Anda di halaman 1dari 16

Proposal penelitian

“PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN


DAERAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH KABUPATEN MUNA’’

OLEH

WA ODE MELANI PUTRI

A1A616073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan sistem akuntansi ini berfungsi sebagai mekanisme, prosedur kerja,
dan alat kontrol dalam pengelolaan keuangan. Agar pelaksana keuangan daerah
mampu mengelola harus memahami sistem dalam akuntansi. Oleh sebab itu
dalam memahami pengelolaan keuangan mengenai sistem akuntansi keuangan
daerah merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Hal ini akan
menunjang pengelolaan keuangan dalam daerah. Keberhasilan dalam pengelolaan
keuangan sangat ditentukan oleh kemampuan atau kompetensi para pegawai
pengelola keuangan. Dan indikator keberhasilan pengelolaan keuangan dapat
dilihat dari beberapa indikator misalnya didalam penetapan perda APBD dan
perda P-APBD tepat waktu. Kualitas pendapatan diukur dengan total PAD
terhadap total pendapatan, kualitas belanja diukur dengan total belanja untuk
kesejahteraan masyarakat terhadap total belanja.Fokus perhatian adalah kinerja
individu pengelola keuangan dan faktor faktor yang meempengaruhinya. Adapun
faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan pada
penelitian ini adalah pemahaman sist em akuntansi pemerintahan dan pemahaman
penatausahaan keuangan daerah. Dan tujuannya adalah untuk membuktikan secara
empiris pemahaman sistem akuntansi pemerintahan yang berpengaruh terhadap
kinerja pengelola keuangan daerah pada sekretariat pemerintah (Sari E,dkk.2013).

Adanya pemberlakuan otonomi daerah oleh pemerintah pusat, maka


pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk
mendayagunakan potensi daerahnya masing masing demi memajukkan daerah
tersebut (safitri, 2009). Tuntutan publik akan pemerintahan yang baik
memerlukan adanya perubahan paradigma dan prinsip prinsip manajement
keuangan daerah, baik pada penganggaran, implementasi maupun
pertanggungjawaban ( Baridwan, 2004). Kekuasaan daerah dituntut untuk mencari
alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih
adanya bagian dan bantuan dari pemerintah pusat dan menggunakan dana publik
sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat, serta anggaran sektor publik
merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program program yang dibiayai dari uang publik dan fungsi yang lainnya adalah
sebagai alat disribusi dan stabilisasi (Mardiasmo, 2002).

Penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan


kinerja manajer, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi
disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan
memiliki tanggungjawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat
dalam penyusunan anggaran (milani, 1975).

Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata dalam kehidupan sosial


ekonomi, jika informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan
perilaku pengambilan kebijakan ekonomi untuk bertindak menuju ke suatu
pencapaian tujuan sosial dan ekonomi negara dan salah satu tujuan ekonomi
negara adalah alokasi sumber daya ekonomi yang menguasai hajat hidup orang
banyak dapat dinikmati masyarakat secara optimal dan terbatasnya jumlah
personal pemerintah daerah yang berlatar belakang pendidikan akuntansi,
sehingga mereka tidak peduli atau mungkin tidak mengerti permasalahan
sesungguhnya, sebagai alat kontrol dan alat untuk mencapai tujuan pemerintah,
dari kaca mata akuntansi harus dapat berperan dalam mengendalikan roda
pemerintahan dalam bentuk pengelolaan keuangan daerah berdasar aturan yang
berlaku (Suwardjono, 2005). Hal serupa dikemukakan oleh Hay (1997) bahwa
secara umum tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan bagi pemerintah adalah
untuk menyajikan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan
keputusan ekonomi, politik dan sosial serta menampilkan akuntabilitas dan
stewardship,menyajikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kinerja
menejer dan organisasi.

Pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak mempunyai


pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial, dan menurutnya kemungkinan
harus ada variabel lain yang dipertimbangkan dalam hubungan antara partisipasi
dalam kinerja (poerwati, 2002).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah dalam penelitian ini,
antara lain sebagai berikut:
1. Faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja pengelolaan kinerja pengelolaan
keuangan pada penelitian ini adalah pemahaman sistem akuntansi
pemerintahan dan pemahaman penatausahaan keuangan daerah.
2. Tujuan dalam sistem akuntansi ini adalah untuk membuktikan secara empiris
pemmahaman sistem akuntansi pemerintahan dan penatausahaan keuangan
daerah berpengaruh terhadap kinerja pengelola keuangan daerah pada
sekretariat pemerintah.
3. Pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk
mendayagunakan potensi daerahnya masing masing demi memajukkan
daerah.
4. Pemerintahan yang baik memerlukan adanya perubahan paradigma dan
prinsip prinsip manajement keuangan daerah, baik pada penganggaran,
implementasi maupun pertanggungjawaban.
5. Penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan
kinerja manajer.
6. Kaca mata akuntansi harus dapat berperan dalam mengendalikan roda
pemerintahan dalam bentuk pengelolaan keuangan daerah berdasar aturan
yang berlaku.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana agar pelaksana keuangan daerah mampu mengelola sistem
akuntansi dengan baik?
2. Apa indikator keberhasilan dalam pengelolaan keuangan?
3. Faktor apa yang dianggap mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan?
4. Bagaimana penyusunan anggaran secara partisipatif yang dapat meningkatkan
kinerja manajer?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Pelaksana keuangan daerah mampu mengelola sistem akuntansi dengan
menunjang pengelolaan keuangan dalam daerah dan berhasil dalam
pengelolaan keuangan, kemampuan atau kompetensi para pegawai pengelola
keuangan.
2. Indikator keberhasilan pengelolaan keuangan dapat dilihat dari beberapa
indikator misalnya didalam penetapan perda APBD dan perda P-APBD tepat
dan waktu kualitas pendapatan diukur dengan total PAD terhadap total
pendapatan, kualitas belanja diukur dengan total belanja untuk kesejahteraan
masyarakat terhadap total belanja.
3. Faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan pada
penelitian ini adalah pemahaman sistem akuntansi pemerintahan dan
pemahaman penatausahaan keuangan daerah dan untuk membuktikan secara
empiris pemahaman sistem akuntansi pemerintahan dan penatausahaan
keuangan daerah yang berpengaruh terhadap kinerja pengelola keuangan
daerah pada sekretariat pemerintah.
4. Penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan
kinerja manajer, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi
disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan
dan memiliki tanggungjawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut
terlibat dalam penyusunan anggaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Pemerintah Daerah

Kinerja adalah keluaran atau hasil dari kegiatan atau program yang akan

dicapai dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang telah

diukur sedankan pemerintah adalah pihak penyelenggaraan pemerintahan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah

adalah hasil atau pencapaian kegiatan atau program yang telah dianggarkan oleh

suatu pemerintah dalam periode tertentu. Kinerja pemerintah merupakan cerminan

dari keberhasilan suatu pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya dalam

suatu periode tertentu. Chabib (2011) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

perumusan perencanaan strategis organisasi. Kinerja dari suatu pemerintah daerah

merupakan cerminan kualitas proses atau keberhasilan kegiatan/ program yang

telah dilakukan untuk mencapai tujuan tujuan pembangunan yang diwujudkan

dalam bentuk hasil berupa peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Kinerja

pemerintah daerah memiliki arti yang sangat penting bukan saja bagi masyarakat

selaku pemilik kedaulatan dan para donator selaku penyumbang dana, tetapi juga

penting bagi pemerintah Daerah selaku Eksekutif, terlebih lebih bagi DPRD yang

secara fungsional memiliki tanggungjawab atas pelaksana fungsi legislasi, fungsi

anggaran, dan fungsi pengawasan.


B. Pengelolaan Keuangan Daerah
Menurut pasal 1 ayat 6 Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005,
pengertian pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Menurut Chabib (2011),
prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang diperlukan untuk mengontrol
kebijakan keuangan daerah meliputi :
a. Akuntabilitas.
b. Value for money.
c. Kejujuran dalam mengelola keuangan publik.
d. Transpaaransi.
e. Pengendalian.
Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu :
a. Memberdayakan dan meningkatkan perekonomian daerah.
b. Menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proposional, rasional,
transparan, partisipatif, bertanggungjawab dan pasti.
c. Menciptakan acuan dalam alokasi penerimaan negara dari daerah.
d. Menjadikan pedoman pokok tentang keuangan daerah.
Tuntutan yang besar terhadap akuntabilitas publik berimplikasi pada
manajement publik untuk memberi infirmasi kepada publik, salah satunya adalah
informasi yang berupa laporan keuangan. Jadi, laporan keuangan merupakan
komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas publik.
C. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntasi keuangan daerah merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran,
pengukuran pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
pemerintah daerah keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak pihak eksternal
entitas entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, provinsi). Prosedur sistem
Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) menurut kepmendagri No. 29 Tahun 2002,
meliputi: a. Pencatatan; b. Penggolongan dan pengikhtisarannsi; dan c. Pelaporan.
Akuntansi merupakan suatu disilin ilmu sehingga akuntansi memiliki lingkup
yang luas. Oleh karena itu, akuntansi dibagi menjadi beberapa bidang berdasarkan
pokok bahasan yang dikaji. Apabila pokok bahasan yang dikaji adalah entitas
penyusunan laporan keuangan, maka akuntansi terbagi menjadi akuntansi sektor
privat dan akuntansi sektor publik atau terbagi menjadi akuntansi komersial,
akuntansi pemerintah (sektor publik) dan sosial.
D. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis dan
dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam suatu uang,
untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber sumber suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu biasasnya satu tahun. Anggarn merupakan hasil yang
diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan, yang menunjukkan suatu
proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan, penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data, dan informasi yang perlu dan akhirnya tahap
pengawasan (Adisaputro, 2013). Anggaran memiliki fungsi yang sama dengan
tujuan organisasi yaitu sebagai perencanaan, pengkoordinasian dan sebagai fungsi
pengendalian. Untuk itu anggaran daoat mengontrol aktivitas unit kerja organisasi
sesuai dengan apa yang dianggarkan. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan
keputusan bersama oleh dua atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi
pihak yang membuat keputusan tersebut.
Disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu proses
dalam organisasi yang melibatkan para anggota organisasi dalam mencapai tujuan
dan kerjasama untuk menentukan satu rencana. Partisipasi anggaran sektor publik
menunjukkan pada luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daerah dalam
memahami anggaran yang diusulakan oleh unit kerjanya dan pengaruh pusat
pertanggungjawaban anggaran mereka. Partisipasi anggaran pada sektor publik
terjadi ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerjasama dalam
pembuatan anggaran. Anggaran dibuat oleh kepala daerah melalui usulan dari unit
unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan kepada kepala
daerah, dan setelah itu bersama sama DPRD menetapkan anggaran yang dibuat
sesuai dengan oeraturan daerah yang berlaku. Proses anggaran daerah disusun
berdasarkan pendekatan kinerja dalam permendagri memuat Pedoman
Penyusunan Anggaran APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif
bersama sama unit organisasi perangkat daerah (unit kerja).
B. Penelitian Relevan
Irvan (2013) dalam penelitiannya tentang pengaruh partisipasi anggaran dan
sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah pada
Pemerintah Kabupaten Subang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif partisipasi anggaran dan sistem akuntansi keuangan daerah
terhadap kinerja pemerintah daerah. Penelitian Abdul (2009) tentang pengaruh
implementasi sistem akuntansi, pengelolaan keuangan daerah terhadap fungsi
pengawasan dan kinerja pemerintah daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa implementasi sistem akuntansi pemerintahan dan implementasi keuangan
daerah berpengaruh terhadap fungsi pengawasan intern. Hasil penelitian Wawan
dan Lia (2009), menguji pengaruh pengawasan intern dan pelaksanaan sistem
akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah. Hasil penelitian ini
menunjukkan pengawasan intern dan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
daerah mempunyai hubungan yang sangat kuat. Artinya pengawasan intern yang
dilaksanakan efektif dan kontinyu mempengaruhi pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan daerah yang diterapkan akan lebih baik dan sebaliknya pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan daerah yang telah diterapkan dengan baik pada
prinsipnya mempengaruhi pengawasan intern, karena pengawasan intern yang
dilaksanakan. Selanjutnya penelitian Almanda, yang meneliti pengaruh
pengawasan intern, dan pengelolaan keuangan terhadap kinerja pemerintah
daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan dari
pengawasan intern dan pengelolaan keuangan daerah secara bersama-sama
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah di jabarkan dalam penelitian ini
terdapat pengaruh positif partisipasi anggaran dan sistem akuntansi keuangan
daerah terhadap kinerja pemerintah daerah. Berpengaruh terhadap pemahaman
sistem akuntansi pemerintah dan penatausahaan keuangan daerah terhadap kinerja
pengelola keuangan.
E. Kerangka Pikir
pemahaman sistem akuntansi pemerintah dan penatausahaan keuangan daerah
terhadap kinerja pengelola keuangan sebagai konsep untuk menjelaskan,
mengungkapkan dan menunjukkan keterkaitan antara variabel yang akan diteliti
yaitu Kinerja Pemerintah Daerah sebagai variabel dependen, pengelolaan
keuangan daerah dan sistem akuntansi keuangan daerah sebagai variabel
independen.
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kausatif merupakan penelitian hubungan
yang bersifat sebab akibat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis
untuk diambil kesimpulan. Menurut Sugiyono (2012:35), menyatakan bahwa
definisi metode deskriptif adalah sebagai berikut metode deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik
hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat
perbandingan dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain.
Sedangkan pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2012:13) adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami
pengaruh yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu Pengelolaan Keuangan
Daerah (X1), Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X2) dan Kinerja Pemerintah
Daerah (Y).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat (dependent variable)
adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Pemerintah Daerah.
2. Variabel Bebas (independent variable) Variabel independen (variabel bebas)
adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel
dependen dan mempunyai pengaruh positif ataupun negatif bagi variabel
dependen nantinya. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian
ini adalah Pengelolaaan Keuangan daerah (X1), dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah.
Variabel independen
(variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependen dan mempunyai pengaruh positif ataupun negatif bagi variabel
dependen nantinya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Pengelolaan Keuangan Daerah Menurut Pasal 1 Ayat 6 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005, pengelolaan keuangan daerah
merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan
daerah. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert
dengan lima alternatif jawaban masing-masing diberi skor yaitu : Sangat Baik (5),
Baik (4), Cukup Baik (3), Kurang Baik (2), Tidak Baik (1). Dimana kuesioner
dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang di adopsi dari penelitian Rahmat
Hidayat (2015). 2. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Akuntansi Keuangan
daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota,
atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas entitas
pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi). Pengukuran variabel dalam
penelitian ini menggunakan skala likert dengan lima alternatif jawaban masing-
masing diberi skor yaitu : Sangat Baik (5), Baik (4), Cukup Baik (3), Kurang Baik
(2), Tidak Baik (1). Dimana kuesioner dalam penelitian ini merupakan kuesioner
yang di adopsi dari penelitian Rahmat Hidayat (2015). 3. Partisipasi Penyusunan
Anggaran Dalam organisasi sektor publik, partisipasi anggaran dan pengukuran
kinerja tidak sebatas pada penggunaan anggaran, namun pengukuran kinerja
mencakup berbagai aspek yang dapat memberikan informasi yang efektif dan
efisien dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek- aspek yang dapat
memberikan informasi yang efektif dan efisien seperti masukan, kualitas,
keluaran, dan hasil. Kinerja pemerintah daerah dapat diukur melalui evaluasi
terhadap pelaksanaan anggaran (Kepmendagri No 13 Tahun 2006). Pengukuran
variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan lima alternatif
jawaban masing-masing diberi skor yaitu :
Sangat Baik (5), Baik (4), Cukup Baik (3), Kurang Baik (2), Tidak Baik (1).
Dimana kuesioner dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang di adopsi dari
penelitian Mongeri (2013).
C. Populasi dan Simple
- Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2012:57) “Populasi adalah objek-
objek yang mempunyai kuantitatif tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh Pengguna Anggaran dan Bendahara pada tiap-tiap
SKPDyang ada pada Kota Tanjungpinang yang berjumlah 86SKPD. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di Kabupaten Padang Pariaman. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan rumus slovin dengan kesalahan yang ditoleransi sebesar 5 %, dan
diperoleh 32 sampel SKPD.
- Sample
Sampel merupakan sebahagian jumlah subjek yang akan diteliti. Sebagaimana
yang disebutkan oleh Arikunto (2010 : 131) yang mendefenisikan”sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”Selanjutnya sampelpenelitian ini akan
ditetapkan dengan pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh,
teknik sampling jenuh digunakan apabila jumlah populasi yang relatif sedikit
sehingga digunakan seluruh populasi sebagai sampel dalam 9 penelitian.
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Pengguna
Anggaran dan Bendahara pada tiap tiap SKPD sehingga jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 86 sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
1. Menghitung frekuensi dari jawaban yang diberikan responden atas setiap
item yang ditanyakan.
2. Menghitung rata-rata skor total item dengan menggunakan rumus
(Sugiono,2004:74).
3. Menghitung nilai rerata jawaban responden.

4. Menghitung nilai TCR masingmasing kategori jawaban dari deskripsi

variabel.

Nilai persentase dimasukan kedalam kriteria sebagai berikut: a. Interval


jawaban responden 76%100% kategori jawabannya baik b. Interval jawaban
responden 56-75% kategori jawabannya cukup baik c. Interval jawaban responden
<56% kategori jawabannya kurang baik.
E. Instrumen Penelitian
Alat uji yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda. Uji digunakan
karena penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel bebas dan satu variabel
terikat. Untuk mengetahui pegaruh variabel independen terhadap variabel
dependen digunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y= a0+b1X1+b2X2+e Dimana:
Y = Kinerja Pemerintah Daerah
B12 = Koefisien regresi dari variable independen
X1 = Pengelolaan Keuangan Daerah
X2 = Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
a = constant
e = epsilion
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam rangka mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner.
F. Prosedur Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Menghitung frekuensi dari jawaban yang diberikan responden atas setiap item
yang ditanyakan
2. Menghitung rata-rata skor total item dengan menggunakan rumus
(Sugiono,2004:74)
3. Menghitung nilai rerata jawaban responden
4. Menghitung nilai TCR masingmasing kategori jawaban dari deskripsi variabel
Nilai persentase dimasukan kedalam kriteria sebagai berikut: a. Interval
jawaban responden 76%100% kategori jawabannya baik b. Interval jawaban
responden 56-75% kategori jawabannya cukup baik c. Interval jawaban
responden <56% kategori jawabannya kurang baik.
G. Tekhnik Analisis Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu menganalisis pengukuran fenomena ekonomi yang merupakan
gabungan antara teori ekonomi (informasi laporan keuangan), model matematika
serta statistika yang diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan
tabel-tabel tertentu guna mempermudah dalam menganalisis dengan
menggunakan program SPSS versi IBM 21. Sedangkan teknik analisis yang
digunakan adalah teknik analisis regresi berganda, untuk melihat atau meramalkan
keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya) (Sugiyono, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

(Basri & Abdullah, 2017)Basri, H., & Abdullah, S. (2017). Teknologi informasi
sebagai pemoderasi ( Studi pada Satuan Kerja Perangkat Kota Pemerintah)
(Studi pada Satuan Kerja Perangkat Kota Pemerintah ), (May).
Daerah, P . K., Barang, D . A. N. P ., & Kabupaten, A. (2015). Daerah , dan
pengelolaan barang milik daerah, (August 2017).
Made, N., Krisna, R., Sinarwati, N . K., Ari, N., & Darmawan, S. (2014). Daerah
dan Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kualitas Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah ( Studi Empiris pada 10 SKPD Berupa Dinas )
Jurusan Akuntansi Program S1, 2(1).
(Ratna & Nasrah, 2014)Made, N., Krisna, R., Sinarwati, N. K., Ari, N., &
Darmawan, S. (2014). Daerah DAN Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah ( Studi
Empiris pada 10 SKPD ) Jurusan Akuntansi Program S1, 2(1).

Ratna, I., & Nasrah, H. (2014). Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap
Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Pemerintah Provinsi RIAU Ikhwani Ratna 2 Hidayati Nasrah.

Anda mungkin juga menyukai