Anda di halaman 1dari 22

Pemikiran politik dan filsafat

“Tokoh filsafat yunani klasik”

Disusun oleh:
1. Puja rahmi Nim:
2. Viola hani pandu winata Nim:
3. Hendi hermawan Nim:
4. Adam alifian Nim:

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الرحْ مٰ ِن‬
َّ ِ‫ّٰللا‬
‫ِبس ِْم ه‬
Dengan mengucap rasa syukur yang tiada terhingga atas kehadirat Allah SWT., Berkat Rahmat
dan Inayah-Nya jua lah, Alhamdulillah, akhirnya kami bisa menyelesaikan Makalah ini.

Shalawatsertasalamtiadalupa pula terhaturkankepadajunjungankitaNabibesar Muhammad SAW.,


BesertaparaKeluarga, Sahabat, danparapengikut-pengikutbeliauhinggahariakhirnanti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah “pemikiran politik dan
filsafat”, dengan selesainya makalah ini, maka kami sebagai penyusun mengucapkan banyak
terima kasih khususnya kepada ibu Dosen Pengajar dalam pembelajaran mata kuliah ini dan
kepada teman-teman semua.
Kamimenyadariterdapatbegitubanyakkekurangandalampenyusunanmakalahini.
Tetapikamiberharapmakalahinidapatditerimauntukmemenuhitugastersebut.

Terakhir, semogamakalahinibermanfaatbagikamikhususnyakelompok7dansiapapun yang


membacanya.

Jambi, November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

1.1.Latar Belakang ..........................................................................................


1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3.Tujuan Penulisan ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................

A. pengertian ‘asabah .................................................................................................

B.1 pengertian ‘asabah bin nafsi ......................................................................

B.2 pengertian ‘asabah bil al-ghair.................................................................

C. Pengertian ‘asabah ma’a al-ghair.............................................................

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang munculnya pada masa Yunani kuno.
Makna kata filsafat sendiri adalah cinta kearifan, arti kata tersebut belum memperhatikan makna
kata yang sebenarnya dari kata filsafat. Sebab pengertian mencintai belum memperlihatkan
keaktifan seseorang filiosof untuk memperoleh kearifan. Aliran yang mengawali periode Yunani
klasik kuno adalah sofisme, gambaran yang diberikan para tokoh aliran ini terlihat jahat dan
tidak memiliki moral namun, sebenarnya mereka memiliki jasa yang lumayan besar dalam
perkembangan filsafat dan ada yang menganggap bahwa aliran sofisme merusak dunia filsafat.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tokoh-tokoh filsafat pada zaman Yunani Klasik, diantarannya
adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri pemikiran filsafat klasik Yunani kuno mazhab Sofisme?

2. Siapakah tokoh-tokoh filsafat klasik Yunani kuno serta bagaimana pemikiran setiap
tokoh-tokohnya?
3. Apakah yang dimaksud epistemology dan ontology?
4. Apa saja warisan pemikiran filosof Yunani klasik kuno?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memahami lebih mendalam mengenai filsafat
klasik Yunani kuno. Di samping itu, penyusunan makalah ini juga diharapkan dapat menjadi
referensi bagi penyusunan makalah yang akan datang
BAB II
A. Ciri Pemikiran Filsafat Klasik Yunani Kuno Madzab Sofisme

Periode Yunani Klasik mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM.
Pada waktu Athena dipimpin oleh perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik.
Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika) dinamakan kaum sofis.1 Kegiatan mereka adalah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Ciri Pemikiran
Filsafat Klasik
Yunani Kuno
Madzab Sofisme
Periode Yunani
Klasik mulai
berkembang pada
abad ke-5 sampai ke-
4 SM.
Pada waktu
Athena dipimpin
oleh perikles
kegiatan politik
dan filsafat dapat
berkembang
dengan baik. Ada
segolongan kaum
yang pandai
berpidato
(rethorika)
dinamakan kaum
sofis. Kegiatan
mereka adalah
mengajarkan
pengetahuan pada
kaum muda. Yang
menjadi objek
penyelidikannya
bukan lagi alam
tetapi manusia,
sebagaimana yang
dikatakan oleh
prothagoras,
manusia adalah
ukuran untuk
segala-galanya.
1
Ciri umum
filsafat Yunani
ialah
rasionalisme.
Rasionalisme
Yunani mencapai
puncaknya pada
orang-orang sofis.
Kata sofis
terkandung
pengertian tipuan,
hipkret dan sinis
menurut filosof,
mereka itu adalah
orang-orang yang
kurang terpelajar,
baik didalam sains
maupun filsafat.
Mereka orang-
orang yang
menjual kebijakan
untuk
memperoleh
materi. Orang-
orang sofis
beranggapan
bahwa semua
pengetahuan
adalah relative
kebenarannya,
tidak ada
pengetahuan yang
bersifat umum.
Pemikiran sofis
itu mempunyai
ciri berupa
pandangan yang
saling
bertentangan.
Dalam moral pun
mereka dikatakan
menganut moral
yang relative, jadi
buruk baik itupun
bersifat relative.
Misalnya hippias
mengajarkan
moral yang
mengajarkan
keadilan yang
absolute. Pendek
kata, bagi orang-
orang sofis tidak
ada generalisasi
atau tidak ada
kebenaran umum.
Akan tetapi
orang-orang sofis
begitu popular.
Oleh sebab itu
kaum filosof
menentang
mereka mati-
matian. Bila
seorang sofis
datang ke athena
murid-muridnya
mendengarkan
ocehannya dan
dianggap sebagai
wahyu begitu
pula bila
Protagoras dan
gorgias telah
berbicara,
pembicaraannya
menjadi bahan
yang
diperdebatkan
oleh kalangan
terpelajar Athena.
2

Surajiyo,
mengajarkan pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi
manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh prothagoras, manusia adalah ukuran untuk segala-galanya.

Ciri umum filsafat Yunani ialah rasionalisme. Rasionalisme Yunani mencapai puncaknya pada orang-
orang sofis. Kata sofis terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis menurut filosof, mereka itu adalah
orang-orang yang kurang terpelajar, baik didalam sains maupun filsafat. Mereka orang-orang yang
menjual kebijakan untuk memperoleh materi. Orang-orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan
adalah relative kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Pemikiran sofis itu mempunyai
ciri berupa pandangan yang saling bertentangan. Dalam moral pun mereka dikatakan menganut moral

filsafat ilmudan
perkembangannya di
Indonesia
(Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2013), hlm.83
2

Ahmad Tafsir,
Filsafat Umum
(Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010) hlm. 50
yang relative, jadi buruk baik itupun bersifat relative. Misalnya hippias mengajarkan moral yang
mengajarkan keadilan yang absolute. Pendek kata, bagi orang-orang sofis tidak ada generalisasi atau tidak
ada kebenaran umum. Akan tetapi orang-orang sofis begitu popular. Oleh sebab itu kaum filosof
menentang mereka mati-matian. Bila seorang sofis datang ke athena murid-muridnya mendengarkan
ocehannya dan dianggap sebagai wahyu begitu pula bila Protagoras dan gorgias telah berbicara,
pembicaraannya menjadi bahan yang diperdebatkan oleh kalangan terpelajar Athena.

Surajiyo,
filsafat ilmudan perkembangannya di Indonesia
(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013), hlm.83

Ahmad Tafsir,
Filsafat Umum
(Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010) hlm. 50

Anda mungkin juga menyukai