer antar-daerah terdiri atas :
1) Pendapatan bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan tertentu daerah
yang dialokasikan kepada daerah lain berdasarkan angka persentase tertentu sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
2) Bantuan keuangan adalah dana yang diberikan oleh daerah kepada daerah lainnya
baik dalam rangka kerja sama maupun untuk tujuan tertentu lainnya
3. Lain-lain pendapaan daerah yang sah, merupakan seluruh pendapatan daerah selain
pendapatan asli daerah da pendapatan transfer meliputi :
a. Hibah, merupakan bantuan berupa uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari
pemerintah pusat, daerah yang lain, masyarakat dan badan usaha dalam negeri atau luar
negeri yang bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
b. Dana darurat, dialokasikan pada daerah dalam APBN untuk mendanai keperluan
mendesak yang diakibatkan oleh bencana yang tidak mampu ditanggulangi oleh daerah
dengan menggunakan sumber APBD
c. Lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai