Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan dan menuyusun makalah membangun
komunikasi efektif. Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk dapat
mengetahui tentang komunikasi efektif. Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk
membuat makalah ini sebagai makalah yang akan mudah dimengerti oleh para pembaca,
untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak baik praktisi maupun nara sumber sangat
kami harapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini, kami
mengucapkan banyak terimakasih semoga langkah awal kita ini merupakan ambil dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semoga kita semua mendapat limpahan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin

Palembang, Januari 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia.
Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling
terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal
kebutuhan dan menentukan rencana tindakan. Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari
tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan.
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari
yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara
langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga
yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan
bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah
satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam
pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai komunikasi dalam konteks
manajemen dan pemerintahan. Dengan ini penyusun akan membahas tentang konsep dasar
komunikasi dan komunikasi efektif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian komunikasi ?
2. Apa saja unsur-unsur komunikasi ?
3. Apa saja hambatan dalam membentuk komunikasi ?
4. Apa saja proses komunikasi ?
5. Apa saja Jenis komunikasi ?
6. Apa tujuan komunikasi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mempelajari apa arti komunikasi efektif
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur komunikasi
3. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam membentuk komunikasi efektif
4. Untuk mempelajari proses komunikasi
5. Untuk mengetahui apa saja jenis komunikasi
6. Untuk mengetahui tujuan komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Arti komunikasi Efektif


Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan
didalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Terdapat dua jenis komunikasi yaitu komunikasi lisan dan tulisan. Di dalam komunikasi,
terdapat lima elemen yang terlibat yaitu sender (pengirim informasi), receiver (penerima
informasi), informasi,feed back, dan media. Masing-masing elemen tersebut saling
mempengaruhi dalam keberhasilan komunikasi secara keseluruhan. Dengan demikian
masing-masing elemen memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri yang saling mendukung
antara satu dengan lainnya, saling terkait dan tidak dapat saling meniadakan.
Komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan
atau receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator,
kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang
diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah
antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Atau dapat pula disebut komunikasi
yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat
dalam komunikasi, yang bertujuan untuk memberi kemudahan dalam memahami pesan
yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara
baik.
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara
etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitucum, sebuah kata depan yang artinya
dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua
kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut
communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan
kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu
dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan/informasi dari satu pihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya (M. Sobry Sutikno, 2006). Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dpat
dimengerti oleh kedua belah pihak, yang disebut dengan bahasa verbal. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapatdilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Cara seperti ini bisa disebut
komunikasi dengan bahasa non-verbal atau bahasa isyarat.
Adapun istilah efektif ialah mencapai sasaran sesuai yang diinginkan. Dengan
demikian, komunikasi efektif dapat diartikan seebagai penerimaan pesan oleh komunikasi
sesuai dengan yang dikirim oleh komunikator, kemudian komunikan memberikan respon
yang positif sesuai dengna yang diharapkan.

2.2. Unsur-unsur Komunikasi


Dr. Harold D Lasswell mengemukakan 7 unsur atau elemen komunikasi yang dapat
dirumuskan sebagai siapa mengemukakan apa, melalui media apa, kepada siapa
melaksanakan hubungan dan bagaimana pengaruh atau efek komunikasi tersebut.
Selanjutnya telah pula dikemukakan bahwa masalah gangguan serta pemilihan sarana
media dalam proses komunikasi merupakan unsur yang mempengaruhi proses tersebut.
Ketujuh pola unsur tersebut ialah :
1. Komunikator
Komunikator adalah pelaku yang menyampaikan pesan. Pelaku atau komunikator
dapat terdiri dari perseorangan atau kelompok. Contoh, ketika anda sedang
menonton berita di TV, maka yang menjadi komunikator adalah presenter TV
tersebut. Contoh lain adalah, ketika anda sedang mengikuti seminar di sebuah forum,
maka yang berbicara di depan (keynote) merupakan bagian komunikator.
2. Komunikan
Komunikan adalah pelaku yang menerima pesan. Ia bertindak sebagai komunikan
dapat sebagai individu, kelompok dan juga orang atau bukan orang. Sebagai contoh,
ketika anda sedang mendengarkan teman anda bercerita atau sedang curhat, maka
yang menjadi komunikan disana adalah anda sendiri, karena anda yang menerima
pesan tersebut.
3. Pesan (Message)
Message atau pesan merupakan inti dari sebuah proses komunikasi. Pesan
merupakan informasi yang disampaikan kepada komunikan sehingga tercipta sebuah
saling pengertian antara komunikator dengan komunikan.
4. Transmit
Transmit memiliki arti menyampaikan, mengirimkan, menyebarkan, atau
meneruskan. Istilah ini merupakan aktivitas komunikator untuk mengirimkan pesan
(message) kepada komunikan. Model penyampaian pesan tersebut dapat bersifat
tidak langsung atau langsung. Penyampaian pesan secara langsung berarti
komunikator lengsung melakukan aktivitas menyampaikan pesan kepada komunikan
tanpa melalui media.
Pengiriman pesan secara langsung pada dasarnya akan lebih efektif hasilnya
dibanding dengan penyampaian pesan secara tidak langsung. Penyampaian pesan
tidak langsung berarti komunikator memerlukan media atau sarana yang khusus
untuk melakukan aktivitas.
5. Media Komunikasi
Pemilihan lambang-lambang dan sarana serta media komunikasi memerlukan suatu
kepandaian dari komunikator. Media komunikasi dapat berwujud media tertulis atau
media lisan, manual atau elektrik atau elektronik, dll.
6. Umpan balik atau Feedback
Umpan balik atau Feedbackadalah out put yang dihasilkan berupa tanggapan atau
respon berupa hasil pengaruh pesan (massage yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan). Antara komunikator dan komunikan dalam jalinan komunikasi,
komunikator menghendaki memperoleh feedback (umpan balik) positif. Akan tetapi,
reaksi yang timbul dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator dapat
berkualitas positif, negative, atau netral, bahkan tak jarang tanpa reaksi sama sekali
atau reaksi nol.
Jenis-jenis tanggapan, respon atau feedback menurut Halph Weenterdiri dari empat jenis
sebagai berikut :
a. Zero Feedback
Feedback yang diterima oleh komunikator dari komunikan, oleh komunikator tidak dapat
dimengerti tentang apa yang dimaksud oleh komunikan.
b. Positive Feedback
Pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator dapat dimengerti dan
mencapai persetujuan, komunikan bersedia berpartisipasi memenuhi ajakan seperti
yang termuat dalam pesan yang diterimanya.
c. Neutral Feedback
Feedback yang tidak memihak, artinya pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada
komunikator tidaklah relevan atau tidak ada hubungannya dengan masalah yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
d. Negative Feedback
Yaitu pesan yang dikembalikan kembali oleh komunikan kepada komunikator
tidaklah mendukung atau menentang, yang terjadi kritikan atau kemarahan.
7. Gangguan atau Barrier
Gangguan atau Barrier dalam berkomunikasi dapat terjadi pada setiap unsur
komunikasi. Unsur gangguan yang memang merupakan unsur yang harus
dihilangkan dalam komunikasi; demikian pula tiap tahap komunikasi atau tiap tahap
penyampaian terdapat juga gangguan.
Komunikator sebagai subjek komunikasi merupakan titik terpenting dalam
berkomunikasi. Komunikator memiliki kriteria tertentu untuk bertindak sebagai
pelaku komunikasi secara efektif. Kemampuan menggunakan lambing-lambang
dalam penyampaian message (pesan) kepada komunikan merupakan jalur yang harus
mendapat perhatian dalam komunikasi agar hasil berkomunikasi mencapai titik
maksimal atau dengan perkataan lain mencapai komunikasi yang sempurna.
Dikalangan pendidikan, guru memegang kondisi kendali dalam menjadi poros
perhatian siswa. Sebagai komunikator dalam aktivitas interaksi proses belajar
mengajar, guru hendaknya dapat menempatkan diri dalam posisi penentu dalam
posisis penentu dalam penyampaian pesan (message) yang berisi pengetahuan,
norma-norma pembentukan sikap sekaligus sebagai panutan dalam keteladanan.

2.3. Jenis Hambatan Komunikasi


Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu
tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam
mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan,
serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal,
hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan

 Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi
meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.

 Hambatan kultural atau budaya


Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang
yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-
nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan
bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama,
atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai
atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang
tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi
dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan. (Baca
: Komunikasi Antar Budaya)

 Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik
komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik
ini pada umumnya dapat diatasi.

 Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi.
Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang
efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu
oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi.
Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta
waktu.
2.4 Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi
dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim
pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan
komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar.
Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
• Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
• Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
• Melakukan pengulangan jika diperlukan.
• Menerima dan memberikan umpan balik.
• Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
• Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi hambatan kultural atau
budaya dalam komunikasi.
2. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
 Menggunakan terminologi yang tepat.
 Berbicara dengan jelas.
 Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk
mendengarkan atau menerima pesan.
 Menggunakan volume suara yang sesuai.
 Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya
bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk
memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin
diketahui oleh penerima pesan.
3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu,
penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang
berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan
untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan
dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk
memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan
aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif,
hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :

 Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas.
Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
 Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika
mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi
berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang
diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda.
Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan
dibalik kata-kata yang diucapkan.
 Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
 Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi
bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan
tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
4. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang
dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh
ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan
dapat berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah
menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif
yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali
kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang
disampaikan oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase
memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan
dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan
dengan baik.

2. 5 Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan bagaimana komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan
komunikasi yang efektif.
Komunikasi memiliki fungsi dan tujuan yang penting dalam interaksi manusia
sehari-hari. Beberapa fungsi komunikasi antara lain memberikan informasi,
menyampaikan pendapat, memberikan motivasi pada orang lain, memberi saran, sugesti,
dan ajakan pada orang lain, mengekspresikan emosi, dan banyak lagi fungsi komunikasi
yang lainnya.
Proses terjadinya komunikasi termasuk sebagai suatu proses penyampaian
informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain.

Berikut akan dijelaskan proses terjadinya suatu komunikasi, dari mulai pesan akan dikirim,
sampai diterima penerima pesan serta reaksi dan umpan balik yang mungkin terjadi.
1. Pengirim Mengirim Pesan
Pada awal komunikasi, suatu pesan (message) yang akan dikirim oleh pengirim pesan
(komunikator/sender) akan disandikan (encoding) terlebih dahulu dalam simbol-simbol
tertentu (kata-kata, isyarat, tulisan, dan sebagainya). Tujuannya agar pesan yang
disampaikan mudah dimengerti dan menjaadi lebih efektif sehingga penerima pesan dapat
menginterpretasikan pesan tersebut sesuai maksud pengirim pesan.
2. Pesan Terkirim Melalui Media Tertentu
Setelah itu, pesan tersebut dikirimkan pada penerima pesan memalui saluran atau media
tertentu, tergantung pada jenis komunikasi yang dilakukan. Misalnya jika dilakukan
komunikasi langsung secara face-to-face, maka pesan kata-kata akan terkirimkan melalui
media udara.
3. Penerima Menerima Pesan
Selanjutnya, pesan tersebut akan diterima oleh penerima pesan (komunikan/receiver) dan
juga akan ditransformasikan kembali (decoding) menjadi bahasa yang dimengerti.
Singkatnya ini merupakan proses untuk memahami pesan oleh penerima pesan, dengan
harapan makna yang dipahami sesuai dengan yang dimaksud pengirim pesan.
4. Penerima Memberi Respon
Setelah pesan diterima dan diinterpretasi, maka akan ada reaksi atau respon dari penerima
pesan, bisa berupa tindakan atau perubahan tertentu. Respon yang dilakukan juga
tergantung bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai konteksnya atau tidak.
5. Timbul Umpan Balik
Terakhir dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feedback dari penerima
pesan, sebagai wujud dari pesan yang sudah tersampaikan. Hal ini terjadi pada komunikasi
dua arah yang berarti penerima pesan dan pengirim pesan akan bertukar peran, dan akan
saling berinteraksi satu sama lain.
6. Potensi Terjadi Hambatan
Pada proses komunikasi juga bisa terjadi gangguan atau hambatan, yakni kegaduhan atau
noise yang bisa menghalangi pesan terkirim. Dalam komunikasi langsung, hambatan ini
bisa berupa suara-suara lain sehingga pesan dari pengirim pesan tidak tersampaikan
seutuhnya, sehingga harus mengirim ulang pesan tersebut.

2.6. Jenis Komunikasi

Terdapat berbagai klasifikasi tentang jenis-jenis komunikasi, namun pada dasarnya jenis
komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama berdasarkan bentuk
penyampaiannya yaitu komunikasi verbal, komunikasi non-verbal dan komunikasi
tertulis. Berikut ini adalah pembahasan singkat tentang ketiga jenis komunikasi tersebut.
a. Komunikasi Verbal

Komunikasi Verbal adalah komunikasi Lisan yang disampaikan melalui kata-kata yang
diucapkan seperti pidato, presentasi, diskusi dan dialog tatap muka. Dalam komunikasi
Verbal ini, pengirim informasi berbagi pemikirannya dalam bentuk kata-kata. Nada
pembicara dan kualitas kata yang digunakan memainkan peranan yang sangat penting
dalam komunikasi verbal. Dalam penyampaiannya, pembicara harus menggunakan suara
yang keras atau nada yang lebih tinggi dan isi atau konten informasi yang jelas agar si
penerima informasi dapat dengan jelas memahami apa yang ingin disampaikan oleh si
pengirim informasi sehingga tidak menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman.

Pengirim infomasi atau pembicara juga harus memeriksa kembali apakah pendengar atau
penerima informasi tersebut telah mengerti dan memahami konten informasi yang
disampaikannya. Oleh karena itu, feedback atau umpan balik dari si penerima informasi
juga penting untuk diperhatikan sehingga komunikasi dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi Non-Verbal ini meliputi bahasa tubuh (body languange), gerak tubuh
(gesture), ekspresi wajah (facial expression) dan bentuk tubuh (posture). Dengan kata lain,
si pengirim informasi tidak menggunakan kata-kata dalam menyampaikan sesuatu yang
diinginkannya namun dengan menggunakan bahasa tubuh atau ekspresi wajah dan gerak
tubuh tertentu untuk mengirimkan informasi yang ingin disampaikannya. Kadang-kadang,
bahasa tubuh atau ekspresi wajah atau gerak tubuh tersebut terjadi secara tidak sengaja,
contohnya seperti berkeringat saat ketakutan atau pipinya merah saat merasa malu.

Sebagai contoh, pada saat kita ingin menyampaikan suatu pesan ketidaksenangan dalam
suatu perintah dari atasan dalam rapat namun kita tidak berani menolaknya dengan kata-
kata, biasanya kita akan menampilkan ekspresi wajah yang tidak senang atau mengeleng-
gelengkan kepala. Contoh lainnya seperti sakit kepala, kita akan meletakan tangan di
kening kita untuk menandakan ketidaknyamanan kepala kita, ini juga merupakan salah
satu dari bentuk komunikasi non-verbal.
c. Komunikasi Tertulis (Written Communication)

Komunikasi Tertulis atau written communication adalah proses penyampaian informasi


dengan menggunakan berbagai tanda, simbol, gambar dan tipografi. Informasi atau pesan
yang ingin disampaikan tersebut dapat dicetak ataupun ditulis dengan tulisan tangan.
Komunikasi tertulis ini sangat penting untuk mengkomunikasikan informasi yang rumit
seperti Statistik dan data-data penting lainnya yang tidak mudah untuk disampaikan
melalui pidato atau dialog. Komunikasi Tertulis ini memungkinkan informasi dicatat
sehingga dapat dijadikan referensi atau rujukan di kemudian hari dan hasil dari komunikasi
tertulis ini juga dapat dibahas berulang kali. Ada juga menyebutkan komunikasi tertulis ini
sebagai Komunikasi Visual (Visual Communication).

Komunikasi Tertulis atau Written Communication ini harus ringkas dan jelas agar dapat
mengkomunikasikannya secara efektif. Laporan tertulis yang bagus dan benar adalah
menggunakan tata bahasa yang tepat dan tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan
atau kata-kata yang tidak berbobot (bertele-tele) sehingga dapat benar-benar
menyampaikan informasi yang diperlukan.

2.7 Tujuan Komunikasi


Secara umum, tujuan dari komunikasi adalah terwujudnya perubahan,
pembentukan sifat, opini atau pendapat, pandangan, dan perilaku masyarakat dari
komunikasi sesuai dengan tujuan penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator.
Dalam berkomunikasi, bukan hanya tentang menyampaikan pesan dan informasi saja,
tetapi komunikasi juga harus membentuk makna serta mengemban setiap harapan di
dalamnya.
Maka dari itu, komunikasi memiliki banyak peranan yang penting dalam
menentukan efektifitas setiap orang yang bekerja sama dan yang mengkoordinasikan
usahanya dalam mencapai tujuan. Tujuan komunikasi itu sendiri dapat dilihat dari dua
sudut pandang yaitu kepentingan komunikator atau si pengirim pesan dan kepentingan
komunikan atau si penerima pesan.
Tujuan Komunikasi Secara Umum
1. Menemukan
Tujuan komunikasi yang paling dasar adalah menemukan, maksudnya menemukan sesuatu
yang kita perlukan dalam berkomunikasi. Entah menemukan jati diri, menemukan
informasi yang penting, dan semacamnya. Lewat komunikasi kita akan belajar memahami
bagaimana diri kita dan orang yang kita ajak bicara. Dengan terjalinnya
suatu komunikasi kita jadi tahu informasi yang sebelumnya tidak kita ketahui misalnya
letak suatu cafe atau resto yang bagus, jadwal olahraga, letak tempat-tempat hiburan yang
bisa kita datangi, dan informasi lainnya.
2. Menjaga hubungan baik
Komunikasi terjadi antara dua orang atau lebih sehingga muncul adanya suatu hubungan
baru yang terjalin saat berkomunikasi. Misalnya saja jika anda berkomunikasi dengan
keluarga yang letak rumahnya berjauhan maka akan meningkatkan kedekatan hubungan
anda. Jika anda sedang berada di suatu perjalanan, tidak akan ada percakapan atau
perkenalan jika tidak dimulai dengan komunikasi. Namun, agar tujuan ini berjalan dengan
lancar, anda harus menghindari miss komunikasi, kesalahpahaman, dan lain-lain antar dua
belah pihak atau lebih.
3. Meyakinkan
Komunikasi juga dilakukan dalam upaya untuk meyakinkan seseorang akan pesan yang
kita sampaikan misalnya saja sebuah media massa yang berupaya meyakinkan kita untuk
membeli produk yang mereka iklankan. Cara meyakinkan konsumen ini memang sengaja
dilakukan oleh penjual untuk mendapatkan profit dari hasil penjualan produk tersebut.
Contoh lainnya yaitu seorang guru yang menyampaikan pesan kepada muridnya untuk
meyakinkan mereka mengenai kebenaran atas apa yang Guru ajarkan atau sampaikan.
4. Mendapat hiburan
Hiburan sangat penting kita dapatkan saat perasaan atau pikiran sedang dalam keadaan
tidak baik, hiburan ini bisa anda dapatkan dari terjalinnya sebuah komunikasi. Misalnya
dengan menjalin komunikasi dengan teman, sahabat atau keluarga dengan cara bersenda
gurau atau mencurahkan hati. Kita juga bisa membicarakan banyak hal yang
menyenangkan dengan mereka misalnya membicarakan tentang hobi masing-masing,
tentang film, tentang musik, dan lain sebagainya.
5. Memberikan informasi penting
Tujuan komunikasi lainnya yaitu untuk memberikan suatu informasi yang penting baik
kepada pribadi atau personal maupun kepada khalayak ramai. Informasi penting tersebut
isinya bisa bermacam-macam misalnya saat kita memberitahu teman/sahabat acara ulang
tahun atau pernikahan kita. Sedangkan informasi yang kita berikan pada orang banyak
misalnya tentang jadwal gotong royong di suatu daerah tempat tinggal.
6. Mendidik
Mendidik di sini bermaksud untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
misalnya melakukan suatu kegiatan positif. Dalam hal ini komunikator harus memiliki
cara yang baik dan tepat dalam mendorong orang lain melakukan sesuatu yang bermanfaat,
dan bagaimana setiap komunikan menerima pesan tersebut sehingga mau melakukan
kegiatan yang diusulkan atau diminta oleh komunikator.
7. Mengubah opini masyarakat
Dalam mengubah pandangan atau opini seseorang memang menjadi hal yang agak sulit
dalam berkomunikasi. Karena tidak setiap orang bisa menerima opini atau pendapat yang
berbeda dari yang mereka miliki. Namun inilah yang dinamakan tujuan dalam
berkomunikasi, yaitu bisa menyamakan pendapat atau mengubah opini yang sudah
terlanjur muncul di masyarakat. Tugas seorang komunikator dalam mengubah opini atau
pandangan yang salah dalam masyarakat harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan kecurigaan atau rasa tersinggung dari komunikan.
 Agar setiap gagasan diterima dengan baik
Pesan, informasi, ide atau gagasan yang dilontarkan oleh setiap komunikator tentunya
harus diterima dengan baik juga oleh si penerima pesan. Jika perlu seorang komunikator
harus memberikan pendekatan persuasive kepada orang-orang atau masyarakat yang
menerima pesan tersebut. Agar pesan itu tidak terkesan memaksakan kehendak maka cara
penyampaian pun harus dilakukan dengan baik dan tepat dan dilakukan dengan cara-cara
yang baik.
 Pesan yang diterima harus dipahami dengan baik
Tidak semua pesan yang kita sampaikan akan diterima dengan baik oleh para komunikan,
hal itu dikarenakan cara berpikir setiap orang berbeda-beda. Maka sebagai komunikator,
sampaikanlah pesan dengan sebaik-baiknya, detail dan sampai tuntas. Sampai komunikan
menerima, mengerti, dan mengolah pesan yang sudah disampaikan oleh seorang
komunikator. Selain itu komunikator juga harus memahami dengan baik orang yang diajak
bicara, pahami keinginan atau aspirasi masyarakat yang sebenarnya sehingga pesan dapat
dijelaskan dengan cara yang mereka inginkan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan
didalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan, dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan.
2. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas,
mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam
memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan
personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
3. Proses komunikasi merupakan bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan
komunikasi yang efektif.
4. Tujuan dari komunikasi adalah terwujudnya perubahan, pembentukan sifat, opini atau
pendapat, pandangan, dan perilaku masyarakat dari komunikasi sesuai dengan tujuan
penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator.

3.2 Saran

Komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan
dalam berkomunikasi , sehingga sudah selayaknya kita mengetahui dan memahami cara
untuk membangun komunikasi efektif.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.syahrulchelsky.com/2017/04/makalah-membangun-komunikasi-efektif.html

http://wildandiapari.blogspot.com/2012/04/membangun-komunikasi-efektif.html

http://windatryastuti.blogspot.com/2015/06/komunikasi-efektif.html

https://pakarkomunikasi.com/hambatan-hambatan-komunikasi

Anda mungkin juga menyukai