Anda di halaman 1dari 5

JENIS-JENIS HEWAN YANG HALAL DAN

HARAM DIMAKAN SERTA MAKANAN


YANG BERSUMBER DARI BINATANG
YANG DIHARAMKAN
Posted by INFO PENDIDIKAN on Rabu, 28 Maret 2012

A. Binatang yang Dihalalkan


Binatang yang dihalalkan adalah binatang yang diperbolehkan untuk
dikonsumsi dagingnya oleh manusia, khususnya bagi orang-orang beriman.
Jenis binatang yang dinyatakan tegas halal dalam A1-Qur’an adalah
binatang ternak, binatang buruan, dan binatang yang berasal dan laut.
Binatang ternak dihalalkan berdasarkan firman Allah swt. dalam Surat Al
Ma’idah Ayat 1 yang artinya “Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali
yang akan dibacakan kepadamu …”. Binatang yang dihalalkan adalah
binatang buruan dan makanan yang berasal dan laut. Hal berdasarkan
firman Allah swt. dalam Surat Al-Mä’idah Ayat 96 yang artinya “Dihalalkan
bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dan laut sebagai
makanan yang lezat hagimu dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan.
(Q.S. A1-M’idah: 96)
Jenis binatang yang halal berdasarkan hadis, antara lain ayam, kuda, keledai
liar, kelinci, dan belalang. Perhatikan Hadist Rasullah berikut ini

1) DariAbu Musa r.a., ia herkata, “Aku pernah melihat Nabi Muhammad


SAW. makan (daging) ayam.” (H.R. Bukhari dan Tirmizi)
2) DariAsma bintiAhu Bakar r.a., ia berkata, “Di zaman Rasulullah saw,
kami pernah menyembelih kuda dan kami memakannya.” (Muttafaq ‘Alaih)
3) Abu Qatadah ra. tentang kisah keledai liar. Nabi saw. makan sebagian
dan daging keledai itu. (Muttafaq ‘Alaih)
4) Dan Anas r.a. dalam kisah kelinci, ia berkata, “Ia menyembelihnya, lalu
dikirimkan daging punggungnya kepada Rasulullah saw., lalu heliau
menerimanya.” (Muttafaq ‘Alaih).
5) Dari lbnuAbiAufa r.a., ia berkata, “Kami herperang bersamaRasulullah
saw. Tujuh kali perang. Kami memakan belalang.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dalam hukum Islam, semua jenis binatang yang tidak ditegaskan tentang
keharamannya, berarti halal untuk dimakan. Akan tetapi, kita dalam
memperoleh daging yang halal, tentu harus menyembelihnya terlebih
dahulu, kecuali belalang dan ikan. Binatang yang mati bukan karena
disembelih termasuk bangkai dan hukumnya haram.
Dalam menyembelih pun tidak asal mematikan binatang begitu saja, tetapi
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan syarak. Apabila cara
menyembelihnya salah, mengakibatkan binatang yang sebenarnya halal
dapat berubah menjadi haram. Adapun yang dimaksud menyembelih adalah
memutuskan jalan makan, minum, jalan napas, dan urat nadi pada leher
binatang yang disembelih dengan alat tertentu sesuai dengan ketentuan
syarak.
Orang yang menyembelih binatang harus memenuhi syarat-syaratnya.
Syarat- syarat itu adalah sebagai berikut
1) Beragama Islam, penyembelihan yang dilakukan oleh orang kafir atau
orang musyrik, hukumnya tidak sah Oleh karena itu daging binatang yang
disembelih tersebut hukumnya haram.
2) Berakal sehat, penyembelihan yang dilakukan oleh orang yang gila atau
mabuk, hukumnya tidak sah. Oleh karena itu, daging binatang yang
disembelih tersebut hukumnya haram.
3) Mumayiz, artinya sudah dapat membedakan antara yang benar dan
salah. Penyembelihan yang dilakukan oleh anak-anak, tidak sah.

Selain itu, Binatang yang hendak disembelih harus memenuhi syarat sebagai
berikut.
• Binatang yang akan disembelih benar-benar masih dalam keadaan
hidup.
• Binatang yang akan disembeh binatang yang halal hukumnya.

Adapun Syarat-Syarat Alat Penyembelihan, adalah sebagai berikut:


1) tajam;
2) tidak runcing dan tidak tumpul;
3) terbuat dan besi, baja, batu, bambu, atau kaca;
4) bukan kuku, gigi, atau tulang.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.yang artinya “Sesuatu yang
dapat men gucurkan darah dan yang disembelih dengan menyebut nama
Allah maka makanlah, kecuali dengan menggunakan gigi dan kuku. (H.R.
Bukhari dan Muslim)

Dalam Penyembelihan. Ada beberapa hal yang disunahkan dalam


menyembelih, antara lain
a. menghadap kiblat;
b. menyembelih pada pangkal leher;
c. menggunakan alat yang tajam;
d. mempercepat dalam menyembelih;
e. melepaskan tali pengikat setelah disembelih;
f. berlaku baik dalam menyembelih, tidak kasar, dan tidak lamban.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.yang artinya: “Sesungguhnya
Allah menetapkan supaya berbuat baik terhadap sesuatu. Apahila kamu
memhunuh, bunuhlah dengan baik. Apabila kamu hendak menyembelih,
sembelihlah dengan baik, dan hendaklah memperta jam pisaunya serta
memherikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih.” (H.R. Muslim)

Menyembelih binatang, seharusnya pada bagian leher karena jalan napas,


jalan makan dan minum, serta urat nadi terletak pada leher. Meskipun
demikian, binatang yang liar dan sulit untuk disembelih pada bagian
lehernya, misalnya jatuh ke lubang atau ke sumur dalam posisi kepala di
bawah atau sulit ditangkap, dapat disembelih dengan cara melukai bagian
tubuh yang dapat mematikannya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
saw.yang artinya: “Dari Abu Usvra ,dart ayahnya, ia berkata
bahwaRasuluilah saw. ditanya, Apakah tidak ada penyembehhan itu selain di
kerongkongan dan di leher? Beliau bersabda, “Kalau kamu tusuk pahanya.
niscaya memadailah itu.” (H.R. Tirmizi)

Ada dua cara dalam menyernbelih binatang, yaitu secara tradisional dan
secara mekanik.
a. Cara Menyembelih Binatang secara Tradisional
Adapun menyembelih binatang secara tradisional adalah sebagai berikut.
1) Menyiapkan peralatan untuk menyembelih dan binatang yang akan
disembelih.
2) Hewan yang akan disembelih dibaringkan ke kiri sehingga menghadap
kiblat.
3) Lehemya diletakkan di atas lubang penampungan darah yang sudah
disiapkan terlebih dahulu.
4) Kaki-kaki binatang yang akan disembelih diikat atau dipegang kuat-
kuat, kepalanya ditekan ke bawah agar tanduknya menancap ke tanah.
5) Mengucapkan basmalah, kemudian alat penyembelih yang sudah
disiapkan langsung digoreskan pada leher binatang yang disembelih
sehingga jalan makan, minum, dan nafas, serta kedua urat nadi kanan dan
kiri leher putus.
6) Kemudian, tali pengikat pada binatang tersebut dilepaskan agar
memudahkan dan mempercepat kematiannya.
b. Cara Menyembelih Binatang secara Mekanik
Menyembelih binatang secara mekanik merupakan cara yang modem dan
sah hukumnya. Penyembelihan seperti ini lebih cepat sehingga binatang
yang disembelih tidak merasakan sakit berkepanjangan.

B. Binatang yang dharamkan


Binatang yang diharamkan itu disebabkan empat hal, yaitu karena nasAl-
Qur’an dan hadis, karena diperintah membunuh, karena dilarang
membunuh, dan karena menjijikkan.
1. Haram karena Nas AI-Qur’an atau Hadist
Binatang yang haram karena nas dalam Al-Qur’an atau hadis, antara lain
a. babi;
b. khimar jinak (keledai);
c. binatang buas atau binatang bertaring;
d. burung yang berkuku tajam dan berparuh kuat;
e. binatang jalalah (binatang yang sebagian besar makanannya adalah
kotoran).
Babi diharamkan berdasarkan firman Allah swt. dalam SuratAl-M’idahAyat 3
yang artinya “Diharamkan bagi kamu (memakan) bangkai, darah, daging
babi.”
Khimar jinak diharamkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim. Yang artinya: Dan Jahir bahwa Nahi Muhammad saw. telah
melarang memakan daging khimar jinak. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Binatang buas yang bertaring, seperti kucing, singa, harimau, beruang,
serigala, dan anjing diharamkan berdasarkan sabda Rasulullah saw. Yang
artinya: “Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap hinatang buas
yang mempunyai taring haram dimakan. (H.R. Muslim dan Tirmizi)
Burung buas yang berkuku tajam untuk berburu, seperti elang dan rajawali
diharamkan berdasarkan sabda Rasulullah saw. Baca dan pahamilah sabda
Rasulullah saw. Yang artinya: “Rasulullah saw. melarang (memakan) tiap-
tiap burung yang mempunyai kuku tajam.”(H.R. Muslim)
Jalalah adalah binatang yang makanannya sebagian besar kotoran yang
najis. Binatang itu diharamkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah yang artinya Dan Ibnu Umar r.a., ia berkata, “Rasulullah saw.
melarang memakan binatangjalalah (binatang pemakan kotoran) dan
melarang pu/a meminum susunya.” (H.R.Ibnu Majah)
Binatang yang diharamkan karena kita diperintah supaya membunuhnya,
antara lain
a) ular;
b) burunggagak;
c) burung elang;
d) tikus;
e) anjing gila.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang artinya “Lima macam
binatang yang semua merusak dan hendaklah dibunuh, baik di tanah halal
maupun di tanah haram; (yaitu) ular; burung gagak, tikus, anjing gila, dan
hurung elang. (H.R. Muslim)
Ada beberapa binatang yang diharamkan karena kita dilarang
membunuhnya, yaitu semut, lebah madu, burung hud-hud, dan burung
suradi. Hal itu dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad yang
artinya: Dan Ibnu A bhas, Nabi saw. telah melarang membunuh empat
macam binatang, (yaitu) semut, lehah, hurung hud-hud, dan burung suradi.
(H.R. Ahmad)
Selian itu, ada pula binatang yang diharamkan karena menjijikkan
keadaannya, seperti belatung, pacet, cacing, dan lintah. Baca dan pahamilah
firman Allah swt. Yang Artinya: “Dan (Allah) men ghalalkan bagi mereka
sega/a yang balk dan mengharamkan bagi mereka sega/a yang buruk ....
(Q.S. A1-A’raf: 157)
Selain binatang yang diharamkan karena empat hal tersebut, ada juga
hinatang yang asalnya halal menjadi haram karena sebab-sebab tertentu.
Binatang-binatang tersebut adalah
a. disembelih dengan menyebut selain nama Allah swt.;
b. mati tercekik;
c. terpukul atau tertabrak kendaraan;
d. karenajatuh;
e. karena ditanduk binatang lain;
f. karena diterkam binatang buas;
g. disembelih untuk berhala.
Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mã’idah Ayat 3. yang
artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala .... (Q.S. A1-Mã’idah: 3)

Anda mungkin juga menyukai