LP Nutrisi
LP Nutrisi
Laporan Pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui
oleh pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :
Hari/ tanggal :
Bangsal/Ruangan :
Mengetahui,
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI
AcuanNilaiStandar :
<20 Under weight
20 – 25 Berat normal
25 - 30 Over weight
>30 Obese/ gemuk.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai
dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga
eliminasi.
1) Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah
secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak
dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia
karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.
Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak
sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter,
berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan
spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk
lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan
diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah
protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-
turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan
makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan
rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi
terus menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan
kimus.
2) Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien.
Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang
disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi.
Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif,
dan pinositosis.
3) Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang
ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh.
Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke
jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks
dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan
substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
4) Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi
yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan
adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan
jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot.
Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari
nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan.
Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama
lemak.
5. PATOFISIOLOGI
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella
typhosa masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan.
Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke
dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan
limfe, sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada
perabaan. Basil masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh
terutama kelenjar limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong
pada mukosanya, mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus,
Gejala demam disebabkan oleh endotoxin. Infeksi terjadi pada saluran
pencernaan. Basil diserap di usus halus.
Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah
sampai di organ-organ terutama hati dan limpa sehingga organ-organ
tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil
masuk kembali ke dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh
tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus menimbulkan plak
peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi
usus. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala
pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.
a. Produksi saliva menurun → mempengaruhi proses perubahan
kompleks karbohidrat menjadi disakorida
b. Fungsi ludah menurun → sukar menelan
c. Fungsi kelenjar pencenaan menurun → perut terasa tidak enak /
kembung
d. Banyak gigi yang lepas (ompong) → nafsu makan berkurang
e. Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos
oesofagus.
Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia
menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang
nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi
dibagi menjadi tiga (Kozier, 2004) :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
c. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.
3. PERENCANAAN
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
Yang berhubungan dengan :
1) Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual,
muntah.
2) Penurunan absorpsi nutrisi
3) Muntah, anoreksia, gangguan digesti
4) Depresi, stres, isolasi sosial
Kriteria hasil yang dituju:
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan
tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Indikator :
1) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
2) Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan
sehari-hari
3) Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum :
1) Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan cairan yang adekuat.
2) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan
kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan klien.
3) Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya
nafsu makan.
4) Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
5) Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
6) Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan
saat makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum
dan sesudah makan.
7) Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang
baik.
8) Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
disajikan saat klien biasanya paling lapar.
9) Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
a) Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan
tersebut tersaji apabila memungkinkan.
b) Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari
area makan.
c) Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
d) Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan
yang diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.
e) Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
10) Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
a) Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
b) Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total
dan lemak jenuh.
c) Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
d) Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat
badan ideal.
4. IMPLEMENTASI
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk
mengatasi keluhan pasien berdasarkan intervensi-intervensi yang telah
dibuat. Implemetasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat.
5. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
a. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
diet.
b. Klien mampu mengontrol pola makannya.
c. Klien merasa nyaman saat makan.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.