Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
bahu, dan tulang punggung, selain itu membantu tubuh anda selaras dengan
membantu keseluruhan postur tubuh dan keseimbangan. Dalam gerakan ini,
terdapat beberapa jenis gerakan yaitu:
1. Gerakan mengatur napas
Gerakan mengatur napas ini adalah gerakan yang dilakukan untuk mengolah
dan mengatur napas. Yaitu dengan cara berdiri dengan tegak dengan kedua
tangan rapat dan pandangan lurus kedepan, buka kaki selebar bahu, perlahan
tarik napas dari hidung dan rapatkan kedua bibir. Sementara lidah menempel
dilangit-langit, kemudian hembuskan napas perlahan. Pastikan saat
menghembuskan napas tidak ditiupkan namun posisikan mulut seperti
menyebutkan huruf “H” dan lakukan “tarik-hembuskan” napas hingga 12
kali.
2. Gerakan bangkit mengatur napas
Gerakan bangkit mengatur napas ini hampir sama dengan gerakan di atas.
Adapun cara melakukannya ialah sebagai berikut:
1) Posisi awal tubuh berdiri tegak dengan kedua tangan diangkat lurus
kedepan.
2) Tarik napas lalu turunkan turunkan tangan dan bersamaan dengan itu
lepaskan napas. Selanjutnya, tekuk lutut namun kondisi badan tetap tegak.
3) Lakukan tarik–hembuskan napas 6 kali
Gambar 2.11 Gerakan memutar dan mengakhiri, Sumber: (Tjandrasah, 2010: 42)
2.1.4.4 Skor Penilaian Senam Tai Chi
1. Penilaian:
1) Baik = 2
2) Cukup Baik =1
3) Salah = 0
2. Jumlah penilaian:
𝑠𝑝
N = 𝑠𝑚 x 100%
15
N : Nilai
Sm : Skor tertinggi
3. Kategori:
1) Baik 76-100%, Bisa mengikuti tanpa arahan.
2) Cukup Baik 56-75%, Mengikuti gerakan dengan arahan.
Kurang ≤55%,Tidak dapat mengikuti gerakan.
2.1.5 Manfaat Senam Tai Chi
Tai Chi merupakan jenis olahraga yang berkembang di Cina sejak abad ke-16
merupakan jenis olahraga yang menggabungkan gerakan tubuh, olah pernapasan,
dan meditasi. Berbeda dengan olahraga senam lain, gerakan dalam senam Tai Chi
cenderung lambat karena menekankan pada fokus dan keselarasan gerakan serta
pengolahan napas.
Menurut Tjandrasah (2010:18) manfaat senam Tai Chi yaitu sebagai berikut:
1. Latihan aerobik yang lembut.
2. Mengurangi ketegangan fisik.
3. Membantu memperkuat otot di kaki dan pinggang.
4. Memperkuat kekebalan terhadap penyakit umum.
5. Membantu rileks dan tenang
6. Mengurangi intensitas nyeri sendi.
7. Membantu berfungsinya sistem limfa.
8. Membantu jantung, paru-paru, dan organ pencernaan agar tetap berfungsi
secara efisien.
9. Menambah kreaktivitas dan kepercayaan diri.
medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T.
rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan
membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya
akan menghantarkan rangsangan nyeri.
2.2.3.4 Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi implus-implus saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang
spesifik. Kemudian, inhibisi impuls nyeri menjadi impuls pada serabut lamban
dan endogen opiate sistem supresif.
2.2.4 Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat dibedakan berdasarkan jenis dan bentuknya yaitu sebagai berikut:
2.1.4.1 Jenis nyeri
Berdasarkan jenisnya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri perifer, nyeri
sentral, dan nyeri psikogenik.
1. Nyeri periper
1) Nyeri superfisial merupakan rasa nyeri muncul akibat rangsangan pada
kulit dan mukosa.
2) Nyeri visceral merupakan rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada
reseptor nyeri di rongga abdomen, kranium, dan toraks.
3) Nyeri alih merupakan rasa nyeri dirasakan di daerah lain yang jauh dari
jaringan penyebab nyeri.
2. Nyeri sentral
Nyeri sentral adalah nyeri yang muncul akibat rangsangan pada medulla
spinalis, batang otak, dan talamus.
1) Nyeri psikogenik
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang penyebab fisiknya tidak diketahui,
umumnya nyeri ini disebabkan oleh faktur psikologis.
Selain jenis-jenis nyeri yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga
beberapa jenis nyeri yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut:
1. Nyeri somatik merupakan nyeri yang berasal dari tendon, tulang, saraf, dan
pembuluh darah.
18
2. Nyeri menjalar merupakan nyeri yang terasa di bagian tubuh yang lain,
umumnya disebabkan oleh kerusakan atau cedera pada organ visceral.
3. Nyeri neurologis merupakan bentuk nyeri tajam yang disebabkan oleh
spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf.
4. Nyeri phantom merupakan nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang
hilang, misalnya pada bagian kaki yang sebenarnya sudah diamputasi.
2.1.4.2 Bentuk nyeri
Bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis:
1. Nyeri akut merupakan nyeri yang biasanya berlangsung tidak lebih dari enam
bulan. Gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah
diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan
kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2. Nyeri kronis meupakan nyeri yang berlangsung lebih dari enam bulan.
Sumber nyeri biasa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan
biasanya tidak dapat disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri menjadi
lebih dalam sehingga penderita sukar untuk menunjukkan lokasinya. Dampak
dari nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering
mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian, sering
merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis
biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu.
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseeorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya adalah:
2.2.5.1 Arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perlengkapan dan hampir sebagian
arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membayangkan merusak dan lain-
lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar
belakang sosial budaya dan pengalaman.
2.2.5.2 Presepsi nyeri
Presepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada
korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Presepsi ini dipengaruhi oleh faktor
yang dapat memicu simulasi nociceptor.
19
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoatritis.
2.2.6 Respon Fisiologi Nyeri
Pada saat implus nyeri naik ke medulla spinalis menuju batang otak dan
thalamus, system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon
stres. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superficial
menimbulkan reaksi “flight atau fight”, yang merupakan sindrom adaptasi umum.
Pada saat implus nyeri sampai ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan
thalamus, system saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respons
stres. Stimulasi pada cabang saraf simpatis pada system saraf otonom
menghasilkan respon fisiologis. Fungsi unik sistem saraf otonom bagian simpatis
adalah sistem ini siap siaga untuk membantu proses kedaruratan. Di bawah
kesadaran stres baik yang disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat
menyebabkan peningkatan yang cepat pada implus simpatis. Sebagai akibatnya
bronkiolus berdialus menyebabkan peningkatan asupan oksigen. Peningkatan
frekuensi denyut jantung yang juga meningkatkan transport oksigen,
vasokontriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan darah) yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah disertai peningkatan suplai darah dari perifer dan
visera keotot-otot skelet dan otak, peningkatan kadar glukosa darah yang
dimaksudkan untuk menghasilkan energi tambahan, diaphoresis untuk mengontrol
temperature tubuh selama stres, terjadi peningkatan ketegangan otot yang
dimaksudkan untuk mempersiapkan otot untuk melakukan aksi, terjadi dilatasi
pupil yang memungkinkan penglihatan yang lebih baik, terjadi penurunan
motilitas saluran cerna untuk membebaskan energy untuk melakukan aktivitas
dengan lebih cepat. Pelepasan simpatis yang meningkat cepat sama seperti tubuh
diberikan suntikan adrenalin, oleh sebab itu stasiun system system saraf
adrenergic kadang-kadang dipakai jika menunjukan kondisi seperti pada system
saraf simpatis. Respon fisiologis bervariasi dengan asal dan durasi nyeri. Tubuh
tidak dapat menahan peningkatan fungsi simpatis dalam jangka waktu yang lama
dan untuk itu system saraf simpatis beradaptasi sehingga respon fisiologis kurang
tampak atau bahkan tidak tampak. Respon fisiologis paling mungkin tidak tampak
pada orang dengan nyeri kronis sebab sistem saraf pusat telah beradaptasi.
21
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1) 0 : Tidak nyeri
2) 1-3 : Nyeri ringan, Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
3) 4-7 : Nyeri sedang, secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
4) 8-10 : Nyeri paling berat, secara objektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih merespon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi,nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya.
Adapun perbedaan antara nyeri akut dan kronis dalam hal awitan, durasi,
intensitas, respon otonom dan psikologis adalah sebagai berikut:
22
area yang nyeri tidak dapat disentuh karena hipersensitif, menggunakan perban
atau gips atau ketika nyeri dirasakan pada bagian tubuh yang tidak ada lagi (nyeri
phantom).
2.3.2 Etiologi
2.3.2.1 Faktor genetik dan faktor hormonal
Genetik dan faktor hormonal menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2.3.2.2 Jenis kelamin dan umur
Antara pria dan wanita dimana pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu
umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60
tahun).
25
2.3.5 Penatalaksanaan
2.3.6.1 Non farmakologi
1. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
2. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB.
3. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan
tidak kurang dari 100 g/hari.
4. Rendah protein yang bersumber hewani.
5. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
6. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5
liter atau sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh,
sirop atau kopi.
7. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol
dapat meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat
pengeluaran asam urat
2.3.6.2 Farmakologi
1. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan
inflamasi (colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
2. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu golongan
urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron)
dan Inhibitor xantin (alopurinol).
2.3.7 Komplikasi
1. Penderita akan mengalami radang sendi akut berulang dan semakin
lama semakin sering kekambuhannya.
2. Sendi yang terasa sakit bertambah banyak.
3. Tofi semakin lama semakin besar, bahkan pecah dan menjadi luka.
4. Pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul batu.
kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya orientasi dan subjek saja yang berbeda).
Namun hal diatas tidak harus menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, lansia harus
senantiasa berada dalam kondisi sehat, yang diartikan sebagai kondisi bebas dari
penyakit fisik, mental, dan sosial, mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan
masyarakat.
Ada dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan secara
sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan pada tingkat sel,
sedangkan penuaan sekunder merupakan proses penuaan akibat faktor lingkungan
fisik dan sosial, stress fisik/psikis, serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat
proses menjadi tua. Secara umum, perubahan fisiologis proses penuaan adalah
sebagai beriku:
2.4.4.1 Perubahan mikro merupakan perubahan yang terjadi dalam sel sebagai
berikut:
1. Berkurannya cairan dalam sel.
2. Berkurangnya ukuran sel.
3. Berkurangnya jumlah sel.
2.4.4.2 Perubahan makro, yaitu perubahan yang jelas dapat diamati atau terlihat
seperti:
1. Mengecilnya kelenjar mandibula.
2. Menipisnya diskus intervertebralis.
3. Erosi pada permukaan sendi-sendi.
4. Terjadinya osteoporosis.
5. Otot-otot mengalami otrofi.
6. Sering dijumpai adanya emfisema polmonum.
7. Presbiopi.
8. Adanya arterioklerosis.
9. Menopouse pada wanita.
10. Adanya demensia senilis.
11. Kulit tidak elastis lagi.
12. Rambut memutih.
31