Anda di halaman 1dari 15

Konsep Dasar Diabetes Melitus

1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan
insulin baik absolute maupun relative (Waspadji dan sukardji, 2004 : 2).
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer dan Bare,
2008 : 1220).
American Diabetes Association (ADA) 2010, mendefinisikan Diabetes
Melitus sebagai suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Ernawati, 2013 :10)
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) didalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara cukup (Fauzi, 2014 : 70)
Berdasarkan keempat definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Diabetes
mellitus adalah suatu penyakit yang timbul pada seseorang yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Ada 3 jenis diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang, yaitu :
a. Diabetes tipe 1
Diabets tipe 1 ini sering disebut Insulin Dependent Diabetes
Melitus(IDDM) atau diabetes mellitus yang bergantung pada insulin.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang
dibawah usia 30 tahun. Oleh karena itu, penyakit ini sering dijuluki
diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak-
anak dan remaja (Fauzi, 2014 : 73).
b. Diabetes Tipe 2
Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) atau diabetes mellitus tanpa bergantung pada
insulin. Penyakit diabetes tipe 2 ini sering disebut sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besaar
diderita. Sekitar 90 % hingga 95 % penderita diabetes menderita diabetes
tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa berusia
lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap (Fauzi,
2014 : 75).
c. Diabetes jenis lain
Diabetes terkait Malnutrisi (DMTM) dan diabetes pada kehamilan
(gestasional diabetes), yang timbul hanya pada saat hamil (Waspadji dan
sukardji, 2004 : 4)
3. Etiologi
a. Pada Diabetes Tipe 1 (IDDM)
Berkaitan dengan ketidaksanggupan, kerusakan, atau gangguan
fungsi pankreas untuk memproduksi insulin sehingga tidak dapat
menghasilkan cukup insulin. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1 ini adalah
sebagai berikut (Fauzi, 2014 : 73-74) :
1) Keturunan atau genetik
Jika salah satu atau kedua orangtua dari seorang anak menderita
diabetes, maka anak tersebut akan beresiko terkena diabetes.
2) Autoimunitas
Autoimunitas adalah tubuh mengalami alergi terhadap salah satu
jaringan atau jenis selnya sendiri. Dalam kasus ini alergi yang ada
dalam pankreas. Oleh sebab itu, tubuh kehilangan kemampuan untuk
membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan
sel-sel yang memproduksi insulin.
3) Virus atau zat kimia
Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel
atau kelompok sel dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin
banyak peulau sel yang rusak, semakin besar kemungkinan
seseorang menderita diabetes.
b. Pada Diabetes Tipe 2 (NIDDM)
Diabetes tipe 2 disebabkan karena pankreas tidak bisa memproduksi
insulin yang cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi pankreas
dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak
baik. Karena pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk
mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan
naik. Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 sebagai berikut (Fauzi,
2014 : 75-76).
1) Faktor keturunan
Apabila orangtua atau saudara sekandung yang mengalami penyakit
ini, maka resiko diabetes tipe 2 lebih tinggi.
2) Pola makan dan gaya hidup
Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama
pankreas tidak dapat memproduksi insulinsecara maksimal.
Mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food yang menyajikan
makanan berlemak dan tidak sehat merupkan penyebab utama.
Kurang olahraga dan istirahat yang tidak mencukupi juga
berpengaruh terhadap munculnya penyakit ini.
3) Kadar kolesterol tinggi
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi akan menyerap insulin
yang diproduksi oleh pankreas. Pada akhirnya, tubuh tidak dapat
menyerap insulin ini untuk merubahnya menjadi energi.
4) Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan disebabkan oleh timbunan
lemak yang tidak positif bagi tubuh. Seperti kolesterol, lemakjuga
akan menyerap produksi insulin pankreas secara habis-habisan
sehingga tubuh tidak kebagian insulin untuk diproduksi sebagai
energi.
c. Pada diabetes jenis lain
Misalnya disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat kurang
gizi, obat, hormon atau hanya timbul pada saat hamil (Waspadji dan
sukardji, 2004 : 4).
4. Patofisiologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat kemampuan untuk menghasilkan insulin karena
sel-sel beta pancreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia-
puasa terjadi akibat produksi glukosa ysng tidak terukur oleh hati. Disamping itu
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapt disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia prospandial (sesudah
makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring. Akibatnya, glukosa tersebut
muncul dalam urine (glukosauria). Ketika glukosa yang berlebihan dieskresikan
kedalam urine, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadaan ini dinamakan dieresis osmotic. Sebagai akibat dari
kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia), keadaan itu menyebabkan
kehilangan elektrolit dalam sel dan pasien mengalami dehidrasi sehingga dapat
menyebabkan syok.
Defisiensi insulin juga dapat menyebabkan kehilangan kalori, menganggu
metabolism protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien
dapat mengalami peningkatan selera makan (poifagia) akibatnya terjadi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan. Selain itu dengan kurangnya sel untuk mettabolisme
dapat menyebabkan katabolisme lemak yang membuat meningkatnya asam lemak,
serta pemecahan protein yang membuat keton dan ureum meningkat. Keadaan
dimana asam lemak dan keton meningkat dapat mengakibatkan ketoasidosis.
(Nurarif, 2013)

5. Tanda dan gejala

a. Menurut Fauzi ( 2014) pada permulaan gejala Diabetes Melitus yang

ditunjukan meliputi:

1) Polidipsia (banyak minum)

Rasa haus dan ingin minum terus. Kadang hal ini sering ditafsirkan

karena udara yang panas dan banyak kerja berat, padahal tanda-tanda ini

muncul sebagai awal gejala penyakit DM

2) Polifagia (banyak makan)

Penderita sering makan (banyak makan) ini terjadi akibat kadar gula

yang tinggi namun tidak dapat masuk kedalam seluntuk digunakan

dalam proses metabolisme. Ketika kadar gula darah tidak dapat masuk
kedalam sel, tubuh berpikir belum mendapatkan asupan makanan

sehingga mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa lebih

banyak agar sel-sel dapat berfungsi

3) Poliuria (banyak kencing)

Gejala yang sering dirasakan penderita adalah sering kencing dengan

volume urine yang banyak kencing yang sering pada malam hari

terkadang sangat mengganggu penderita. Pada kondisi ini ginjal bekerja

sangat aktif untuk menyingkirkan kelebihan glukosa didalam darah.

4) Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah

Penurunan berat badan dalam waktu relatif singkat, merupakan gejala

awal yang sering dijumpai, selain itu rasa lemah dan cepat capek kerap

di rasakan.

b. Gejala kronik yang sering timbul adalah :

a) Kesemutan

b) Kulit terasa panas seperti tertusuk jarum, gatal dan kering

c) Rasa tebal di kulit

d) Kram

e) Mudah lelah dan marah

f) Mudah ngantuk

g) Mata kabur

h) Gatal di sekitar kemaluan (keputihan)

i) Seksual menurun

j) Pada ibu hamil mengalami keguguran atau kematian janin dalam

kandungan atau dengan bayi BB lahir lebih dari 4 kg.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a) Tes kadar gula darah

b) Tes toleransi glukosa (TTG)


c) Tes Glukosa Urine

d) Tes HbA1C atau tes A1C

7. Komplikasi

a. Komplikasi Akut

Gangguan keseimbangan kadar gula darah dalam jangka waktu pendek

meliputi hipoglikemia, ketoasidosis diabetic dan syndrome HHNK (Koma

Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketokik) atau Hiperosmolar Nonketokik

(HONK). (Ernawati, 2013 : 87-106).

1) Hipoglikemia

Komplikasi hipoglikemia merupakan keadaan gawat darurat yang

dapat terjadi pada perjalanan penyakit DM. Hipoglikemia

merupakan keadaan dimana kadar gula darah abnormal yang rendah

yaitu dibawah 50 hingga 60 mg/d. lGlukosa merupakan bahan bakar

utama untuk melakukan metabolisme di otak. Sehingga kadar

glukosa darah harus selalu dipertahankan diatas kadar kritis, yang

merpakan salah satu fungsi penting system pengatur glukosa darah.

Bila glukosa darah turun terlalu rendah dalam batas 20-50 mg/100ml

lebih dari beberapa menit, timbul gejala syok hipopolemik, ditandai

oleh iritabilitas progresif yang menyebabkan pingsan, kejang dan

koma.

2) Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosi Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi

kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis

dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisensi insulin absolute atau

relative. Keadaan komplikasi akut ini memerlukan penanganan yang

tepat karena merupakan ancaman kematian bagi diabetes.


3) Synrome Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketokik (HHNK)

Perjalanan keadaan HHNK berlangsung dalam waktu beberapa hari

hingga beberapa minggu pada pasien DM tipe 2 yang tidak

mengalami absolute defisiensi insulin namun relative defisiensi

insulin. HHNK sering terjadi pada pasien lansia yang tidak

menyadari mengalami DM atau mengalami DM dan disertai dengan

penyakit penyerta yang mengakibatkan menurunnya intake makanan

salah satunya seperti infeksi (pneumonia, sepsis, infeksi gigi).

b. Komplikasi Kronis

1) Komplikasi makrovaskuler

a) Penyakit Arteri Koroner

b) Penyakit serebrovaskuler

c) Penyakit vaskuler perifer

2) Komplikasi mikrovaskuler

a) Retinopati diabetic

b) Nefropati diabetic

c) Neuropati Diabetik

8. Penatalaksanaan

Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala-gejala, mengusahakan keadaan

gizi dimana berat badan ideal dan mencegah terjadinya komplikasi. Dalam

pengelolaan diabetes dikenal 4 pilar utama, yaitu : Penyuluhan (edukasi),

perencanaan makanan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik. Tujuan

pengelolaan diabetes dapat dibagi atas tujuan jangka pendek dan tujuan jangka

panjang. (Waspadji dan sukardji, 2004 : 5)

a. Tujuan jangka pendek adalah hilangnya berbaga keluhan/ gejala diabetes

sehingga pasien dapat menikmati kehidupan yang sehat dan nyaman.


b. Tujuan jangka panjang adalah tercegahnya berbagai komplikasi baik pada

pembuluh darah (mikroangiopatidan makroangiopati) maupun pada susunan

saraf (neurofati) sehingga dapat menekan angka morbiditas dan mortilitas.

Tujuan pengelolaan diabetes tersebut dapat dicapai dengan senantiasa

mempertahankan control metabolic yang bai seperti dicerminkan oleh normalnya

kadar glukosa dan lemak darah. Secara praktis, criteria pengendalian diabetes

adalah sebagai berikut :

1) Kadar glukosa darah puasa : 80-110 mg/dl

Kadar glukosa darah 2 jam sesudah makan : 110-160 mg/dl

dan HbA1c : 4 -6,5.

2) Kadar kolesterol total dibawah 200 mg/dl

Kolesterol HDL diatas 45 mg/dl

dan trigliserida dibawah 200 mg/dl.

Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Melitus


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(Mc Closkey & Grace, dalam Gusti 2013 : 51).
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Suprajitno, 2004):
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah wal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.
Data yang diperoleh dari pengkajian
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosio
5) Spiritual
Adapun tujuan pengkajian menurut Suprjitno (2004) yang berkaitan dengan
tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu :
a. Mengetahui Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan. Hal ini
yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah
kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan factor
yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan
terutama yang dialami anggota keluarga.
b. Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang :
1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah.
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami?
4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarga?
5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung (negative)
terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada anggota keluarga?
6) Apakah kelarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas
pelayanan kesehatan?
7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga keshatan?
8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan yang
tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi masalah
kesehatan?
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota keluarga
(sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelahtindakan, dan cara
perawatannya)
2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakuakan anggota
keluarga
3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas untuk merawat
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga (anggota
keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab, sumber
keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial).
5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit atau
membutuhkan bantuan kesehatan.
d. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi
lingkungan rumah sehat yang seha, perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga
disekitar lingkungan rumah.
2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan.
3) Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap keluarga terhadap
sanitasi lingkungan yang higenis sesuai syarat kesehatan
4) Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit yang dapat
dilakukan keluarga
5) Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan memelihara
lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga.
e. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan di masyaraka, perlu dikaji tentang:
1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan keshatan
yang dapat dijangkau keluarga.
2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan.
3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas keshatan
melayani.
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan
tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang melayani?
5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila tidak dapat
apakah penyebabnya?
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Dari pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga di atas maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada kasus Diabetes Mellitus adalah
(Mubarak, 2012) :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DM yang terjadi pada
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang arti,
tanda atau gejala penyakit Diabetes Mellitus.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit Diabetes Mellitus berhubungan dengan keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah Diabetes Melitus.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pencegahan dan perawatan Diabetes Mellitus.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit Diabetes Mellitus
berhubungan dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh
lingkungan terhadap faktor pencetus Diabetes Melitus.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
guna perawatan dan pengobatan DM berhubungan dengan sikap keluarga
yang kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan atau
kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang ke
tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit Diabetes Mellitus.
3. Intervensi
Menurut Suprajitno (2004) perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum
dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan criteria dan
standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan
keperawatan yang berorientasi pada criteria dan standar.
Perencanaan yang dapat dilakukan pada Asuhan keperawatan keluarga dengan
Diabetes Melitus ini adalah sebagai berikut (Mubarak, 2012):
a. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Diabetes Melitus yang terjadi
pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
penyakit Diabetes Melitus.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan
mengerti tentang penyakit Diabetes Melitus.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit Diabetes Melitus setelah dua
kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit Diabetes
Melitus
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala
penyakit DM, serta pencegahan dan pengobatan penyakit Diabetes
Melitus secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit Diabetse Melitus.
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit Diabetes Melitus.
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi


penyakit Diabetes Melitus berhubungan dengan keluarga tidak memahami
mengenai sifat, berat dan luasnya masalah Diabetes Melitus.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat
lebih lanjut dari Penyakit Diabetes Melitus.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga dengan Diabetes Melitus setelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat DM
dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit Diabetes Melitus.
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang menderita Diabetes Melitus .
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Melitus berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pencegahan dan perawatan Diabetes Melitus.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit Diabetes Melitus.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita Diabetes Melitus setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan
perawatan penyakit Diabetes Melitus.
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang
menderita penyakit Diabetes Melitus secara tepat.
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit Diabetes Melitus.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah
raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit Diabetes Melitus berhubungan dengan
kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh lingkungan terhadap faktor
pencetus Diabetes Melitus .
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh
lingkungan terhadap penyakit DM.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit Diabetes Melitus.
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit Diabetes Melitus .
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi
penyakit Diabetes Melitus misalnya :
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda
yang tajam.
b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya
iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan DM berhubungan dengan sikap keluarga yang
kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk pengobatan penyakit Diabetes Melitus.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang
tepat untuk mengatasi penyakit Diabetes Melitus setelah dua kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus
meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit
Diabetes Melitus.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan Diabetes Melitus.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, 2013. Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu, Mitra


Wacana Media, Jakarta.
Fauzi, Isma, 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, dan Pengobatan Asam Urat,
Diabetes Melitus dan Hipertensi, ARASKA, Jakarta.
Gusti ADP, Salvari, 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga, TIM, Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul, 2011, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta.
Mubarak, Wahid iqbal, dkk, 2011. Ilmu Pengantar Komunitas Pengantar dan
Teori Buku 1, Salemba Medika, Jakarta.
Mubarak, Wahid iqbal dkk, 2012. Ilmu Pengantar Komunitas Pengantar dan
Teori Buku 2, Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka
Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka
Cipta, Jakarta.
Nurarif, amin huda dkk, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Media Action, Jakarta.
Profil Puskesmas Periuk Jaya, 2013 dan 2014

Anda mungkin juga menyukai