Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN PUSTAKA

FARMAKOLOGI

ATORVASTATIN

A. FARMAKOKINETIK
1. Absorbsi

Atorvastatin diabsorpsi cepat per konsumsi oral. Konsumsi obat bersama makanan akan
menurunkan kecepatan absorpsi obat, tetapi tidak mempengaruhi efek terapi obat.

Konsentrasi plasma maksimum terjadi antara 1‒2 jam. Onset atorvastatin 3-5 hari dengan
durasi kerja 48-72 jam. Efek maksimum akan tercapai dalam 2 minggu.

Konsentrasi plasma atorvastatin lebih rendah, apabila dikonsumsi malam hari, dibandingkan
konsumsi pagi hari.

2. Distribusi

Volume rata-rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan dengan protein plasma sekitar
98%. Observasi pada hewan percobaan, obat ini diekskresikan ke dalam air susu, dan juga
melewati sawar plasenta.

3. Bioavabilitas

Bioavailabilitas absolut adalah sekitar 14%. Kemampuan untuk menghambat enzim


reduktase HMG-CoA secara sistemik adalah sekitar 30%.

4. Metabolisme

Metabolisme primer atorvastatin terjadi di hepar. Metabolit yang terbentuk adalah derivat
ortohidroksi dan parahidroksi, serta berbagai produk betaoksidasi. Sekitar 70% dari aktivitas
inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-CoA dilakukan oleh metabolit-metabolit aktif ini.
5. Ekskresi

Secara primer, obat dan metabolitnya dieksresikan ke dalam cairan empedu, setelah terjadi
proses metabolisme di hepar dan ekstra hepatik. Namun, obat diperkirakan tidak menjalani
resirkulasi enterohepatik. Kurang dari 2% dari dosis atorvastatin ditemukan dalam urin.

Waktu paruh atorvastatin sekitar 14 jam. Namun, waktu paruh aktivitas inhibisi terhadap
enzim reduktase HMG-CoA adalah 20‒30 menit.[2,10,14,15]

6. Farmakodinamik

Atorvastatin kalsium (ATC) adalah molekul yang paling disukai di antara statin, digunakan
untuk mengobati hiperkolesterolemia keluarga atau non keluarga, hingga sedang dan
diperkenalkan oleh Pfizer Inc., AS sebagai Lipitor®. ATC tidak stabil dan berisiko panas,
ringan, dan lembab ketika dikemas dalam bentuk tablet, bubuk, butiran, atau dalam kapsul;
sebagai hasilnya, bentuk asam hidroksi (HF) dikonversi menjadi bentuk lakton (LF) ( 1 , 2 ).
Karena HF ATC ada sebagai spesies asam bebas, ia sekitar 15 kali lebih mudah larut
daripada LF karena gugus karboksil dari asam hidroksil terionisasi; perbedaan kelarutan ini
menjadi lebih besar.Mekanisme untuk laktonisasi yang dikatalisis oleh asam spesifik dari
bentuk asam hidroksi ATC (arah ke depan) dan hidrolisis yang dikatalisis oleh asam spesifik
dari lakton ATC (arah terbalik). Sisa molekul, dan struktur kimia Atorvastatin Kalsium.

Enzim HMG-CoA (3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A) bekerja di hepar, dengan


mengkatalisis konversi HMG-CoA menjadi mevalonate. Keadaan ini merupakan proses
permulaan dari biosintesis kolesterol. Mevalonat adalah suatu prekursor sterol, termasuk
kolesterol. Kolesterol dan trigliserida bersirkulasi dalam peredaran darah, sebagai bagian dari
lipoprotein.

Kadar kolesterol dan lipoprotein ini dapat diturunkan oleh atorvastatin melalui mekanisme
berikut:

 Inhibisi enzim reduktase HMG-CoA, dan sintesis kolesterol dalam hati


 Peningkatan sejumlah reseptor LDL hepar pada permukaan sel, untuk mempertinggi
pengambilan, dan katabolisme LDL
 Reduksi LDL yang terbentuk dan juga produksi LDL
Mekanisme-mekanisme di atas akan menyebabkan efek terapi sebagai berikut:

 Meningkatkan HDL pada para pasien dengan hipertrigliseridemia yang terisolasi


 Memproduksi variabel untuk meningkatkan HDL, dan apolipoprotein A-1
 Menurunkan total kolesterol, LDL, VLDL, apo B, dan trigliserida
 Menurunkan kolesterol IDL pada para pasien yang mengalami disbetalipoproteinemia

Pada populasi yang kurang/jarang dapat merespon efek obat-obat penurun lipid, contohnya
pada beberapa pasien dengan riwayat familial homozigot hiperkolesterolemia, atorvastatin
dapat menurunkan kadar LDL.[2,10,14,15]

7. GOLONGAN TERAPI

Antihipercholesterolemia

8. INDIKASI
1. Menurunkan risiko stroke dan serangan jantung pada pasien diabetes tipe 2 tanpa
bukti adanya penyakit jantung namun dengan faktor risiko kardiovaskuler lainnya
seperti darah tinggi.
2. Menurunkan risiko stroke, serangan jantung, dan prosedur revasularisasi pada
pasien tanpa adanya riwayat penyakit jantung koroner namun memiliki faktor
risiko multipel selain diabetes (seperti merokok, kolestrol LDL yang rendah,
riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner di usia muda)
3. Pasien dengan penyakit jantung koroner, untuk menurunkan risiko infark
miokard, stroke, prosedur revaskularisasi, rawat inap dengan diagnosis gagal
jantung, dan angina (nyeri dada karena jantung)
4. Sebagai terapi tambahan pada diet untuk mengurangi peningkatan kolesterol total,
c-LDL, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien dengan hiperkolesterolemia
primer; kombinasi hiperlipidemia; hiperkolesteolemia heterozigous dan
homozigous familial ketika respon terhadap diet dan pengukuran non farmakologi
lainnya tidak mencukupi.
5. Pada pasien pediatrik (10-17 tahun): sebagai terapi tambahan pada diet untuk
mengurangi kadar kolesterol total, c-LDL dan Apo-B pada laki-laki dan wanita
yang telah mengalami menstruasi, usia 10-17 tahun, dengan hiperkolesteolemia
heterozigous dan homozigous familial jika setelah trial yang cukup dari terapi
diet, diketahui :

c-LDL tersisa ≥ 190 mg/dL atau

c-LDL tersisa ≥ 160 mg/dL atau


9. DOSIS,CARA PEMBERIAN DAN LAMA PEMBERIAN
a. Hiperkolesterolemia primer dan hiperlipidemia campuran, biasanya 10 mg sekali
sehari, bila perlu dapat ditingkatkan dengan interval 4 minggu hingga maksimal
80 mg sekali sehari. Anak 10-17 tahun: dosis awal 10 mg sekali sehari
(pengalaman terbatas dengan dosis diatas 80 mg sehari);

b. Hiperkolesterolemia turunan, dosis awalnya 10 mg sehari, tingkatkan dengan


interval 4 minggu sampai 40 mg sekali sehari; bila perlu, tingkatkan lebih lanjut
sampai maksimal 80 mg sekali sehari (atau dikombinasi dengan resin penukar
anion pada hiperkolesterolemia turunan heterozigot). Anak 10-17 tahun hingga 20
mg sekali sehari (pengalaman terbatas dengan dosis lebih besar).

c. Dosis awal: 10-20 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari, boleh diminum
kapanpun.

d. Jika penurunan LDL-C yang besar (lebih dari 45%) diperlukan: Mulai
dengan dosis 40 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
Muatan dosis: 10-80 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
e. Hypercholesterolemia utama & hypercholesterolemia campuran: 10-20 mg
melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
f. Homozygous familial hypercholesterolemia: Biasanya sebesar 80 mg.
g. Heterozygous familial hypercholesterolemia: Pada awalnya sebesar 10 mg
melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
h. Boleh disesuaikan setiap 4 minggu hingga 10 mg/hari.
i. Dosis maksimum: 80 mg/hari.

10. KONTRA INDIKASI


1. Kontraindikasi dari Atorvastatin yaitu pada wanita hamil, menyusui, pasien
dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya (MIMS, 2017).
2. Dosis harus berdasarakan pada riwayat lipoprotein pasien.
3. Peningkatan dosis harus selesai dalam jarak 4 minggu, sesuai dengan respon
pasien hingga tingkat lipoprotein yang diinginkan tercapai.
4. Tidak boleh digunakan pada pasien dengan penyakit liver (hati) kronis.
5. Sebelumnya, fungsi liver (hati) harus dites, setelah 6-12 minggu menjalani terapi
dan dengan peningkatan dosis manapun.
11. EFEK SAMPING
 Efek samping yang terjadi yaitu nyeri perut 4%, konstipasi 3%, diare 4%, perut
kembung 1%, mual, infeksi saluran kemih, myalgia 6%, lemas 4%, radang
tenggorokan 3% (Charles, 2009).
 Terjadinya myopathy dan biasanya dihubungkan dengan dosis tinggi ketika statin
dikombinasikan dengan nicotinic acid (niacin) atau fibrate, pada pasien dengan
kerusakan hati atau ginjal, infeksi serius, hipotiroidisme, dan pada pasien usia
lanjut. Terjadinya rhabdomyolysis, namun agak jarang. Sarankan pasien untuk
segera berkonsultasi dengan dokter, jika tanda-tanda penyakit otot yang mengarah
pada myopathy terjadi (khususnya jika disertai oleh demam dan rasa tidak enak
badan).

12. INTERAKSI OBAT


antasid, antipirin, kolestipol, digoksin, eritromisin/klaritromisin, kontrasepsi oral, inhibitor
protease,siklosporin,derivate asam fibrat .kontrasepsi oral yang mengandung noretrindron &
etnil estradiol,obat yang menurunkan kadar hormon steroid endogen misalnya,
ketokonazole,spironolakton,&simetidin.

a. Dengan obat lain

interaksi obat mungkin mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping
serius.

Simpan daftar semua produk yang di gunakan (termasuk obat resep/tanpa resepdokter).
Beritahu dokter dan apoteker. Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat
tanpa persetujuan dokter.

Terdapat 411 jenis obat yang dapat berinteraksi dengan obat ini, di antaranya:

 itraconazole (Sporanox)
 ketoconazole (Nizoral)
 boceprevir (Victrelis)
 cimetidine (Tagamet)
 clarithromycin (Biaxin)
 cobicistat (Stribild)
 colchicine (Colcrys)
 digoxin (Lanoxin)
 efavirenz (Sustiva, dalam Atripla)
 kontrasepsi oral (pil kontrol kelahiran)
 obat penurun kolesterol lainnya seperti fenofibrate (Tricor)
 gemfibrozil (Lopid)
 niacin (asam nikotin, Niacor, Niaspan)
 penghambat protease HIV tertentu macam darunavir (Prezista)
 fosamprenavir (Lexiva)
 lopinavir (dalam Kaletra)
 nelfinavir (Viracept)
 ritonavir (Norvir, dalam Kaletra)
 saquinavir (Invirase)
 tipranavir (Aptivus)
 obat penekan sistem imun macam cyclosporine (Neoral, Sandimmune)
 rifampin (Rifadin, Rimactane)
 spironolactone (Aldactone)
 telaprevir (Incivek)

6. Dengan makanan
Obat ini tidak bisa digunakan bersamaan dengan konsumsi jus jeruk bali karena interaksi
obat dapat terjadi. Jika terjadi interaksi, dapat meningkatkan risiko efek samping dari obat
seperti kerusakan hati atau kondisi yang serius namun jarang terjadi seperti rhabdomyolysis,
yaitu suatu kondisi di mana terjadi kerusakan jaringan kerangka otot.

Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan
interaksi terjadi. Diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan profesional mengenai
penggunaan obat dengan makanan, alkohol, atau tembakau.

13. PENGARUH
1. Terhadap Ibu Hamil
jika minum Atorvastatin saat hamil dapat berbahaya bagi janin dan berpotensi
menyebabkan bayi lahir cacat. Bahkan, Anda mungkin dapat mengalami keguguran jika
tetap mengonsumsi obat ini saat hamil.Hal ini disebabkan kondisi tubuh dan kesehatan
ibu hamil lebih rentan terganggu. Terlebih lagi, tidak ada yang dapat membuktikan
bahwa konsumsi atorvastatin dapat mengurangi produksi lemak jahat pada ibu hamil.

2. Terhadap ibu menyusui


jika pada ibu menyusui, atorvastatin dapat keluar melalui ASI, sehingga dapat terminum oleh
bayi yang sedang menyusu. Oleh sebab itu, jangan mengonsumsi obat ini jika Anda sedang
menyusui, atau jika Anda benar-benar harus mengonsumsi obat ini, berhentilah menyusui
untuk sementara hingga Anda berhenti menggunakan obat ini.

14. PERINGATAN
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Penderita dengan riwayat gangguan fungsi
hati, miopati, hindari menggunakan alkohol, hamil dan menyusui, dan anak- anak usia
dibawah 10 tahun. Kategori kehamilan: X.
15. BENTUK SEDIAAN YANG BEREDAR
Tablet , kaplet (avesco) , tablet salut gula (truvaz)

16. MERK DAGANG


1. Actalipid
2. Atofar
3. Atorsan
4. Atorwin
5. Avesco
6. Caduet
7. Debostin
8. Lipitor
9. Stator
10. Stavinor
11. Truvaz
12. Dll
DAFTAR PUSTAKA

3. Anonim, (2014)MIMS PETUNJUK KONSULTASI Edisi15.Jakarta


4. http://pionas.pom.go.id/monografi/atorvastatin

5. http://eprints.umm.ac.id/41360/3/BAB%20II.pdf

6. https://www.scribd.com/document_downloads/direct/263928103?extension=docx
&ft=1562342536&lt=1562346146&user_id=385248523&uahk=qyVh68C38742r
dTsDaUphftPKsc

Anda mungkin juga menyukai