Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumentasi keperawatan merupakan catatan permanen tentang apa yang

terjadi pada klien, disamping sebagai persyaratan akreditasi yang merupakan

syarat legal dalam pelayanan kesehatan (Doenges, 1993). Fungsi dokumentasi

bagi tenaga perawat salah satunya sebagai alat komunikasi serta bukti

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan perawatan (Depkes RI, 1993).

Patricia(1997) dalam Azies (2001) menemukan bahwa kekurangan dalam

dokumentasi keperawatan dapat mengakibatkan ketidakkonsistenan asuhan

keperawatan dan tidak mampu mengevaluasi terapi yang efektif. Kekurangan

dalam pendokumentasian proses keperawatan tersebut dikarenakan pencatatannya

tidak memenuhi kriteria standar dokumentasi (Nursalam, 2001).

Permasalahannya, pada saat ini kemampuan perawat di Indonesia belum disertai

dengan pengetahuan yang cukup untuk melakukan pendokumentasian yang benar

(Setyowaty & Kemala Rita, 1998). Rumah Sakit Islam Samarinda dalam

perkembangannya telah 2 kali mengintensifkan pelaksanaan pendokumentasian

asuhan keperawatan. Pertama kali adalah dengan menggunakan format isian

(model Source Oriented Record) dengan model asuhan yang digunakan adalah

fungsional. Kedua adalah menggunakan model asuhan tim tetapi format

pengkajian masih sama, yaitu dari pengkajian hingga evaluasi masih berbentuk

isian sehingga kelengkapan, akurasi dan relevansinya belum optimal. Namun


2

hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum jelas.

Pengetahuan perawat dalam menyelesaikan masalah klien dan bagaimana

cara mendokumentasikannya harus selalu meningkatkan diri dalam hal

kemampuan dan pengetahuannya karena keunikan dari klien dan kebutuhan yang

sangat individual (Elly Nurachmah, 2001) disamping itu Elly Nurachmah (2001)

dalam Meyer & Gray (2001) menyatakan klien sendiri mengharapkan perawat itu

memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi penyakitnya sehingga

perawat mampu untuk mengatasi setiap keluhan yang dialami oleh individual

klien. Adapun sikap yang diharapkan adalah sikap positif, yaitu ada perhatian

terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah

dilaksanakan kepada klien (Ratna Sudarsono, 2001). Meskipun kuantitas

dokumentasi keperawatan telah mengalami peningkatan tetapi informasi yang

didokumentasikan masih belum baik (Carpenito, 1995). Hasil evaluasi tim

keperawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) 1999 menyebutkan

bahwa perawat yang melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan sekitar

71 % (Azies, 2001). Rumah Sakit Islam Samarinda memiliki 107 orang perawat di

ruang rawat inapnya 105 orang (98,13 %) adalah dengan latar belakang

pendidikan yang sudah diploma III keperawatan. Berdasarkan data dari Rumah

Sakit Islam Samarinda (1999) menunjukkan bahwa kuantitas dokumentasi

keperawatan sudah cukup baik, dengan nilai keberhasilan dokumentasi pengkajian

70, 3 %, diagnosa keperawatan 88,3 %, perencanaan 77, 4 %, tindakan 78, 2%

dan evaluasi 78,6 %, sedangkan tinggi rendahnya mutu pelayanan keperawatan


3

dapat digambarkan dari lengkap tidaknya data perawatan yang didokumentasikan

oleh perawat dalam rekam medik (Djojodibroto, 1997).

Terwujudnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan salah

satunya melalui pendekatan perilaku yang merupakan pendekatan yang dipakai

dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan aspek – aspek

perilaku manusia salah satunya adalah faktor – faktor internal yang ada pada diri

perawat meliputi : pengetahuan dan sikap dalam hal pendokumentasian. Hal ini

menunjukkan bahwa aspek tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (Djojodibroto, 1997).

Menurut Sulaeman (1997) dalam Setyowati dan Kemala Rita (1998) jika

pengetahuan kurang dalam pendokumentasian, maka perawat akan mengalami

hambatan dalam merumuskan diagnosa dan menyusun rencana asuhan

keperawatan sehingga hal ini menyebabkan kesulitan – kesulitan serta masalah –

masalah pada pelaksanaan pendokumentasian.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menuju kearah pelayanan

keperawatan yang profesional berdasarkan peningkatan ilmu pengetahuan,

ketrampilan, hubungan interpersonal. Penerapan metode pemecahan masalah

secara ilmiah dalam pemberian asuhan keperawatan yang dikenal dengan

penerapan proses keperawatan merupakan upaya peningkatan kualitas asuhan

keperawatan yang diberikan kepada klien. Penerapan pendekatan ilmiah ini dapat

dinilai dari pencatatan dan pelaporan yang dituliskan dalam pendokumentasian

keperawatan. Dengan adanya pendokumentasian yang benar pada proses

keperawatan, maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung


4

jawabkan. Oleh karena itu pelaksanaan pendokumentasian merupakan aspek yang

harus diperhatikan sehingga apa yang telah dilaksanakan telah tercatat dengan

baik dan benar (Setyowaty & Kemala Rita,1998) Disamping itu Rumah Sakit

Islam Samarinda yang juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan bagi

mahasiswa Akademi Keperawatan, maka data tentang pengetahuan dan sikap

dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan akan sangat

bermanfaat. Data tersebut sampai saat ini belum dimiliki oleh Rumah Sakit Islam

Samarinda. Berdasarkan hal tersebut di atas, mendorong peneliti untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja

perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Islam Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda ?

2. Bagaimanakah hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap

Rumah Sakit Islam Samarinda ?


5

3. Bagaimanakah hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam

akurasi pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah

Sakit Islam Samarinda ?

4. Bagaimanakah hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam

relevansi pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah

Sakit Islam Samarinda ?

5. Bagaimanakah hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap

Rumah Sakit Islam Samarinda ?

6. Bagaimanakah hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam akurasi

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda ?

7. Bagaimanakah hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam relevansi

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum.

Mempelajari hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja

perawat dalam kelengkapan, akurasi dan relevansi pendokumentasian asuhan

keperawatan di ruang rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda.


6

1.3.2 Tujuan Khusus.

1 Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda.

2 Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap

Rumah Sakit Islam Samarinda.

3 Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam

akurasi pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah

Sakit Islam Samarinda.

4 Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan kinerja perawat dalam

relevansi pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah

Sakit Islam Samarinda.

5 Mengidentifikasi hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda.

6 Mengidentifikasi hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam akurasi

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda.

7 Mengidentifikasi hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam relevansi

pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Islam Samarinda.
7

7.1 Manfaat Penelitian

7.1.1 Teoritis.

Menambah wawasan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu

manajemen keperawatan dan pelaksanaan pendokumentasian di suatu Institusi

Rumah Sakit.

7.1.2 Praktis.

1. Dapat meningkatkan profesionalisme, sehingga dapat meningkatkan mutu

pelayanan dalam hal pemberian asuhan keperawatan kepada pasien .

2. Bagi manajemen rumah sakit, dapat dijadikan bahan dalam membentuk

suatu badan / departemen di rumah sakit yang menangani tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan.

3. Bagi Diklat rumah sakit, untuk selalu melakukan pelatihan secara rutin

dan berkala bagi perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.

4. Bagi Kepala Bidang Perawatan agar selalu melakukan supervisi secara

rutin terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

5. Bagi Kepala Ruangan dapat menjadi acuan dalam pengawasan terhadap

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai