Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan dan menuyusun makalah membangun
komunikasi efektif. Makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk dapat
mengetahui tentang komunikasi efektif. Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk
membuat makalah ini sebagai makalah yang akan mudah dimengerti oleh para pembaca,
untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak baik praktisi maupun nara sumber sangat
kami harapkan.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini, kami
mengucapkan banyak terimakasih semoga langkah awal kita ini merupakan ambil dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semoga kita semua mendapat limpahan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin
Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi
meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik
komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik
ini pada umumnya dapat diatasi.
Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi.
Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang
efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu
oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi.
Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta
waktu.
2.4 Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi
dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim
pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan
komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar.
Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
• Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
• Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
• Melakukan pengulangan jika diperlukan.
• Menerima dan memberikan umpan balik.
• Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
• Mengembangkan sikap empati terhadap
penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi hambatan kultural atau
budaya dalam komunikasi.
2. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
Menggunakan terminologi yang tepat.
Berbicara dengan jelas.
Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk
mendengarkan atau menerima pesan.
Menggunakan volume suara yang sesuai.
Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya
bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk
memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin
diketahui oleh penerima pesan.
3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu,
penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang
berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan
untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan
dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk
memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan
aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif,
hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas.
Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika
mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi
berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang
diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda.
Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan
dibalik kata-kata yang diucapkan.
Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi
bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan
tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
4. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang
dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh
ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan
dapat berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah
menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif
yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang
disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali
kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang
disampaikan oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase
memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan
dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan
dengan baik.
2. 5 Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan bagaimana komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan
komunikasi yang efektif.
Komunikasi memiliki fungsi dan tujuan yang penting dalam interaksi manusia
sehari-hari. Beberapa fungsi komunikasi antara lain memberikan informasi,
menyampaikan pendapat, memberikan motivasi pada orang lain, memberi saran, sugesti,
dan ajakan pada orang lain, mengekspresikan emosi, dan banyak lagi fungsi komunikasi
yang lainnya.
Proses terjadinya komunikasi termasuk sebagai suatu proses penyampaian
informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain.
Berikut akan dijelaskan proses terjadinya suatu komunikasi, dari mulai pesan akan dikirim,
sampai diterima penerima pesan serta reaksi dan umpan balik yang mungkin terjadi.
1. Pengirim Mengirim Pesan
Pada awal komunikasi, suatu pesan (message) yang akan dikirim oleh pengirim pesan
(komunikator/sender) akan disandikan (encoding) terlebih dahulu dalam simbol-simbol
tertentu (kata-kata, isyarat, tulisan, dan sebagainya). Tujuannya agar pesan yang
disampaikan mudah dimengerti dan menjaadi lebih efektif sehingga penerima pesan dapat
menginterpretasikan pesan tersebut sesuai maksud pengirim pesan.
2. Pesan Terkirim Melalui Media Tertentu
Setelah itu, pesan tersebut dikirimkan pada penerima pesan memalui saluran atau media
tertentu, tergantung pada jenis komunikasi yang dilakukan. Misalnya jika dilakukan
komunikasi langsung secara face-to-face, maka pesan kata-kata akan terkirimkan melalui
media udara.
3. Penerima Menerima Pesan
Selanjutnya, pesan tersebut akan diterima oleh penerima pesan (komunikan/receiver) dan
juga akan ditransformasikan kembali (decoding) menjadi bahasa yang dimengerti.
Singkatnya ini merupakan proses untuk memahami pesan oleh penerima pesan, dengan
harapan makna yang dipahami sesuai dengan yang dimaksud pengirim pesan.
4. Penerima Memberi Respon
Setelah pesan diterima dan diinterpretasi, maka akan ada reaksi atau respon dari penerima
pesan, bisa berupa tindakan atau perubahan tertentu. Respon yang dilakukan juga
tergantung bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai konteksnya atau tidak.
5. Timbul Umpan Balik
Terakhir dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feedback dari penerima
pesan, sebagai wujud dari pesan yang sudah tersampaikan. Hal ini terjadi pada komunikasi
dua arah yang berarti penerima pesan dan pengirim pesan akan bertukar peran, dan akan
saling berinteraksi satu sama lain.
6. Potensi Terjadi Hambatan
Pada proses komunikasi juga bisa terjadi gangguan atau hambatan, yakni kegaduhan atau
noise yang bisa menghalangi pesan terkirim. Dalam komunikasi langsung, hambatan ini
bisa berupa suara-suara lain sehingga pesan dari pengirim pesan tidak tersampaikan
seutuhnya, sehingga harus mengirim ulang pesan tersebut.
Terdapat berbagai klasifikasi tentang jenis-jenis komunikasi, namun pada dasarnya jenis
komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama berdasarkan bentuk
penyampaiannya yaitu komunikasi verbal, komunikasi non-verbal dan komunikasi
tertulis. Berikut ini adalah pembahasan singkat tentang ketiga jenis komunikasi tersebut.
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi Lisan yang disampaikan melalui kata-kata yang
diucapkan seperti pidato, presentasi, diskusi dan dialog tatap muka. Dalam komunikasi
Verbal ini, pengirim informasi berbagi pemikirannya dalam bentuk kata-kata. Nada
pembicara dan kualitas kata yang digunakan memainkan peranan yang sangat penting
dalam komunikasi verbal. Dalam penyampaiannya, pembicara harus menggunakan suara
yang keras atau nada yang lebih tinggi dan isi atau konten informasi yang jelas agar si
penerima informasi dapat dengan jelas memahami apa yang ingin disampaikan oleh si
pengirim informasi sehingga tidak menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman.
Pengirim infomasi atau pembicara juga harus memeriksa kembali apakah pendengar atau
penerima informasi tersebut telah mengerti dan memahami konten informasi yang
disampaikannya. Oleh karena itu, feedback atau umpan balik dari si penerima informasi
juga penting untuk diperhatikan sehingga komunikasi dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi Non-Verbal ini meliputi bahasa tubuh (body languange), gerak tubuh
(gesture), ekspresi wajah (facial expression) dan bentuk tubuh (posture). Dengan kata lain,
si pengirim informasi tidak menggunakan kata-kata dalam menyampaikan sesuatu yang
diinginkannya namun dengan menggunakan bahasa tubuh atau ekspresi wajah dan gerak
tubuh tertentu untuk mengirimkan informasi yang ingin disampaikannya. Kadang-kadang,
bahasa tubuh atau ekspresi wajah atau gerak tubuh tersebut terjadi secara tidak sengaja,
contohnya seperti berkeringat saat ketakutan atau pipinya merah saat merasa malu.
Sebagai contoh, pada saat kita ingin menyampaikan suatu pesan ketidaksenangan dalam
suatu perintah dari atasan dalam rapat namun kita tidak berani menolaknya dengan kata-
kata, biasanya kita akan menampilkan ekspresi wajah yang tidak senang atau mengeleng-
gelengkan kepala. Contoh lainnya seperti sakit kepala, kita akan meletakan tangan di
kening kita untuk menandakan ketidaknyamanan kepala kita, ini juga merupakan salah
satu dari bentuk komunikasi non-verbal.
c. Komunikasi Tertulis (Written Communication)
Komunikasi Tertulis atau Written Communication ini harus ringkas dan jelas agar dapat
mengkomunikasikannya secara efektif. Laporan tertulis yang bagus dan benar adalah
menggunakan tata bahasa yang tepat dan tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan
atau kata-kata yang tidak berbobot (bertele-tele) sehingga dapat benar-benar
menyampaikan informasi yang diperlukan.
3.1. Kesimpulan
1. Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan
didalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan, dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai
dengan harapan.
2. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas,
mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam
memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan
personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
3. Proses komunikasi merupakan bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan
komunikasi yang efektif.
4. Tujuan dari komunikasi adalah terwujudnya perubahan, pembentukan sifat, opini atau
pendapat, pandangan, dan perilaku masyarakat dari komunikasi sesuai dengan tujuan
penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator.
3.2 Saran
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan
dalam berkomunikasi , sehingga sudah selayaknya kita mengetahui dan memahami cara
untuk membangun komunikasi efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.syahrulchelsky.com/2017/04/makalah-membangun-komunikasi-efektif.html
http://wildandiapari.blogspot.com/2012/04/membangun-komunikasi-efektif.html
http://windatryastuti.blogspot.com/2015/06/komunikasi-efektif.html
https://pakarkomunikasi.com/hambatan-hambatan-komunikasi