Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERBEDAAN CAMEL, CAMELS DAN RGEC

Nama : Tony Hartanto


Nim : 18062303
Kelas : 23F

UNIVERSITAS MERCUBUANA
DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA
2019
Metode CAMEL

Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan


bank umum di Indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah.
Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mencakup
penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:
A. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi komponen-komponen berikut ini:
1. Kecukupan modal
2. Komposisi modal
3. Proyeksi (trend ke depan) permodalan
4. Kemampuan modal dalam mengcover aset bermasalah
5. Kemampuan bank yang bersangkutan memelihara kebutuhan tambahan modal yang
berasal dari laba
6. Rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, dan
7. Akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk
meningkatkan permodalan bank yang bersangkutan.

B. Kualitas aset (Asset quality)


Penilaian kualitas aset meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini:
1. Kualitas aktiva produktif
2. Konsentresi eksposur risiko kredit
3. Perkembangan risiko kredit bermasalah
4. Kecukupan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)
5. Kecukupan kebijakan dan prosedur
6. Sistem kaji ulang (review) internal
7. Sistem dikomentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah
C. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini:
1. Kualitas manajemen umum dam penerapan manajemen risiko
2. Keputusan bank atas ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada bank Indonesia dan
atau pihak lain.

D. Rentabilitas (Earning)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian atas komponen-komponen
berikut ini :
1. Pencapaian return on asset (ROA)
2. Pencapaian return on equity (ROE)
3. Pencapaian NIM (Net Interest Margin)
4. Tingkat efisiensi
5. Perkembangan laba operasional
6. Diversifiksi pendapatan
7. Penerapan prinsip akuntansi dan pengakuan pendapatan dan biaya
8. Prospek laba operasional

E. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :
1. Rasio aktiva/pasiva yang likuid
2. Potensi maturity mismatch
3. Kondisi loan to deposit ratio (LDR)
4. Proyeksi cash flow (arus kas)
5. Konsentresi pendanaan
6. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liability management)
7. Akses kepada sumber pendanaan
8. Stabilitas pendanaan
9. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar meliputi :
a. kemampuan modal bank dalam meng-cover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi
(adverse movement) suku bunga dan nilai tukar
b. kecukupan penerapan manajemen risiko pasar

Metode RGEC

Metode RGEC, merupakan singkatan dari Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earning, dan Capital. Pedoman perhitungan diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia
No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, yang
mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan
Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara
individual maupun secara konsolidasi. Prinsip-prinsip umum penilaian tingkat kesehatan bank
umum yang menjadi landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank adalah:
1. Berorientasi Risiko
2. Proporsionalitas
3. Materialitas dan Signifikansi
4. Komprehensif dan Terstruktur

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual mencakup


penilaian terhadap faktor-faktor berikut: Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan Permodalan.
Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap Risiko inheren dan kualitas
penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri
atas 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar,
Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan,
dan Risiko Reputasi. Dalam menilai Profil Risiko, Bank wajib pula memperhatikan
cakupan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Perbedaan Metode Penilainan Kesehatan Bank Menggunakan metode CAMEL dan RGEC

1. Dalam perhitungan CAR perhitungan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko. Pada
CAMELS, memperhitungkan ATMR dengan menggunakan risiko kredit dan risiko pasar saja.
Sedangkan untuk perhitungan ATMR pada RGEC, selain menggunakan risiko kredit dan risiko
pasar, maka ditambah dengan menggunakan risiko operasional.

2. Dalam penilaian CAMELS, jika hasil peringkat suatu bank pada parameter atau indikator pada
Asset Quality, Liquidity, & Sensitifity to Market Risk buruk, maka dapat diprediksi bahwa
bank tersebut akan mengalami kebangkrutan. Tetapi dalam penilaian RGEC, jika hasil
peringkat suatu bank pada parameter atau indikator pada Risk Profile buruk, maka bank
tersebut belum dapat diprediksi akan mengalami kebangkrutan selama parameter penanganan
risiko bank itu sangat baik sehingga dapat mencegah atau meminimalisasi akan terjadinya
kebangkrutan.

Anda mungkin juga menyukai